Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, June 17, 2014

Matius 10: 24-39; Injil Kristus Ada Dalam Kehidupanku

Nas khotbah ini merupakan kelanjutan dari pengutusan ke-dua belas murid Tuhan Yesus yang berlanjut dengan nasehat dan pesan-pesan pengutusanNya (Mat. 10). Untuk memahami ucapan-ucapan Tuhan Yesus memang kita harus berhati-hati memahaminya, karena jika tidak kita akan jatuh pada pemahaman yang salah akan maksud Tuhan Yesus.

Secara umum kita dapat memperhatikan setiap ucapan Tuhan Yesus adalah suatu pengutusan untuk memberitatakan bahwa kerajaan sorga sudah dekat (Mat. 10: 7). Dalam pengutusan itu, Tuhan Yesus mengingatkan agar mereka waspada sebab dalam pengutusan itu ada banyak tantangan dari dunia ini. Namun demikian, seberat apapun tantangan yang boleh mereka terima untuk memberitakan Injil kerajaan sorga, Tuhan memberika mereka jaminan keselamatan dan kekuatan dari Tuhan. Satu yang pasti bahwa pengutusan ini bukanlah dari manusia, tetapi pengutusan ini adalah dari Bapa yang disorga, sehingga mereka akan dimampukan dalam memberitakan berita keselamatan dari Allah.

Dalam nas khotbah kita ini, ada beberapa jaminan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus supaya mereka berani dan semangat dalam pengutusan yang mereka terima, yaitu:

1. Penderitaan yang mungkin akan mereka alami tidak akan melebihi dari apa yang telah diterima Tuhan Yesus di dunia ini.
Dalam ay. 24-25 Tuhan Yesus telah menggambarkan: “Seorang murid tidak lebih dari gurunya”, “Seorang hamba dari pada tuannya” ataupun “Tuan rumah dan seisi rumah” sebagai hubungan DiriNya dengan murid-muridNya. Kalaupun mereka harus menerima penolakan dan penganiayaan tidak akan melebihi dari apa yang telah diterima Tuhan Yesus.

2. Jaminan kehidupan
Mengenai keselamatan Tuhan Yesus pastikan bahwa keselamatan hidup mereka akan dijamin Allah. Sebab yang memanggil dan yang mengutus mereka adalah Allah. Apapun yang ada di dunia ini semuanya adalah sepengatahuan Allah, sampai “rambut dikepala” Tuhan mengetahuinya. Tuhan memastikan pemeliharaan kehidupan murid-muridNya dari Allah.

3. Penderitaan yang mungkin akan mereka terima tidak akan dapat dibandingkan dengan hukuman bagi mereka yang menolak kesaksian mereka.
Tuhan mengingatkan kembali untuk jangan takut kepada yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa (ay.28), sebab hanya Allah sajalah yang berkuasa membunuh jiwa dan tubuh. Oleh sebab itu, kalaupun mereka akan menerima suatu penganiayaan, mereka harus menyadari bahwa itu tidak akan sebanding dengan yang akan mereka dapatkan yaitu hukuman dari Allah yang akan membunuh baik tubuh maupun jiwa mereka.

Panggilan ini bukan hanya kepada ke-dea belas murid Yesus, tetapi kepada kita juga orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Tuhan memanggil kita untuk memberitakan kabar sukacita dari Tuhan sebagai mana kita adalah tubuh Kristus. Dalam kehidupan kita sebagai orang kristen tidak jarang kita akan menghadapi tantangan mulai dari hal-hal diskriminasi sampai kepada perlakuan kasar dari orang-orang yang tidak menginginkan keberadaan kita. Namun demikian ada hal yang harus kita ingat bahwa Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan untuk membenci mereka, namun kita juga jangan jadi takut, sehingga kita tidak terjerumus dalam sikap fanatik yang picik dengan mengabaikan amanat agung Tuhan Yesus yaitu kasih dan pengampunan.

Melalui nas ini, Tuhan menggugah komitmen kita sebagai pengikutNya, bagaimana kasih kita kepada Allah? Apakah kasih kita kepadaNya sudah seutuhnya? Apakah kita telah menempatkan Tuhan diatas dari segalanya? Sebab bagaimana kita mampu untuk memberitakan Injil Kristus dalam kehidupan kita jika belum mampu menguasai diri sendiri atas godaan-godaan kehidupan ini. Sebab itu, sebelum kita menghadapi tantangan dari luar kita harus mampu memenangkan tantangan dari diri sendiri untuk mengalahkan keinginan daging. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (ay. 38). Sehingga “pedang” yang dibawa oleh Kristus harus jelas dalam hidup kita untuk mampu memisahkan diri kita akan keinginan daging.

