Istilah
“jalan buntu” mungkin sudah sering
kita mendengarnya, untuk menerangkan jalan yang tertutup yang tidak ada jalan
keluar atau mengistilahkan tentang masalah yang tidak mungkin lagi ada
penyelesaiannya, tidak lagi ada solusi, cara pemecahan masalah, “maju kena mundur kena”
Sebagaimana
Daud menerangkan bagaimana musuh dan penjahat yang acap kali mengepungnya,
bahkan dijelaskan juga bagaimana niat mereka yang begitu besar untuk
membinasakannya sampai diistilahkan dengan “memakan
dagingku”
Daud
sudah berada pada jalan buntu, tidak lagi ada strategi, cara lain untuk bisa
keluar dari kepungan mush yang begitu ganas hendak memakan dagingnya.
Namun
sekalipun itu jalan buntu, Daud berada pada situasi yang sulit, dia berkata “aku
tidak takut”
Tuhan
adalah terangku
Tuhan
adalah keselamatanku
Tuhan
adalah benteng hidupku
Tuhan
itu perlindungan dan keselamatanku ini adalah keberanian Daud untuk menyatakan
imannya dihadapan musuhnya dengan berani menegakkan kepalanya dihadapan
lawannya. Aku tetap percaya kepada Tuhan sekalipun musuh telah mengepung aku. Tidak
ada istilah “jalan buntu” sebagaimana Tuhan berfirman Sebab rancanganKu bukan
rancanganmu, jalanmu bukan jalanKu”.
Kita
bisa salah, bisa salah jalan, salah ambil keputusan, tetapi Tuhan tidak pernah
salah jalan merancangkan kebaikan bagi kita, sekalipun kita berkata tidak
mungkin, namun bagi Tuhan semuanya adalah mungkin.
Keberanian
Daud ini mau mengajar kita bahwa berbagai macam permasalahan hidup bisa saja
terjadi, orang beriman kepada Tuhan bukan artinya lepas dari masalah, tetapi
orang yang beriman akan dimampukan menghadapi apapun melampaui kemampuannya.
Sebagaimana
kita diajarkan tentang iman di Yohanes 20:29 dan di Ibrani 11: 1,
Percaya
karena melihat, itu sudah biasa, yang masih pada tahap kemampuan kita, namun
Percaya
walaupun kita tidak lihat, itulah iman, yang mampu bertindak melampaui
kemampuannya.
Jika
masalah datang, berbagai pergumulan menghampiri kehidupan kita, itu bukan untuk
ditakuti, tetapi syukurilah, mungkin dengan masalah itu kita akan mengeluarkan
dan memakai kekuatan yang selama ini belum kita gunakan atau belum sungguh-sungguh
kita pakai, yaitu iman kita kepada Tuhan.
Disini
kita melihat, bahwa Daud mau jujur, bahwa ketika ada masalah, ketika dia
tertekan, justru disitu dia dengan jelas dapat melihat bagaimana kekuatan iman
kepada Tuhan, bukan sebaliknya mempersalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada
dirinya.
Dan
sekarang, mari kita lihat mengapa Daud begitu yakin berkata “tidak takut”,
mengapa Daud yakin bahwa Tuhan adalah perlindungan dan keselamatannya?
Jika
kita masih masih membayangkan ketika masih anak-anak, saya yakin bahwa orangtua
kita tidak akan membiarkan kita kekurangan dalam berbagai hal, membiarkan kita
ketakutan, bahkan mungkin ketika kita bermain, orangtua kita selalu kita buat
menjadi tempat mengadu. Dan juga sebaliknya jika posisi kita saat ini sebagai
orangtua, apakah kita tega membiarkan anak kita kekurangan, kelaparan,
ketakutan, menjadi bodoh, saya yakin itu tidak mungkin terjadi.
Dan
inilah alasan keberanian dari Daud mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, dapat
kita lihat di ayat 4 “Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini; diam di
rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya”.
“Tinggal di rumah Tuhan” adalah
keyakinan imannya kepada Tuhan untuk tidak takut.
Dimana
tempat di dunia ini yang dapat menjamin ketenangan, kedamaian dan keamanan
kita? jawabnya “tidak ada”. Kapan saja, dimana saja kita bisa celaka, mendapat
masalah. Contoh kecilnya saja jika kita perhatikan:
Bagunan-bangunan
akan selalu ada: tangga darurat, pintu darurat, alat-alat keselamatan
Jalan-jalan
di penuhi dengan marka dan rambu lalu lintas untuk meminimalkan kecelakaan
Dalam
setiap pekerjaan akan selalu ada prosedur keselamatan kerja
Setiap
barang yang kita beli akan selalu ada peringatan dan juga aturan pakai
Alat
transportasi akan selalu dilengkapi dengan fitur-fitur keselamatan
Tetapi
ketika kita tinggal di rumah Tuhan, apapun yang terjadi kita percaya bahwa kita
pasti aman, sebab hanya di rumah Tuhan kita aman, tenang dan damai. Inilah yang
disuarakan oleh Tuhan Yesus kepada kita ketika Dia berkata “Tinggallah di dalam Aku, dan Aku
di dalam kamu”. Inilah rumah Tuhan itu, manakalah kita tinggal di dalam
Tuhan. ada ketenangan, kedamaian, keamanan dan keselamatan ketika Tuhan Yesus
ada dalam diri kita. Tuhan Yesus ada dalam pikiran, hati, perkataan dan
perbuatan kita.
Bagaimanakah
kita tahu bahwa Tuhan dalam diri kita dan kita di dalam Tuhan? ada komunikasi
dan kehidupan yang intim dengan Tuhan,
Ada
waktunya kita mengungkapkan permohonan kepada Tuhan
Ada
waktunya kita tekun mendengar apa yang Tuhan firmankan
Ada
waktunya kita melakukan apa yang dikatakan Tuhan, dan juga
Ada
waktunya kita menyaksikan kebaikan Tuhan dan mensyukurinya
Orang
yang beriman kepada Tuhan, tidak menghadapi masalah dengan takut dan putus asa,
tetapi akan menghadapinya dengan nyanyian dan pujian kepada Tuhan, sebab kita
percaya bahwa kita pasti aman dalam perlindungan Tuhan.
1 comment :
Did you know there's a 12 word sentence you can say to your crush... that will trigger deep emotions of love and instinctual attraction to you buried within his chest?
That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, idolize and protect you with all his heart...
12 Words Will Trigger A Man's Love Impulse
This instinct is so built-in to a man's brain that it will drive him to try better than before to make your relationship the best part of both of your lives.
Matter-of-fact, fueling this influential instinct is so essential to getting the best possible relationship with your man that the moment you send your man a "Secret Signal"...
...You'll immediately find him expose his soul and heart for you in a way he haven't expressed before and he will distinguish you as the one and only woman in the world who has ever truly interested him.
Post a Comment