Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Monday, September 21, 2015

Bilangan 11: 4-6, 10-16, 24-29 | Kebutuhan apa yang sedang 'ku penuhi?



Bacaan Firman Tuhan: Bilangan 11: 4-6, 10-16, 24-29
Bagi kita di Indonesia, di era kebebasan untuk berpendapat sudah tidak asing lagi yang namanya provokasi. Bahkan pemerintah sering mengingatkan supaya rakyat tidak mudah terpancing provokasi yang dapat mengganggu kestabilan keamanan dan sosial masyarakat.
Di era kebebasan saat ini kita bebas menyuarakan pendapat atas sesuatu yang menurut kita tidak tepat, tetapi aka nada saja oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan keadaan yang terjadi di masyarakat untuk kepentingannya sendiri membangkitkan atau memancing kemarahan dan kerusuhan di masyarakat.

Hal ini juga bisa kita lihat di tengah-tengah kehidupan umat Israel, bahwa ada beberapa oknum yang kemasukan nafsu rakus yang dalam nas ini disebut “orang-orang bajingan” yang memprovokasi orang Israel yang mengakibatkan terjadinya kegaduhan dan umat Israel pun menangis dan berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging?”

Akhirnya umat Israel telah diprovokasi dengan membanding-bandingkan keadaan umat Israel saat itu di Padang gurun dengan keterbatasan makanan dengan ketika mereka masih di Mesir yang memakan makanan “dengan tidak bayar apa-apa” mereka dapat makan mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.

Mengapa umat Israel mudah terprovokasi? Jelas ada yang salah dalam pemahaman umat Israel. Mereka sebenarnya belum memahami status mereka sebagai umat Allah yang telah dibebaskan dari perbudakan. Sebenarnya umat Israel harus bersyukur telah menerima kemerdekaannya yang sedang berjalan menuju kehidupan yang jauh lebih baik seperti di Mesir. Tetapi yang terjadi mereka tidak mengetahui mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Yang mereka tangisi itu adalah keinginan mereka bukan kebutuhan.

Melihat apa yang terjadi pada umat Israel Tuhan sangat murka. Tuhan memahami apa yang terjadi atas umat Israel yang tidak memahami status keberadaan mereka sebagai umat Allah. Maka Tuhan berfirman kepada Musa untuk mengumpulkan 70 orang tua-tua Israel. Sebab Musa sudah mengeluh melihat tingkah umat dan merasa tidak mampu menghadapinya.

Ke-70 tua-tua Israel itu dicurahkan Roh Tuhan yang berasal dari Musa. Dalam arti ke-70 tua-tua itu akan menerima Roh Tuhan sebagaimana yang diterima oleh Musa. Dengan demikian, menghadapi kegaduhan itu Musa tidak sendiri lagi. Mereka semua diutus untuk bernubuat menyatakan kebenaran Firman Tuhan untuk memberikan pemahaman yang jelas akan rencana Tuhan yang indah bagi umatNya. 

***
Dalam dunia ini kita juga sebenarnya sedang mendapatkan provokasi yang begitu besar dengan segala keindahan dan kenikmatan yang diperlihatkan. Sampai-sampai kita tidak lagi menyadari mana keinginan dan kebutuhan. 

Kita hendak diarahkan mencapai keinginan-keinginan yang sebenarnya belumlah kita butuhkan bahkan kita diarahkan untuk menikmati “keinginan yang dibalut dengan kebutuhan”. Satu handphone untuk kebutuhan sudah cukup, namun saat ini banyak orang harus memiliki lebih dari satu. Contoh lainnya, jika hanya sekedar memenuhi kebutuhan dapur, pergi ke pasar tradisional mungkin sudah cukup, namun untuk saat ini rasanya belum cukup karena tetap saja harus pergi ke supermarket maupun ke Mall. Maka akhirnya kita akan tergiur untuk membeli sesuatu yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang menjadi kebutuhan kita. Kita diarahkan untuk melupakan skala prioritas untuk mengutamakan mana kebutuhan mendesak dan mana kebutuhan yang tidak begitu perlu untuk saat ini.

