Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 42: 1-9
Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya
Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia
menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan
berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di
jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan
sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi
dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan
menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia
menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya. Beginilah firman Allah,
TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang
menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang
memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan
nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: "Aku ini, TUHAN,
telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah
memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau
menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk
bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk
mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan
orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. Aku ini
TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan
memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau
kemasyhuran-Ku kepada patung. Nubuat-nubuat yang
dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang
baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku
mengabarkannya kepadamu."
Nubuatan
yang disampaikan oleh nabi Yesaya ini memberi penghiburan kepada umat Israel
dalam penderitaannya. Beratnya penderitaan yang dialami oleh umat Israel
digambarkan dalam nubuatan ini, yaitu seperti “buluh yang patah terkulai” dan
seperti “sumbu yang pudar nyalanya” (ay. 3). Jika dilihat, sepertinya
tidak akan mungkin buluh itu kembali seperti semula, dan sumbu pelita itu
kembali bersinar terang, sepertinya tidak ada lagi harapan. Hal ini bisa kita
ibaratkan seperti kata-kata yang terdengar manakala ada orang yang sedang sekarat,
para medis berkata “tidak ada lagi
harapan hidup, kecuali muzijat Tuhan”.
Namun,
dalam nubuatan ini Tuhan berfirman bahwa buluh yang patah terkulai itu tidak
akan dipatahkan dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan. Tuhan menghibur
umatNya, bahwa Tuhan akan menyatakan kasih karuniaNya dengan harapan yang
pasti. Tuhan dapat memulihkan buluh itu hingga menghasilkan buahnya, dan pelita
itu hingga menjadi terang yang bercahaya.
Bagaimana
Tuhan memulihkan umatNya yang menderita itu? Yaitu melalui “Hamba Tuhan”. Roh Tuhan ada padanya, Hamba
yang didukung, dipilih, Hamba yang kepadanya diberi kuasa dan dengan setia
menyatakan keadilan Tuhan, Dia tidak bimbang dan putus asa dalam pekerjaannya,
dia akan menjalankan tugas penyelamatan kepada semua umat manusia, membuka mata
yang buta, membebaskan yang terpenjara, menjadi terang dalam kegelapan. Nubuatan
ini telah di genapi di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, sebagaimana Matius
menyatakannya kepada kita di Matius 12: 17-21.
Oleh
karena kasih karunia Tuhan, saat ini kita telah berkelimpahan pengharapan dari
Tuhan (bnd. Roma 15:13). Di dalam Yesus Kristus Tuhan kita telah menyatakan
kebaikan dan kasih Tuhan dalam hidup ini. Tuhan tidak akan mengecewakan
pengharapan yang telah kita tambatkan pada Tuhan, pada saatnya, pengharapan itu
akan berbuah manis dalam hidup kita.
Tuhan
bekerja untuk kebaikan kita, Dia dapat melakukan hal-hal baru dalam hidup kita
(ay. 9). Sekalipun kita melihat kemustahilan, tetapi Dia adalah Tuhan berkuasa
yang telah menyatakan DiriNya kepada kita “ Aku ini Tuhan, yang datang untuk
menyelamatkanmu”.
Di
dalam Tuhan Yesus Kristus kita telah menerima hukum dan pengajaran Tuhan yang
membimbing kehidupan kita, dengan kuasaNya kita dimampukan untuk tetap tegak
berdiri ditengah badai kehidupan, Dia yang membuka mata kita dan yang menerangi
jalan hidup kita untuk selalu dapat berjalan dalam terang kebenaran Tuhan. di
dalam Tuhan kita Yesus Kristus kita telah melihat kemuliaan Tuhan nyata ada
tengah-tengah kehidupan kita.
No comments :
Post a Comment