Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Wednesday, July 28, 2021

Efesus 4: 1-7 Memelihara Kesatuan Roh

 Bacaan Firman Tuhan: Efesus 4: 1-7

Orang kristen itu bukan orang barbar, semau gue, sesuka gue. Setiap orang kristen menyadari diantaranya ada orang lain dan juga ada Tuhan. Orang-orang yang ada diantara kita memiliki sikap, karakter, prilaku yang berbeda-beda. Maka firman Tuhan mengajak kita agar bijaksana dalam membangun relasi dengan orang-orang yang ada disekitar kita, khususnya dalam persekutuan kita orang-orang yang telah diselamatkan di dalam penebusan Yesus Kristus.

Monday, July 19, 2021

2 Raja-raja 4: 42-44 Allah Memelihara UmatNya

 Bacaan Firman Tuhan: 2 Raja-raja 4: 42-44

Dalam kitab 2 Raja-raja 4 kita dapat melihat berbagai mujizat yang Tuhan perbuat melalui pelayanan nabi Elisa. Pemeliharaan Tuhan kepada keluarga janda (1-7), melepaskan perempuan Sunem dari penderitaannya karena tidak memiliki anak dan juga mujizat menghidupkan kembali anaknya yang telah mati (8-37), melepaskan rombongan nabi dari makanan beracun (38-41) dan dalam nas renungan kita saat ini tentang mencukupkan makanan yang sedikit untuk dapat dimakan seratus orang bahkan masih ada sisanya (42-44).

Hal ini memberikan kepada kita suatu penglihatan akan kuasa Allah ditengah-tengah kehidupan kita. Ada beragam pergumulan, namun Tuhan mengetahui dan Tuhan sanggup untuk melepaskan kita dari berbagai pergumulan kita dan cara-cara Tuhan memberikan kelepasan adalah dengan hal-hal yang tidak terduga. Namun yang patut kita perhatikan bahwa mujizat Tuhan terjadi ketika abdi Allah yaitu Elisa ada dalam pergumulan itu. Artinya bahwa kita percaya bahwa ada penyertaan dan pertolongan Tuhan diantara orang-orang yang selalu beserta dengan Tuhan, ketika kita tetap mau untuk tunduk dan taat kepada perintah Tuhan, maka akan selalu ada pertolongan Tuhan.

Ketika seorang dari Baal-Salisa datang kepada Elisa membawa roti hulu, dua puluh roti jelai dan gandum baru, Elisa memerintahkan agar pelayannya membagikannya, namun pelayannya itu merasa kesulitan untuk membagikannya, karena bagaimana mungkin itu cukup untuk dibagikan kepada seratus orang. Namun Elisa meyakinkan pelayannya itu bahwa itu akan cukup karena Tuhan yang sudah berfirman bahwa makanan itu akan cukup bahkan akan ada sisanya.

Kita teringat dengan mujizat yang jauh lebih besar lagi sebagaimana yang dilakukan Tuhan Yesus kepada lima ribu orang dan masih sisa dua belas bakul lagi. Sesungguhnya Tuhan memperhatikan dan mencukupkan kebutuhan orang-orang yang mengikutiNya. Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Tuhan pasti memelihara orang-orang yang percaya kepadaNya. 

Beberapa hal yang bisa kita renungkan melalui nas ini:

             1.     Tuhan punya banyak cara untuk memelihara hidup kita

Dari nas ini kita dapat melihat bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhan hidup Elisa dan rombongan nabi-nabi dengan mendatangkan seorang Baal-Salisa untuk membawa makanan kepada mereka. Maka kita diigatkan untuk menghidupi keyakinan bahwa Allah tahu kebutuhan hidup kita, Dia tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang kita perlukan. Tuhan punya banyak jalan dan cara untuk memberkati kehidupan kita, jangan kita hanya bersandar pasrah pada pikiran dan kemampuan kita yang terbatas, tetapi tetaplah berjalan dan lakukan segala sesuatu yang kita mampu lakukan, selebihnya percayakan kepada Tuhan yang berkuasa atas kehidupan ini. Dia bisa membuka jalan, cara maupun mengutus orang-orang yang mau memberikan kita pertolongan. Ada banyak cara Tuhan memberkati perjalanan hidup kita.