 Dunia sedang memacu kita untuk mengeluarkan dan memperlihatkan sifat kedagingan kita. Pada dasarnya keinginan tidak akan pernah mengatakan cukup, pasti akan selalu kurang. Maka kita akan diarahkan untuk terus haus untuk memenuhi kebutuhan fisik atau sifat keduniawian kita.

Hal seperti ini akan mengarahkan hidup kita hanya memperhatikan dan focus untuk berusaha memenuhi kebutuhan fisik, sampai akhirnya kita mengesampingkan kebutuhan utama kita yaitu kebutuhan rohani. Tuhan ingin mengajar umat Israel, bahwa yang mereka butuhkan bukanlah daging, tetapi kebutuhan rohani, sebab dengan terpenuhinya kebutuhan rohani disitulah mereka akan menerima kehidupan.

Yang membuat kita hidup dan bersukacita dalam kehidupan ini bukanlah keinginan-keinginan duniawi. Kita hanya akan hidup dan berbahagia dalam hidup ini jika telah dipenuhi dan dicukupkan oleh Firman Tuhan. 

Hidup kita ini tidak akan berguna sama sekali, sekalipun kita dipenuhi oleh keinginan-keinginan duniawi, jika firman Tuhan tidak hidup dalam diri kita. Dalam Markus 9: 38-50 Tuhan Yesus dengan tegas menggambarkan tidak bergunanya hidup kita ini jika firman Tuhan kita hidupi. Dikatakan disitu:
Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;

Jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;

Jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka

Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?

Apalah artinya hidup kita ini tanpa dikuasai firman Tuhan? Berhati-hatilah untuk tidak disesatkan oleh dunia ini, mari kita utamakan untuk mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya. Jika kita mengikuti keinginan-keinginan duniawi, yakinlah tidak akan pernah ada kata cukup

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Bilangan 11: 4-6, 10-16, 24-29 | Kebutuhan apa yang sedang 'ku penuhi?



Bacaan Firman Tuhan: Bilangan 11: 4-6, 10-16, 24-29
Bagi kita di Indonesia, di era kebebasan untuk berpendapat sudah tidak asing lagi yang namanya provokasi. Bahkan pemerintah sering mengingatkan supaya rakyat tidak mudah terpancing provokasi yang dapat mengganggu kestabilan keamanan dan sosial masyarakat.
Di era kebebasan saat ini kita bebas menyuarakan pendapat atas sesuatu yang menurut kita tidak tepat, tetapi aka nada saja oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan keadaan yang terjadi di masyarakat untuk kepentingannya sendiri membangkitkan atau memancing kemarahan dan kerusuhan di masyarakat.

Hal ini juga bisa kita lihat di tengah-tengah kehidupan umat Israel, bahwa ada beberapa oknum yang kemasukan nafsu rakus yang dalam nas ini disebut “orang-orang bajingan” yang memprovokasi orang Israel yang mengakibatkan terjadinya kegaduhan dan umat Israel pun menangis dan berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging?”

Akhirnya umat Israel telah diprovokasi dengan membanding-bandingkan keadaan umat Israel saat itu di Padang gurun dengan keterbatasan makanan dengan ketika mereka masih di Mesir yang memakan makanan “dengan tidak bayar apa-apa” mereka dapat makan mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.

Mengapa umat Israel mudah terprovokasi? Jelas ada yang salah dalam pemahaman umat Israel. Mereka sebenarnya belum memahami status mereka sebagai umat Allah yang telah dibebaskan dari perbudakan. Sebenarnya umat Israel harus bersyukur telah menerima kemerdekaannya yang sedang berjalan menuju kehidupan yang jauh lebih baik seperti di Mesir. Tetapi yang terjadi mereka tidak mengetahui mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Yang mereka tangisi itu adalah keinginan mereka bukan kebutuhan.

Melihat apa yang terjadi pada umat Israel Tuhan sangat murka. Tuhan memahami apa yang terjadi atas umat Israel yang tidak memahami status keberadaan mereka sebagai umat Allah. Maka Tuhan berfirman kepada Musa untuk mengumpulkan 70 orang tua-tua Israel. Sebab Musa sudah mengeluh melihat tingkah umat dan merasa tidak mampu menghadapinya.