Sehingga komitmen kita mengikut Yesus itu harus jelas! Apakah kita berani mengakui Yesus di depan manusia? Mengaku tidak hanya kata, tetapi lebih dari itu adalah mengakui Yesus dalam perbuatan dan tindakan kita. Bagaimana kita berani menyatakan kebenaran ditengah-tengah hidup yang tidak benar; bagaimana menyatakan kasih ditengah-tengah kebencian; bagaimana kita berani menyatakan teguran dalam situasi yang salah; bagaimana kita menyatakan belas kasih di tengah-tengah hidup yang membutuhkan uluran tangan kita; bagaimana kita mampu untuk memaafkan orang yang menyakiti kita; bagaimana kita mampu menyatakan iman kita ketika kita digoda untuk menyangkal iman. Disinilah Injil Kristus kita beritakan.

Dalam surat Efesus, Paulus menasehatkan jemaat untuk memakai perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:10-18) untuk tetap mengenakan kekuatan kuasa Allah menghadapi kehidupan ini, supaya dengan segenp hati mau melakukan segala kehendak Tuhan. Maka marilah menjadikan kehidupan kita adalah berita Injil Kristus yang nyata yang dapat dilihat semua orang.
Nas khotbah ini merupakan kelanjutan dari pengutusan ke-dua belas murid Tuhan Yesus yang berlanjut dengan nasehat dan pesan-pesan pengutusanNya (Mat. 10). Untuk memahami ucapan-ucapan Tuhan Yesus memang kita harus berhati-hati memahaminya, karena jika tidak kita akan jatuh pada pemahaman yang salah akan maksud Tuhan Yesus.

Secara umum kita dapat memperhatikan setiap ucapan Tuhan Yesus adalah suatu pengutusan untuk memberitatakan bahwa kerajaan sorga sudah dekat (Mat. 10: 7). Dalam pengutusan itu, Tuhan Yesus mengingatkan agar mereka waspada sebab dalam pengutusan itu ada banyak tantangan dari dunia ini. Namun demikian, seberat apapun tantangan yang boleh mereka terima untuk memberitakan Injil kerajaan sorga, Tuhan memberika mereka jaminan keselamatan dan kekuatan dari Tuhan. Satu yang pasti bahwa pengutusan ini bukanlah dari manusia, tetapi pengutusan ini adalah dari Bapa yang disorga, sehingga mereka akan dimampukan dalam memberitakan berita keselamatan dari Allah.

Dalam nas khotbah kita ini, ada beberapa jaminan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus supaya mereka berani dan semangat dalam pengutusan yang mereka terima, yaitu:

1. Penderitaan yang mungkin akan mereka alami tidak akan melebihi dari apa yang telah diterima Tuhan Yesus di dunia ini.
Dalam ay. 24-25 Tuhan Yesus telah menggambarkan: “Seorang murid tidak lebih dari gurunya”, “Seorang hamba dari pada tuannya” ataupun “Tuan rumah dan seisi rumah” sebagai hubungan DiriNya dengan murid-muridNya. Kalaupun mereka harus menerima penolakan dan penganiayaan tidak akan melebihi dari apa yang telah diterima Tuhan Yesus.

2. Jaminan kehidupan
Mengenai keselamatan Tuhan Yesus pastikan bahwa keselamatan hidup mereka akan dijamin Allah. Sebab yang memanggil dan yang mengutus mereka adalah Allah. Apapun yang ada di dunia ini semuanya adalah sepengatahuan Allah, sampai “rambut dikepala” Tuhan mengetahuinya. Tuhan memastikan pemeliharaan kehidupan murid-muridNya dari Allah.

3. Penderitaan yang mungkin akan mereka terima tidak akan dapat dibandingkan dengan hukuman bagi mereka yang menolak kesaksian mereka.
Tuhan mengingatkan kembali untuk jangan takut kepada yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa (ay.28), sebab hanya Allah sajalah yang berkuasa membunuh jiwa dan tubuh. Oleh sebab itu, kalaupun mereka akan menerima suatu penganiayaan, mereka harus menyadari bahwa itu tidak akan sebanding dengan yang akan mereka dapatkan yaitu hukuman dari Allah yang akan membunuh baik tubuh maupun jiwa mereka.