             2.     Jangan kawatir akan hidupmu

Melihat kekawatiran pelayan nabi Elisa untuk membakikan makanan karena tidak akan cukup, hal ini menggambarkan bagaimana keterbatasan kita manusia. Secara pertimbangan pikiran memang makanan itu tidak cukup maka wajar jika pelayan itu kawatir, tetapi disinilah kuasa Tuhan bekerja dalam memelihara hidup mereka, bahwa yang sedikit itu dapat dicukupkan bahkan dilebihkan oleh Tuhan bagi mereka.

Pikiran-pikiran seperti ini bisa muncul dalam kehidupan kita. jika dari pertimbangan pikiran bagaimana penghasilan yang sedikit dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, untuk makan, transportasi, biaya listrik, air, dan lain sebagainya. Namun tanpa kita sadari bahwa Tuhan itu sungguh baik dan penuh rahmat dalam hidup kita, Dia selalu mencukupkan kebutuhan hidup kita diluar kemampuan dan logika kita. Maka kita diajak untuk tidak pernah kawatir akan kehidupan kita, walaupun sedikit tetapi jika kita memakainya dengan rasa syukur kepada Tuhan, maka yang sedikit itu akan menjadi berkat dalam hidup kita. Ada yang berkata “saya bisa apa”; “aku tidak mampu”, banyak orang yang menyerah dengan keadaan karena mempertimbangkan kemampuannya, dia tidak jauh mempertimbangkan bahwa ada Tuhan yang dapat memberkati setiap orang dalam keterbatasannya. Jika semua yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keyakinan akan penyertaan Tuhan, yakinlah bahwa Tuhan ada bersama kita dalam menyempurnakan segala kelemahan kita.

              3.     Taat kepada perintah Tuhan

Dalam kekawatiran pelayan itu untuk membagikan makanan, Elisa meneguhkannya bahwa apa yang akan diperbuatnya itu bukanlah seperti yang dipikirkannya tetapi akan terjadi seperti kehendak Tuhan. Kita percaya bahwa ketika kita mau untuk taat pada apa yang diperintahkan oleh Tuhan, maka rencana Tuhan yang terbaik atas hidup kita akan terjadi.

Kita dapat melihat bagaimana keyakinan Elisa dan juga keteguhannya meyakinkan hambanya didasarkan atas apa yang dikatakan oleh firman Tuhan. Kita diingatkan kembali ketika Tuhan Yesus mengatakan: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Maka dasar keyakinan kita adalah firman Allah, itulah yang memberikan kehidupan kepada kita. Yang dapat menjamin kehidupan kita hanyalah Tuhan. Sehingga jika kita ingin hidup, carilah Tuhan bukan mencari roti, karena dengan sendirinya orang yang mencari Tuhan sudah mendapatkan roti, sebab sumber roti yang menjadi kebutuhan fisik kita berasal dari firman yang keluar dari mulut Allah. Sebagaimana juga yang dikatakan Tuhan Yesus: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Yang pertama adalah iman, doa, pengharapan bahwa kita yakin yang kita perlukan untuk hidup kita ada pada Tuhan. Maka apapun yang sedang kita usahakan, rencanakan, butuhkan, inginkan harus memiliki dasar yang jelas. Jika kita ingin menikmati berkat yang melimpah jangan cari buahnya, tetapi carilah pohonnya yang adalah sumber dari buahnya. 

Friday, July 9, 2021

Amos 7: 10-17 Tetaplah Menyuarakan Kebenaran

 

Bacaan Firman Tuhan: Amos 7: 10-17

Dalam nas ini kita melihat pembicaraan antara Amos dan Amazia, mereka sama-sama bekerja untuk Allah. Amazia dapat dikatakan sebagai imam profesional yang mendapatkan kedudukan dan status yang tinggi di kerajaan Israel Utara, sementara Amos bukan seorang yang terpelajar maupun seorang imam, Amos hanyalah seorang peternak domba dan pemungut buah pohon ara di hutan, tetapi Tuhan berkenan kepada Amos untuk menyuarakan nubuatan Tuhan.

