Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, October 9, 2018

2 Korintus 9: 6-15 Memberi dengan penuh syukur



Bacaan firman Tuhan: 2 Korintus 9: 6-15
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu. Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

Gerakan pengumpulan persembahan dilakukan oleh Paulus dilatarbelakagi dari sidang para rasul di Yerusalem  ± tahun 46 M (Kisah para Rasul 15) disepakati supaya Paulus dan Barnabas terus menginjili bangsa-bangsa non-Yahudi, dan para pemimpin gereja di Yerusalem akan memusatkan perhatian kepada penginjilan orang Yahudi (Galatia 2: 1-10) Tapi ditambahkan oleh para pemimpin di Yerusalem permintaan khas kepada Barnabas dan Paulus, yaitu supaya tetap mengingat 'orang-orang miskin' (Galatia 2: 9). Ketentuan itu disambut baik oleh Paulus, sehingga dengan giat dia mengumpulkan dana dari jemaat Kristen yang didirikannya dan mengusulkan supaya ada persembahan mingguan (Roma 15: 25-28; 1 Kor. 16: 1-4; 2 Kor. 8: 1-9:15).

Pengumpulan dana ini juga adalah bentuk tali kasih keesaan gereja antara jemaat di Yahudi dan non Yahudi yang dibangun oleh Paulus, yang sebelumnya terjadi perdebatan tentang orang Kristen non Yahudi harus lebih dahulu menjalani tradisi Yahudi. Namun hal ini telah diselesaikan di siding para rasul di Yerusalem. Sehingga Pengumpulan dana ini sebagai ikatan kasih yang seiman di dalam Kristus, bagaimana jemaat non Yahudi merenungkan keadaan mereka sekarang sebagai seorang Kristen tidak lepas dari sejarah. Paulus menjelaskan bahwa orang Kristen non Yahudi telah mendapat “harta rohani” orang Yahudi, maka orang Yahudi juga layak mendapatkan pelayanan melalui “harta duniawi” dari orang Kristen non Yahudi, yaitu orang-orang miskin yang ada di Yerusalem (Roma 15: 27).

KETERANGAN TEKS
Bagi Paulus, pengumpulan persembahan bagi orang-orang miskin di Yerusalem memiliki arti yang jauh lebih dalam lagi. Dalam nas ini, Paulus mengembangkannya dari sudut teologi, yang mana dalam 2 Korintus 8 dan 9 mengembangkan tentang persembahan Kristen.

Kita menuai sesuai dengan apa yang kita tabur (Ayat 6)
Jika seorang tidak menabur, maka ia tidak akan menuai. Jika seseorang menabur sedikit, ia akan menuai sedikit. Jika seseorang ingin menuai banyak, maka ia harus menabur banyak. Jika seorang petani mengolah satu hektar tanah, maka ia akan menuai dari satu hektar tanah. Jika seorang menabur kedagingan, maka ia akan menuai kebusukan yang dihasilkan kedagingan. Sebaliknya, semakin banyak menabur dengan Roh, maka ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu (Gal. 6:8).

Pada ayat 10 dikatakan Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu”. Kita ingat pengajaran Tuhan Yesus melalui perumpamaan tentang talenta (Matius 25: 14-30), ada hamba yang baik dan setia karena telah memperoleh laba dari talenta yang dipercayakan kepadanya. Sementara ada hamba yang jahat dan malas karena talenta yang dipercayakan padanya tidak menghasilkan apapun.

Apa yang ada pada kita sesungguhnya berasal dari Tuhan, dan Tuhan mau supaya apapun yang dipercayakan pada kita dapat kita pertanggungawabkan melalui buah dari pengenalan kita padaNya. Jika benih yang diberikan Tuhan itu tidak menghasilkan buah, maka bagaimana mungkin kita akan menikmati buah dari kebaikan Tuhan?  

Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (Ayat 7)
Adalah suatu sukacita yang besar jika kita memiliki kesempatan untuk memberi. Niat memberi itu datangnya dari ketaatan kita pada perintah Tuhan, bukan karena paksaan atau sebaliknya memberi dengan harapan orang lain akan melihat dan memuji kita. Pengharapan kita kepada Tuhan dalam hal memberi bukan berharap tuaian dalam daging, tetapi tuaian hidup sorgawi. 



