tag:blogger.com,1999:blog-61494988943411985002024-02-27T00:35:41.648+07:00Khotbah dan Renungan KristenKumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus KristusPorisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.comBlogger591125tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-71448462769416849832024-01-24T12:19:00.003+07:002024-01-24T12:19:55.440+07:001 Korintus 8: 1-13 Jangan Menjadi Batu Sandungan Bagi Sesama<p><b>Bacaan Firman Tuhan: 1 Korintus 8: 1-13</b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Korintus, sebuah kota kuno di Yunani yang merupakan kota metropolitan
Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang makmur
pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara
materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini yang
terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu. Selain itu, kota ini juga ada
banyak kuil penyembahan berhala, karena mayoritas orang Korintus adalah
penyembah dewa-dewi. Mereka sering melakukan penyembahan berhala dengan memakan
daging yang dipersembahkan kepada dewa-dewi. Pada zaman itu untuk mengadakan
sebuah pesta sering diadakan di kuil-kuil sebagai penghormatan kepada ilah-ilah
yang mereka percaya dan para tamu undangan akan diundang untuk datang ke kuil.<span></span></span></p><a name='more'></a> <o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Nas ini adalah bagian dari tanggapan Paulus atas pertanyaan jemaat
Korintus tentang “daging persembahan berhala” (pasal 8-10). Kemungkinan besar
Paulus melarang jemaat Korintus untuk mengikuti pesta yang seperti itu, tetapi
ada dari jemaat Korintus yang tidak setuju dengan alasan mereka sudah memiliki
“pengetahuan” bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Yesus Kristus, sehingga
kedatangan mereka ke kuil penyembahan berhala tidak akan menggoyahkan iman
mereka, dan mereka juga memiliki “pengetahuan” bahwa segala sesuatu adalah baik
dan tidak ada yang haram jika diterima dengan ucapan syukur dan doa (10:25; 1
Tim.4:4-5).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Paulus menjelaskan bahwa tidak ada masalah jika mereka memakan daging
yang telah dipersembahkan dan mengikuti pesta orang Korintus dengan menggunakan
“pengetahuan” mereka. Tetapi dengan berbuat seperti itu, mereka menjadi batu
sandungan bagi jemaat yang “hati nuraninya” (perasaan moral tentang apa yang
tepat dan apa yang tidak tepat) lemah yang belum memilki pengetahuan seperti
yang mereka miliki. Maka Paulus menasehatkan supaya apapun yang mereka lakukan
harus berdasarkan kasih yang membangun iman satu dengan yang lain, dan bukan
berdasarkan “pengetahuan”. Bahwa diatas pengetahuan yang mereka miliki masih
ada pengetahuan yang jauh lebih tinggi lagi (ay.2). Jika pengetahuan yang
mereka miliki masih membuat mereka sombong, maka itu bukanlah pengetahuan yang
sejati orang beriman, tetapi pengetahuan yang sejati itu adalah pengetahuan
yang membangun dan menumbuhkan kasih kepada orang lain. Kekristenan tidak hanya
sebatas pada pengetahuan secara doktrin atau teologi, tetapi lebih dari itu
adalah berdampak pada kehidupan yang saling menumbuhkan iman dan kasih.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Istilah “batu sandungan” adalah sesuatu yang membuat orang jatuh
sehingga menjadi binasa baik secara jasmani maupun rohani. Dalam Perjanjain
Lama berkaitan dengan perbuatan yang membuat orang buta menjadi terantuk dengan
cara menaruh suatu benda di jalan yang dilaluinya. Namun dalam Perjanjian Baru,
batu sandungan digunakan lebih luas lagi, yaitu membuat seorang jatuh ke dalam
dosa atau merusak kerohanian seseorang (Matius 18:6). Batu kecil yang nampaknya
tidak berarti, namun dapat membuat seseorang jatuh tersandung, demikian juga
hal-hal yang kita anggap sepele baik melalui perkataan, perbuatan dan tingkah
laku kita dapat membuat orang lain tersesat atau jatuh ke dalam dosa. Maka agar
kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, kita harus mampu
mengendalikan diri dalam perkataan maupun perbuatan dan mengusahakan diri kita
menjadi teladan yang baik bagi banyak orang. Amin</span></p><p></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-72681966369763791502023-09-24T07:19:00.003+07:002023-09-24T07:19:25.290+07:00Kejadian 8: 15-22 Tuhan Memulihkan Kehidupan UmatNya<p> <b style="text-align: justify;">Bacaan Firman: Kejadian 8: 15-22</b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Nas ini adalah bahagian dari
kisah tentang air bah. Tuhan murka atas kejahatan manusia di muka bumi, dari
sekian banyak manusia di muka bumi, hanya Nuh yang hidupnya benar dan tidak
bercela di hadapan Tuhan. maka dapat kita bayangkan bagaimana kacaunya kejahatan
manusia jika hanya Nuh saja yang benar dihadapan Tuhan.<span></span></p><a name='more'></a> <o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebelum Tuhan mendatangkan air
bah yang akan membajiri seluruh permukaan bumi, Nuh diperintahkan untuk membuat
bahtera untuk diisi oleh Nuh beserta keluarganya dan juga berbagai jenis
binatang berpasang-pasangan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam nas kita di minggu ini
menjelaskan kepada kita bagaimana ketika air bah telah surut dan Tuhan
perintahkan Nuh dan semua yang ada dalam bahtera untuk keluar dan memulai
kembali hidup yang baru dalam dunia ini.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimana kita dapat memahami air
bah ini bisa kita analogikan seperti sebuah komputer. Ketika sebuah komputer
yang baru dipakai tidak ada kendala, kerjanya cepat, dan seiring berjalannya
waktu data-data yang tersimpan dalam komputer ini semakin banyak dan hingga
kemudian komputer ini terkena virus yang membuat komputer ini menjadi lambat
dan membuat data yang di dalamnya menjadi rusak. Karena pemilik komputer ini
sangat sayang pada komputernya ini dan supaya bisa dapat digunakan kembali,
maka jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menginstal ulang, dengan
konsekuensi semua data akan hilang dan berbagai softwere yang pernah terinstal
akan hilang. Dan setelah diinstal ulang komputer ini akan bekerja kembali
seperti baru lagi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Seperti itulah yang dilakukan
oleh Tuhan dengan dunia ini ketika Tuhan mendatangkan air bah. Setelah air bah
itu surut, semua kembali seperti baru lagi. Yang tinggal hanyalah Nuh (yang
hidup benar dan tidak bercela) beserta keluarganya dan juga berbagai jenis
binatang berpasang-pasangan. Dan dalam nas ini Tuhan mengatakan bahwa Dia tidak
akan mendatangkan air bah lagi, sekalipun Tuhan tahu bahwa kecenderungan hati
manusia itu adalah jahat, kejahatan dan dosa bisa kembali lagi dilakukan oleh
manusia, tetapi Tuhan tidak akan membinasakan manusia lagi dengan air bah. Dengan
kasihNya, Dia tetap memelihara segala yang diciptakanNya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kalau kita kembali ke analogi
komputer tadi, kalau komputer itu di instal ulang, tidak tertutup kemungkinan
bahwa komputer itu bisa terserang virus lagi, tetapi pemiliknya berjanji tidak
akan menginstal ulang lagi karena dia telah memasukkan anti virus yang
tercanggih. Walaupun manusia itu bisa berdosa lagi, Tuhan tidak akan
membinasakan orang berdosa itu seperti kedahsyatan air bah, karena Tuhan sudah
memberikan anakNya yang tunggal Yesus Kristus ke dalam dunia ini untuk
menyelamatkan manusia yang jatuh ke dalam dosa. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jika ada data yang terinfeksi
virus, data itu tidak akan di hapus, namun akan dibersihkan oleh anti virus. Jika
manusia berdosa, Tuhan tidak akan binasakan kita, tetapi Dia akan bersihkan
kita dari dosa kita. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kita akan melihat apa pesan yang
bisa kita pelajari dari nas ini:<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"> <b> 1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;"> </span></b></span>Kita
mau menyadari dan mengenali diri kita sendiri, seperti yang Tuhan katakan bahwa
kecenderungan hati kita manusia adalah jahat, dari dalam diri kita selalu ada
naluri untuk berdosa. Sehingga kita harus selalu memperhatikan dan menjaga diri
kita sendiri dengan tetap berwaspada dengan apa yang kita perbuat, ucapkan, lihat,
dengar dan segala aspek kehidupan kita. seperti yang tertulis di 2 Timotius 4:5
“kuasailah dirimu dalam segala hal”<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Inilah yang
dilakukan oleh Nuh sesaat setelah keluar dari bahtera. Yang pertama
dilakukannya adalah mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban
bakaran bagi Tuhan. nuh menyadari siapa dirinya di hadapan Tuhan, jika dia
diberi kehidupan maka itu adalah anugerah dari Tuhan. Walaupun Tuhan mengatakan
bahwa Nuh adalah orang benar dan tidak bercela, tetapi Tuhan juga katakan bahwa
kecenderungan hati manusia adalah jahat. Sehingga walaupun Nuh adalah orang
benar dan tidak bercela, bisa saja dia berubah menjadi jahat. Maka selama kita
hidup harus tetap menjaga dan menguasai diri. Dan yang dilakukan oleh Nuh untuk
menguasai diri adalah dengan mengikat diri kepada Tuhan dengan mendirikan
mezbah kepada Tuhan dan mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Ibadah, penyembahan
dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan adalah cara yang dapat kita
lakukan untuk tetap menguasai diri supaya kita tidak jatuh ke dalam dosa.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"> <b> 2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;"> </span></b></span>Secara
khusus di minggu ini, gereja kita merayakan Minggu Ekologi untuk menumbuhkan
kesadaran dan keperdulian kita pada lingkungan hidup. Melalui kisah tentang air
bah ini, kita diingatkan bahwa bukan manusia saja yang dipulihkan oleh Tuhan,
tetapi semua ciptaanNya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Binatang-binatang yang ikut dalam bahtera itu
diberkati Tuhan supaya tetap berkembang biak<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Tumbuh-tumbuhan diberkati supaya bisa ditabur
dan dituai<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Alam mengikuti siklus yang ditetapkan Tuhan:
dingin – panas; kemarau – hujan; siang – malam. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">Akhir-akhir
inimasalah kerusakan lingkungan sudah menjadi pembicaraan penting oleh
pemimpin-pemimpin dunia untuk bersama-sama mencari solusi atas kerusakan
lingkungan yang sudah terjadi saat ini. Karena kenyataan saat ini: spesies
binatang sudah ada yang punah, ada yang sudah langka, penebangan pohon,
pencemaran udara, air dan tanah sehingga terjadi pemanasan global yang
meningkatkan suhu bumi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">Kita tidak
bisa katakan “biar pemerintah saja yang mengurus dan memikirkannya”, menjaga
kelestarian lingkungan tempat kita hidup adalah tanggung jawab kita bersama,
dan secara khusus adalah tanggung jawab iman kita untuk mengasihi dan
memelihara semua yang diciptakan oleh Tuhan. Setidaknya kita memiliki
keperdulian untuk turut menjaga kelestarian lingkungan dengan hal-hal yang
sederhana dengan: berhebat menggunakan listrik, air, tidak membuang sampah
sembarangan, mengurangi penggunaan kantong plastik, memelihara tanaman di
pekarangan rumah.<o:p></o:p></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-7984542311881931482023-09-20T08:01:00.004+07:002023-09-20T08:01:49.133+07:00Filipi 1: 21-30 Tuhan Memulihkan UmatNya<p> <b style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pembacaan Firman: Filipi 1: 21-30</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">1.</span></b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">
Saat menuliskan surat Filipi ini, Paulus yang sedang dalam penjara. Ada dua
kemungkinan yang akan terjadi kepadanya, yaitu antara hidup dan mati. Tetapi
bagi Paulus bagik hidup dan mati sama saja baiknya. Itulah sebabnya
dikatakannya “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”
(ay. 21). Sehingga walaupun Paulus dalam penjara tidak membuatnya menderita,
tetapi dia tetap dalam sukacita, karena Kristuslah yang hidup di dalamnya.
Sebab yang dipenjara adalah tubuhnya, tetapi jiwa dan rohnya tetaplah merdeka.<span></span></span></p><a name='more'></a> <o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Apa
yang diperlihatkan oleh Paulus ini menjadi teladan bagi kita, sebab dalam
kehidupan ini bisa saja kita terpenjara oleh berbagai pergumulan dalam
kehidupan ini walaupun tubuh kita bebas. Bisa seseorang bebas pergi kemana pun
dia mau, tetapi hidupnya selalu terbeban oleh berbagai pikiran yang memberatkan
hidupnya. Jika kita benar-benar menghidupi iman di dalam Kristus, sekalipun
kelihatannya kita terkurung oleh berbagai pergumulan dan persoalan dalam hidup,
tetapi kita bisa bebas untuk bersukacita dalam hidup, sebab orang yang
menghidupi iman di dalam Kristus akan selalu yakin akan pemeliharaan Tuhan
dalam hidupnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">2.</span></b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">
Kemudian, Paulus lebih lanjut menjelaskan bagaimana yang dirasakannya dalam
penjara, dalam sukacitanya muncul seperti dilema dalam dirinya antara hidup dan
mati adalah sama-sama baiknya. Mungkin kalau kita sekarang di tanya memilih
antara hidup dan mati mungkin kita akan memilih hidup, namun bagi Paulus ada
dilema. Jika mati lebih baik, tetapi jika hidup lebih perlu. Jika dia mati itu
artinya lebih baik karena kerinduannya untuk berjumpa dan bersama dengan
Kristus akan lebih cepat, namun jika hidup lebih perlu, karena dia bisa lebih
banyak lagi waktu untuk melayani.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dari
sini kita belajar bahwa memang waktu hidup kita di dunia adalah di tangan
Tuhan, tetapi orang yang benar-benar mengimani Tuhan Yesus, baik mati dan hidup
adalah sama baiknya. Namun Paulus lebih memilih untuk tetap hidup, bukan karena
dia takut mati, tetapi supaya lebih banyak lagi buah pelayanannya yang bisa
dikerjakannya. Dari sini kita belajar bahwa jika Tuhan masih memberikan kita
nafas kehidupan di dunia ini itu artinya supaya lebih banyak lagi buah yang
baik yang dihasilkan dari kehidupan kita. Supaya jika kita hidup, maka hidup
kita harus menjadi berkat dalam dunia ini. Hidup yang Tuhan berikan haruslah
bermakna dan berdampak, baik kepada keluarga, gereja, tempat kita bekerja dan
kepada semua orang yang ada disekitar kita. Sehingga hidup kita menjadi
kemuliaan bagi nama Tuhan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kita
mengingat bagaimana perumpamaan Tuhan Yesus (Lukas 13:6-9) tentang pemilik
kebun yang menunggu 3 tahun supaya pohon ara berbuah, namun tidak kunjung
berbuah. Kemudian pemilik kebun masih bersabar dengan memberi pupuk dan
menunggu setahun lagi. Jika setahun lagi pohon ara itu tidak kunjung berbuah,
maka pohon itu akan ditebang. Dari sini kita belajar, bahwa Tuhan yang memberi
hidup, jika Tuhan masih memberikan kepada kita waktu untuk hidup lebih lama
lagi, artinya Tuhan masih berharap bahwa kita masih akan memberikan buah yang
lebih banyak lagi. Sehingga kita tidak bisa hanya asal hidup, tetapi mari kita
tanyakan pada diri kita sendiri, “apa yang telah aku perbuat?”; “buah seperti
apa yang telah aku hasilkan yang menyenangkan hati Tuhan?”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">3.</span></b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">
Paulus menasehatkan “hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus” (ay.