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Efesus 4: 1-7 Memelihara Kesatuan Roh

Efesus 4: 1-7 Memelihara Kesatuan Roh

 Bacaan Firman Tuhan: Efesus 4: 1-7

Orang kristen itu bukan orang barbar, semau gue, sesuka gue. Setiap orang kristen menyadari diantaranya ada orang lain dan juga ada Tuhan. Orang-orang yang ada diantara kita memiliki sikap, karakter, prilaku yang berbeda-beda. Maka firman Tuhan mengajak kita agar bijaksana dalam membangun relasi dengan orang-orang yang ada disekitar kita, khususnya dalam persekutuan kita orang-orang yang telah diselamatkan di dalam penebusan Yesus Kristus.

2 Raja-raja 4: 42-44 Allah Memelihara UmatNya

2 Raja-raja 4: 42-44 Allah Memelihara UmatNya

 Bacaan Firman Tuhan: 2 Raja-raja 4: 42-44

Dalam kitab 2 Raja-raja 4 kita dapat melihat berbagai mujizat yang Tuhan perbuat melalui pelayanan nabi Elisa. Pemeliharaan Tuhan kepada keluarga janda (1-7), melepaskan perempuan Sunem dari penderitaannya karena tidak memiliki anak dan juga mujizat menghidupkan kembali anaknya yang telah mati (8-37), melepaskan rombongan nabi dari makanan beracun (38-41) dan dalam nas renungan kita saat ini tentang mencukupkan makanan yang sedikit untuk dapat dimakan seratus orang bahkan masih ada sisanya (42-44).

Hal ini memberikan kepada kita suatu penglihatan akan kuasa Allah ditengah-tengah kehidupan kita. Ada beragam pergumulan, namun Tuhan mengetahui dan Tuhan sanggup untuk melepaskan kita dari berbagai pergumulan kita dan cara-cara Tuhan memberikan kelepasan adalah dengan hal-hal yang tidak terduga. Namun yang patut kita perhatikan bahwa mujizat Tuhan terjadi ketika abdi Allah yaitu Elisa ada dalam pergumulan itu. Artinya bahwa kita percaya bahwa ada penyertaan dan pertolongan Tuhan diantara orang-orang yang selalu beserta dengan Tuhan, ketika kita tetap mau untuk tunduk dan taat kepada perintah Tuhan, maka akan selalu ada pertolongan Tuhan.

Ketika seorang dari Baal-Salisa datang kepada Elisa membawa roti hulu, dua puluh roti jelai dan gandum baru, Elisa memerintahkan agar pelayannya membagikannya, namun pelayannya itu merasa kesulitan untuk membagikannya, karena bagaimana mungkin itu cukup untuk dibagikan kepada seratus orang. Namun Elisa meyakinkan pelayannya itu bahwa itu akan cukup karena Tuhan yang sudah berfirman bahwa makanan itu akan cukup bahkan akan ada sisanya.

Kita teringat dengan mujizat yang jauh lebih besar lagi sebagaimana yang dilakukan Tuhan Yesus kepada lima ribu orang dan masih sisa dua belas bakul lagi. Sesungguhnya Tuhan memperhatikan dan mencukupkan kebutuhan orang-orang yang mengikutiNya. Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Tuhan pasti memelihara orang-orang yang percaya kepadaNya. 

Beberapa hal yang bisa kita renungkan melalui nas ini:

             1.     Tuhan punya banyak cara untuk memelihara hidup kita

Dari nas ini kita dapat melihat bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhan hidup Elisa dan rombongan nabi-nabi dengan mendatangkan seorang Baal-Salisa untuk membawa makanan kepada mereka. Maka kita diigatkan untuk menghidupi keyakinan bahwa Allah tahu kebutuhan hidup kita, Dia tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang kita perlukan. Tuhan punya banyak jalan dan cara untuk memberkati kehidupan kita, jangan kita hanya bersandar pasrah pada pikiran dan kemampuan kita yang terbatas, tetapi tetaplah berjalan dan lakukan segala sesuatu yang kita mampu lakukan, selebihnya percayakan kepada Tuhan yang berkuasa atas kehidupan ini. Dia bisa membuka jalan, cara maupun mengutus orang-orang yang mau memberikan kita pertolongan. Ada banyak cara Tuhan memberkati perjalanan hidup kita.

