Bacaan Firman Tuhan:
Markus 9: 38-50
"Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?" - Markus 9: 50
Nas Firman Tuhan ini adalah kelanjutan dari pembicaraan Tuhan
Yesus dengan murid-muridNya sebelumnya di Markus 9: 30-37 yaitu perkataan Yesus
yang tidak dimengerti para muridNya dan juga pembicaraan murid-muridNya tentang
siapa yang terbesar diantara mereka. Dalam nas khotbah kali ini ini
memperlihatkan pada kita bahwa ternyata murid Yesus juga belum mengerti
sepenuhnya akan apa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus.
Pikiran tentang siapa yang terbesar diantara mereka masih
jelas terlihat ketika Yohanes mengungkapkan bahwa mereka telah mencegah orang
yang diluar murid Yesus yang selalu bersamaNya untuk mengusir setan dalam nama
Yesus. Anggapan murid-murid Yesus bahwa mereka tidak memiliki hak untuk berbuat
sesuatu atas nama Yesus sementara mereka bukanlah bagian dari murid-murid yang
selalu bersama Yesus.
Yesus menjawab: “Tidak
seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga
mengumpat Aku” Jawaban Yesus sebenarnya memiliki makna yang sama dengan apa
yang diungkapkanNya sebelumnya. Bahwa akan tiba waktunya Yesus akan menderita,
disiksa dan akan dibunuh, dan orang-orang yang berbuat atas nama Yesus saat itu
bisa saja kembali berbalik untuk mengumpat Yesus.
Percakapan dan pemahaman murid-murid Yesus sebenarnya masih
berputar-putur sesuatu perbuatan dan mengharapkan sesuatu secara lahiriah
(kedagingan). Hal ini kembali ingin diperjelas Tuhan Yesus, bahwa kepercayaan
dalam hal mengikut Yesus jauh dari ambisi-ambisi lahiriah. Tetapi sebaliknya
bahwa pengikut Kristus itu memiliki hati untuk berbagi kebaikan kepada setiap
orang tanpa harus memandang siapa yang layak atau tidak layak untuk berbagi
kebaikan.
Hal ini jelas dipertegas Yesus, bahwa bagaimana kita sebagai
orang Kristen itu selayaknya menyatakan kebaikan kepada orang lain karena telah diikat dalam dan karena nama
Yesus. Maka pengikut Kristus supaya “Jangan
menjadi batu sandungan bagi orang lain dan menyingkirkan batu sandungan bagi diri sendiri”. Yesus ingin
memberikan pemahaman yang lebih luas bagi kita tentang kehidupan pengikutNya.
Tuhan Yesus menegaskan bagaimana beratnya hukuman bagi orang
yang menyesatkan orang lain karena telah menjadi batu sandungan bagi orang lain
karena telah membuatnya jauh dari Tuhan. Begitu juga hukuman yang akan diterima
seseorang yang karena mengikuti keinginan dagingnya sehingga meninggalkan
perintah Tuhan.
Pertama, membuka diri untuk kebaikan. Yesus mengharapkan bahwa orang yang
telah percaya kepada Kristus untuk tidak sekali-kali menjadi penghalang bagi
orang lain untuk percaya kepada Yesus hanya karena pikiran yang sempit dalam
memahami perintah Tuhan. Orang Kristen itu harus terbuka menerima dan memberi kebaikan
kepada orang lain. Pengikut Kristus akan memperlihatkan dirinya mudah untuk
menyerap kebaikan dan lebih mudah lagi menyalurkan kebaikan. Kita dipacu
menjadi pelayan bagi sesamanya bukan berpacu menjadi yang terbesar diantara sesamanya.
Kedua, menutup diri untuk dosa. Yesus menggambarkan bagaimana
sebenarnya tangan, kaki dan mata yang sangat rentan untuk jalur masuknya dosa
dalam kehidupan kita. Pengikut Kristus harus mampu menguasai kehidupan
dagingnya supaya tidak menjadi jalur masuknya dosa dalam diri.
Keinginan daging dapat menjadi batu sandungan bagi diri
sendiri. Jika tidak mampu untuk menguasainya, maka dosalah yang akan berkuasa
atas diri kita. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan lebih baik memenggal dan
mencungkil bahagian tubuh yang melakukan dosa sebelum dosa itu menjalar lebih
jauh ke seluruh tubuh.
Melawan godaan dunia yang menyesatkan, melawan keinginan
daging adalah merupakan penderitaan yang harus kita hadapi, tetapi itu hanya
untuk sementara waktu. Karena lebih baik kita menderita karena menolak dosa
masuk dalam hidup kita daripada kita membiarkan dosa masuk dalam diri yang
berakibat kehilangan hidup selama-lamanya.
