Bacaan Firman Tuhan: Lukas 13: 1-9
“Jika Anda berbuat baik, maka Anda akan diberkati, tetapi jika Anda berdosa, maka Anda akan di hukum”. Pemahaman seperti ini sudah lama dipercayai oleh banyak agama-agama kuno, bahkan orang Yahudi sendiri pun memiliki pemahaman yang seperti ini, sebagaimana yang tertulis dalam Keluaran 20:5 bahwa Tuhan adalah pencemburu yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya. Bahwa ada kutuk dan berkat Tuhan dalam kehidupan manusia. Namun apakah memang demikian? Maka kita akan belajar dari pengajaran Tuhan Yesus dalam nas ini:
Ayat
1-5 Dalam nas ini ada dua kisah, yang pertama adalah kisah yang diberitakan
kepada Yesus tentang beberapa orang Galilea yang dibunuh oleh Pilatus ketika
mereka memberi persembahan kepada Allah. Tuhan Yesus menanggapi dengan
pernyataan: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa
semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak!
kata-Ku kepadamu”
Tetapi
kemudian Tuhan Yesus menambahkan lagi kisah yang hampir mirip dengan kisah yang
ditanyakan itu, yaitu ketika delapan belas orang yang mati tertimpa menara di
Siloam. Yesus juga menanggapi kisah itu dengan pernyataan:” sangkamu kedelapan belas
orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari
pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku
kepadamu.”
Apakah
kejadian tragis itu adalah akibat dari dosanya itu bukan urusan kita, itu adalah
urusan Tuhan kepada setiap orang, sehingga kita tidak bisa menghakimi orang
yang terkena musibah dengan mengatakan bahwa itu adalah karena dosanya. Yang hendak
diajarkan Tuhan Yesus kepada kita adalah seperti yang dikatakannya dalam nas
ini: “jikalau
kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian”, apa
artinya?
1.
Kita tidak bisa menganggap diri lebih
benar, lebih baik, lebih kudus ketika kita tidak mengalami kejadian tragis atau
penderitaan seperti yang dialami orang lain. Mungkin saja hari ini kita
baik-baik saja, tetapi besok apa yang terjadi kita tidak tahu, mungkin kita
juga akan mengalami nasib yang sama dengan orang yang mengalami kejadian tragis
tersebut.
2.
Sikap yang sepatutnya kita miliki adalah melihat
kejadian tragis itu menjadi suatu pelajaran yang berharga bagi kita untuk mau
bertobat, sebab Tuhan masih memberikan kesempatan hidup bagi kita. Apa yang
terjadi pada orang lain seharusnya menjadi peringatan untuk melihat diri kita
sendiri, kita adalah sama-sama manusia yang berdosa, tetapi ada orang lain yang
mengalami kejadian yang tragis, sementara kita masih diberi Tuhan kesempatan
hidup. Seperti yang tertulis dalam Pengkotbah 7:2 “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada
pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia;
hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.” Sekarang seorang dari
antara kita meninggal, seharusnya kita mau merenungkan bahwa kita juga pasti
akan meninggal, seharusnya kita akan semakin takut kepada Tuhan melalui
pertobatan.
Ayat 6-9
Yesus semakin mempertegas lagi penjelasannya dengan perumpamaan tentang pohon
ara yang sudah tiga tahun tidak berbuah. Pemilik kebun berencana untuk
menebangnya karena tidak kunjung menghasilkan buah. Namun tukang kebunnya
memberikan nasehat supaya ditunggu setahun lagi dengan memberikan pupuk dan
memperbaiki tanahnya, jika memang tidak berbuah juga barulah ditebang.
Dari
perumpamaan ini Tuhan Yesus hendak menjelaskan bagaimana manusia yang berdosa
itu seperti pohon ara yang tidak berbuah, Tuhan sudah memberikan banyak
kesempatan untuk bertobat dari dosanya tetapi tetap juga tidak bertobat. Seharusnya
orang berdosa itu sudah harus mati karena dosanya, tetapi Tuhan masih mengasihi
manusia dengan memberikan kesempatan untuk bertobat. Tetapi seperti perumpamaan
tadi, pohon ara itu bukan hanya diberikan kesempatan untuk berbuah tetapi
diberikan juga pupuk dan memperbaiki tanah tempatnya bertumbuh supaya
menghasilkan buah. Maka demikian juga dengan kita, kita tidak hanya diberikan
waktu, tetapi juga diberikan kasih yang besar kepada manusia melalui
pengorbanan AnakNya yang tunggal Yesus Kristus, supaya setiap orang tidak
binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).
Seperti
nyanyian rohani yang sudah sering kita dengarkan “hidup ini adalah kesempatan......jangan sia-siakan waktu yang Tuhan b’ri”.
Seperti pohon ara tadi yang dibesarkan, dirawat, dijaga adalah supaya saatnya
akan memberikan buahnya yang lebat. Maka demikian juga dengan kita, Tuhan
memberikan kepada kita kasihNya, kebaikanNya, berkatNya dan berbagai hal yang
baik Tuhan berikan kepada kita adalah supaya kita menghasilkan buah yang
banyak, tetapi jika kita tetap juga tidak berbuah, maka kita akan seperti pohon
ara yang tidak berbuah yang akan ditebang, yaitu kebinasaan yang kekal
selamaya.
No comments :
Post a Comment