27). Paulus mau mengatakan, bahwa dia tidak tahu apa yang akan terjadi dalam
hidupnya, apakah dia akan dihukum mati, dipenjara seumur hidup atau bahkan akan
dibebaskan. Tetapi apapun yang akan terjadi padanya, Paulus tidak mau iman dan
pertumbuhan jemaat Filipi itu bergantung pada Paulus. Apakah Paulus nantinya
bisa berjumpa dengan jemaat Filipi atau tidak lagi akan bernah bertemu lagi,
hendaknya jemaat Filipi tetap hidup dalam Injil Kristus, iman mereka tidak akan
goyah dengan penderitaan yang mereka alami. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dari
sini kita belajar bagaimana kita memiliki integritas seorang Kristen yang dapat
dipercaya. Ada banyak hal yang mungkin terjadi dalam hidup kita, sukacita –
dukacita, mudah – sulit, tetapi apapun situasi yang terjadi dalam hidup kita,
bagaimana kita tetap konsisten berpegang pada firman Tuhan. apapun yang terjadi
tidak membuat iman kita goyah dan tidak berpaling dari iman kepada Tuhan Yesus.
<o:p></o:p></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-53453083124552608372023-09-14T17:30:00.004+07:002023-09-14T17:30:37.956+07:001 Korintus 4: 1-5 Jangan Menghakimi<p> <b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Bacaan Firman
Tuhan: 1 Korintus 4: 1-5</span></b></p>
<p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">“Jangan
Menghakimi”<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><span> </span><span> </span>Rasul Paulus memberikan teguran-teguran dan sekaligus
memberikan pengajaran tentang persoalan-persoalan yang terjadi di jemaat
Korintus, dan salah satunya adalah tentang perpecahan yang terjadi di jemaat
Korintus. Setelah paulus pergi dari Korintus, datang pengajar-pengajar lain ke
Korintus (Apolos dan Petrus) untuk memberitakan Injil. Namun jemaat di Korintus
akhirnya terpecah karena mereka mengagung-angungkan pengajar yang mereka sukai,
akhirnya memunculkan adanya golongan Paulus, golongan Apolos dan golongan
Petrus. Mereka saling menganggap diri mereka lebih baik dari yang lain karena
pemimpin rohani yang mereka agungkan lebih baik dari pemimpin rohani yang lain.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><span> </span><span> </span>Paulus melihat persoalan ini adalah suatu kesombongan yang
saling membanggakan diri lebih baik dari yang lain. Paulus mengingatkan jemaat
bahwa semua kita mempunyai kasih karunia yang sama di dalam Kristus, adakah
kasih karunia Kristus itu berbeda-beda kepada setiap orang, sehingga dia bisa
mengangkat dirinya lebih dari yang lain? Rasul Paulus memberikan contoh tentang
dirinya sendiri, dia dipanggil Allah menjadi seorang rasul, namun Paulus tidak
pernah mengangkat dirinya merasa lebih tinggi dari yang lainnya, justru yang
diperlihatkannya adalah dirinya sebagai hamba yang sangat rendah, dihina, dimaki,
difirnah, dipikuli, direndahkan, dipenjarakan, namun Paulus tetap sabar
menghadapinya, karena dia tahu siapa dirinya adalah hamba/pelayan Kristus (ay.
6-21). Sehingga perpecahan yang terjadi di jemaat Korintus karena
golongan-golongan dari salah satu pemimpin rohani yang mereka ciptakan sendiri
adalah kesombongan yang tidak layak ada dalam tubuh Kristus, sebab siapapun
pemimpin rohaninya semuanya adalah hamba/pelayan Kristus.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><span> </span><span> </span>Maka secara khusus dari teks bacaan kita minggu ini, mengajak
kita menggumuli tema “jangan menghakimi”. Kita akan melihat dasar-dasar mengapa
kita tidak selayaknya menghakimi, karena menghakimi adalah salah satu tanda
dari kesombongan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"> 1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--></b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><b>Hamba
Kristus yang dapat dipercaya</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Paulus menasehatkan supaya jemaat di korintus tidak
menyebut mereka sebagai pemimpin golongan, tetapi sebagai hamba/pelayan yang
diurapi. Kata “hamba” dalam bahasa Yunani yang dipakai Paulus disini adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“huperetes”</i> yang berarti bawahan. Kata
ini dipakai untuk orang-orang yang duduk dibangku paling bawah dalam sebuah
kapal yang bertugas untuk mendayung. Sehingga Paulus hendak mengatakan bahwa
dirinya dan pelayan lainnya tidak layak untuk ditinggikan dan dihormati untuk
duduk di atas, justru tempat mereka adalah di bawah dan mengerjakan
pekerjaannya tanpa perlu untuk diketahui dan dilihat orang (penumpang di perahu
itu tahu kalau kapal itu berjalan karena ada orang yang mendayungnya, tetapi
mereka tidak tahu siapa orang yang mendayungkannya).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Demikianlah ketulusan hati yang harus dimiliki oleh
setiap orang percaya, apapun yang kita kerjakan, lakukan tidak perlu memperoleh
sebuah pengakuan maupun menyombongkan diri dengan apa yang telah kita capai.
Tetapi kita melakukan segala sesuatu yang terbaik adalah karena panggilan Tuhan
dalam hidup kita dan kita melakukannya sebagai seorang yang dapat dipercaya.
Kepercayaan yang telah Tuhan berikan kepada kita harus kita tujukkan kepada
Tuhan bahwa kita dapat dipercaya. Artinya kita melakukan segala sesuatu adalah
untuk Tuhan (Kolose 3:23). Apa yang ada pada kita bukan untuk disombongkan
dengan menganggap seakan itu adalah karena kehebatan dan kemampuan kita, tetapi
kita harus katakan bahwa apa yang ada pada kita adalah berasal dari Tuhan yang
dipercayakan kepada kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"> <b> 2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;"> </span></b></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><b>Jangan
menghakimi karena Tuhanlah yang berhak menghakimi</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"> Dari sini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Paulus menasehatkan supaya kita<b><u> tidak mendahului
keputusan Tuhan</u></b> dengan menghakimi orang lain. Dengan menghakimi sesama kita
manusia itu artinya kita telah mendahului keputusan Tuhan sebagai hakim
tertinggi. Itulah sebabnya Paulus katakan dalam nas ini <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu
sebelum Tuhan datang”. Artinya, sebelum Tuhan datang sebagai hakim untuk
mengadili kita, kita masih diberi kesempatan untuk berubah dari perbuatan kita
yang salah. Sehingga kita tidak bisa memvonis seseorang dengan penghakiman
kita, padahal Tuhan masih memberi kesempatan untuk bertobat. Itulah sebabnya
sering kita menjumpai perkataan demikian, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“dulu
dia adalah seorang yang jahat, tetapi sekarang dia tidak seperti dulu lagi,
sekarang dia sangat baik”</i>. Betapa cerobohnya kita menghakimi seseorang,
jika dikemudian hari dia tidak seperti yang kita tuduhkan itu. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Paulus <b><u>tidak takut dan tidak malu sekalipun ada orang
yang menghakiminya dan memfitnahnya</u></b>, karena penghakiman tertinggi adalah
penghakiman Tuhan. Yang menyatakan kita benar atau salah bukanlah manusia,
tetapi Tuhan. Sehingga kita harus dapat bijak menyikapi penghakiman maupun
fitnahan yang dituduhkan kepada kita, jika memang penghakiman manusia itu
tidaklah benar, jangan justru kita gusar dan tidak tenang dalam hidup, sehingga
kita hanya menyusahkan diri sendiri. Tetapi serahkan semuanya kepada Tuhan Sang
Hakim Agung.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Paulus juga <b><u>tidak mau menghakimi diri sendiri</u></b> (3b).
Jangankan menghakimi orang lain, menghakimi diri sendiri pun Paulus tidak mau. Ada
banyak orang yang jatuh dalam pergumulan yang berat karena menghakimi diri
sendiri. Memvonis diri sebagai orang bodoh, tidak bisa apa-apa, tidak berbakat,
akhirnya dia hanya meratapi diri sendiri, hidup dengan penyesalan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><b><u>Yang berhak untuk menghakimi adalah Tuhan dan
penghakimannya adalah adil</u></b>. Kita bukanlah manusia yang sempurna yang persis
mengetahui tentang seseorang, kita tidak memiliki cukup alat bukti yang
meyakinkan untuk menghakimi seseorang, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang
tersembunyi, Dia mengetahui semua apa yang ada di dalam hati setiap orang, dan
melihat setiap perbuatan kita. dihadapan penghakimannya kita tidak bisa
berdalih. Mungkin dihadapan manusia kita bisa menutup-nutupi kesalahan dan dosa
kita, tetapi dihadapan Tuhan semuanya terang benderang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-12740570769127761382023-08-30T23:22:00.000+07:002023-08-30T23:22:02.390+07:002 Korintus 8: 1-7 Melayani Dengan Kasih<p> <b>Bacaan Firman Tuhan: 2 Korintus 8: 1-7</b></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Paulus mendorong dan mengarahkan
orang-orang Korintus untuk melakukan suatu pelayanan kasih, yaitu untuk
membantu kebutuhan orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem untuk mengikuti
teladan yang baik dari jemaat-jemaat di Makedonia (Rm. 15:26). Orang-orang
Kristen di Yerusalem, karena perang, kelaparan, dan penganiayaan, telah menjadi
miskin. Banyak di antara mereka telah jatuh ke dalam kemelaratan, dan mungkin
sebagian besar dari mereka miskin ketika pertama kali memeluk Kekristenan. Paulus
memperlihatkan teladan tentang bagaimana pelayanan kasih orang-orang Makedonia:<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">v<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Orang-orang
Makedonia sedang dalam keadaan sulit dan bersusah hati, namun mereka menyumbang
untuk menolong orang lain. Mereka ada dalam pelbagai penderitaan dan sangat
miskin (ay. 2). Itu adalah masa kesusahan besar bagi mereka (Kis. 16).
Orang-orang Kristen di daerah-daerah ini mengalami perlakuan buruk, yang
membuat mereka jatuh miskin. Namun, karena mereka memiliki sukacita yang
melimpah di tengah penderitaan, mereka kaya dalam kemurahan. <u>Mereka memberi
dari milik mereka yang sedikit</u>, dengan percaya bahwa Allah akan memenuhi
kebutuhan mereka, dan mencukupi kekurangan mereka.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">v<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mereka
memberi sangat banyak, <u>kaya dalam kemurahan</u> (ay. 2), yaitu sangat murah
hati seolah-olah mereka kaya. Sumbangan mereka banyak bila dibandingkan dengan
keadaan mereka, apa yang mereka berikan bahkan melampaui kemampuan mereka (ay.
3).<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">v<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mereka
sangat siap dan bersedia melakukan pekerjaan kasih itu. <u>Mereka memberi dengan
kerelaan sendiri</u> (ay. 4), dan Paulus sama sekali tidak perlu mendesak dan
menekan mereka dengan banyak alasan, bahkan mereka yang meminta untuk turut
dalam pelayanan kasih.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">v<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pelayanan
kasih mereka lahir dari iman yang sejati</span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">. Mereka dapat
melakukan pelayanan kasih dengan penuh sukacita adalah karena mereka telah
terlebih dahulu mempersembahkan diri mereka sepenuhnya untuk Tuhan (ay. 5).
Kita tidak akan dapat memberi dengan sukacita, jika kita tidak terlebih dahulu
menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan (Roma 12:1-2).</span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam hal pengumpulan persembahan kasih
dari jemaat di Korintus, Paulus mempercayakan pengumpulan persembahan itu
kepada Titus ay.6). Paulus meyakinkan jemaat Korintus bahwa persembahan yang
dikumpulkan itu akan dikelola dengan baik, karena yang diutus oleh Paulus adalah
seorang kepercayaan Paulus yang perilakunya terpuji dan banyak jemaat-jemaat
telah mempercayakan persembahan mereka dikumpulkan oleh Titus.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kemudian Paulus juga memotivasi jemaat
Korintus dengan pujian bahwa mereka kaya dalam segala sesuatu (ay. 7), bahwa
jemaat Korintus tidak kalah baiknya dengan jemaat yang ada di Makedonia. Mereka
memiliki kekayaan yang mereka miliki lebih dari cukup, memiliki iman dengan
pengetahuan rohani yang baik, dan hendaknya mereka juga memiliki kekayaan dalam
pemberian kasih. </span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagaimana
Paulus memberikan motivasi kepada jemaat Korintus, demikianlah firman ini
menjadi motivasi bagi kita untuk meniru keteladanan jemaat yang ada di
Makedonia untuk mau memberi dengan sukacita sebagai buah iman dan penyerahan
diri kepada Tuhan. Kemudian kita juga diingatkan seperti harapan Paulus kepada
jemaat Korintus supaya mereka tidak hanya sebatas kaya dalam pengetahuan akan
kekristenan tetapi juga kaya dalam perbuatan nyata. Amin <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-84979249132767166152023-08-10T08:41:00.008+07:002023-08-10T08:41:53.559+07:00Kejadian 39: 1-5 Menjadi Berkat di Dalam Tuhan<p align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;">Renungan Minggu X
Setelah Trinitatis<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">“Menjadi Berkat Di
Dalam Tuhan” – Kejadian 39: 1-5</b><b><o:p> <span></span></o:p></b></span></p><a name='more'></a><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Yusuf
adalah anak Yakub yang lebih dikasihi diantara anak-anaknya yang lain, dan
Yusuf dibuatkan jubah yang maha indah oleh ayahnya. Namun hal ini membuat saudara-saudaranya
membencinya. Bahkan kebencian ini semakin besar ketika Yusuf menceritakan
mimpinya bahwa dalam mimpi itu Yusuf akan menjadi pusat penghormatan
saudara-saudaranya, ibu bahkan ayahnya. Kebencian kepada Yusuf semakin memuncak
hingga akhirnya saudara-saudaranya merencanakan pembunuhan, namun berbagai
pertimbangan akhirnya Yusuf dijual ke saudagar-saudagar Midian yang sedang
melintas menuju Mesir, yang kemudian dijual kembali kepada Potifar, seorang
pegawaiistana Firaun. Yusuf yang dulunya adalah anak kesayangan yang dibalut
jubah yang maha indah dan yang bermimpi menjadi seorang yang dihormati,
sekarang telah menjadi seorang budak yang diperjualbelikan, yang hidupnya
bergantung kepada tuannya. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Dalam
nas ini diperlihatkan bagaimana Yusuf di rumah Potifar, walaupun dia adalah
seorang budak belian, tetapi Yusuf memperlihatkan bagaimana kualitasnya sebagai
seorang yang diberkati oleh Tuhan. Yusuf bekerja dengan baik sehingga apa yang
dikerjakannya berhasil dan dia mendapat kepercayaan tuannya untuk menjagai
segala harta milik potifar, sehingga harta milik Potifar pun diberkati oleh
Tuhan. Maka dari nas ini beberapa hal yang bisa kita pelajari:<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-variation-settings: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";">Dalam
kisah hidup Yusuf, kita diajak untuk menggumuli penyertaan Tuhan. Jika Tuhan
menyertai hidup kita bukan artinya kita tidak lagi hidup tanpa masalah dan
pergumulan dalam hidup, justru sebaliknya kita hendak diajar bahwa apapun yang
terjadi dalam kehidupan ini tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih
Allah sebab Tuhan senantiasa menyertai kita. (Roma 8:39). Sekalipun Yusuf
menjadi budak di negeri orang, dibuang jauh dari kasih bapanya, tetapi Tuhan
setia menyertainya. Dengan penyertaan Tuhan, Yusuf selalu berhasil dari segala
yang dikerjakannya. Penyertaan Tuhan dalam kehidupan bukan untuk menjamin kita
bebas dari berbagai macam masalah, tetapi menjamin kita dapat dan mampu
melaluinya.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-variation-settings: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";">Sebagaimana
topik minggu kita yang menyuarakan “Menjadi berkat di dalam Tuhan”, dari Yusuf
kita belajar bahwa situasi dan keadaan yang kita hadapi tidak bisa menjadi penghalang
ataupun alasan untuk kita tidak bisa menjadi berkat. Walaupun Yusuf seorang
budak yang sangat rendah, namun dia memperlihatkan kesungguhan melakukan segala
pekerjaan dengan baik, sehingga apa yang dikerjakannya berhasil. Yusuf menjadi
berkat bagi Potifar, maka demikianlah kita juga dalam kehidupan kita
sehari-hari, baik dalam keluarga, pekerjaan, gereja dan masyarakat kita dapat
menjadi berkat dengan memperlihatkan kualitas diri sebagai anak-anak Tuhan yang
menghidupi kasih, kejujuran, kerja keras, semangat bekerja, dan dapat
dipercaya. Seperti firman Tuhan yang tertulis di Kolose 3:23 “Apapun juga yang
kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia.”</span></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-29090933283271890192023-07-21T08:49:00.000+07:002023-07-21T08:49:04.072+07:00Matius 13: 31-35 Beriman dan Bertumbuh di Dalam Tuhan <p><span style="font-size: medium;"> Bacaan Firman Tuhan: <b>Matius 13: 31-35</b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Setelah
Yesus mengajar orang banyak tentang perumpamaan tentang seorang penabur, bahwa
benih penabur itu ada yang jatuh pinggir jalan, di tanah yang berbatu-batu, di
tengah semak duri dan di tanah yang baik (13:1-9). Selanjutnya Tuhan Yesus
menjelaskan lebih dalam lagi arti perumpamaan itu kepada murid-muridNya dengan
perumpamaan-perumpamaan lain, dan salah satunya adalah nas ini, yaitu
perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi.<span></span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-size: medium;"><o:p></o:p></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Biji sesawi (ay.