             2.     Jangan kawatir akan hidupmu

Melihat kekawatiran pelayan nabi Elisa untuk membakikan makanan karena tidak akan cukup, hal ini menggambarkan bagaimana keterbatasan kita manusia. Secara pertimbangan pikiran memang makanan itu tidak cukup maka wajar jika pelayan itu kawatir, tetapi disinilah kuasa Tuhan bekerja dalam memelihara hidup mereka, bahwa yang sedikit itu dapat dicukupkan bahkan dilebihkan oleh Tuhan bagi mereka.

Pikiran-pikiran seperti ini bisa muncul dalam kehidupan kita. jika dari pertimbangan pikiran bagaimana penghasilan yang sedikit dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, untuk makan, transportasi, biaya listrik, air, dan lain sebagainya. Namun tanpa kita sadari bahwa Tuhan itu sungguh baik dan penuh rahmat dalam hidup kita, Dia selalu mencukupkan kebutuhan hidup kita diluar kemampuan dan logika kita. Maka kita diajak untuk tidak pernah kawatir akan kehidupan kita, walaupun sedikit tetapi jika kita memakainya dengan rasa syukur kepada Tuhan, maka yang sedikit itu akan menjadi berkat dalam hidup kita. Ada yang berkata “saya bisa apa”; “aku tidak mampu”, banyak orang yang menyerah dengan keadaan karena mempertimbangkan kemampuannya, dia tidak jauh mempertimbangkan bahwa ada Tuhan yang dapat memberkati setiap orang dalam keterbatasannya. Jika semua yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keyakinan akan penyertaan Tuhan, yakinlah bahwa Tuhan ada bersama kita dalam menyempurnakan segala kelemahan kita.

              3.     Taat kepada perintah Tuhan

Dalam kekawatiran pelayan itu untuk membagikan makanan, Elisa meneguhkannya bahwa apa yang akan diperbuatnya itu bukanlah seperti yang dipikirkannya tetapi akan terjadi seperti kehendak Tuhan. Kita percaya bahwa ketika kita mau untuk taat pada apa yang diperintahkan oleh Tuhan, maka rencana Tuhan yang terbaik atas hidup kita akan terjadi.

Kita dapat melihat bagaimana keyakinan Elisa dan juga keteguhannya meyakinkan hambanya didasarkan atas apa yang dikatakan oleh firman Tuhan. Kita diingatkan kembali ketika Tuhan Yesus mengatakan: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Maka dasar keyakinan kita adalah firman Allah, itulah yang memberikan kehidupan kepada kita. Yang dapat menjamin kehidupan kita hanyalah Tuhan. Sehingga jika kita ingin hidup, carilah Tuhan bukan mencari roti, karena dengan sendirinya orang yang mencari Tuhan sudah mendapatkan roti, sebab sumber roti yang menjadi kebutuhan fisik kita berasal dari firman yang keluar dari mulut Allah. Sebagaimana juga yang dikatakan Tuhan Yesus: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Yang pertama adalah iman, doa, pengharapan bahwa kita yakin yang kita perlukan untuk hidup kita ada pada Tuhan. Maka apapun yang sedang kita usahakan, rencanakan, butuhkan, inginkan harus memiliki dasar yang jelas. Jika kita ingin menikmati berkat yang melimpah jangan cari buahnya, tetapi carilah pohonnya yang adalah sumber dari buahnya. 

Amos 7: 10-17 Tetaplah Menyuarakan Kebenaran

Amos 7: 10-17 Tetaplah Menyuarakan Kebenaran

 

Bacaan Firman Tuhan: Amos 7: 10-17

Dalam nas ini kita melihat pembicaraan antara Amos dan Amazia, mereka sama-sama bekerja untuk Allah. Amazia dapat dikatakan sebagai imam profesional yang mendapatkan kedudukan dan status yang tinggi di kerajaan Israel Utara, sementara Amos bukan seorang yang terpelajar maupun seorang imam, Amos hanyalah seorang peternak domba dan pemungut buah pohon ara di hutan, tetapi Tuhan berkenan kepada Amos untuk menyuarakan nubuatan Tuhan.