Manakah yang lebih kita kasihi, apakah Allah sang pemberi
atau pemberianNya? Yang member atau pemberianNya. Dan hal ini di uji dari
Abraham apakah dia benar mengasihi Allah daripada mengasihi pemberian Allah tersebut.
Sudah begitu lama Abraham menantikan keturunan yang dijanjikan oleh Allah dan
Allah ingin memintanya kembali. Dari bacaan Firman Tuhan kali ini kita dapat
melihat sikap Abraham akan permintaan Tuhan kepadanya:
1. Abraham dengan tenang menghadapi pergumulannya
dengan tenang melakukan yang di Firmankan Tuhan (ayat 3).
Jika
kita dalam posisi Abraham, mungkin bisa saja muncul pertanyaan dalam hati kita:
apakah janji Tuhan itu tidak lagi diberikan kepadaku?, apakah Allah sekejam
itu, anak yang telah lama dinanti harus diambil kembali?, sekejam itukah Allah,
harus anaknya menjadi korban sembelihan?
Kita
tidak tahu apakah demikian juga pemikiran Abraham dalam menghadapi situasi ini.
Namun dalam kisah ini kita dapat melihat bahwa begitu Firman Tuhan datang kepadanya
untuk menyerahkan anaknya menjadi korba sembelihan, keesokan harinya dia
berangkat tanpa protes kepada Allah.
2. Ada keyakinan (ayat 5)
“kami
akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu”
Apakah itu
kalimat agar bujangnya tidak mengetahui apa yang akan mereka perbuat, namun
yang pasti sepertinya Abraham mempunyai keyakinan akan janji Tuhan kepadanya
seperti yang sudah dijanjikan Tuhan kepadanya menjadi bangsa yang besar;
memberkati dan menjadi berkat dan membuat namanya masyur.
Firman ini ingin mengingatkan kita kembali bahwa apapun yang
kita miliki itu adalah sumbernya dari Allah. Maka jangan pernah mengatakan
bahwa itu adalah hasil usaha kita. Tuhan siap kapan saja untuk member dan
mengambil kembali apapun yang telah kita terima dari Allah. Maka dari itu
jangan pernah bermain-main dengan kuasa Allah yang besar.
Semua berkat yang kita terima dari Allah apakah kita siap
memakainya sesuai dengan yang Tuhan Firmankan. Jika Tuhan masih member
kehidupan, pakailah kehidupanmu untuk memuliakan Tuhan. Jika Tuhan memberikan
kita rejeki apakah akan kita pakai untuk Firman Tuhan. Apakah anak-anak yang
telah Tuhan berikan kepada kita sudah kita ajar sesuai dengan Firman Tuhan.
Sebab itu, ingat kembali berkat Tuhan, apakah sudah kita
persembahkan buat Tuhan menjadi persembahan yang kudus dihadapanNya. Yakinkan
diri kita, bagaimanapun susahnya hidup yang kita hadapi tangan pengasihan Tuhan
pasti bekerja dalam hidup kita asalkan kita mengandalkan iman.
Manakah yang lebih kita kasihi, apakah Allah sang pemberi
atau pemberianNya? Yang member atau pemberianNya. Dan hal ini di uji dari
Abraham apakah dia benar mengasihi Allah daripada mengasihi pemberian Allah tersebut.
Sudah begitu lama Abraham menantikan keturunan yang dijanjikan oleh Allah dan
Allah ingin memintanya kembali. Dari bacaan Firman Tuhan kali ini kita dapat
melihat sikap Abraham akan permintaan Tuhan kepadanya:
1. Abraham dengan tenang menghadapi pergumulannya
dengan tenang melakukan yang di Firmankan Tuhan (ayat 3).
Jika
kita dalam posisi Abraham, mungkin bisa saja muncul pertanyaan dalam hati kita:
apakah janji Tuhan itu tidak lagi diberikan kepadaku?, apakah Allah sekejam
itu, anak yang telah lama dinanti harus diambil kembali?, sekejam itukah Allah,
harus anaknya menjadi korban sembelihan?
Kita
tidak tahu apakah demikian juga pemikiran Abraham dalam menghadapi situasi ini.
Namun dalam kisah ini kita dapat melihat bahwa begitu Firman Tuhan datang kepadanya
untuk menyerahkan anaknya menjadi korba sembelihan, keesokan harinya dia
berangkat tanpa protes kepada Allah.
2. Ada keyakinan (ayat 5)
“kami
akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu”
Apakah itu
kalimat agar bujangnya tidak mengetahui apa yang akan mereka perbuat, namun
yang pasti sepertinya Abraham mempunyai keyakinan akan janji Tuhan kepadanya
seperti yang sudah dijanjikan Tuhan kepadanya menjadi bangsa yang besar;
memberkati dan menjadi berkat dan membuat namanya masyur.
Firman ini ingin mengingatkan kita kembali bahwa apapun yang
kita miliki itu adalah sumbernya dari Allah. Maka jangan pernah mengatakan
bahwa itu adalah hasil usaha kita. Tuhan siap kapan saja untuk member dan
mengambil kembali apapun yang telah kita terima dari Allah. Maka dari itu
jangan pernah bermain-main dengan kuasa Allah yang besar.
Semua berkat yang kita terima dari Allah apakah kita siap
memakainya sesuai dengan yang Tuhan Firmankan. Jika Tuhan masih member
kehidupan, pakailah kehidupanmu untuk memuliakan Tuhan. Jika Tuhan memberikan
kita rejeki apakah akan kita pakai untuk Firman Tuhan. Apakah anak-anak yang
telah Tuhan berikan kepada kita sudah kita ajar sesuai dengan Firman Tuhan.
Sebab itu, ingat kembali berkat Tuhan, apakah sudah kita
persembahkan buat Tuhan menjadi persembahan yang kudus dihadapanNya. Yakinkan
diri kita, bagaimanapun susahnya hidup yang kita hadapi tangan pengasihan Tuhan
pasti bekerja dalam hidup kita asalkan kita mengandalkan iman.
No comments :
Post a Comment