31-32). <o:p></o:p></span></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Maksud
perumpamaan ini adalah untuk menunjukkan bahwa Injil itu pada mulanya sangat
kecil, namun pada akhirnya akan bertumbuh dan menjadi sangat besar. Bahwa Injil
sangat kecil pada mulanya, seperti biji sesawi, yang paling kecil dari segala
jenis benih. Kristus dan para rasul, jika dibandingkan dengan para pembesar
dunia, tampak seperti biji sesawi di dunia ini. Akan tetapi, walaupun biji
sesawi itu kecil, biji itu adalah benih yang mempunyai daya untuk bertumbuh.
Dalam sejarah pekabaran Injil menyaksikan bagaimana perumpamaan ini digenapi,
oleh kuasa Roh Kudus, Tuhan memampukan murid-muridNya untuk memberitakan Injil,
sehingga semakin banyak orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Hingga gereja
itu seperti pohon yang besar, menjadi sarang bagi burung-burung. Semakin banyak
orang yang percaya dan datang kepadanya untuk mendapat makanan dan
beristirahat, berteduh dan berlindung. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Dalam konteks
orang percaya, biji sesawi yaitu firman Tuhan yang ditanamkan dalam diri setiap
orang, firman itu akan bertumbuh semakin besar dan menghasilkan buah yang
banyak. Orang-orang Kristen bertumbuh menjadi berguna (berkat) bagi orang lain,
seperti halnya biji sesawi yang bertumbuh bagi burung-burung di udara, sehingga
orang-orang yang tinggal di dekat atau di bawah bayangan mereka akan terberkati.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Ragi (ay. 33). <o:p></o:p></span></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Tepung terigu
itu sebanyak tiga sukat, jumlah yang sangat besar, namun ragi yang sedikit akan
membuat khamir seluruh adonan. Tidak ada orang yang melihat bagaimana ragi
bekerja dalam adonan, semuanya terjadi secara perlahan, lalu seluruh adonan
menjadi khamir. Ragi yang tersembunyi dalam adonan itu bekerja di dalamnya,
demikianlah firman Allah itu hidup dan kuat (Ibr. 4:12). Terjadi perubahan pada
adonan yang telah dicampur dengan ragi, demikianlah terjadi perubahan bagi
setiap orang yang menerima firman Tuhan, seperti adonan yang diubahkan oleh
ragi. Pemberitaan Injil itu seperti ragi, dan akan bekerja seperti ragi di
dalam hati orang-orang yang menerimanya. Setiap orang yang telah menerima
firman Tuhan akan diubahkan dan siap dibentuk sesuai dengan maksud dan kehendak
Tuhan. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Yesus Mengajar
Dengan Perumpamaan (ay.34-35)<o:p></o:p></span></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif";"><span style="font-size: medium;">Murid-murid
Tuhan Yesus bertanya mengapa Yesus berkata-kata dengan perumpamaan (ay.10), dan
Tuhan Yesus mengatakan bahwa perumpamaan itu dimaksudkan supaya mereka dengan
mudah dapat mengerti tentang Kerajaan Sorga, karena sekalipun mereka melihat,
mereka tidak melihat, mereka mendengar tetapi tidak mendengar (ay.13) dan
perumpamaan-perumpamaan yang diucapkan Yesus untuk menggenapi firman yang telah
disampaikan oleh nabi, supaya dengan berbagai perumpamaan, Yesus mengungkapkan
apa yang tersembunyi sejak dunia dijadikan (34-35). </span><span style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-3373215632828462912023-06-14T08:20:00.003+07:002023-06-14T08:20:41.910+07:00Yakobus 2:14-17 Iman Tanpa Perbuatan Adalah Mati<p> <b>Bacaan Firman Tuhan:
Yakobus 2:14-17</b></p>
<p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Iman tanpa perbuatan
adalah mati<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Setia melakukan Firman
Tuhan<span></span></b></p><a name='more'></a><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Iman
itu bukan sesuatu yang maya (yang tidak terlihat) tetapi iman itu benar-benar
nyata ada. Inilah yang hendak dijelaskan oleh Yakobus di ayat 17 “jika iman itu
tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”. Bahwa iman
itu bukanlah sesuatu yang tidak kelihatan yang tersimpan dalam hati, tetapi
iman akan mendorong seseorang untuk mewujudnyatakan imannya melalui perbuatan,
atau bisa dikatakan bahwa iman itu sifatnya aktif dan bukan pasif. Misalnya seseorang
yang berdoa kepada Tuhan mengharapkan berkat Tuhan, maka imannya akan mendorong
dia untuk bekerja lebih giat untuk mendapatkan berkat yang dimohonkan dari
Tuhan, namun jika ada seseorang yang berdoa memohon berkat Tuhan, namun dia
hanya diam menanti mengharapkan suatu keajaiban terjadi, maka ini namanya iman
yang mati.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika
kita membaca ayat 19, jika hanya sebatas percaya, maka setan-setan pun percaya
pada kuasa Tuhan bahkan mereka gemetar pada kuasa Tuhan. Sehingga apa yang
membedakan kita dengan setan-setan jika hanya sebatas percaya? Yang menjadi
kelebihan kita adalah bahwa kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan untuk
melakukan firmanNya, tunduk dibawah otoritas Tuhan. Kemudian kalau kita melihat
di ayat 18 dikatakan bahwa kita tidak akan bisa menunjukkan iman kita tanpa
perbuatan, sebab hanya dengan perbuatan nyatalah iman itu bisa ditujukkan. Sebagaimana
Tuhan Yesus mengatakan “pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan
pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik” (Matius 7: 17). Kemudian
Tuhan Yesus juga mengatakan “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, <u>melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga</u>.” (Matius 7:21). Seperti yang dikatakan juga
dalam nas ini, jika ada seorang yang tidak mempunyai pakaian dan makanan dan
kita hanya mengatakan “kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang”
tetapi kita tidak memberikan makanan dan kain panas, apakah gunanya? Iman itu
tidak cukup kata-kata tetapi juga tindakan nyata.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagai
wujud pengakuan iman kita kepada Tuhan kita datang beribadah, berdoa, memuji
Tuhan, mendengarkan dan membaca firman Tuhan. Tetapi cukupkah hal-hal tersebut
menandakan kita sebagai seorang yang beriman? Surat Yakobus ini mengatakan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">itu adalah iman yang mati jika tidak
disertai perbuatan</b>. Jika kita benar-benar percaya kepada Tuhan, maka
pengakuan iman kita itu tentu harus nyata juga melalui kehidupan dan perbuatan
nyata kita. Jika tidak demikian mungkin saja justru kita akan menjadi batu
sandungan kepada orang lain, ada yang mengatakan “percuma seorang majelis/sintua/pelayan
gereja tetapi kelakuannya tidak baik”; “percuma saja rajin ke gereja tetapi
sifatnya tidak bisa ditiru”. Jika kita mengatakan beriman kepada Tuhan, maka mari
kita menguji diri kita, apakah yang kita lakukan adalah yang berkenan kepada
Tuhan? apakah kita mau taat kepada setiap firman yang kita baca dan dengarkan?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sering
orang mengidentikan beriman itu hanya sebatas untuk mengharapkan berkat kepada
Tuhan, misalnya “kalau beriman kepada Tuhan maka akan diselamatkan”, “percayalah
kepada Tuhan, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil”, tetapi kita melupakan
sisi lain dari iman yaitu kita beriman kepada Tuhan adalah supaya kita dipakai
Tuhan menjadi berkat. Tuhan Yesus mengingatkan kita jika iman tidak
menghasilkan buah, maka sama seperti pohon yang tidak berbuah akan ditebang dan
dibakar, sebab Tuhan mengharapkan buah yang banyak dari firman yang ditanamkan
dalam diri kita, bahwa iman itu akan menjadi berkat bagi diri kita dan juga
berkat bagi banyak orang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adalah baik jika kita seorang yang
selalu rajin membaca dan mendengarkan firman Tuhan, tetapi akan jauh lebih baik
lagi jika kita lebih rajin lagi melakukan firman Tuhan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adalah baik jika kita memiliki suara
yang indah memuji Tuhan, tetapi adalah jauh lebih baik jika sikap dan perbuatan
kita lebih indah dari suara kita memuji Tuhan.<o:p></o:p></span></b></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-92104450028795738542023-06-08T11:30:00.000+07:002023-06-08T11:30:10.655+07:00Matius 9:18-26 Imanmu Telah Menyelamatkan Engkau<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Minggu I
Setelah Trinitatis, 11 Juni 2023<o:p></o:p></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Imanmu Telah
Menyelamatkan Engkau – Matius 9: 18-26<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Dua kisah penyembuhan yang terangkai dalam sebuah kisah dalam nas ini,
yaitu ketika Yesus menerima permohonan kepala rumah ibadat yang bernama Yairus (Markus
5:21-43) untuk menyembuhkan anaknya perempuan yang baru saja meninggal (Markus
= sedang sakit, hampir mati dan ketika Yesus masih dalam perjalanan keluarga
Yarius memberitahu bahwa anaknya telah mati) dan perempuan yang telah 12 tahun
menderita pendarahan.<span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Hanya karena anugerah (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sola gracia</i>) (Efesus 2:8-9)<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Kesembuhan itu terjadi semata-mata hanya karena anugerah belas kasih
Tuhan. sebab Tuhan berkenan memberi kesembuhan kepada kedua orang sakit itu.
Jika seandainya Tuhan tidak berkenan untuk menyembuhkan, tentulah tidak akan
terjadi kesembuhan. Dalam konteks keselamatan yang lebih dalam, maksud mujizat
kesembuhan yang dilakukan Yesus agar kita menggambarkan bagaimana kita telah
diselamatkan dari sakit menahun yang tidak akan mungkin dari kekuatan dan
kemampuan kita akan sembuh, yaitu dosa. Dosa itu adalah penyakit yang
menggerogoti kehidupan manusia, yang membuat kita najis, tetapi Tuhan angkat
kuasa dosa, supaya kita bangkit dengan penuh sukacita. Demikian juga
kebangkitan anak Yairus dari kematian membuktikan kepada kita bahwa Yesus menang
atas kuasa maut. Kuasa dosa adalah maut (Roma 6:23) telah ditahlukkanNya supaya
kita hidup penuh sukacita dari anugerah Tuhan yang mau menyelamatkan kita dari
kuasa kematian dan menganugerahkan kepada setiap yang percaya kehidupan yang
kekal. Kita layaknya seperti perempuan yang menderita pendarahan tersebut, yang
tidak tersembuhkan jika hanya dari kekuatan manusia, hanya melalui Yesus
Kristus-lah kita dapat pulih dari dosa yang menggerogoti kehidupan kita. Sesungguhnya
kita telah mati oleh karena sengat dosa, seperti anak Yairus. Tetapi memberikan
diriNya supaya kita dibangkitkan dan dihidupkan dari kematian akibat dari dosa,
supaya kita menerima hidup yang kekal. Kita pulih, sembuh dan hidup hanya
karena anugerah Tuhan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Hanya karena iman (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sola fide</i>) (Roma 1:17)<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">Yesus dengan
tegas mengatakan: “imanmu telah menyelamatkan engkau”, Tuhan Yesus melihat
bagaimana besarnya iman perempuan yang sakit pendarahan itu, sebab di keadaan
yang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tidak ada lagi harapan, ia mampu
mengatakan: “Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh”. Demikian juga Yairus
sebagai kepala rumah ibadat, ternyata ia mampu untuk menembus statusnya sebagai
orang terpandang dalam agama Yahudi untuk memberanikan diri datang meminta
pertolongan kepada Yesus. Iman adalah kekuatan dan keselamatan kita menjalani
kehidupan. Seperti yang Paulus tuliskan: “Orang benar akan hidup oleh iman”.
Kekuatan yang mendorong dan menggerakkan hidup kita bukanlah logika ataupun
kekuatan kita, tetapi iman yang mendorong kita untuk memperoleh keselamatan hidup.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Hanya karena Firman Tuhan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sola scriptura</i>) (Roma 1:16)<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kita dapat temukan kuasa dari
perkatan Yesus kepada 2 orang yang sakit tersebut yang mengatakan kepada
perempuan yang sakit pendarahan itu: “teguhkanlah hatimu, hai anakKu, imanmu
telah menyelamatkan engkau” dan kepada anak perempuan kepala rumah ibadat itu: “anak
ini tidak mati, tetapi tidur”. Keselamatan yang mereka peroleh berasal dari
sabda/Firman yang Yesus ucapkan. Paulus menuliskan: “Karena Injil adalah
kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya”. Rahasia kehidupan ada
pada firman Allah yang telah kita terima di dalam Yesus Kristus. Disana ada
Firman Tuhan yang meneguhkan, menguatkan dan yang memberikan petunjuk kehidupan
pada kita supaya kita memperoleh keselamatan dari Tuhan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-22196227651101464512023-05-09T23:36:00.000+07:002023-05-09T23:36:10.612+07:00Filipi 4: 1-7 Berdoa dan Mengucap Syukur<p> <b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bacaan
Firman Tuhan: Filipi 4: 1-7</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jemaat
Filipi dirintis pada perjalanan misi kedua Paulus (Kis. 16). Ketika mendengar
bahwa Paulus ada di dalam Penjara (kemungkinan di penjara Roma – Kis. 28:
16-31), mereka mengutus Epafroditus untuk mengunjungi Paulus di penjara dan
sekaligus membawakan persembahan kasih dari jemaat Filipi kepada Paulus.
Melalui surat ini, Paulus menuliskan ungkapan syukurnya atas kebaikan jemaat
Filipi dan menjelaskan bagaimana keadaannya dalam penjara, bahwa sekalipun
dalam penjara tidak menyenangkan, namun Paulus dilimpahi dengan sukacita dari
Tuhan. jika Paulus di hukum mati, maka itu adalah keuntungan baginya dapat
hidup bersama Kristus, namun jika dibebaskan maka itu artinya dia akan
memberitakan Injil lebih banyak lagi.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tema
yang menonjol dalam surat Filipi bahwa Yesus adalah teladan bagi orang percaya,
jika jemaat Filipi menghadapi tekanan dan penganiayaan karena Yesus, maka itu
adalah cara mereka untuk menghayati penderitaan dan pengenalan kepada Yesus.