Panggilan ini bukan hanya kepada ke-dea belas murid Yesus, tetapi kepada kita juga orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Tuhan memanggil kita untuk memberitakan kabar sukacita dari Tuhan sebagai mana kita adalah tubuh Kristus. Dalam kehidupan kita sebagai orang kristen tidak jarang kita akan menghadapi tantangan mulai dari hal-hal diskriminasi sampai kepada perlakuan kasar dari orang-orang yang tidak menginginkan keberadaan kita. Namun demikian ada hal yang harus kita ingat bahwa Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan untuk membenci mereka, namun kita juga jangan jadi takut, sehingga kita tidak terjerumus dalam sikap fanatik yang picik dengan mengabaikan amanat agung Tuhan Yesus yaitu kasih dan pengampunan.

Melalui nas ini, Tuhan menggugah komitmen kita sebagai pengikutNya, bagaimana kasih kita kepada Allah? Apakah kasih kita kepadaNya sudah seutuhnya? Apakah kita telah menempatkan Tuhan diatas dari segalanya? Sebab bagaimana kita mampu untuk memberitakan Injil Kristus dalam kehidupan kita jika belum mampu menguasai diri sendiri atas godaan-godaan kehidupan ini. Sebab itu, sebelum kita menghadapi tantangan dari luar kita harus mampu memenangkan tantangan dari diri sendiri untuk mengalahkan keinginan daging. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (ay. 38). Sehingga “pedang” yang dibawa oleh Kristus harus jelas dalam hidup kita untuk mampu memisahkan diri kita akan keinginan daging.

Sehingga komitmen kita mengikut Yesus itu harus jelas! Apakah kita berani mengakui Yesus di depan manusia? Mengaku tidak hanya kata, tetapi lebih dari itu adalah mengakui Yesus dalam perbuatan dan tindakan kita. Bagaimana kita berani menyatakan kebenaran ditengah-tengah hidup yang tidak benar; bagaimana menyatakan kasih ditengah-tengah kebencian; bagaimana kita berani menyatakan teguran dalam situasi yang salah; bagaimana kita menyatakan belas kasih di tengah-tengah hidup yang membutuhkan uluran tangan kita; bagaimana kita mampu untuk memaafkan orang yang menyakiti kita; bagaimana kita mampu menyatakan iman kita ketika kita digoda untuk menyangkal iman. Disinilah Injil Kristus kita beritakan.

Dalam surat Efesus, Paulus menasehatkan jemaat untuk memakai perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:10-18) untuk tetap mengenakan kekuatan kuasa Allah menghadapi kehidupan ini, supaya dengan segenp hati mau melakukan segala kehendak Tuhan. Maka marilah menjadikan kehidupan kita adalah berita Injil Kristus yang nyata yang dapat dilihat semua orang.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Matius 10: 24-39; Injil Kristus Ada Dalam Kehidupanku

Nas khotbah ini merupakan kelanjutan dari pengutusan ke-dua belas murid Tuhan Yesus yang berlanjut dengan nasehat dan pesan-pesan pengutusanNya (Mat. 10). Untuk memahami ucapan-ucapan Tuhan Yesus memang kita harus berhati-hati memahaminya, karena jika tidak kita akan jatuh pada pemahaman yang salah akan maksud Tuhan Yesus.

Secara umum kita dapat memperhatikan setiap ucapan Tuhan Yesus adalah suatu pengutusan untuk memberitatakan bahwa kerajaan sorga sudah dekat (Mat. 10: 7). Dalam pengutusan itu, Tuhan Yesus mengingatkan agar mereka waspada sebab dalam pengutusan itu ada banyak tantangan dari dunia ini. Namun demikian, seberat apapun tantangan yang boleh mereka terima untuk memberitakan Injil kerajaan sorga, Tuhan memberika mereka jaminan keselamatan dan kekuatan dari Tuhan. Satu yang pasti bahwa pengutusan ini bukanlah dari manusia, tetapi pengutusan ini adalah dari Bapa yang disorga, sehingga mereka akan dimampukan dalam memberitakan berita keselamatan dari Allah.

Dalam nas khotbah kita ini, ada beberapa jaminan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus supaya mereka berani dan semangat dalam pengutusan yang mereka terima, yaitu:

1. Penderitaan yang mungkin akan mereka alami tidak akan melebihi dari apa yang telah diterima Tuhan Yesus di dunia ini.
Dalam ay. 24-25 Tuhan Yesus telah menggambarkan: “Seorang murid tidak lebih dari gurunya”, “Seorang hamba dari pada tuannya” ataupun “Tuan rumah dan seisi rumah” sebagai hubungan DiriNya dengan murid-muridNya. Kalaupun mereka harus menerima penolakan dan penganiayaan tidak akan melebihi dari apa yang telah diterima Tuhan Yesus.

