Bacaan Firman Tuhan: 2 Korintus 5: 17-21
Jika kita menyimak keadaan yang ada di Negara kita tercinta
ini, banyak hal-hal yang membuat kita tercengang. Demontrasi yang berakhir
dengan kericuhan dan pengerusakan, tawuran antar sekolah dan antar kampong,
konser music berakhir dengan kericuhan bahkan sepak bola yang adalah ajang
sportivitas berujung pada perkelahian pemain maupun supporter. Jika kita juga
melihat lebih luas ke seluruh dunia tidak pernah habisnya kerusuhan dan
peperangan. Seakan-akan kedamaian itu menjadi barang langka yang begitu
susahnya dicari. Sedikit ada perbedaan selalu berujung pada kerusuhan. Inilah
realita hidup yang dialami oleh dunia ini akibat dari dosa. Dosa sebagai bentuk
pemberontakan kepada Allah, sehingga dosa telah memisahkan manusia dari Allah
sebagai sumber damai.
Sejak awal penciptaan, ketika manusia pertama jatuh kedalam
dosa kedamaian telah hilang dari kehidupan manusia. Manusia tidak lagi dapat
menikmati damai yang diciptakan Allah di taman Eden. Sehingga ketika damai itu
hilang dan digantikan dengan dosa yang terjadi pada manusia adalah ketakutan
(Kejadian 3:10). Sehingga ketakutan selalu mengancam kehidupan manusia karena
tidak ada lagi pegangan hidupnya yaitu Tuhan. Yang terjadi kemudian adalah
manusia mencoba keluar dari rasa takut dengan memberikan perlawanan akan rasa
takut dengan mengeluarkan sifat “kebinatangan” sehingga manusia akan saling
mengancam dan memangsa untuk berusaha keluar dari rasa takut.
Namun terpujilah Tuhan maha pengasih yang tidak membiarkan
manusia itu selamanya hidup dalam rasa takut (ayat 19). Allah siap berdamai
dengan manusia tanpa memperhitungkan pelanggarannya, agar manusia itu kembali
menerima damai yang dari Allah. Yesus hadir ditengah-tengah kehidupan manusia
adalah untuk membawa damai yang sangat dibutuhkan oleh manusia, kita ingat
bagaimana berita kelahiran Tuhan Yesus yang dikumandangkan oleh malaikat “Damai
di bumi diantara manusia yang berkenan kepada Allah”. Damai itu akan kita
terima jika kita perkenankan Sabda Tuhan masuk dalam kehidupan kita.
Di dalam Kristus kita kembali menjadi ciptaan baru “yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. Kita kembali hidup yang
dipimpin oleh Allah. Maka jadilah kita pelopor dan pembawa damai disetiap
kehidupan kita. Segala masalah jika dihadapi dengan hati yang damai pasti akan
dapat diselesaikan, namun jika hati tidak damai semudah apapun masalah itu
tidak akan selesai malah akan menambah masalah yang baru. Mari kita tunjukkan
pada dunia bahwa kita adalah lascar-laskar pembawa kedamaian dan bukan
permusuhan dan kebencian.
Bacaan Firman Tuhan: 2 Korintus 5: 17-21
Jika kita menyimak keadaan yang ada di Negara kita tercinta
ini, banyak hal-hal yang membuat kita tercengang. Demontrasi yang berakhir
dengan kericuhan dan pengerusakan, tawuran antar sekolah dan antar kampong,
konser music berakhir dengan kericuhan bahkan sepak bola yang adalah ajang
sportivitas berujung pada perkelahian pemain maupun supporter. Jika kita juga
melihat lebih luas ke seluruh dunia tidak pernah habisnya kerusuhan dan
peperangan. Seakan-akan kedamaian itu menjadi barang langka yang begitu
susahnya dicari. Sedikit ada perbedaan selalu berujung pada kerusuhan. Inilah
realita hidup yang dialami oleh dunia ini akibat dari dosa. Dosa sebagai bentuk
pemberontakan kepada Allah, sehingga dosa telah memisahkan manusia dari Allah
sebagai sumber damai.
Sejak awal penciptaan, ketika manusia pertama jatuh kedalam
dosa kedamaian telah hilang dari kehidupan manusia. Manusia tidak lagi dapat
menikmati damai yang diciptakan Allah di taman Eden. Sehingga ketika damai itu
hilang dan digantikan dengan dosa yang terjadi pada manusia adalah ketakutan
(Kejadian 3:10). Sehingga ketakutan selalu mengancam kehidupan manusia karena
tidak ada lagi pegangan hidupnya yaitu Tuhan. Yang terjadi kemudian adalah
manusia mencoba keluar dari rasa takut dengan memberikan perlawanan akan rasa
takut dengan mengeluarkan sifat “kebinatangan” sehingga manusia akan saling
mengancam dan memangsa untuk berusaha keluar dari rasa takut.
Namun terpujilah Tuhan maha pengasih yang tidak membiarkan
manusia itu selamanya hidup dalam rasa takut (ayat 19). Allah siap berdamai
dengan manusia tanpa memperhitungkan pelanggarannya, agar manusia itu kembali
menerima damai yang dari Allah. Yesus hadir ditengah-tengah kehidupan manusia
adalah untuk membawa damai yang sangat dibutuhkan oleh manusia, kita ingat
bagaimana berita kelahiran Tuhan Yesus yang dikumandangkan oleh malaikat “Damai
di bumi diantara manusia yang berkenan kepada Allah”. Damai itu akan kita
terima jika kita perkenankan Sabda Tuhan masuk dalam kehidupan kita.
Di dalam Kristus kita kembali menjadi ciptaan baru “yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. Kita kembali hidup yang
dipimpin oleh Allah. Maka jadilah kita pelopor dan pembawa damai disetiap
kehidupan kita. Segala masalah jika dihadapi dengan hati yang damai pasti akan
dapat diselesaikan, namun jika hati tidak damai semudah apapun masalah itu
tidak akan selesai malah akan menambah masalah yang baru. Mari kita tunjukkan
pada dunia bahwa kita adalah lascar-laskar pembawa kedamaian dan bukan
permusuhan dan kebencian.
No comments :
Post a Comment