Paulus menjadikan dirinya contoh, walaupun di penjara dia mengalami situasi
yang sulit, dia tetap bersukacita di dalam Tuhan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
pasal 4 ini, Paulus menjelaskan bagaimana teladan Yesus dapat menjadi motivasi
bagi jemaat untuk mampu menghadapi berbagai tantangan yang mereka hadapi. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, adalah ancaman perpecahan
seperti konflik yang terjadi antara Euodia dan Sintikhe, disini Paulus
menasehatkan untuk meneladani kerendahan hati dan pengampunan Yesus dengan
sehati sepikir dalam Tuhan, demikian juga dengan rekan-rekan sekerja yang lain
supaya dapat menolong sesamanya yang sedang berselisih agar dapat berdamai. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua</i>, kepada jemaat Filipi secara umum
agar hidup mereka tidak dilingkupi oleh ketakutan dan kekuatiran karena
ancaman-ancaman dan penganiayaan yang dihadapi oleh jemaat. Untuk dapat
mengatasi kekuatiran, Paulus menasehatkan agar jemaat mengungkapkan segala
kekuatirannya melalui doa dan permohonan kepada Tuhan, sehingga damai sejahtera
dari Tuhan yang akan menguasai hati dan pikiran si pendoa bukan lagi ketakutan
dan kekuatiran.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada
banyak hal dalam hidup ini yang bisa membuat kita kawatir, was-was, tidak
tenang dan yang membuat kita takut, jika hal ini tidak bisa kita atasi maka
kita akan kehilangan sukacita dalam menjalani hidup. Kemana-mana kita menjadi
tidak tenang, selalu kepikiran akan sesuatu yang mengganjal dalam hati dan
pikiran (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">overthinking</i>), yang
sebenarnya jika suatu persoalan selalu dipikir-pikirkan juga tidak akan menjadi
solusi, tetapi justru menambahkan beban dalam diri kita sendiri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melalui
nas ini, rasul Paulus memperlihatkan dirinya sendiri sebagai teladan. Walaupun
dia dalam situasi yang sulit dalam penjara, namun dia tetap dapat menjalani
hari-hari dengan sukacita, kesulitannya di penjara tidak membuat dia kehilangan
semangat hidup. Yang membuat Paulus tetap dalam sukacita adalah karena doa dan
pengharapannya kepada Tuhan, dan itu juga yang menjadi nasehat Paulus kepada
jemaat di Filipi, agar dalam pergumulan yang mereka hadapi tidak menghilangkan
sukacita dalam diri mereka jika mereka tekun berdoa kepada Tuhan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
nas ini kita dapat melihat jelas bagaimana kuasa doa dalam diri setiap orang
yang percaya. Bahwa setiap orang yang berdoa dengan sungguh-sungguh kepada
Tuhan, dia akan mendapatkan jawaban doanya yaitu bahwa Tuhan akan “memelihara
hati dan pikiran” (ay.7), sehingga pemeliharaan Tuhan atas hati dan pikiran
akan berbuahkan damai sejahtera. Kita akan terlepas dari kekuatiran dan
ketakutan jika Tuhan memelihara hati dan pikiran kita. Dalam 1 Petrus 5: 7
dikatakan “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia memelihara kamu”,
dan ini jugalah yang diajarkan oleh Yesus tentang kekuatiran bahwa
burung-burung di langit dipelihara oleh Tuhan, bunga bakung dan rumput di
ladang didandani Tuhan, kita lebih dari burung dan bunga, tidakkah Tuhan akan
jauh lebih memelihara kita? <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Doa
tidak hanya sebatas permohonan yang dipanjatkan kepada Tuhan, tetapi doa adalah
kesungguhan kita mengimani pemeliharaan Tuhan akan hidup kita, entah seperti
apapun yang sedang kita hadapi, jika sungguh-sungguh telah berdoa kepada Tuhan,
maka Dia akan memberikan kepada kita hati dan pikiran yang tenang untuk dapat
mengatasi dan melewati berbagai kesulitan yang kita hadapi. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Tuhan jauh melampaui akal dan pikiran kita,
jadi tidak usah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">overthinking</i> atas setiap
persoalan yang kita hadapi, kuatir tidak akan menyelesaikan masalah.</b><o:p></o:p></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-28831346003742256612023-03-22T08:53:00.002+07:002023-03-22T08:53:11.604+07:00Yohanes 9: 35-41 Bersukacita Karena Percaya<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Bersukacita Karena Percaya – Yohanes 9: 35-41</span></b><b style="text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Seharusnya ada sukacita ketika terjadi
kesembuhan, namun ada situasi yang berbeda yang terjadi, yakni ketika seorang
yang buta sejak lahir dapat melihat lagi melalui mujizat yang dilakukan oleh
Yesus. Namun tetangga-tetangganya bingung dan heran dengan apa yang telah
terjadi, orangtuanya justru takut dikucilkan dan orang-orang farisi menjadi
sangat marah karena mereka mendapatkan penjelasan bahwa yang menyembuhkannya
adalah Yesus dan bertepatan pada hari sabat. Kesembuhan orang buta itu tidak
disambut dengan sukacita, justru menimbulkan perdebatan antara orang buta yang
telah sembuh itu dengan orang-orang farisi dan berakhir dengan mengusir orang
yang telah sembuh itu.<span></span></span></p><a name='more'></a> <o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Menarik sekali melihat perkembangan
pengenalan orang buta itu tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya
bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat 11).
Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat 12). Kelihatannya
ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa
oleh orang-orang farisi, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa.
Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 17). Ketika ia
diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang
buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat 25). Yesus didengar
Allah (ayat 31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah
(ayat 33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh orang-orang farisi (ayat
34).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mengetahui kejadian ini membuat Yesus
mencarinya (ayat 35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk
percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya
sebagai Tuhan (ayat 38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia
tidak mempedulikan orang-orang farisi, di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat
41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan orang-orang farisi. Bukankah hanya
Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa
Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini
mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus
adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Jika kita melihat perkembangan
pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Pengenalannya akan
Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan
Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan
Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan
hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus. Sukacita
yang besar yang dirasakan oleh orang itu bukan hanya karena sembuh secara
fisik, tetapi dia telah benar-benar disembuhkan secara rohani, yaitu Tuhan
Yesus telah mencelikkan mata imannya untuk dapat melihat keselamatan dari
Tuhan.<o:p></o:p></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-36572314348403877982023-03-06T08:31:00.004+07:002023-03-06T08:31:27.028+07:00Roma 4: 1-5; 13-17 Dibenarkan Karena Iman<p> <b style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Bacaan Firman Tuhan:
Roma 4: 1-5; 13-17</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"><span> </span><span> </span>Dalam
nas ini rasul Paulus menjelaskan tentang pembenaran oleh iman untuk meluruskan
pemahaman orang-orang Yahudi yang beranggapan bahwa mereka dibenarkan dihadapan
Tuhan jika mereka melakukan hukum taurat. Paulus menjelaskan bahwa tidak ada
perbuatan manusia yang bisa melayakkan dirinya benar dihadapan Tuhan, kita
tidak bisa membenarkan diri dihadapan Tuhan dengan mengatakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Tuhan, aku sudah melakukan ini dan itu,
sekarang mana upahku Tuhan?”</i>. kita tidak bisa membenarkan diri tetapi
kitalah yang dibenarkan oleh Tuhan, yang oleh anugerahNya kita dilayakkan
mendapat sesuatu yang berharga yang semestinya kita tidak layak menerimannya.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"><span> </span><span> </span><span> </span>Dalam
nas ini, Paulus memberikan contoh, kalau ada orang yang bekerja dan mendapat
upah dari pekerjaannya, maka itu adalah haknya sebagai seorang pekerja. Tetapi,
kalau ada orang yang tidak bekerja tetapi dia mendapat sesuatu dari yang tidak
dikerjakannya, maka itu bukan upah, tetapi itu adalah hadiah yang diberikan
kepadanya. Demikian juga dengan keselamatan, itu bukan hasil usaha kita, tetapi
Tuhanlah yang bekerja untuk kita, Dia menderita dan mati tersalib supaya dengan
itu kita diberikan anugerah keselamatan. Maka bukan karena hukum taurat kita
memperoleh keselamatan, tetapi oleh karena pekerjaan Tuhan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"><span> <span> </span></span>Contoh
sederhananya dapat kita gambarkan dalam sebuah keluarga, orangtua yang mencari
nafkah dengan bekerja banting tulang, namun hasil jerih payah orangtua dapat
dinikmati oleh semua anggota keluarga, oleh anak-anaknya. Sehingga anak-anaknya
terpenuhi kebutuhan makanan, minuman, bersenang-senang, sekolah yang tinggi,
itu bukan hasil usahanya, tetapi itu adalah hasil jerih payah orangtuanya. Seorang
anak tidak akan pernah bisa membalas apa yang telah dilakukan oleh orangtuanya
kepadanya, hanya yang perlu diketahui oleh anaknya, semua yang dilakukan oleh
orangtuanya kepadanya adalah karena cinta kasih orangtua kepada anaknya, supaya
anaknya bahagia, berhasil di masa depannya dan menjadi anak yang baik. Maka demikian
juga kita dihadapan Tuhan, bahwa kita tidak akan pernah bisa membalas
pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, tetapi kita mengetahui itu semua
dilakukan oleh Tuhan adalah karena kasihNya yang besar kepada kita, supaya kita
memperoleh keselamatan. Yang diminta dari kita hanyalah iman, bahwa kita
mengimani kasih Tuhan yang besar kepada kita dengan memberikan kepada kita
anugerah (hadiah) yang sebenarnya kita tidak layak menerimannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"><span> </span><span> </span>Paulus
memberikan contoh Abraham yang dikenal sebagai bapa dari semua yang percaya. Tuhan
berfirman kepada Abraham bahwa dia akan menjadi bangsa yang besar. Namun dibalik
semua kita besar tentang Abraham, ada satu pertanyaan yang sangat mendasar,
yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“siapakah Abraham?”; mengapa harus
Abraham yang dipilih oleh Tuhan diantara orang-orang sejamannya?”; “apa yang
telah diperbuatnya sehingga dia yang dipilih Tuhan?”</i> dari sini kita dapat
melihat bahwa Abraham bukanlah siapa-siapa, dia hanyalah manusia biasa, namun
pemanggilan Abraham dan janji yang diberikan kepadanya adalah anugerah yang
diterimanya, itu didapatkannya bukan karena karena kebaikannya. Namun yang
terpenting juga yang perlu kita perhatikan dari Abraham adalah, bahwa Abraham
merespon dengan imannya untuk mempercayai panggilan dan janji Tuhan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>Maka
sama seperti Abraham, Tuhan juga memberikan kepada kita panggilan dan janji
yang sama, kita menerima kebaikan Tuhan adalah sebagai anugerah, tinggal
sekarang bagaimana dengan respon kita, apakah kita mau untuk mengimani janji
Tuhan itu? Untuk mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham, banyak
hal-hal kemustahilan, ujian yang harus dihadapi oleh Abraham, tetapi Abraham
tetap percaya akan janji Tuhan. demikian jugalah dengan kita, bagaimanapun
liku-liku kehidupan yang kita hadapi, kita berhadapan dengan berbagai
kemustahilan dan ujian-ujian dalam hidup, tetapi selama kita percaya pada janji
Tuhan, kebaikan Tuhan, maka kita akan memperolehnya dari Tuhan pada waktunya,
sebab pada Tuhanlah kuasa atas kehidupan ini.<o:p></o:p></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-78122190522808075502023-02-16T21:51:00.007+07:002023-02-16T21:51:53.191+07:002 Petrus 1:16-21 Yesus Sang Raja Yang Mahamulia <p><br /></p><p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>2 Petrus 1:16-21 </b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Yesus Sang Raja Yang Mahamulia <o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Surat 2 Petrus
menjadi surat perpisahan Petrus kepada jemaat dan mengajak mereka untuk tidak
menyimpang dari ajaran yang benar sampai Kristus datang kembali. Petrus
menyadari bahwa kematiannya sudah dekat (1: 14), maka sebelum dia meninggal,
dia ingin memberikan peringatan dan ajaran yang akan berguna bagi
generasi-generasi Kristen yang akan datang, terlebih Petrus sebagai saksi mata
tentang Yesus.<span></span></p><a name='more'></a> <o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Petrus perlu
menanggapi banyaknya ajaran sesat yang mengancam kemurnian ajaran Kristen,
salah satunya adalah guru-guru palsu yang mengejek ajaran Kristen tentang
kedatangan Yesus kedua kali (3:3-4). Guru-guru palsu itu menuduh Petrus dan
para rasul mengarang cerita tentang Yesus yang telah bangkit dari antara orang
mati dan mereka menuduh bahwa Yesus tidak akan datang kembali. Maka Petrus
menanggapinya bahwa dia adalah saksi mata melihat Yesus dimuliakan di atas
gunung (Mat. 17: 1-8; Mrk. 9:1-7), Petrus menyaksikan bagaimana Yesus
ditinggikan sebagai Raja, dan kebangkitanNya memperlihatkan bahwa Dia hidup
sebagai Raja yang berkuasa atas kehidupan ini dan yang akan datang kembali
suatu hari nanti.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Kemudian
Petrus juga menjelaskan bahwa nubuatan-nubuatan yang dituliskan oleh para nabi juga
telah dan akan digenapi oleh Yesus. Sehingga kitab<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>suci bukanlah dongeng yang dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi oleh dorongan kuasa Roh Kudus supaya Allah berbicara
kepada manusia melalui tulisan-tulisan para nabi. Alkitab adalah buku yang
paling jujur tanpa ada yang ditutupi. Dalam Alkitab dikisahkan kejadian apa
adanya tanpa rekayasa penulis, bagaimana Tuhan memberkati dan juga menghukum
umatNya, bagaimana dosa-dosa umat Israel dan juga tokoh-tokoh yang dihormati
sekalipun. Supaya dengan kesaksian-kesaksian itu semua menjadi pelajaran yang
berharga bagi generasi yang mendatang untuk lebih mengenal Allah dari berbagai
kesaksian dalam Alkitab.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Rasul Petrus
menyebut bahwa firman Tuhan itu seperti “pelita yang bercahaya di tempat yang
gelap sampai fajar menyingsing”, bahwa firman Tuhan menjadi pelita yang
menerangi perjalanan kehidupan kita di dunia ini sambil menantikan fajar
menyingsing yaitu kedatangan Tuhan kembali. Firman Tuhan sebagai pelita menjadi
satu-satunya pegangan hidup kita yang dapat dipercaya. Tanpa firman Tuhan kita
dapat tersandung jatuh, tersesat bahkan akan binasa oleh kegelapan dunia ini.<o:p></o:p></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-31374868999469566482023-01-05T08:52:00.004+07:002023-01-05T08:52:46.325+07:00Matius 3: 13-17 Kehendak Allah Digenapi di Dalam Yesus<p><b style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span><span> </span><span> </span>Bacaan
Firman Tuhan: Matius 3: 13-17</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perikop ini menceritakan tentang baptisan
Yesus. Untuk apa Tuhan Yesus dibaptis? Yohanes merasa tidak pantas membaptis
Yesus. Yesus tidak berdosa, Ia tidak memerlukan pertobatan. Namun mengapa Yesus
meminta Yohanes membaptis diri-Nya? <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>,
sebagai tanda pengidentifikasian-Nya dengan orang berdosa. Yesus tidak berdosa,
tetapi Ia datang untuk menjadi Juruselamat orang berdosa. Untuk itu Ia perlu
menempatkan diri-Nya di posisi orang berdosa. Ia dibaptis “seperti” orang
berdosa (Ay. 15). Sebagai bukti bahwa Ia telah menjadi sama dengan manusia
lainnya.<span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <o:p></o:p></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kedua</span></i><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">,
pembaptisan Yesus merupakan peneguhan diri-Nya dari Allah, bahwa Dialah Yang
Diperkenan Bapa, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Ay.
16b). Dialah Yang Diurapi Roh untuk melaksanakan karya penebusan (Ay. 16a).
