Bacaan
Firman Tuhan: Keluaran 4: 10-17
Lalu kata Musa kepada TUHAN:
"Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau
berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat
lidah." Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat
lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang
melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku
akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." Tetapi
Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut
Kauutus." Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman:
"Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia
pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia
melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya. Maka engkau harus berbicara
kepadanya dan menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai
lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu lakukan. Ia
harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian ia akan menjadi
penyambung lidahmu dan engkau akan menjadi seperti Allah baginya. Dan bawalah
tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda
mujizat."
Musa
diutus Tuhan untuk membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir, sebab Tuhan
telah mendengar dan memperhatikan seruan penderitaan umatNya oleh karena
kerasnya perbudakan bagi umat Israel di Mesir dan juga yang mengingat akan
perjanjianNya kepada Abraham, Ishak dan Yakub (Ulangan 2: 23-24; 3:7-9).
Namun
pengutusan Tuhan ini mendapatkan penolakan dari Musa, alasan penolakannya dapat
kita temukan diantaranya; Pertama,
bahwa Musa takut jika umat Israel tidak percaya kepadanya, kedua, karena dia tidak pandai berbicara.
Walaupun
demikian, Tuhan meneguhkan pengutusanNya kepada Musa, bahwa yang mengutusnya
adalah Tuhan yang berkuasa atas kehidupan manusia dan dalam ketidakmampuan yang
sampaikannya itu Tuhan menyatakan penyertaanNya. Setidaknya ada 3 wujud
penyertaan yang nyata diperlihatkan Tuhan: Menyertai lidah Musa, Harun sebagai
juru bicara, tongkat untuk membuat tanda mujizat.
Segala
sesuatu yang diperlukannya untuk keberhasilan misi yang diperintahkan oleh
Tuhan kepadanya telah disediakan, hanya tinggal bagaimana Musa mempercayakan
diri sepenuhnya pada penyertaan Tuhan.
Jika
kita merenungkan pengutusan Musa ini, dalam hidup ini juga terkadang ketika
kita hendak melakukan sesuatu bisa muncul perasaan tidak mampu jika melihat
kenyataan yang ada pada diri kita, kita bertanya “apakah aku sanggup
menghadapi, melalui dan menjalaninya?”. Ada orang yang karena ketakutannya,
ketidakpercayaan diri, melihat kelemahannya akhirnya mundur.
Tetapi
saat ini kita belajar dan diingatkan oleh firman Tuhan, sekalipun bagi manusia
mustahil, namun dalam kelemahan kita ada Tuhan yang menyertai kita. Untuk dapat
keluar dari keraguan, ketidakpercayaan diri adalah dengan mengandalkan
penyertaan Tuhan. Sebab Tuhan yang maha kuasa siap memberikan penyertaanNya
pada kita.
Dapat
kita melihat contoh-contoh di dalam Alkitab, bagaimana Tuhan dapat memakai
apapun untuk memperlihatkan penyertaanNya. Jika dalam nas ini Musa disertai Tuhan melalui Musa, maupun memakai
tongkat untuk memperlihatkan tanda-tanda mujizat, ada juga Daud dengan tongkat
dan umban mendapatkan kemenangan, Elia dan janda di Sarfat dipelihara Tuhan
dengan segenggam tepung dan sedikit minyak (1 Raja 17: 12, 16), Jala Simon yang
diberkati oleh Tuhan Yesus (Lukas 5: 1-11), Lima roti dan dua ikan dapat memberi
makan lima ribu orang (Yohanes 6:9).
Bagaimana
kita untuk tidak meragukan kuasa penyertaan Tuhan, bagaimana kita untuk tidak
menyerah dengan keadaan, tetapi kita harus percaya sepenuhnya pada Tuhan. Disekitar
kita ada banyak potensi yang dapat kita gali yang akan dipakai oleh Tuhan
sebagai sarana berkatNya.
No comments :
Post a Comment