Bacaan Alkitab: 1 Korintus 12: 3-13
Dalam 1 Kor. 12 ini dinyatakan bahwa orang percaya adalah menjadi satu tubuh dalam Kristus (1 Kor. 12:27), sesuai dengan kehendak Allah telah menyusun dengan sedemikian rupa, sehingga ada bayak anggota, namun dalam satu tubuh (ay. 12, 24). Dan setiap anggota dalam tubuh itu diberikan karunia-karunia yang berbeda-beda namun dari Roh yang sama (ay.4).
Dalam 1 Kor. 12 ini dinyatakan bahwa orang percaya adalah menjadi satu tubuh dalam Kristus (1 Kor. 12:27), sesuai dengan kehendak Allah telah menyusun dengan sedemikian rupa, sehingga ada bayak anggota, namun dalam satu tubuh (ay. 12, 24). Dan setiap anggota dalam tubuh itu diberikan karunia-karunia yang berbeda-beda namun dari Roh yang sama (ay.4).
Kesatuan itu adalah pekerjaan dari Roh Allah untuk menyatukan orang percaya menjadi satu tubuh di dalam Kristus. Sehingga Roh Kudus dicurahkan kepada umat yang percaya bukan untuk dimemegahkan diri atas karunia yang diberikan kepadanya namun untuk menyatakan kuasa Allah dalam diri umat yang percaya dengan bersama-sama dapat menyatakan baik melalui perkataan maupun dengan perbuatan bahwa “Yesus adalah Tuhan” (1 Kor. 12: 3; 1 Yoh. 4:2).
Melalui Roh Kudus umat percaya dapat
memperoleh bermacam-macam karunia rohani yang semuanya adalah menjadi
kesaksian akan kuasa Allah dan bukan untuk meninggikan diri maupun
menyatakan orang lain lebih rendah. Sehingga ketika kita mau menerima
Roh Kudus bekerja, maka kuasa Allah bekerja melalui pemberian
berbagai karunia untuk menyatakan pekerjaan Allah dalam diri kita
sebagaimana kita adalah “Tubuh Kristus”.
Memperingati hari Pentakosta sebagai
mana janji Tuhan Yesus yang akan memberikan Roh Kudus (Yoh. 14:15-23),
kita disenantiasa di ingatkan bahwa Allah tidak pernah berhenti
bekerja ditengah-tengah kehidupan kita. Ia adalah yang awal dan yang
akhir, melalui pencurahan Roh Kudus, Allah akan bekerja dan bertindak
melalui kehidupan umat yang percaya.
Memperingati hari Pentakosta kita menyadari bahwa Roh Kudus yang mempersatukan kita dalam persekutuan yang kudus dan suci dalam Gereja-Nya di tengah-tengah dunia ini sebagai tubuh Kristus. Dan kita ada persekutuan orang percaya kepada Kristus yang dipanggil keluar (eklesia) untuk menyatakan kasih Allah pada dunia ini. Sehingga harus kita sadari sebagai orang Kristus bahwa Gereja bukanlah gedungnya tetapi adalah orangnya. Dari sini kita mampu memahami dan mempercayai bahwa sesungguhnya tidak ada yang dapat merusak, membakar, melarang berdirinya gereja, sebab Gereja bukanlah persekutuan yang dipersatukan oleh manusia tetapi persekutuan yang dipersatukan oleh Allah. Ini adalah kekuatan dan semangat kita sebagai orang kristen yang dipersatukan oleh Allah.
Sehingga bagi kita tidak ada "tempat kudus" atau "tanah suci" yang adalah perbuatan dan sikap yang suci dan kudus. Inilah sehingga Paulus mengatakan di 1 Korintus 6: 19 "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah" dan juga di 1 Korintus 3: 17b "Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu". Diri kitalah yang menjadi bait Allah yang kudus itu, dan Tuhan memanggil kita untuk keluar menyatakan kasihNya melalui perbuatan dan tindakan kita.
Sebagaimana dalam keseharian aktivitas
kehidupan kita yang begitu ragam keadaan situasi dan kondisi yang
akan kita hadapi, maka kita akan berbuat, bertindak dan menyikapi
segala sesuatunya. Dan kepada orang-orang percaya yang menaatiNya
(Kis. 5:32) akan diberikan kuasa Allah untuk mampu bersaksi bahwa
Yesus adalah Tuhan. KuasaNya akan menolong dan membimbing kita
menghadapi segala sesuatunya bukan dengan pertimbangan pemikiran
manusia namun dengan pemahaman dan pengenalan akan Tuhan. Sehingga
keagungan, kesucian dan kemuliaan Tuhan nyata atas hidup kita.