Bagi Yesus peneguhan itu penting, karena Ia sadar pelayanan-Nya sebagai
Juruselamat manusia bukan pelayanan biasa. Pelayanan itu adalah pelayanan yang
menuntut pengorbanan hidup-Nya. Ia harus mati, agar umat manusia memperoleh
hidup. Oleh sebab itu, perkenan Allah dan pengurapan Roh menjadi kekuatan bagi
Yesus memulai pelayanan-Nya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bagi kita diperlihatkan sikap yang sangat
rendah hati dari Kristus, sampai Ia memberi diri untuk dibaptis oleh Yohanes,
Dia yang tidak mengenal dosa tunduk kepada baptisan pertobatan. Perhatikanlah,
begitu Kristus mulai berkhotbah, Ia menyampaikan tentang kerendahan hati melalui
teladan-Nya sendiri. Kristus telah ditentukan sebelumnya untuk menerima
penghormatan tertinggi, namun dalam langkah pertama-Nya justru Ia merendahkan
diri. Mereka yang mau menanjak ke atas harus memulai dari bawah. Kerendahan
hati mendahului kehormatan. Demikian juga dengan Yohanes, suatu kehormatan
besar bagi Yohanes bila Kristus datang kepadanya dengan memberi upah atas
pelayanannya, bahwa mereka yang menghormati Allah akan dihormati oleh-Nya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Setelah Yesus dibaptis, langit terbuka, hal
ini memperlihatkan bahwa dosa telah menutup jalan ke sorga dan memutuskan hubungan
antara Allah dan manusia; namun sekarang Kristus telah membuka Kerajaan Sorga
bagi semua orang percaya. Kita sekarang dengan penuh keberanian dapat masuk ke
dalam tempat kudus. Yesus Kristus, telah menjadi tangga yang kakinya tertancap
di bumi sedangkan ujungnya ada di sorga. Hanya melalui Dialah kita bisa
memiliki hubungan yang akrab dengan Allah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kemudian Roh Allah turun ke atas-Nya
seperti burung merpati. Seperti pada peristiwa penciptaan, Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air (Kej. 1:2). Jadi di sini, pada awal
kejadian dunia baru ini, Kristus, sebagai Allah, sebenarnya tidak perlu
menerima Roh Kudus, namun sudah dinubuatkan sebelumnya bahwa Roh TUHAN akan ada
padanya (Yes. 11:2; 61:1). Bahwa pelayanan Yesus di dunia adalah melalui urapan
Roh Allah yang menjadi kekuatan bagiNya melakukan pekerjaanNya untuk
menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa.</span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-16415572161359914222022-12-15T11:10:00.000+07:002022-12-15T11:10:13.509+07:00Matius 2: 12 Pesan Natal 2022 Pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain<p> <b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bacaan
Firman Tuhan: Matius 2: 12</span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan karena diperingatkan dalam mimpi,
supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya
melalui jalan lain.<span></span></span></b></p><a name='more'></a><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pesan
Natal tahun 2022 yang disepakati oleh KWI dan PGI adalah <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">“… pulanglah mereka ke negerinya
melalui jalan lain”</i></b> ( Mat. 2:12). Sebelum kita lebih jauh mendalami
pesan natal ini, saya akan menyampaikan kutipan dari pesan natal tersebut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 49.65pt; margin-right: 33.1pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Orang-orang
bijak dari Timur dengan bantuan bintang datang untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan
emas, kemenyan, dan mur. Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan yang istimewa
tersebut, orang-orang bijak itu kembali ke negerinya melalui jalan lain seperti
yang ditunjukkan Tuhan (bdk. Mat. 2:12). Mereka mampu melewati tantangan,
hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus dan setelah
berjumpa dengan-Nya mereka juga berani menempuh jalan baru yang belum tentu
lebih mudah dari sebelumnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 49.65pt; margin-right: 33.1pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Jalan
lain” itu dapat dipahami juga secara rohani. Sesudah bertemu dengan Yesus,
orang tidak lagi menjalani hidup dengan cara lama, tetapi dengan cara yang baru,
menjadi manusia baru. Dengan demikian, Natal juga mengajak kita untuk menemukan
jalan baru dan kreatif dalam mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan semua
makhluk ciptaan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pesan
natal bagi kita tahun ini hendak merefleksikan tentang orang-orang majus yang
datang mencari dan menyembah Yesus yang telah lahir, yang mereka sebut sebagai “raja
orang Yahudi yang baru lahir” (Mat. 2: 2). Pengetahuan yang dimiliki oleh
orang-orang majus itu bahwa raja orang Yahudi itu telah lahir melalui kemunculan
BintangNya di timur. Kedatangan mereka yang mencari “raja orang Yahudi yang
telah lahir” membuat terkejut seluruh Yerusalem dan juga Herodes. Tentunya berita
ini membuat Herodes gusar, sebab jika itu adalah berita benar bahwa raja orang
Yahudi telah lahir tentunya akan mengancam posisinya sebagai raja di Yudea. Herodes
mencari tahu kebenarannya dengan mengumpulkan semua imam dan ahli taurat, dan
sesuai dengan kitab nabi, raja itu akan lahir di Betlehem di tanah Yehuda. Dengan
dalih ingin menyembah raja yang baru lahir itu, maka Herodes menyuruh
orang-orang majus itu ke Betlehem dan menyelidikinya, dan setelah menemukannya
untuk segera memberitahukan kepadanya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Orang-orang
majus itu pergi dan melihat bintang Timur mendahului mereka dan berhenti di
atas suatu tempat, dan menemukan Yesus dan menyembah Dia dan memberikan
persembahan emas, kemenyan dan mur. Namun melalui mimpi mereka diperingatkan
supaya jangan kembali kepada Herodes dan supaya pulang ke negerinya melalui
jalan lain.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Majus
berasal dari kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">magoi</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">magos</i> yang berarti penyihir atau peramal
yang kemudian diserap dalam bahasa Inggirs menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">magic</i> yang berarti sulap atau sihir. Pengetahuan mereka tentang
perbintangan membuat mereka sering disebut sebagai orang bijak. Di Matius 2:1
disebutkan bahwa mereka berasal dari Timur, dan berdasarkan sejarah salah satu
daerah dari Timur yang telah maju dalam bidang astronomi adalah bangsa Babilon
di Mesopotamia. Maka kemungkinan besar bahwa mereka adalah orang-orang majus
dari Babilon. Kita juga kurang persis mengetahui bagaimana mereka mengetahui
tentang raja orang Yahudi, namun kemungkinannya mereka mengetahuinya dari kisah
orang-orang Yahudi yang dulu terbuang ke Babel. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun
yang perlu bagi kita saat ini bukanlah untuk mengetahui latar belakang dan
penggalian sejarah orang-orang majus itu, namun kita hendak mendalaminya secara
rohani, bagaimana Tuhan menyatakan kuasaNya melalui orang-orang majus itu. Maka
ada beberapa catatan yang dapat kita gumuli tentang kelahiran Yesus melalui
orang majus tersebut:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedatangan orang-orang majus datang untuk
mencari dan menyembah Yesus menjadi pertanda bahwa Yesus datang ke dunia bukan hanya
bagi keselamatan orang Yahudi saja, tetapi untuk semua bangsa-bangsa. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Orang majus di kenal sebagai orang bijak,
yang memiliki ilmu pengetahuan tentang astrologi, mereka pun tunduk dan menyembah
Yesus yang lahir. Pada masa itu, agama kafir beranggapan bahwa bintang
mengandung kuasa ilahi yang mempengaruhi hidup manusia. Namun melalui kelahiran
Yesus, memperlihatkan pada kita bahwa manusia tidak bergantung pada pikiran saja
dan kepada bintang yang adalah benda mati. Sebagaimana yang tertulis di Filipi
2: 10 ”supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut, segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-right: 4.75pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melalui kedatangan orang-orang majus untuk
mencari dan menyembah Yesus, memberikan kepada kita gambaran tentang
kesungguhan untuk mencari dan menyembah Yesus. Tentu perjalanan yang dilakukan
oleh orang majus adalah perjalanan yang panjang yang melelahkan dan penuh
dengan tantangan dan bahaya. Namun kita diajarkan bagaimana kesungguhan mereka
untuk bisa menyembah Yesus. Tentu hal ini menjadi refleksi bagi kita pada
masa-masa Natal, sudah bagaimana kesungguhan kita untuk datang dan menyembah
Tuhan Yesus dalam kehidupan kita. apakah kita dikalahkan oleh situasi, keadaan,
pergumulan, sehingga kita tidak memiliki tekat yang kuat untuk datang kepada
Yesus.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-right: 4.75pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span>4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagaimana dengan pesan Natal tahun 2022
ini,<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">“…
pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”</i></b> ( Mat. 2:12). Kita diajak
untuk pergi menjalani kehidupan kita ini dengan selalu mengikuti “petunjuk
Tuhan”, bukan petunjuk manusia (Herodes). Keselamatan kita menjalani kehidupan
ini bergantung kepada petunjuk Tuhan. Kemudian, “jalan lain” yang dimaksudkan
disini, bahwa melalui perjumpaan kita dengan Tuhan Yesus, melalui perayaan
Natal, akan ada pembaharuan dalam diri kita, meninggalkan cara hidup yang lama,
ada semangat hidup yang baru dan kita mau hidup menjalani jalan yang Tuhan
tunjukkan untuk kebaikan hidup kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selamat
Natal, Tuhan Yesus memberkati!</span></i></b></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-37330949876154819182022-12-08T06:19:00.000+07:002022-12-08T06:19:00.751+07:00Yesaya 12: 1-6 Bersukacita Menantikan Tuhan<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> bacaan Firman Tuhan: Yesaya 12: 1-6</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nabi
Yesaya diutus Tuhan untuk menyuarakan penghukuman dan pengharapan bagi
Yerusalem (ps. 1-12). Yesaya diutus untuk menyuarakan firman Tuhan mengenai
dosa umat Israel dan para pemimpin atas penyembahan berhala dan ketidakadilan.
Akibat dari dosa itu, Allah akan mendatangkan hukuman yang akan datang dengan
mengirim bangsa-bangsa untuk menaklukkan Israel. Penghakiman itu akan menjadi
api pemurnian bagi bangsa Israel dan akan menyisahkan umat yang telah bertobat
dan kembali kepada Allah. Selanjutnya nabi Yesaya juga mendapatkan penglihatan,
yaitu nubuatan tentang pengharapan di masa yang akan datang, bahwa setelah
penghukuman, Israel digambarkan seperti pohon yang ditebang dan tunggulnya
habis terbakar, namun dari tunggul itu akan keluar tunas yang baru, yaitu
Imanuel dari keturunan Daud. Dia adalah Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa,
Bapa yang Kekal, Raja Damai (9:5). Dia akan memerintah atas Yerusalem yang baru
dan semua bangsa akan datang kepadaNya.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nas
firman Tuhan di minggu ini dari Yesaya 12 adalah nyanyian syukur atas
keselamatan yang didatangkan Tuhan atas umatNya. Sekalipun Tuhan murka atas
dosa umatNya, namun murkaNya telah surut dan mendatangkan keselamatan bagi yang
bertobat dan datang kepadaNya. Apa yang telah dinubuatkan oleh Allah melalui
nabi Yesaya ini telah digenapi oleh Yesus yang membawa keselamatan tidak hanya
bagi bangsa Israel yang bertobat tetapi juga bagi seluruh dunia. Namun pada
masa-masa Advent, kita juga masih pada masa-masa penantian akan kedatangan
Tuhan, bahwa Dia akan datang membawa keselamatan yang sempurna dan yang kekal,
dan pada waktu itu, setiap orang yang diselamatkan akan menyanyikan nyanyian
syukur atas keselamatan yang diterimanya oleh iman kepada Yesus Kristus. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nyanyian
syukur ini juga mengingatkan pada nyanyian Musa dan orang Israel sesaat setelah
mereka meninggalkan tanah perbudakan di Mesir dengan menyeberangi laut Teberau
(Kel. 15). Dengan penuh sukacita mereka bernyanyi atas perbuatan Tuhan yang
ajaib yang mereka saksikan sendiri. Maka, demikian jugalah nyanyian dalam
Yesaya ini mengajak kita untuk memuji kebesaran Tuhan yang telah melepaskan
kita dari perhambaan dosa melalui keselamatan di dalam Yesus Kristus dan Dia
adalah Tuhan yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tinggal
ditengah-tengah kita menjadi kekuatan bagi kita yang lemah dan menjadi air
kehidupan dalam perjalanan kehidupan kita di padang gurun dunia ini.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-16330099185567153572022-11-18T10:08:00.001+07:002022-11-19T06:47:07.229+07:001 Korintus 15: 50-58 Allah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus <p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Book Antiqua, serif;">Bacaan Firman Tuhan: 1 Korintus 15: 50-58</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt;">Pada zaman Paulus ada yang menentang
kepercayaan Kristen tentang kehidupan setelah kematian, mereka yang menentang
itu beranggapan bahwa kematian adalah akhir (ay. 12). Sama halnya pada zaman
Yesus, ada sekte Yahudi yang disebut Saduki yang tidak percaya tentang
kebangkitan dari kematian. Demikian juga hingga saat ini, ada juga yang tidak
percaya akan adanya kehidupan setelah kematian. Rasul Paulus menjelaskan bahwa
kehidupan setelah kematian bukanlah sebuah dogeng, tetapi justru kepercayaan
kita kepada kebangkitan setelah kematian adalah penopang iman percaya kepada
Kristus, Paulus mengatakan “sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan,
maka Kristus juga tidak dibangkitkan” (ay.15) dan “Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah
meninggal” (ay.20).<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt;">Ketika ada yang bertanya “bagaimanakah
orang mati dibangkitkan, dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?”
Paulus memberikan sebuah analogi tentang biji (benih) yang tumbuh, bahwa yang
ditaburkan bukanlah tubuh batang tanaman tetapi biji dan biji itu harus terlebih
dahulu mati barulah tumbuh dan hidup (ay.35-37). Begitu juga dengan orang mati
yang akan dibangkitkan, bahwa kita sama dengan Adam yang terbuat dari debu dan
tanah, ketika tubuh kita dikubur, maka tubuh itu akan kembali menjadi tanah,
tubuh itu akan binasa, tetapi akan dihidupkan kembali dengan tubuh yang tidak
dapat binasa (ay. 44-49). <o:p></o:p></span><span style="font-family: "Book Antiqua", "serif"; font-size: 12pt;">Kita mendapatkan bayangan
tubuh kebangkitan kita ketika mengingat penampilan Yesus setelah bangkit. Bekas
lukanya masih nampak, dan para murid-Nya dapat memegang-Nya, namun dengan mudah
Ia melintas jarak yang jauh dan hadir serta menghilang semaunya. Ia dapat
menembus tembok dan pintu, tapi dapat makan dan minum dan duduk dan berbicara.
Alkitab memberitahu bahwa "tubuh kita yang hina" akan menjadi
"serupa dengan tubuh-Nya yang mulia" (Filipi 3:21).</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt;">Selanjutnya, dalam nas bacaan kita saat
ini, Paulus menjelaskan bahwa tubuh kita yang sekarang ini adalah tubuh yang
dapat binasa dan akan datang waktunya tubuh kita yang dapat binasa ini akan
diubahkan menjadi tubuh yang tidak dapat binasa (tubuh yang abadi), sebab tubuh
kita sekarang ini yang dari darah dan daging tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah, sebab tubuh yang dapat mati tidak ikut memiliki hidup yang
kekal. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt;">Bagaimana hal itu terjadi? Paulus
menjelaskan bahwa semuanya itu akan terjadi dengan sekejap mata (ay.52), yaitu
ketika nafiri yang terakhir berbunyi, maka tubuh kita yang dapat binasa ini
akan diubah dengan sekejap oleh Allah menjadi tubuh yang tidak dapat binasa.
Untuk melengkapi penjelasan Paulus ini, kita dapat mengingat kembali pengajaran
yang sudah pernah disampaikan oleh Tuhan Yesus, Dia mengatakan “mereka yang
telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi
mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yoh. 5:29). Maka akan
ada kebangkitan semua orang mati, baik orang benar maupun orang yang tidak
benar (Kis. 24:15). Tuhan Yesus berkata, berbahagialah kita yang menghidupi
kebenaran firman Tuhan, sebab kita akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan
orang benar (Lukas 14:14).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12pt;">Melalui keselamatan oleh Yesus Kristus,
telah membuat kita menang melawan maut (kematian), walaupun tubuh jasmani kita
akan mati karena upah dari dosa, namun pengorbanan Yesus di kayu salib telah
memenangkan kita dari kuasa maut, sehingga kita memperoleh hidup yang kekal.
Maka kita diajak untuk bersyukur atas perbuatan Tuhan yang besar dalam
kehidupan kita, yang telah memberikan kepada kita jaminan kehidupan yang kekal.
