Bacaan Firman
Tuhan: 2 Tesalonika 3: 1-5
Selanjutnya,
saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan
dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami
terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang
beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan
memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa
yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. Kiranya Tuhan
tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Mengakhiri
surat 2 Tesalonika ini, Paulus memfokuskan tentang pekabaran Injil yang akan
terus diberitakan dan juga yang telah diberitakan khusus di surat ini kepada
jemaat Tesalonika. Sebagaimana pesan pengutusan Tuhan Yesus "Pergilah
ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya
dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus
16: 15-16).
Dalam
memberitakan Injil, Paulus juga menyadari bahwa pekerjaan ini bukanlah hal yang
mudah. Sebab banyak rintangan dalam pekabaran Injil, sebagaimana dikatakan di
ayat 2 “sebab bukan semua orang beroleh iman”. Artinya, ada orang yang
mau membuka hati untuk pemberitaan Injil namun ada juga yang menolak bahkan
menjadi penghalang dan pengacau pemberitaan Injil.
Disamping
itu juga, Paulus mengingat jemaat Tesalonika bahwa tidak selamanya dia
bersama-sama dengan mereka, sebab masih banyak orang yang belum mendengar kabar
baik Tuhan Yesus untuk diinjili. Maka Paulus meneguhkan mereka, bahwa Tuhan
setia, bahwa Tuhan akan menguatkan dan memelihara mereka yang telah menerima Injil
Kristus.
Melalui
nas ini, firman Tuhan mengingatkan kita umat yang percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus:
1. Mendoakan kemajuan Firman Tuhan
Iman
percaya kita kepada Tuhan tidak lepas dari doa. Yang menjadi sarana komunikasi
kita dengan Tuhan. Umat yang percaya kepada Tuhan Yesus bukanlah orang yang
berdiri sendiri antara dirinya dengan Tuhan, namun kita berada pada persekutuan
umat Tuhan dalam satu tubuh, yaitu tubuh Kristus. Maka patutlah umat Tuhan
saling mendoakan sebagai salah satu wujud kasihnya kepada Tuhan dan sesama.
Sebagai
umat Tuhan, kita juga patut untuk mendukung pekabaran Injil. Ada banyak misi pekabaran
Injil yang sedang bekerja, tentu selayaknyalah kita mendukungnya. Jika kita
tidak dapat aktif secara langsung di dalam misi pekabaran Injil, masih ada yang
dapat kita perbuat, salah satunya adalah melalui doa. Sebagaimana yang Tuhan
Yesus ajarkan “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan
kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak
bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak,
tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:
36-38)
2. Tetap kuat dan teguh di dalam Iman
Tantangan
tidak hanya terjadi pada misi pekabaran Injil, tetapi Paulus menyadari
tantangan yang akan dihadapi umat yang telah percaya. Benih itu tidak hanya
ditabur, tetapi setelah tumbuh harus juga dirawat dan dipelihara hingga
menghasilkan buah. Maka jemaat Tesalonika yang telah bertumbuh dalam iman
kepada Tuhan Yesus harus juga dipelihara.
Paulus
menguatkan iman jemaat Tesalonika, bahwa Tuhan adalah setia. Sekalipun Paulus
tidak bersama mereka, namun Tuhan senantiasa memelihara mereka. Tetapi pemeliharaan
Tuhan atas mereka juga harus diterima dengan aktif, yaitu:
-
Melakukan
pengajaran yang telah diterima
Benih
itu bisa tumbuh, namun harus tumbuh di tanah yang baik. Iman kita bisa mati
jika kita menerima seperti benih yang jatuh di semak duri, jalan maupun di
bebatuan. Melakukan firman Tuhan adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi untuk
pertumbuhan iman kita.
-
Menujukan
hati kepada kasih Allah dan ketabahan Kristus
Tidak
hanya melakukan firman Tuhan, tetapi kita juga perlu untuk menujukan hati pada
Kristus, yaitu pada kasih dan ketabahanNya. Pernahkah kita merenungkan
bagaimana kasih Tuhan yang besar dalam hidup kita? Pernahkah kita merenungkan
bagaimana Tuhan Yesus merendahkan diriNya dan mati di kayu salib untuk
menyelamatkan kita? (bnd. Filipi 2: 5-7).
No comments :
Post a Comment