Ke-70 tua-tua Israel itu dicurahkan Roh Tuhan yang berasal dari Musa. Dalam arti ke-70 tua-tua itu akan menerima Roh Tuhan sebagaimana yang diterima oleh Musa. Dengan demikian, menghadapi kegaduhan itu Musa tidak sendiri lagi. Mereka semua diutus untuk bernubuat menyatakan kebenaran Firman Tuhan untuk memberikan pemahaman yang jelas akan rencana Tuhan yang indah bagi umatNya. 

***
Dalam dunia ini kita juga sebenarnya sedang mendapatkan provokasi yang begitu besar dengan segala keindahan dan kenikmatan yang diperlihatkan. Sampai-sampai kita tidak lagi menyadari mana keinginan dan kebutuhan. 

Kita hendak diarahkan mencapai keinginan-keinginan yang sebenarnya belumlah kita butuhkan bahkan kita diarahkan untuk menikmati “keinginan yang dibalut dengan kebutuhan”. Satu handphone untuk kebutuhan sudah cukup, namun saat ini banyak orang harus memiliki lebih dari satu. Contoh lainnya, jika hanya sekedar memenuhi kebutuhan dapur, pergi ke pasar tradisional mungkin sudah cukup, namun untuk saat ini rasanya belum cukup karena tetap saja harus pergi ke supermarket maupun ke Mall. Maka akhirnya kita akan tergiur untuk membeli sesuatu yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang menjadi kebutuhan kita. Kita diarahkan untuk melupakan skala prioritas untuk mengutamakan mana kebutuhan mendesak dan mana kebutuhan yang tidak begitu perlu untuk saat ini.

 Dunia sedang memacu kita untuk mengeluarkan dan memperlihatkan sifat kedagingan kita. Pada dasarnya keinginan tidak akan pernah mengatakan cukup, pasti akan selalu kurang. Maka kita akan diarahkan untuk terus haus untuk memenuhi kebutuhan fisik atau sifat keduniawian kita.

Hal seperti ini akan mengarahkan hidup kita hanya memperhatikan dan focus untuk berusaha memenuhi kebutuhan fisik, sampai akhirnya kita mengesampingkan kebutuhan utama kita yaitu kebutuhan rohani. Tuhan ingin mengajar umat Israel, bahwa yang mereka butuhkan bukanlah daging, tetapi kebutuhan rohani, sebab dengan terpenuhinya kebutuhan rohani disitulah mereka akan menerima kehidupan.

Yang membuat kita hidup dan bersukacita dalam kehidupan ini bukanlah keinginan-keinginan duniawi. Kita hanya akan hidup dan berbahagia dalam hidup ini jika telah dipenuhi dan dicukupkan oleh Firman Tuhan. 

Hidup kita ini tidak akan berguna sama sekali, sekalipun kita dipenuhi oleh keinginan-keinginan duniawi, jika firman Tuhan tidak hidup dalam diri kita. Dalam Markus 9: 38-50 Tuhan Yesus dengan tegas menggambarkan tidak bergunanya hidup kita ini jika firman Tuhan kita hidupi. Dikatakan disitu:
Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;

Jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;

Jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka

Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?

Apalah artinya hidup kita ini tanpa dikuasai firman Tuhan? Berhati-hatilah untuk tidak disesatkan oleh dunia ini, mari kita utamakan untuk mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya. Jika kita mengikuti keinginan-keinginan duniawi, yakinlah tidak akan pernah ada kata cukup

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Epistel / Keluarga Kristen / Mengucap Syukur dengan judul Bilangan 11: 4-6, 10-16, 24-29 | Kebutuhan apa yang sedang 'ku penuhi? . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2015/09/bilangan-11-4-6-10-16-24-29-kebutuhan.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Bilangan 11: 4-6, 10-16, 24-29 | Kebutuhan apa yang sedang 'ku penuhi? "