Dari sekian banyak karunia-karunia yang
boleh kita terima melalui Roh Kudus, ternyata ada karunia yang utama
yang harus kita miliki sebagaimana Paulus nyatakan selanjutnya dalam
1 Kor. 13 yaitu “Kasih”. Itu adalah karunia Roh Kudus yang utama
harus kita miliki. Sekalipun kita menerima karunia-karunia Roh untuk
mampu menyaksikan iman ditengah-tengah pergumulan hidup kita, mampu
bernubuat, namun jika karunia kasih itu tidak kita miliki, sama
sekali tidak berguna (1 Kor. 13:2). Ketika kita hidup dalam
persekutuan dengan “Tubuh Kristus”, maka kita adalah hidupNya
yang menyatakan kasihNya bagi dunia ini.
Kita bisa saja menjadi seorang pelayan
Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Allah yang murni, menjadi
bahagian dari paduan suara yang menyanyikan kemuliaan Tuhan, menjadi
seorang pekerja atau pegawai yang rajin dan jujur sesuai dengan
perintah Tuhan, memiliki iman yang kuat yang tidak akan dapat
diganggu oleh apapun. Namun jika kita tidak memiliki kasih apalah arti semuanya?
Sebab itu marilah kita menjadi Gereja
dan orang percaya yang tidak berputar-putar hanya untuk dirinya
sendiri. Sehingga kita tidak membatasi kuasa Allah melalui Roh
Kudus yang dinamis, jangan kita mengatur Tuhan, tetapi biarlah Tuhan yang mengatur hidupmu. Mari kita membebaskan Allah berkarya dalam hidup kita untuk mewujudkan damai sejahtera Allah, seperti doa Tuhan Yesus: "Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendakMulah yang jadi". Kita harus kembali kepada misi Allah (Missio
Dei) yaitu pemberian Roh Kudus adalah pengutusan kepada
murid-muridNya dan semua orang percaya untuk menyatakan damai
sejahtera kepada dunia (Yoh. 20: 21-22; Kis. 1:8).
Bacaan Alkitab: 1 Korintus 12: 3-13
Dalam 1 Kor. 12 ini dinyatakan bahwa orang percaya adalah menjadi satu tubuh dalam Kristus (1 Kor. 12:27), sesuai dengan kehendak Allah telah menyusun dengan sedemikian rupa, sehingga ada bayak anggota, namun dalam satu tubuh (ay. 12, 24). Dan setiap anggota dalam tubuh itu diberikan karunia-karunia yang berbeda-beda namun dari Roh yang sama (ay.4).
Dalam 1 Kor. 12 ini dinyatakan bahwa orang percaya adalah menjadi satu tubuh dalam Kristus (1 Kor. 12:27), sesuai dengan kehendak Allah telah menyusun dengan sedemikian rupa, sehingga ada bayak anggota, namun dalam satu tubuh (ay. 12, 24). Dan setiap anggota dalam tubuh itu diberikan karunia-karunia yang berbeda-beda namun dari Roh yang sama (ay.4).
Kesatuan itu adalah pekerjaan dari Roh Allah untuk menyatukan orang percaya menjadi satu tubuh di dalam Kristus. Sehingga Roh Kudus dicurahkan kepada umat yang percaya bukan untuk dimemegahkan diri atas karunia yang diberikan kepadanya namun untuk menyatakan kuasa Allah dalam diri umat yang percaya dengan bersama-sama dapat menyatakan baik melalui perkataan maupun dengan perbuatan bahwa “Yesus adalah Tuhan” (1 Kor. 12: 3; 1 Yoh. 4:2).
Melalui Roh Kudus umat percaya dapat
memperoleh bermacam-macam karunia rohani yang semuanya adalah menjadi
kesaksian akan kuasa Allah dan bukan untuk meninggikan diri maupun
menyatakan orang lain lebih rendah. Sehingga ketika kita mau menerima
Roh Kudus bekerja, maka kuasa Allah bekerja melalui pemberian
berbagai karunia untuk menyatakan pekerjaan Allah dalam diri kita
sebagaimana kita adalah “Tubuh Kristus”.
