Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. (Roma 15:1)
Dalam hukum rimba siapa
yang kuat dia yang berkuasa, yang lemah sering kali menjadi korban. hukum
seperti itu biasanya berlaku di hutan rimba, namun dalam kehidupan manusia juga
bisa diterapkan, yang kuat sewenang-wenang menindas yang lemah. Bagaimana kalau
yang kuat menanggung kelemahan yang tidak kuat?
Orang Kristen-Yahudi di
Roma merasa diri lebih kuat dari orang Kristen non-Yahudi. Sikap ini melahirkan
tindakan yang menimbulkan perpecahan. Paulus mengajak mereka untuk memamfaatkan
kelebihan dan kekuatan mereka secara positif. Bagaimana caranya?
Pertama,
mereka seharusnya membantu yang lemah; kedua, kita mencari kesenangan sendiri;
melainkan ketiga, berusaha untuk saling membangun, memakai kekuatan atau
kelebihan Tuhan karuniakan agar kita membantu kelemahan orang lain, bukan
menghambatnya.
Kristus dasar kebersamaan
jemaat. Sulit untuk tidak egois. Untuk bisa memenuhi panggilan Kristen kita,
kita harus mengikuti teladan hidup Kristus dan memohon kekuatan dari Allah
sendiri. Dengan berdasarkan kedua hal ini, bertindak sesuai kehendak Kristus.
Bukankah Kristus tidak pernah mencari kepentinganNya sendiri melainkan menaati
kehendak Allah untuk kepentingan umat tebusanNya?
Saling menerima adalah sikap
yang serasi dengan sikap Kristus yang menerima kita tanpa memandang siapa kita. Jika kita Kristosentris bukan
Egosentris, pastilah tidak sulit memelihara prsatuan gereja. Amin
Sumber: Renungan Harian HKBP Tahun 2013
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. (Roma 15:1)
Dalam hukum rimba siapa
yang kuat dia yang berkuasa, yang lemah sering kali menjadi korban. hukum
seperti itu biasanya berlaku di hutan rimba, namun dalam kehidupan manusia juga
bisa diterapkan, yang kuat sewenang-wenang menindas yang lemah. Bagaimana kalau
yang kuat menanggung kelemahan yang tidak kuat?
Orang Kristen-Yahudi di
Roma merasa diri lebih kuat dari orang Kristen non-Yahudi. Sikap ini melahirkan
tindakan yang menimbulkan perpecahan. Paulus mengajak mereka untuk memamfaatkan
kelebihan dan kekuatan mereka secara positif. Bagaimana caranya?
Pertama,
mereka seharusnya membantu yang lemah; kedua, kita mencari kesenangan sendiri;
melainkan ketiga, berusaha untuk saling membangun, memakai kekuatan atau
kelebihan Tuhan karuniakan agar kita membantu kelemahan orang lain, bukan
menghambatnya.
Kristus dasar kebersamaan
jemaat. Sulit untuk tidak egois. Untuk bisa memenuhi panggilan Kristen kita,
kita harus mengikuti teladan hidup Kristus dan memohon kekuatan dari Allah
sendiri. Dengan berdasarkan kedua hal ini, bertindak sesuai kehendak Kristus.
Bukankah Kristus tidak pernah mencari kepentinganNya sendiri melainkan menaati
kehendak Allah untuk kepentingan umat tebusanNya?
Saling menerima adalah sikap
yang serasi dengan sikap Kristus yang menerima kita tanpa memandang siapa kita. Jika kita Kristosentris bukan
Egosentris, pastilah tidak sulit memelihara prsatuan gereja. Amin
Sumber: Renungan Harian HKBP Tahun 2013
No comments :
Post a Comment