Maka iman kita harus tetap teguh dan tidak tergoyahkan akan pengharapan kita
pada hidup yang kekal. Bagaimanapun perjalanan kehidupan kita dalam dunia saat
ini jangan melemahkan iman dan pengharapan kita. Kesetiaan kita untuk tetap
hidup seturut dengan kehendak Tuhan dan semua yang kita kerjakan semuanya bagi
kemuliaan bagi Tuhan, itu semua tidak akan sia-sia. Hidup dalam dunia akan
cepat berlalu, tetapi kita menantikan kehidupan yang kekal yang Tuhan
anugerahkan kepada setiap orang yang percaya. Amin <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p><br /><p></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-30446895707990050832022-09-09T07:46:00.003+07:002022-09-09T07:46:57.825+07:00Lukas 15: 1-10 Allah Menginginkan Pertobatan<p></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><b>Bacaan Firman Tuhan: Lukas 15: 1-10</b></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Lukas
15 mengisahkan tiga perumpamaan tentang "yang hilang", yaitu:
Perumpamaan tentang domba yang hilang (ay. 4-7), Perumpamaan tentang dirham
yang hilang (ay. 8-10), Perumpamaan tentang anak yang hilang (ay. 11-32).
Perumpamaan ini tentu tidak bisa dilepaskan dari Lukas 15:1-3 yang mengisahkan
tentang perjumpaan Tuhan Yesus dengan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut melihat
Yesus menerima orang-orang berdosa, bahkan Tuhan Yesus makan bersama-sama
dengan mereka. Kisah perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus ini dimaksudkan
untuk menanggapi sungut-sungut orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat
tersebut, sekaligus untuk menunjukkan alasan tindakanNya. Yesus ingin
menunjukkan misi kedatanganNya adalah untuk "mencari mereka yang hilang".
Ungkapan "yang hilang" mengacu pada orang berdosa. Berbeda dengan
kaum Farisi dan ahli Taurat yang cenderung menjauhi orang berdosa, Tuhan Yesus
justru mencari mereka supaya bertobat.<span style="mso-spacerun: yes;"> <span></span></span></span></p><a name='more'></a> <o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Perumpamaan
tentang domba yang hilang berlatar belakang dari kebiasaan menggembala pada
masa itu. Biasanya para gembala mempunyai domba yang banyak sekali, namun meskipun
dombanya banyak, seorang gembala mengenal masing-masing dombanya dengan baik.
Bagi para gembala, domba-dombanya sudah menjadi bagian dari hidupnya. Setiap
sore ia lebih dahulu menghitung domba-dombanya sebelum memasukkan mereka ke
kandang. Jika ada satu saja domba yang hilang, gembala yang baik akan berusaha
mencarinya sedapat mungkin. Dari ayat 1-7 dikisahkan bahwa ada seorang gembala
yang menggembalakan 100 domba, namun salah satu dari domba itu hilang, sehingga
gembala tersebut mencari domba yang hilang itu, bahkan ia rela meninggalkan
yang 99 domba yang lainnya. Betapa gembiranya gembala itu ketika domba yang
hilang itu ditemukan. Gembala itu membawa domba yang sudah ditemukan dan ia
menyatakan kegembiraan bersama dengan teman-temannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Perumpamaan
yang kedua adalah tentang dirham yang hilang. Perumpamaan ini senada dengan
perumpamaan tentang domba yang hilang, yang dikisahkan sebelumnya. Dalam
perumpamaan ini diceritakan tentang seorang perempuan yang mempunyai uang
sepuluh dirham dan kehilangan satu di antaranya. Tidak mudah mencari uang
dirham yang jatuh di dalam rumah karena umumnya rumah saat itu tidak cukup
terang dan lantai yang berdebu, sehingga sangat mungkin uang itu tertutup oleh
debu. Karenanya ia mencari dengan sapu dan menyalakan pelita, kemudian mencari
uang itu dengan cermat sampai ketemu. Ketika dirham itu ditemukan, ia memanggil
sahabat-sabahatnya dan bergembira dengan mereka.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Dari
kedua perumpamaan ini, memperlihatkan kepada kita bagaimana kesungguhan Allah seperti
sikap gembala dan perempuan yang kehilangan itu, Allah tidak akan pernah lelah
mencari domba-domba-Nya yang hilang, dengan penuh kesabaran, Tuhan mencari kita
orang yang berdosa untuk kembali ke jalan yang benar. Semua ini dilakukan oleh
Allah supaya manusia beroleh keselamatan, inilah karya Allah dalam Tuhan Yesus.
Dia mengenal dan mengasihi kita masing-masing secara pribadi, Dia tidak
menghendaki satupun dari kita hilang atau tenggelam dalam kehidupan dosa, Dia
akan terus mencari pendosa sampai ditemukan-Nya. Walaupun hanya satu ekor yang
tersesat dan satu dirham yang hilang, tetapi yang tersesat dan terhilang itu
tetaplah harta yang sangat berharga bagi pemiliknya untuk bisa ditemukan
kembali, maka demikianlah berharganya kita bagi Tuhan, yang menginginkan kita
mau untuk bertobat dari dosa kita. melalui perumpamaan ini, Tuhan Yesus
memperlihatkan bagaimana Tuhan menyambut dengan gembira setiap orang yang mau
bertobat dari dosanya. Amin <o:p></o:p></span></p><br /><p></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-33865048026476537762022-08-29T12:43:00.002+07:002022-08-29T12:43:24.642+07:00Lukas 14:25-33 Tuhan Mengetahui Motivasi Setiap Orang Yang MengikutiNya<p> <b style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bacaan Firman Tuhan: Lukas 14: 25-33</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagaimana
dengan topik minggu kita “Semua nyata dihadapan Tuhan” maka demikianlah Yesus
melihat orang banyak yang berduyun-duyun mengikutiNya dalam perjalananNya,
bahwa Yesus mengetahui bagaimana motivasi orang banyak itu untuk mengikutiNya. Apakah
mereka memiliki motivasi yang benar mengikut Yesus atau hanya karena mereka
mengikut Yesus karena terhanyut dengan popularitas Yesus yang banyak
dibicarakan orang-orang. Maka jika hanya mengikut Yesus dalam sekumpulan orang
banyak yang hanya ikut-ikutan, itu belumlah bisa dikatakan sebagai pengikut
Yesus yang sejati.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Maka
Yesus memberikan suatu pengajaran kepada mereka hal mengikut Dia bukanlah
semudah mendengarkan apa kata orang tentang Yesus, tetapi mengikut Dia adalah
keputusan yang terbesar yang dapat diputuskan oleh seseorang dalam hidupnya. Mengikut
Yesus menjadi keputusan yang terbesar karena setiap orang yang mau mengikut
Yesus haruslah mau mengorbankan semuanya hanya untuk mengikut Yesus.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yesus
menjelaskan bahwa seorang yang mau mengikut Yesus dan menjadi murid-muridNya
adalah “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (ay. 26-27). Kata “membenci”
yang dimaksud disini bukan hendak mengatakan bahwa seorang yang mau mengikut
Yesus harus membenci ayah, ibu dan sanak saudaranya, karena jika kita merujuk
yang tertulis di Matius 10: 37 bahwa seorang “yang lebih” mengasihi bapa atau
ibunya lebih dari Yesus, maka dia tidak layak bagiNya. Bahwa yang mau
ditekankan oleh Tuhan Yesus adalah bagaimana setiap orang yang mau mengikut Dia
adalah keputusan yang membutuhkan pengorbanan, mau untuk memikul salib yaitu
mau untuk menderita demi iman dan kesetiaan kepada Tuhan Yesus.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk
memperjelas pernyataanNya, Yesus memberikan perumpamaan tentang bagaimana
keputusan mengikut Yesus adalah keputusan yang besar dan sangat menentukan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, Yesus mengumpamakannya seperti seorang
yang akan mendirikan bangunan. Seorang yang ingin mendirikan bangunan jika dia
tidak ingin malu ketika tidak bisa menyelesaikan bangunan yang telah diletakkan
dasarnya, maka perlu sebelum melakukan aksi pembangunan, perlu untuk membuat
anggaran biaya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua</i>, seorang raja perlu
memperhitungkan kekuatan pasukannya sebelum memutuskan untuk berperang. Dari perumpamaan
ini Yesus hendak menjelaskan bahwa keinginan mengikut Dia jangan lahir dari
keputusan yang asal mengambil, hanya semangat di awal tetapi kemudian setelah
mengikutiNya berhenti di tengah jalan, karena apa yang diharapkannya dari Yesus
mulanya ternyata berbeda, sebab mengikut Yesus bukanlah untuk memperoleh dunia,
tetapi adalah untuk memperoleh kerajaan sorga.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
pernyataan Yesus di awal dengan kedua gambaran yang disampaikan oleh Yesus
hendak menjelaskan kepada kita bahwa mengikut Dia dibutuhkan komitmen untuk
terus konsisten secara terus-menerus mengikut Dia. Yesus memberikan peringatan
bahwa mengikut Dia bukanlah menjalani jalan yang mudah, perlu pengorbanan yaitu
salib yang harus dipikul sepanjang jalan mengikut Yesus.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span><span> </span><span> </span>Renungan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anugerah
keselamatan Yesus bukanlah anugerah yang murahan, sehingga Yesus tidak
menginginkan orang yang beriman dan yang percaya kepadaNya adalah sekumpulan
orang banyak yang hanya ikut-ikutan dengan orang lain, tetapi setiap orang yang
percaya kepadaNya adalah pengikut yang keputusannya lahir dari iman akan
keselamatan yang dibawa oleh Yesus.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yesus
datang adalah untuk seluruh dunia, supaya setiap orang memperoleh keselamatan
dengan percaya kepada Yesus dan Injil Kristus diberitakan kepada seluruh dunia,
tetapi kita mengingat apa yang Tuhan Yesus katakan di Matius 7:21 tidak semua
orang yang berseru Tuhan Tuhan akan masuk ke dalam kerajaan sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Tuhan melihat dan mengetahui
setiap perbuatan dan motivasi setiap orang yang percaya kepadaNya. Yesus tidak
menginginkan pengikutNya banyak secara kuantitas (jumlah) tetapi yang
diingankan Yesus adalah pengikut yang memiliki kualitas sama seperti Yesus. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bukan
perkara yang sulit bagi Yesus membuat semua orang Israel ketika itu menjadi
pengikutNya dan percaya kepadaNya, sebab semua kuasa ada padaNya, tetapi yang
Tuhan Yesus inginkan agar setiap orang yang sungguh-sungguh mengikutiNya adalah
murid yang sejati, murid yang mau berkorban untuk guruNya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Demikian
juga dalam hal pekabaran Injil, Tuhan bisa saja membuat semua orang di dunia
ini menjadi percaya kepadaNya melalui kuasa yang ada padaNya, tetapi yang Tuhan
mau adalah orang Kristen yang benar-benar lahir dari imannya yang murni dan
tulus untuk mengikut Yesus. Dalam pemberitaan Injil ada tantangan-tantangan
yang berat yang harus dihadapi oleh para rasul dan juga jemaat mula-mula,
tetapi justru dari situlah lahir pengikut Yesus yang setia yang mau berkorban
demi imannya bahkan hingga mengorbankan nyawa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
mengikut Yesus, kita harus siap menerima konsekuensi atas keputusan iman kita
kepada Yesus, yaitu mau memikul salib dan meninggalkan keinginan duniawi hanya
untuk iman kepada Yesus. Demikian juga kita merefleksikan ini dalam kehidupan
pribadi kita, apa jadinya kalau setiap permintaan kita selalu dikabulkan Tuhan
seperti yang kita pikirkan dan kita inginkan, bisa-bisa kita menjadi orang
kristen yang manja, malas. Jika demikian halnya, Dia bukan Tuhan lagi namanya. Tetapi
kita percaya bahwa Tuhan pasti akan jawab doa-doa kita, hanya saja Tuhan punya
caranya sendiri untuk menjawab doa kita, dan jawaban dari doa kita adalah
jawaban yang terbaik dari Tuhan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekarang,
orang Kristen secara kuantitas (jumlah) bertambah karena mengikuti agama
orangtuanya, maka pertanyaannya apakah mereka ini benar-benar dipersiapkan
menjadi seorang pengikut Kristus yang murni, yang setia, yang rela berkorban
untuk Tuhan Yesus? Nyatanya banyak yang menyatakan diri Kristen, tetapi pada
akhirnya murtad karena pernikahan, pekerjaan, pergumulan dan lain sebagainya. Banyak
hal-hal dalam kehidupan ini yang akan menguji kita, apakah kita ini benar-benar
pengikut Yesus yang setia dan konsisten mengikut Yesus dalam suka maupun duka
dalam kehidupan ini.</span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-72919974039246714242022-08-24T09:02:00.001+07:002022-08-24T09:02:08.529+07:00Mazmur 139: 1-6 Semua Nyata Dihadapan Tuhan<p><b style="text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span><span> </span><span> </span>Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 139: 1-6
Semua Nyata Dihadapan Tuhan</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
nas ini, kita diperlihatkan tentang seorang (pemazmur) yang mengenal Allah
secara akrab serta memiliki pengalaman bersama Allah yang menaikkan doa
pribadinya. Dilihat dari sudut teologi Perjanjian Lama, ini adalah klimaks dari
pemikiran dalam Mazmur mengenai hubungan pribadi dengan Allah. Bahwa Allah memiliki
pengetahuan yang sempurna mengenai kita, dan bahwa semua gerakan dan tindakan
kita, baik manusia batiniah maupun lahiriah kita telanjang dan terbuka
seluruhnya di hadapan-Nya.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Allah
mengetahui semua pikiran, motivasi, keinginan, dan ketakutan di dalam hati
kita, juga kebiasaan dan perilaku lahiriah kita. Dia mengetahui segala sesuatu
yang kita lakukan sejak terbit fajar hingga tengah malam. Dalam segala sesuatu
yang kita lakukan, Ia mengelilingi kita dengan perhatian dan meletakkan tanganNya
di atas kepala kita (ay. 5). Mazmur ini berupa renungan teologis mengenai Allah
dan boleh dibandingkan dengan Ayub 7:17-19 bahwa Tuhan tahu segala sesuatunya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tuhan
menyelidiki dan mengenal aku (ay. 1-2)<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pengenalan
Tuhan tentang kita tidak hanya mengenal dari luarnya saja, tetapi Dia “menyelidiki”,
artinya Dia mengetahui sampai yang terdalam dari diri kita. Tidak ada yang
tersembunyi dari Tuhan, bagaimanapun lika-liku jalan-jalan hati dan pikiran
kita, Dia tetap dapat mengetahuinya, sebab Dia juga menyelidiki sampai kepada
yang terdalam. Dengan penekanan kata “aku” dan bukan “semua orang” hendak
menjelaskan kedalaman pengenalan Tuhan kepada setiap pribadi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tuhan
memeriksa jalan hidupku (ay. 3)<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“memeriksa”
(<i style="mso-bidi-font-style: normal;">zarah</i> = menampi, menyebarkan) berarti
menunjukkan mana jalan yang harus dilalui. Jalan yang benar, jalan kehidupan
dan juga jalan kebinasaan Tuhan memperlihatkannya kepada kita agar kita tidak
salah ambil langkah. Sehingga ketika kita menjalani kehidupan ini, Tuhan
mengetahui mana yang kita pilih. Jika kita salah mengambil jalan, maka Tuhan
akan mengarahkan kita kepada jalan yang benar agar tidak tersesat. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tuhan
mendengar perkataanku (ay. 4)<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tidak
ada sepatah kata pun dari bibir kita ini yang tidak didengar oleh Tuhan, bahkan
perkataan dari dalam hati pun Tuhan mengetahuinya, apakah itu perkataan yang
sia-sia, caci maki, perkataan kotor, perkataan kutuk maupun perkataan berkat,
semuanya diketahui dan didengar oleh Tuhan. Maka dari sini juga kita ketahui bahwa
tidak ada doa yang tidak didengar oleh Tuhan, kita percaya bahwa setiap doa
yang kita panjatkan didengar oleh Tuhan dan akan dijawabNya sesuai dengan
kehendakNya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tuhan
mengurung dan menaruh tanganNya ke atasku (ay. 5)<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kata
“mengurung” dari belakang dan dari depan adalah tanda penyertaan Tuhan dalam
kehidupan kita. Wujud nyata dari kemahakuasaan Tuhan yang maha mengetahuo itu
adalah bahwa Dia turut serta dalam perjalanan kehidupan kita. kita tidak pernah
berjalan sendiri, tetapi Dia selalu ada bersama dengan kita di setiap langkah
hidup kita. Dari belakang kita tidak mengetahui apa yang bisa mengejutkan kita,