Memperingati hari Pentakosta sebagai
mana janji Tuhan Yesus yang akan memberikan Roh Kudus (Yoh. 14:15-23),
kita disenantiasa di ingatkan bahwa Allah tidak pernah berhenti
bekerja ditengah-tengah kehidupan kita. Ia adalah yang awal dan yang
akhir, melalui pencurahan Roh Kudus, Allah akan bekerja dan bertindak
melalui kehidupan umat yang percaya.
Memperingati hari Pentakosta kita menyadari bahwa Roh Kudus yang mempersatukan kita dalam persekutuan yang kudus dan suci dalam Gereja-Nya di tengah-tengah dunia ini sebagai tubuh Kristus. Dan kita ada persekutuan orang percaya kepada Kristus yang dipanggil keluar (eklesia) untuk menyatakan kasih Allah pada dunia ini. Sehingga harus kita sadari sebagai orang Kristus bahwa Gereja bukanlah gedungnya tetapi adalah orangnya. Dari sini kita mampu memahami dan mempercayai bahwa sesungguhnya tidak ada yang dapat merusak, membakar, melarang berdirinya gereja, sebab Gereja bukanlah persekutuan yang dipersatukan oleh manusia tetapi persekutuan yang dipersatukan oleh Allah. Ini adalah kekuatan dan semangat kita sebagai orang kristen yang dipersatukan oleh Allah.
Sehingga bagi kita tidak ada "tempat kudus" atau "tanah suci" yang adalah perbuatan dan sikap yang suci dan kudus. Inilah sehingga Paulus mengatakan di 1 Korintus 6: 19 "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah" dan juga di 1 Korintus 3: 17b "Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu". Diri kitalah yang menjadi bait Allah yang kudus itu, dan Tuhan memanggil kita untuk keluar menyatakan kasihNya melalui perbuatan dan tindakan kita.
Sebagaimana dalam keseharian aktivitas
kehidupan kita yang begitu ragam keadaan situasi dan kondisi yang
akan kita hadapi, maka kita akan berbuat, bertindak dan menyikapi
segala sesuatunya. Dan kepada orang-orang percaya yang menaatiNya
(Kis. 5:32) akan diberikan kuasa Allah untuk mampu bersaksi bahwa
Yesus adalah Tuhan. KuasaNya akan menolong dan membimbing kita
menghadapi segala sesuatunya bukan dengan pertimbangan pemikiran
manusia namun dengan pemahaman dan pengenalan akan Tuhan. Sehingga
keagungan, kesucian dan kemuliaan Tuhan nyata atas hidup kita.
Dari sekian banyak karunia-karunia yang
boleh kita terima melalui Roh Kudus, ternyata ada karunia yang utama
yang harus kita miliki sebagaimana Paulus nyatakan selanjutnya dalam
1 Kor. 13 yaitu “Kasih”. Itu adalah karunia Roh Kudus yang utama
harus kita miliki. Sekalipun kita menerima karunia-karunia Roh untuk
mampu menyaksikan iman ditengah-tengah pergumulan hidup kita, mampu
bernubuat, namun jika karunia kasih itu tidak kita miliki, sama
sekali tidak berguna (1 Kor. 13:2). Ketika kita hidup dalam
persekutuan dengan “Tubuh Kristus”, maka kita adalah hidupNya
yang menyatakan kasihNya bagi dunia ini.
Kita bisa saja menjadi seorang pelayan
Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Allah yang murni, menjadi
bahagian dari paduan suara yang menyanyikan kemuliaan Tuhan, menjadi
seorang pekerja atau pegawai yang rajin dan jujur sesuai dengan
perintah Tuhan, memiliki iman yang kuat yang tidak akan dapat
diganggu oleh apapun. Namun jika kita tidak memiliki kasih apalah arti semuanya?
Sebab itu marilah kita menjadi Gereja
dan orang percaya yang tidak berputar-putar hanya untuk dirinya
sendiri. Sehingga kita tidak membatasi kuasa Allah melalui Roh
Kudus yang dinamis, jangan kita mengatur Tuhan, tetapi biarlah Tuhan yang mengatur hidupmu. Mari kita membebaskan Allah berkarya dalam hidup kita untuk mewujudkan damai sejahtera Allah, seperti doa Tuhan Yesus: "Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendakMulah yang jadi". Kita harus kembali kepada misi Allah (Missio
Dei) yaitu pemberian Roh Kudus adalah pengutusan kepada
murid-muridNya dan semua orang percaya untuk menyatakan damai
sejahtera kepada dunia (Yoh. 20: 21-22; Kis. 1:8).
No comments :
Post a Comment