***
Khotbah:
***
Khotbah:
Sekiranya nas ini diterapkan
mungkin sudah banyak orang Kristen yang sudah tidak punya tangan, kaki dan
mata. Namun walaupun Tuhan Yesus mengatakan bahwa:
“jika tanganmu menyesatkan
engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan
kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka”
“Jika kakimu menyesatkan engkau,
penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari
pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka”
“Jika matamu menyesatkan engkau,
cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan
bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka”
Untungnya Tuhan Yesus tidak
perintahkan kita melakukan seperti yang diucapkannya tadi. Sebab Yesus sedang
memakai gaya bahasa yang keras untuk memperlihatkan pada kita bahwa apa yang
sedang Dia ajarkan adalah masalah yang sangat serius.
Mengapa Yesus anggap itu serius? Karena
itu adalah masalah hidup. Setiap organisasi dibentuk pasti memiliki anggaran
rumah tangga yang harus dijalankan dan ditaati oleh anggota. Setiap peralatan
pasti memiliki SOP atau standar operasional prosedur. Maka manusia pun
demikian, Yesus menekankan bahwa manusia harus hidup sesuai dengan aturan main
yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Jika tidak, maka aka nada konsekuensi yang
akan kita terima.
Tuhan menciptakan kita bukan
asal-asalan. Tuhan menjadikan kita begitu sangat sempurna. Maka manusia juga
harus menghargai kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan, tidak asal hidup
dengan sesuka kita menjalani hidup ini tanpa mau diarahkan dan dituntun oleh
Tuhan.
Tuhan menciptakan mata kita untuk
melihat, dengan mata segala sesuatu dapat terlihat. Tetapi kita tidak bisa
melihat semuanya dengan sesuka hati kita, sebab ada batasan dan aturan sesuatu
yang tidak layak untuk kita lihat.
Tuhan menciptakan tangan kita, maka
kita bisa bekerja dan berbuat dalam hidup. Walaupun tangan ini bisa berbuat
segala sesuatu, tetapi ada batasan dan aturan mana hal yang tidak dapat untuk
tidak kita perbuat.
Tuhan menciptakan kaki, maka kita
dimampukan untuk berada disegala sudut dunia ini. Tetapi walaupun kita bisa
untuk pergi kemanapun, ada batasan dan aturan mana tempat yang tidak layak
untuk kita kunjungi.
Dalam kehidupan kita ini ada banyak
kasus-kasus yang terjadi yang memperlihatkan bagaimana manusia itu menjalani kehidupan
dengan sesukanya, tanpa pikir panjang banyak orang mengikuti keinginan
dagingnya. Contohnya: perselingkuhan, perceraian, aborsi, sex bebas, perjudian,
korupsi, pencurian, pembunuhan dan kejahatan-kejahatan lainnya. Dan kita
orang-orang Kristen hidup diantara kehidupan yang seperti itu, bahkan tidak
jarang juga kita menemukan orang Kristen yang melakukan yang seperti itu.
Maka, Tuhan Yesus ingin mengajar
kita bagaimana untuk memperoleh keselamatan hidup, maka kita tidak bisa memakai
kehidupan ini dengan keinginan daging. Jika kita mengikuti nafsu duniawi maka
kita akan menerima akibat dari nafsu kita sendiri.
Yesus ingin mengajar kita untuk
melihat kehidupan itu dalam jangka yang panjang. Sebagaimana yang Yesus katakan,
bahwa Ia menjanjikan kehidupan yang kekal. Maka orang percaya itu jangan
berfikir pendek yang hanya akan membuat jerat ataupun batu sandungan bagi diri
sendiri. Karena setiap orang yang berjalan diluar petunjuk Tuhan akan membawa
celaka bagi dirinya sendiri.
Maka kita diarahkan oleh firman
Tuhan, supaya menjalani kehidupan ini hanya di dalam nama Yesus dan hanya
karena nama Yesus. Tetapi jangan jadi salah mengerti, nanti kita bisa terjebak
asal-asalan menggunakan nama Yesus. “sedikit-sedikit
kita sudah bilang….dalam nama Yesus…..”. maksudnya apapun yang dapat kita
perbuat mari kita perbuat bukan karena keinginan daging kita, kita berbuat
sesuatu didorong oleh hawa nafsu kita, tetapi kita berbuat sesuatu hanyalah
karena kehendak Tuhan Yesus saja.
Segala sesuatu yang kita perbuat di
dalam dank arena nama Yesus, firman Tuhan mengatakan pada kita saat ini, kita
tidak akan pernah kehilangan upah yang besar dari Tuhan. Maka pertanyaan yang
menjadi perenungan bagi kita, sebagaimana yang Yesus katakana: “Hendaklah kamu
selalu mempunyai garam dalam dirimu”. “Apa yang menggarami dirimu?” apakah kita
masih digarami oleh kerakusan, ketamakan dan nafsu dunia ini? Atau kita telah
digarami oleh kuasa firman Tuhan?
No comments :
Post a Comment