tetapi Dia menjagai kita dari belakang dan di depan kita tidak tahu apa yang
akan terjadi, tetapi Dia ada untuk memimpin langkah kita. Tetapi Dia juga tidak
hanya sebatas menjagai dan memimpin langkah hidup kita, tetapi dari atas tangan
Tuhan memberkati kita. Maka dapatlah kita mengerti bahwa dalam perjalanan hidup
kita Tuhan hadir beserta kita dan memberkati perjalanan hidup kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kemahatahuan
Tuhan terlalu ajaib bagiku (ay.6)<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan
merenungkan hal-hal di atas, pemazmur menyadari Tuhan sangat ajaib dalam
kehidupan kita. Hal ini sulit untuk diterima (tidak sanggup aku mencapainya) oleh
akal dan pikiran, tetapi dari pengalaman pemazmur inilah yang sungguh-sungguh
nyata dan benar terjadi. Maka dari sinilah kita ketahui bahwa Tuhan jauh lebih mengenal
kita daripada kita mengenal diri sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Renungan:<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setiap
orang memiliki privasi, untuk menjaga privasi, maka ada rumah pribadi, kamar
pribadi, catatan pribadi, kunci, pasword, dan lain-lainnya, tentu semua itu adalah
hal-hal personal setiap orang. Namun tidak demikian dihadapan Allah, di hadapan
Tuhan tidak ada privasi pribadi yang tersembunyi di hadapanNya, sebab Dia
adalah Allah yang maha mengetahui. Baik itu dosa, kejahatan maupun pergumulan
hidup seseorang, semuanya diketahui oleh Tuhan. Nas ini memberikan kita
penguatan dan dorongan bahwa dalam perjalanan hidup kita ada Tuhan yang maha
mengetahui yang selalu beserta dengan kita. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apakah
kita selalu menyadari bahwa Tuhan selalu ada bersama dengan kita? seperti yang
dikatakan dalam Amsal 3: 6 “akuilah Dia dalam segala lakumu”. Bahwa dalam
setiap kegiatan hidup kita, dalam segala jalan-jalan hidup kita, Tuhan ingin
kita menyadari bahwa Dia ada bersama-sama dengan kita. Bahkan di Matius 10: 30
Yesus mengatakan “bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya”, bahkan matanya
tidak terlelap dan tidak tertidur untuk selalu menjagai kita. (Mazmur 121: 4).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
sini kita tahu bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan yang terbaik, sekalipun
sesuatu yang terjadi dalam hidup kita tidak selalu sesuai dengan keinginan dan
harapan kita, tetapi kalau kita yakin bahwa itu semua terjadi oleh
sepengetahuan Tuhan, maka kita tetap yakin bahwa segala sesuatu mendatangkan
kebaikan sesuai dengan rencana Tuhan bagi orang percaya kepadaNya. Namun ada
juga orang yang tidak percaya atau menyadari hal ini, sehingga menganggap semua
usaha yang dilakukannya dapat berhasil jika hanya mengandalkan kekuatan dan
kemampuannya tanpa melibatkan Tuhan dalam segala usahanya (Ams. 3: 5-6).</span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-33401101939746966092022-08-22T11:43:00.005+07:002022-08-22T11:43:37.972+07:00 Hosea 1: 2-9 Tuhan Setia Dalam KasihNya<p> <b>Hosea 1: 2-9 Tuhan Setia Dalam KasihNya</b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">Kita mungkin
sering mendengar berita-berita di berbagai media bahwa kasus perselingkuhan,
sakit hati masalah hubungan suami istri maupun antara pasangan yang berpacaran
bisa sampai ke kasus pembunuhan. Bukan untuk membenarkan tindakan seperti ini,
tetapi kasus seperti ini memberikan kita suatu gambaran bahwa betapa sakitnya
ketika dikhianati oleh seseorang yang sangat dikasihi. Itu sebabnya sampai ada sebuah
syair lagu yang mengatakan “dari pada sakit hati, lebih baik sakit gigi”<span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">Kitab Hosea
memiliki keunikan dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya, sebab disini kita
diperlihatkan bahwa tidak hanya manusia saja yang bisa sakit hati, tetapi Tuhan
juga punya perasaan yang harus kita mengerti dan kita jaga, sebab Tuhan juga bisa
sakit hati. Dalam kitab Hosea ini, Tuhan menggambarkan diriNya seperti seorang
suami yang dikhianati oleh istrinya yang sangat di kasihi dan dicintai, tetapi
umat Israel menyakiti hati Tuhan dengan perselingkuhannya kepada dosa. Di waktu
susah, menderita, Tuhan selalu menolong dan menjagai mereka, Tuhan memberkati
mereka sampai menjadi bangsa yang besar, bangsa yang disegani oleh
bangsa-bangsa lainnya. Sering mereka berbuat salah kepada Tuhan, tetapi Tuhan
selalu mengampuni karena begitu besarnya kasihnya kepada umat Israel. Tetapi balasan
dari kasih dan kebaikan Tuhan kepada mereka justru menghianati kasih dan
kebaikan Tuhan, dibelakang Tuhan mereka selingkuh, menduakan Tuhan dengan
penyembahan berhala, moral yang buruk, yang mencari kekayaan dengan jalan yang
tidak benar, menolak nabi Tuhan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">Maka dalam nas
ini kita diperlihatkan bahwa Tuhan meluapkan kemarahannya dengan menggambarkan
orang Israel itu seperti perempuan sundal. Maka untuk mengungkapkan rasa kecewa
dan kemarahan Tuhan ini supaya mereka dapat melihat bahwa Tuhan sedang marah,
Tuhan tidak lagi menegur mereka dengan kata-kata, tetapi langsung dengan
tindakan yang nyata, yaitu melalui nabi Hosea. Tuhan menyuruh Hosea untuk
mengawini seorang perempuan sundal yang bernama Gomer. Yang dimaksud dengan
perempuan sundal disini, lebih tepatnya dapat dikatakan bahwa perempuan yang
akan dikawini oleh Hosea ini nantinya pasti akan bersundal, sebab perempuan ini
memiliki sifat yang tidak baik. Maka dapatlah dikatakan bahwa Hosea harus
mengawini seorang perempuan yang tidak baik.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">Dari pernikahan
Hosea dengan Gomer ini, lahirlah tiga orang anak, dan dari ketiga anaknya ini,
Tuhan mau menunjukkan seperti apa akibat yang akan mereka rasakan jika mereka
menghianati janji setia mereka kepada Tuhan:<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"> 1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Yizreel
(Tuhan akan menabur)<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%;">Dosa akan membuat
mereka sebagai suatu bangsa terserek, seperti benih yang diserakkan. Dosa akan
membuat mereka saling membunuh, membenci, bermusuhan, tidak ada kedamaian,
sehingga mereka akan terserak.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"> 2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Lo-Ruhama
(Tidak dikasihi)<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%;">Dosa yang mereka
perbuat akan menjadi penghambat kasih setia Tuhan kepada mereka.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"> 3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Lo-Ami
(Bukan umatKu) <o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%;">Dengan berbuat dosa,
maka sama saja mereka tidak lagi mengakui Tuhan dalam diri mereka, berarti
mereka telah meninggalkan Tuhan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">Setelah Gomer
melahirkan ketiga anak itu untuk Hosea, maka tepat seperti yang telah dikatakan
oleh Tuhan kepada Hosea sejak mulanya bahwa Gomer bukanlah perempuan yang baik,
Gomer meninggalkan Hosea dan ketiga orang anaknya untuk menjadi perempuan
sundal. Tentu kepergian Gomer ini menjadi perempuan sundal membuat Hosea sakit
hati, apalagi Hosea sebagai seorang nabi, tentu betapa malunya dia. Inilah yang
menjadi gambaran yang secara nyata diperlihatkan Tuhan, betapa sakitnya hati
Tuhan dikhianati dan dipermalukan oleh umat Israel.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">Tetapi ternyata
kisah ini tidak hanya berakhir sampai disini saja, jika kita membaca ke pasal
berikutnya, akan jauh lebih menyakitkan lagi bagi Hosea, sebab ternyata Tuhan
menyuruh Hosea untuk memanggil dan menebus kembali Gomer dari persundalannya. Maka
jika kita jauh melihat ke Perjanjian Baru, maka inilah nubuatan tentang
penebusan yang dilakukan oleh Tuhan di dalam Yesus Kristus. Bahwa Tuhan mau
datang menjadi manusia, Dia yang kudus datang ke dunia yang penuh dengan dosa
untuk menebus dan menguduskan kita. Dia mencari kita yang hilang, mencari kita
yang sesat, mencari kita yang berdosa.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">Maka, dari kisah
Hosea dan Gomer ini, Tuhan mau menunjukkan kepada kita, walaupun Tuhan sebagai
suami yang tersakiti, tetapi oleh kasihNya yang besar, Tuhan mau menunjukkan
bahwa Dia adalah suami yang selalu setia kepada kita umatNya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Renungan:<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"> 1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]-->Dalam
konteks saat ini, ketika kita membaca nas ini, mau mengingatkan kita untuk
menjadi suatu gambaran bahwa Gomer perempuan sundal itu adalah kita orang-orang
yang berdosa, yang sering memainkan perasaan dan kasih Tuhan. Di mulut kita
mengatakan: Tuhan itu baik, Tuhan gembalaku, Tuhan keselamatanku, Tuhan kekasih
jiwaku, tetapi dalam perbuatan kita selingkuh, harta, kehormatan, kenikmatan
duniawi yang menjadi tuan dan kekasih jiwa kita.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%;">Tetapi syukur
kepada Tuhan, Dia dalah suami yang setia, yang masih berkenan untuk mengampuni,
menyayangi dan mengasihi kita. kita yang tahu apa dosa dan kejahatan kita
kepada Tuhan, tetapi syukur kepada Tuhan, sebab Dia masih berkenan memberikan
waktu dan kesempatan bagi kita untuk bertobat.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"> 2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]-->Belajar
dari kisah Hosea dan Gomer ini, bahwa teguran Tuhan untuk mengingatkan kita
tidak selalu dengan kata-kata, tetapi bisa juga dengan gambaran atau situasi
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin saja teliga kita sudah terlalu
tebal untuk menerima teguran firman Tuhan, tetapi Tuhan juga bisa pakai
kejadian-kejadian dan situasi yang terjadi supaya bisa dilihat mata dan perasaan
kita menjadi peringatan supaya kita berbalik ke jalan yang benar.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-605312648096945732022-08-11T08:13:00.001+07:002022-08-11T08:13:03.475+07:00Lukas 12: 49-53 Mengikut Yesus Secara Total<p> <b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bacaan Firman Tuhan: Lukas
12: 49-53</span></b></p><p><span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Book Antiqua, serif;"><b>Mengikut Yesus Secara Total</b></span></span></p><span><a name='more'></a></span>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ayat 49<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam Alkitab, api mempunyai
makna simbolis, tanda penampakan Allah (Kel. 13:2; 19:18), sarana pemurnian
(Im. 13:52, Bil. 31:23), sarana pemisahan (Yer. 23:29, Yes. 33:14), sarana
pemusnahan dalam pengadilan (Kej. 19:24). Dalam nas ini, jika kita mengacu pada
apa yang dikatakan di ayat 52-53, maka api yang dimaksudkan adalah untuk
memisahkan dan memurnikan. Tetapi, api bisa juga merujuk kepada pencurahan Roh
Kudus dengan lidah-lidah api. Maka dapatlah kita pahami, bahwa api adalah kuasa
dari Tuhan yang akan menyala, yaitu Injil yang akan memurnikan, seperti api
yang memurnikan emas dari kotoran.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ayat 50<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika merujuk Markus 10:
38, maka baptisan yang harus diterima oleh Yesus adalah penderitaan dan
kematianNya. "Aku harus menerima baptisan." Penderitaan itu adalah
baptisan, bukan luapan air. Aku harus dibenamkan, bukan ditenggelamkan, di
dalamnya. Ia menyebutnya dengan suatu istilah yang menguduskan segala
penderitaan-Nya itu, sebab baptisan adalah nama yang menguduskan penderitaan
itu, sebab baptisan adalah upacara yang kudus. Kristus dalam penderitaan-Nya
mempersembahkan diri-Nya bagi kehormatan Bapa-Nya, dan menahbiskan diri-Nya
sebagai imam untuk selama-lamanya (Ibr. 7:27-28).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ayat 51-53<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika Yesus mengatakan
bahwa kedatanganNya bukan membawa damai tetapi pertentangan, maka kita perlu
melihat kembali ayat 49 yang di atas tadi, bahwa Injil keselamatan yang dibawa
oleh Yesus ke dalam dunia ini adalah api yang akan memisahkan dan memurnikan
manusia dari kuasa dosa. Maka tidak ada kompromi atau kata damai dengan dosa,
kuasa Injil Kristus adalah untuk memisahkan dan menguduskan setiap orang yang
mau percaya dan mengikut Yesus dari dosa. Bila seseorang mau untuk secara total
mengukut Yesus, maka harus mau dipisahkan dan dimurnikan dari dosa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pertentangan yang akan
terjadi dalam satu keluarga, antara ayah dan anaknya laki-laki, ibu dan anaknya
perempuan, mertua dan menantunya, ini menjadi suatu gambaran nyata dari pemisahan
itu. Bahwa setiap orang yang sungguh-sungguh mau untuk mengikut Yesus, harus
siap menerima konsekuensi untuk dikucilkan dan dibenci bahkan akan dibenci dan
dikucilkan oleh keluarga terdekatnya. Sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan juga
di Lukas 18: 29-30 “setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan
rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan
menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan
datang ia akan menerima hidup yang kekal.” Sebagaimana dalam tradisi Yahudi,
bahwa adat dan agama adalah satu kesatuan, sehingga ketika seseorang dalam
suatu keluarga menjadi percaya kepada Yesus, tentu hal ini akan menimbulkan
pertentangan dalam keluarga dan dianggap juga telah melanggar aturan adat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Maka, yang dimaksud Yesus “bukan
damai tetapi pertentangan” tidaklah artinya Yesus membuat pertentangan dan
kegaduhan dalam keluarga, tetapi Yesus mau menjelaskan bahwa setiap orang yang
mau mengikuti Dia harus siap menerima konsekuensi untuk di benci dan
dikucilkan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Renungan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;"> 1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yesus
menghendaki supaya setiap orang yang mau mengikut Dia haruslah secara total
menyerahkan hidup dan perbuatannya untuk Tuhan, bukan setengah-setengah. Sebab itulah
yang dikerjakan oleh Yesus dalam dunia ini, sampai Dia menyerahkan nyawaNya
untuk keselamatan manusia, bahwa kasih yang terbesar telah diberikan oleh Tuhan
kepada kita. Demikian juga firmanNya adalah kuasa yang diberikan kepada kita
untuk memurnikan dan menguduskan kita dari kuasa dosa. FirmanNya adalah api
yang memurnikan kita dari kotoran-kotoran dosa dan menjaga kita tetap hidup
dalam kekudusan. Jika kita menerima firmanNya, maka tidak ada kompromi dengan
perbuatan dosa. Kita tidak bisa menduakan Tuhan dalam hidup kita, seperti yang
Tuhan Yesus katakan di Matius 5:37 <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika
tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari
si jahat.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;"> 2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat
ini tentu telah berbeda dengan pada masa Yesus ataupun pada masa awal-awal
pekabaran Injil diberitakan di suatu daerah, bahwa untuk menjadi seorang
Kristen tentu perlu keputusan yang berdampak pada konsekuensi yang begitu berat,
sehingga harus dibenci oleh keluarga atau aorang-orang disekitarnya. Sekarang banyak
orang Kristen adalah karena orangtuanya adalah seorang kristen, sehingga banyak
orang yang mengaku kristen bukan dengan kesungguhannya untuk mengikut Yesus. Maka
nas ini menggugah kita untuk mempertanyakan motivasi kita mengikut Yesus,
apakah kita benar-benar mau memberikan hidup kita untuk mengikut Yesus. Kita
mau memberikan diri kita untuk dibakar dengan api firmanNya untuk memisahkan
kita dari dosa, untuk membakar habis perbuatan-perbuatan dosa dari diri kita.
