2 Tesalonika 3:16-18 Kasih Karunia Tuhan Menyertai Kita
Pendahuluan
Jemaat Tesalonika yang merupakan bayi rohani yang terdiri dari orang-orang yang dulunya penyembah berhala di daerah wilayah kekaisaran Romawi sedang bergumul untuk mengerti identitas mereka di dalam Kristus dan juga bagaimana hidup sebagai anak Tuhan dalam kebudayaan masyarakat yang bermusuhan dengan mereka. Jemaat Tesalonika berada pada situasi yang sangat kritis karena di saat mereka menghadapi penganiayaan mereka juga harus berhadapan kebingunan tentang ajaran kekristenan tentang kedatangan Kristus. Sehingga ada dari antara jemaat yang salah memahami tentang kedatangan Kristus menjadi berhenti bekerja, bermalas-malasan dan perilaku yang tidak teratur. Dalam situasi yang seperti inilah Paulus sebagai bapa rohani bagi jemaat Tesalonika meneguhkan iman jemaat melalui nasehat dan juga pengajaran yang benar tentang iman di dalam Yesus Kristus. 2 Tesalonika 3: 16-18 adalah penutup surat Paulus yang kedua kepada jemaat di Tesalonika yang merupakan sebuah doa supaya Tuhan mengaruniakan damai sejahtera dan kasih karunia dari Tuhan selalu menyertai jemaat Tesalonika.
Tuhan
mengaruniakan Damai Sejahtera (ay.16a)
Ketika Paulus bicara tentang
damai sejahtera, ia bicara tenang ketenangan jiwa dan pikiran. Damai sejahtera
ini melambangkan ketenangan yang seseorang miliki di hadapan Allah. Hanya Tuhan
yang dapat memberikan damai sejahtera yang sejati. Dunia memiliki hal-hal yang
bisa dibeli dengan uang, yang orang lain dapat berikan, dan yang keluarga dapat
sediakan, tapi bukan damai sejahtera sejati. Secara khusus ketika kita berada
di penghujung tahun 2025 ini, Di sepanjang tahun ini mungkin kita menghadapi:
tekanan ekonomi, bencana, persoalan dalam pekerjaan, persoalan keluarga,
masalah kesehatan, konflik batin, pergumulan pelayanan. Namun Paulus menegaskan
bahwa damai sejahtera Tuhan tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada Pribadi
yang memberinya: Tuhan sumber damai sejahtera. Itulah yang memberikan
ketenangan, kekuatan dan penghiburan bagi kita untuk berpengharapan sekalipun
kita melewati masa-masa sulit dalam hidup, tetapi ada Tuhan yang selalu
menguatkan dan memberikan kita pengharapan akan kehidupan yang lebih baik lagi
di tahun depan.
Penyertaan
Tuhan disepanjang hidup (ay.16b)
Penyertaan Allah akan
menjadi pedoman serta pengawal kita dalam semua jalan kehidupan yang kita
jalani, serta menjadi penghiburan dalam setiap keadaan kita. Hadirat Allah
sendirilah yang akan membuat dunia ini menjadi seperti sorga. Tidak peduli di
mana pun kita berada, selama Allah menyertai kita, tidak menjadi masalah siapa
yang tidak berada bersama kita, selama Allah menyertai dan berada bersama kita.
Paulus berkata: “Tuhan menyertai kamu sekalian.” Ini adalah jaminan kehadiran
Allah. Sepanjang tahun ini: ada hari-hari kita kuat bukan karena kemampuan
kita, melainkan karena penyertaan-Nya. Ada jalan keluar dari setiap masalah
bukan karena kepintaran kita, melainkan karena kasih karunia-Nya. Saat kita
menoleh ke belakang, kita sadar: Ada tangan Tuhan yang bekerja untuk memelihara,
menjaga, dan menuntun kita. Penyertaan Tuhan bukan hanya untuk tahun ini tetapi
juga untuk tahun yang baru dan sampai selamanya. Jika Tuhan menyertai: kita
tidak berjalan sendirian, kita tidak perlu takut menghadapi ketidakpastian, dan
masa depan tidak lagi menakutkan.
Kasih
Karunia Tuhan menyertai dalam perjalanan Hidup (ay.18)
Paulus menutup dengan
kalimat sederhana namun sarat makna: “Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus
menyertai kamu sekalian.” Kasih karunia berarti: kekuatan yang Tuhan beri
kepada yang lemah, pengampunan bagi yang jatuh, kemampuan untuk tetap setia, pertolongan
yang tidak kita layak terima. Akhir tahun adalah waktu yang baik untuk melihat
bahwa: jika kita masih berdiri hari ini, itu karena kasih karunia, jika kita
masih percaya, itu karena kasih karunia, jika kita masih bisa berharap, itu
karena kasih karunia. Dan untuk memasuki tahun yang baru, bukan kekuatan, bukan
kepintaran, melainkan kasih karunia Tuhanlah yang kita perlukan paling pertama.
Penutup
Kita sering tiba di
akhir tahun dengan kegelisahan, seperti jemaat Tesalonika. Kita menghadapi
tekanan hidup, ketidakpastian, dan berbagai persoalan, sama seperti mereka.
Kita membutuhkan damai sejahtera Tuhan, kita membutuhkan penyertaan Tuhan untuk
menatap tahun yang baru. Dan kita benar-benar bergantung pada kasih
karunia-Nya, bukan kekuatan diri. Seperti jemaat Tesalonika, kita memasuki
akhir tahun ini dengan doa yang sama: Kiranya Tuhan damai sejahtera menyertai
kita dalam segala hal.
No comments :
Post a Comment