2. Jaminan kehidupan
Mengenai keselamatan Tuhan Yesus pastikan bahwa keselamatan hidup mereka akan dijamin Allah. Sebab yang memanggil dan yang mengutus mereka adalah Allah. Apapun yang ada di dunia ini semuanya adalah sepengatahuan Allah, sampai “rambut dikepala” Tuhan mengetahuinya. Tuhan memastikan pemeliharaan kehidupan murid-muridNya dari Allah.

3. Penderitaan yang mungkin akan mereka terima tidak akan dapat dibandingkan dengan hukuman bagi mereka yang menolak kesaksian mereka.
Tuhan mengingatkan kembali untuk jangan takut kepada yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa (ay.28), sebab hanya Allah sajalah yang berkuasa membunuh jiwa dan tubuh. Oleh sebab itu, kalaupun mereka akan menerima suatu penganiayaan, mereka harus menyadari bahwa itu tidak akan sebanding dengan yang akan mereka dapatkan yaitu hukuman dari Allah yang akan membunuh baik tubuh maupun jiwa mereka.

Panggilan ini bukan hanya kepada ke-dea belas murid Yesus, tetapi kepada kita juga orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Tuhan memanggil kita untuk memberitakan kabar sukacita dari Tuhan sebagai mana kita adalah tubuh Kristus. Dalam kehidupan kita sebagai orang kristen tidak jarang kita akan menghadapi tantangan mulai dari hal-hal diskriminasi sampai kepada perlakuan kasar dari orang-orang yang tidak menginginkan keberadaan kita. Namun demikian ada hal yang harus kita ingat bahwa Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan untuk membenci mereka, namun kita juga jangan jadi takut, sehingga kita tidak terjerumus dalam sikap fanatik yang picik dengan mengabaikan amanat agung Tuhan Yesus yaitu kasih dan pengampunan.

Melalui nas ini, Tuhan menggugah komitmen kita sebagai pengikutNya, bagaimana kasih kita kepada Allah? Apakah kasih kita kepadaNya sudah seutuhnya? Apakah kita telah menempatkan Tuhan diatas dari segalanya? Sebab bagaimana kita mampu untuk memberitakan Injil Kristus dalam kehidupan kita jika belum mampu menguasai diri sendiri atas godaan-godaan kehidupan ini. Sebab itu, sebelum kita menghadapi tantangan dari luar kita harus mampu memenangkan tantangan dari diri sendiri untuk mengalahkan keinginan daging. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (ay. 38). Sehingga “pedang” yang dibawa oleh Kristus harus jelas dalam hidup kita untuk mampu memisahkan diri kita akan keinginan daging.

Sehingga komitmen kita mengikut Yesus itu harus jelas! Apakah kita berani mengakui Yesus di depan manusia? Mengaku tidak hanya kata, tetapi lebih dari itu adalah mengakui Yesus dalam perbuatan dan tindakan kita. Bagaimana kita berani menyatakan kebenaran ditengah-tengah hidup yang tidak benar; bagaimana menyatakan kasih ditengah-tengah kebencian; bagaimana kita berani menyatakan teguran dalam situasi yang salah; bagaimana kita menyatakan belas kasih di tengah-tengah hidup yang membutuhkan uluran tangan kita; bagaimana kita mampu untuk memaafkan orang yang menyakiti kita; bagaimana kita mampu menyatakan iman kita ketika kita digoda untuk menyangkal iman. Disinilah Injil Kristus kita beritakan.

Dalam surat Efesus, Paulus menasehatkan jemaat untuk memakai perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:10-18) untuk tetap mengenakan kekuatan kuasa Allah menghadapi kehidupan ini, supaya dengan segenp hati mau melakukan segala kehendak Tuhan. Maka marilah menjadikan kehidupan kita adalah berita Injil Kristus yang nyata yang dapat dilihat semua orang.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Khotbah Minggu / Saksi Kristus dengan judul Matius 10: 24-39; Injil Kristus Ada Dalam Kehidupanku . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2014/06/matius-10-24-39-injil-kristus-ada-dalam.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Matius 10: 24-39; Injil Kristus Ada Dalam Kehidupanku "