Jika kita benar-benar mau mengikut Yesus, maka tidak ada kompromi dengan dosa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-48131616735118033762022-07-25T23:30:00.000+07:002022-07-25T23:30:11.779+07:00Yakobus 3: 13-18 HIKMAT YANG DARI ATAS<p> <b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bacaan
Firman Tuhan: Yakobus 3: 13-18 Hikmat yang dari atas</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sedikit
berbeda dengan surat-surat kiriman yang lainnya dalam Perjanjian Baru, surat
Yakobus lebih kepada pengajaran hikmat. Walaupun di awal surat Yakobus ini menyapa
orang Israel yang ada diperantauan, namun penekanan pengajaran dalam surat
Yakobus <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ini bukan membahas masalah yang
khusus dalam suatu jemaat seperti yang sering ditemui di surat-surat Paulus. Sehingga
ketika kita membaca kitab Yakobus kita sedang membaca pengajaran hikmat yang
dialamatkan kepada semua pengikut Yesus, yaitu tentang bagaimana kita menjalani
kehidupan berdasarkan hikmat dari Tuhan. Pengajaran hikmat Yakobus dalam surat ini dipengaruhi
oleh dua sumber utama, yaitu pengajaran Tuhan Yesus (khususnya khotbah di bukit – Matius
5-7) dan pengajaran hikmat dari kitab Amsal (khusunya Amsal 1-9).<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Secara
khusus dalam nas ini, Yakobus memberikan pengajaran tentang pertentangan antara
hikmat yang benar dan yang salah, atau lebih tepatnya apakah kita hidup
berdasarkan hikmat dari Tuhan dan hikmat dari dunia ini. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hikmat
dari dunia</span></b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> berasal dari nafsu dunia dan dari setan-setan, yaitu
iri hati, mementingkan diri sendiri, memegahkan diri sendiri (kesombongan) dan
berdusta melawan kebenaran (kemunafikan).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hikmat
dari Tuhan</span></b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> (hikmat yang datang dari atas) adalah kebalikan hikmat
dunia, murni, pendamai, peramah, penurut (mau untuk mengalah), berbelas
kasihan, menghasilkan buah-buah yang baik (dengan tulus dan ikhlas), tidak
memihak (terus terang) dan tidak munafik (jujur).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
Alkitab, kita dapat belajar dari contoh-contoh tentang iri hati yang membawa
kepada perbuatan-perbuatan dosa lainnya. Misalnya: Kain yang membunuh Habel
karena iri hati sebab Tuhan menerima korban persembahan Habel (Kejadian
4:1-16), Rahel yang iri hati kepada Lea karena Tuhan membuka kandungan Lea,
sementara Rahel mandul (Kejadian 29: 31-10:8), Saul yang iri hati kepada Daud,
sebab Saul merasa tersaingi dan Daud lebih disanjung oleh rakyat, kemudian juga
bagaiamana proses penangkapan dan penyaliban Yesus tidak lepas dari perasaan
dengki imam-imam Yahudi (Matius 27:18). <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hikmat
dari dunia yang dimaksudkan oleh Yakobus dalam nas ini adalah sebagaimana juga
yang tertulis di Amsal 6: 16-19 yaitu tentang tujuh perkara yang menjadi
kekejian bagi Tuhan. Disini, Yakobus hendak menjelaskan bahwa iri hati,
kesombongan dan kemunafikan memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Pada saat
kita iri hati (cemburu) maka di sisi lainnya kita sedang menyombongkan diri dan
di sisi lainnya kita mau mencari jalan keluar dengan kemunafikan, sebab tidak
akan ada orang yang mau mengaku bahwa dirinya iri hati kepada orang lain,
justru yang ada adalah menyombongkan diri sendiri dan mengangkat diri sendiri
lebih hebat dengan kepura-puraan (munafik). Yakobus menyebutkan bahwa sikap
seperti ini akan melahirkan berbagai macam perbuatan jahat (ay. 16).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Iri
hati mulai muncul saat melihat dan membandingkan diri sendiri dengan orang
lain, misalnya dengan kemampuan yang dimiliki, jabatan yang didapatkan,
pakaian, mobil yang dimiliki dan lain sebagainya. Selanjutnya semakin sering
melihat orang lain, maka kita semakin merasa kasihan pada diri sendiri. Akhirnya
mulailah muncul kesombongan bercampur dengan kebencian bahwa kita merasa layak
seperti orang itu bahkan melebihinya, tetapi pada sisi lainnya kita tidak
memiliki kemampuan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span><span> </span><span> </span>Maka apakah yang harus kita
lakukan untuk menjauhkan sikap iri hati? Yaitu hidup yang selalu dipenuhi
dengan rasa syukur kepada Tuhan. Apapun yang Tuhan berikan kepada kita adalah
pemberian yang terbaik dari Tuhan tanpa perlu membandingkan dengan orang lain. Sebagaimana
tertulis dalam Galatia 6: 4-5 <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">supaya
bermegah atas keadaannya sendiri tanpa melihat keadaan orang lain, karena
setiap orang memiliki tanggungan sendiri untuk dipikulnya</b>. Dari sini kita
belajar bahwa setiap orang memiliki alasan-alasan tersendiri untuk bersyukur
kepada Tuhan, dan setiap orang juga memiliki tanggungan masing-masing untuk dipergumulkan
dan diperjuangkan dalam hidupnya. Sehingga tidak perlu iri hati dengan
pencapaian orang lain dan tidak perlu juga memaksakan diri untuk menjadi orang
yang lebih dari orang lain, sebab sikap seperti ini adalah hikmat dari nafsu
dunia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span><span> </span><span> </span>Tuhan menjadikan kita
manusia dengan memberikan akal dan pikiran adalah supaya tidak dikuasai
keinginan hawa nafsu duniawi. Akal dan pikiran yang Tuhan berikan kepada kita
adalah supaya kita dapat mengerti dan menghidupi hikmat Tuhan. Akal dan pikiran
yang diberikan kepada kita bukan untuk saling menjatuhkan, membenci, menipu, merendahkan
dan mementingkan diri sendiri, tetapi supaya kita sapat saling mengasihi. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-31500618515909173912022-07-21T11:00:00.003+07:002022-07-21T11:00:24.626+07:00Hosea 1: 2-9 Tuhan Setia Dalam KasihNya<p> <b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bacaan
Firman Tuhan: Hosea 1: 2-9</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di permulaan kitab Hosea
(pasal 1-3) memperlihatkan kepada tema utama dari kitab ini, yaitu suatu
gambaran tentang umat Allah yang memberontak dan akhirnya menerima konsekuensi
dari pemberontakannya kepada Tuhan, namun kasih setia Tuhan jauh lebih besar
dari dosa-dosa umatNya. Maka di awal kitab kita diperlihatkan gambaran yang
nyata tentang hubungan Allah dengan umat Israel yang berdosa melalui pernikahan
Hosea dengan seorang perempuan “sundal” yang bernama Gomer.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -36.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">I.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pernikahan
Hosea dengan Gomer<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di ayat 2 Tuhan
memerintahkan Hosea untuk mengawini seorang perempuan sundal. Tetapi lebih
tepatnya adalah perempuan yang berwatak sundal. Artinya bahwa Tuhan sudah
memberitahukan sejak awal, bahwa perempuan yang akan dinikahinya bukanlah
perempuan yang setia. Hosea memiliki tiga orang anak dari pernikahannya dengan
Gomer. Singkat cerita, setelah melahirkan ketiga anaknya, Gomer meninggalkan
Hosea dan anak-anaknya untuk menjadi pelacur. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sikap dan perbuatan Gomer
yang menjadi perempuan sundal sangat menyakitkan bagi Hosea, demikianlah umat
Israel yang menyakitkan hati Tuhan. Bahwa Tuhan digambarkan seperti suami yang
setia, tetapi umat israel menjadi seperti istri yang tidak setia. Tuhan menyelamatkan
dan memberkati umat Israel karena kasih setiaNya kepada umatNya, tetapi umat
Israel menjadi bangsa yang tidak tahu berterima kasih dengan mengingkari
perjanjian kasih antara Tuhan dan umat Israel.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akibat kepergian Gomer
menjadi perempuan sundal, membawa penderitaan bagi dirinya sendiri. Tetapi Tuhan
berfirman kepada Hosea untuk membawa pulang dan menebus Gomer dari
persundalannya. Ini menjadi gambaran bahwa bagaimana pun besarnya dosa dari
umat Israel, kasih Tuhan jauh lebih besar, sehingga Tuhan mau untuk menebus dan
menyelamatkan umatNya dari perhambaan dosa (Hosea 3:1-5).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -36.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">II.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Anak-anak
Hosea dari Gomer<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Yizreel <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Anak
pertama yang dilahirkan Gomer untuk Hosea. Yizreel berarti “Tuhan akan menabur”
(2:21-22). Nama Yizreel mengingatkan pada Yehu yang membunuh Yoram dan
keluarganya yang tidak bersalah (2 Raja-raja 9-10). Bahwa Tuhan akan membuat
pemaknaan baru atas tempat itu, yaitu menabur persatuan antara Israel dan
Yehuda. Anak pertama ini adalah gambaran bahwa dosa telah membuat orang Israel
jatuh.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lo-Rumaha<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Anak
kedua yaitu perempuan yang bernama Lo-Rumaha yang artinya “yang tidak
disanyangi” atau “tidak mendapat kemurahan”. Bahwa dosa telah membuat umat
Israel tidak lagi merasakan kemurahan Tuhan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lo-Ami<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Anak
ketiga, yaitu laki-laki yang dinamai Lo-Ami yang artinya “bukan umatKu”. Bahwa
dosa membuat umat Israel terpisah dari Tuhan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Renungan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;"> 1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jika kita mendengar berita-berita di media,
ada banyak kasus-kasus pembunuhan yang disebabkan perselikuhan, sakit hati
karena kecemburuan maupun karena “cinta segitiga”. Maka jika kita ingin
menanyakan bagaimana sakitnya dikhianati oleh orang yang sangat kita cintai,
maka tanyakanlah mereka. Namun tidak demikian dengan Allah, walaupun Tuhan
dikhianati, berulang-ulang umat Israel membuat menyakiti hati Tuhan, tetapi Dia
memperlihatkan Dirinya seperti seorang suami yang setia dan mengampuni. Kasih yang
seperti inilah yang diperlihatkan Tuhan kepada umatNya, yaitu dengan firmanNya
kepada Hosea untuk memanggil pulang dan menebus kembali Gomer dari
persundalannya. Dari sini kita diajar oleh firman Tuhan, bagaimana kasih setia
Tuhan kepada kita umatNya, bahkan cinta kasih Tuhan itu seperti yang tertulis
dalam Kidung Agung 8:6 “cinta kuat seperti maut”, bahwa Allah sampai
menyerahkan AnakNya yang tunggal mati di kayu salib untuk menebus dan menyelamatkan
kita dari kematian oleh dosa. Dari nas ini kita mau diajak untuk bertanya pada
diri kita, apakah balasan dari cinta kasih Tuhan kepada kita? atau justru kita
menghianati cinta kasih Tuhan? Kita mengasihi Tuhan hanya dari mulut saja<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;"> 2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Belajar dari Hosea, kejadian-kejadian nyata
dapat dipakai oleh Tuhan untuk memperingatkan kita, sebagaimana yang Tuhan
lakukan untuk memperingatkan orang Israel, mungkin sudah tidak cukup kata-kata
untuk memperingatkan akan dosa mereka, sehingga Tuhan harus memerintahkan Hosea
mengawini perempuan sundal sebagai gambaran nyata bagaimana dosa yang telah
mereka lakukan dan juga sekaligus untuk memperlihatkan bagaimana cinta kasih
Tuhan kepada umatNya. Banyak contoh-contoh nyata dalam kehidupan ini yang
menjadi pelajaran bagi kita, bahkan mungkin Tuhan juga dapat memakai kejadian
yang terjadi pada diri kita sendiri untuk memperingatkan kita. dari contoh
nyata melalui Hosea ini, kita diingatkan bahwa Tuhan bisa marah, sakit hati
karena kejahatan kita, kita tidak bisa menghindar dari pengetahuan Tuhan, jika
kita selingkuh di belakang Tuhan, pastinya Dia tahu dan tentu dapat membuatnya marah
dan sakit hati, tetapi sebesar apapun besar amahnya, jauh lebih besar kasihNya
jika kita mau bersungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan.</span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6149498894341198500.post-35159487360349108492022-05-31T23:38:00.000+07:002022-05-31T23:38:11.990+07:00Yohanes 7: 37-39a Roh Kudus Adalah Aliran Air Hidup<p> <b style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 7: 37-39a</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Barangsiapa
haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku,
seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir
aliran-aliran air hidup."<span></span></span></i></b></p><a name='more'></a><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><o:p></o:p></i></b><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salah
satu hari raya besar orang Yahudi adalah Pondok Daun yang dilaksanakan selama
tujuh hari. Mereka meninggalkan tempat tinggalnya untuk menempati pondok yang
mereka dirikan dari daun dan ranting kayu. Dan pada pesta puncak hari raya
tersebut, akan diambil air dari kolam Siloam dan membawanya ke bait Allah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hari
raya ini adalah perintah Tuhan kepada mereka untuk mengingat perjalanan nenek
moyang mereka di padang gurun, walaupun nenek moyang mereka menyusuri padang
gurun yang tandus, tetapi Tuhan tetap menyertai dan mencukupkan kehidupan
mereka. Walaupun di padang gurun tidak ada sumber air, tetapi dengan kuasa
Tuhan tetap memberikan mereka air untuk kebutuhan hidup mereka. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Maka
pada pesta puncak perayaan hari raya pondok daun itu, ketika mereka membawa air
ke bait Allah, maka disitulah Tuhan Yesus berseru kepada orang banyak <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Barangsiapa
haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!, Barangsiapa percaya kepada-Ku,
seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran
air hidup.”</i></b> Seruan Tuhan Yesus ini hendak menjelaskan kepada mereka
bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya, maka pada mereka akan ada aliran air
hidup. Bahwa air kehidupan itu sungguh benar-benar ada, air kehidupan yang
menyertai nenek moyang mereka itu ada diantara mereka. Mereka tidak hanya
sebatas memperingati seperti yang mereka lakukan pada saat itu dengan ritual di
bait Allah, tetapi siapa yang percaya kepada Tuhan Yesus, maka aliran air hidup
itu akan ada padanya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selanjutnya
dijelaskan dalam nas ini, bahwa aliran air hidup itu adalah Roh Kudus yang akan
dicurahkan kepada setiap yang percaya kepada Tuhan Yesus. Maka kepada kita
dijelaskan betapa besarnya kuasa dari Roh Kudus yang dicurahkan kepada setiap
orang yang percaya, bahwa Roh Kudus adalah air kehidupan kepada setiap orang
yang percaya kepada Tuhan Yesus.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seperti
perjalanan umat Israel di padang gurun, sekalipun situasi padang gurun yang
tidak memungkinkan mereka dapat untuk hidup, namun ada kuasa Tuhan yang
menyertai perjalanan mereka. Maka demikianlah juga dalam kehidupan kita di
dunia ini dengan berbagai tantangan yang harus kita hadapi. Kita percaya bahwa
kita dapat menjalani kehidupan kita hingga saat ini bukanlah karena kekuatan
dan kemampuan kita, tetapi ada kuasa Tuhan yang memampukan kita, yaitu Roh
Kudus yang diam dalam diri kita. Roh Kudus adalah sumber air hidup yang
senantiasa menuntun kita dengan memberikan kita hikmat, penghiburan dan
sukacita. Mungkin kita tidak menyadarinya dan kita tidak tahu persis bagaimana
kuasa Tuhan melalui Roh Kudus bekerja dalam diri kita, tetapi seperti yang
dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa Roh Kudus itu adalah seperti aliran air yang
senantiasa mengalir dalam diri kita tanpa henti.</span></p>Porisman Lubishttp://www.blogger.com/profile/12138490314433620096noreply@blogger.com2