Kita menuai lebih daripada yang kita tabur (Ayat 8)
Di ayat 8 dikatakan “supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Jika kita memberi dengan tulus dan sukacita, maka Tuhan juga akan memberkati kita, sehingga ketulusan kita untuk tetap memberi tidak akan pernah berhenti, sebab Tuhan yang akan menyediakan keperluan kita untuk memberi. Sesungguhnya Tuhan akan senantiasa mencukupkan kita agar senantiasa dapat memberi.

Berkelimpahan ucapan syukur kepada Allah (Ayat 9-15)
Syukur kepada Tuhan jika Tuhan masih memberikan kesempatan untuk kita memberi. Banyak orang enggan bahkan menolak untuk memberi atau membantu, sebab prinsip hitung-hitungan duniawi telah melekat dalam dirinya.

Jika memberi, maka akan ada yang berkurang dari dia; jika menerima, maka akan ada yang bertambah padanya. Padahal, tidak demikian konsep dalam iman Kristen. Jika kita memberi, sebenarnya kita hendak bersaksi bahwa Tuhan memberkati kita; sebaliknya jika kita menerima, kita hendak bersaksi bahwa Tuhan memelihara hidup kita. Baik yang memberi maupun yang menerima adalah sama-sama diberkati oleh Tuhan; yang memberi dan menerima sama-sama bersyukur dan memuji nama Tuhan. Disinilah ucapan syukur yang melimpah kepada Allah.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

2 Korintus 9: 6-15 Memberi dengan penuh syukur



Bacaan firman Tuhan: 2 Korintus 9: 6-15
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu. Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

Gerakan pengumpulan persembahan dilakukan oleh Paulus dilatarbelakagi dari sidang para rasul di Yerusalem  ± tahun 46 M (Kisah para Rasul 15) disepakati supaya Paulus dan Barnabas terus menginjili bangsa-bangsa non-Yahudi, dan para pemimpin gereja di Yerusalem akan memusatkan perhatian kepada penginjilan orang Yahudi (Galatia 2: 1-10) Tapi ditambahkan oleh para pemimpin di Yerusalem permintaan khas kepada Barnabas dan Paulus, yaitu supaya tetap mengingat 'orang-orang miskin' (Galatia 2: 9). Ketentuan itu disambut baik oleh Paulus, sehingga dengan giat dia mengumpulkan dana dari jemaat Kristen yang didirikannya dan mengusulkan supaya ada persembahan mingguan (Roma 15: 25-28; 1 Kor. 16: 1-4; 2 Kor. 8: 1-9:15).

Pengumpulan dana ini juga adalah bentuk tali kasih keesaan gereja antara jemaat di Yahudi dan non Yahudi yang dibangun oleh Paulus, yang sebelumnya terjadi perdebatan tentang orang Kristen non Yahudi harus lebih dahulu menjalani tradisi Yahudi. Namun hal ini telah diselesaikan di siding para rasul di Yerusalem. Sehingga Pengumpulan dana ini sebagai ikatan kasih yang seiman di dalam Kristus, bagaimana jemaat non Yahudi merenungkan keadaan mereka sekarang sebagai seorang Kristen tidak lepas dari sejarah. Paulus menjelaskan bahwa orang Kristen non Yahudi telah mendapat “harta rohani” orang Yahudi, maka orang Yahudi juga layak mendapatkan pelayanan melalui “harta duniawi” dari orang Kristen non Yahudi, yaitu orang-orang miskin yang ada di Yerusalem (Roma 15: 27).

KETERANGAN TEKS
Bagi Paulus, pengumpulan persembahan bagi orang-orang miskin di Yerusalem memiliki arti yang jauh lebih dalam lagi. Dalam nas ini, Paulus mengembangkannya dari sudut teologi, yang mana dalam 2 Korintus 8 dan 9 mengembangkan tentang persembahan Kristen.

Kita menuai sesuai dengan apa yang kita tabur (Ayat 6)
Jika seorang tidak menabur, maka ia tidak akan menuai. Jika seseorang menabur sedikit, ia akan menuai sedikit. Jika seseorang ingin menuai banyak, maka ia harus menabur banyak. Jika seorang petani mengolah satu hektar tanah, maka ia akan menuai dari satu hektar tanah. Jika seorang menabur kedagingan, maka ia akan menuai kebusukan yang dihasilkan kedagingan. Sebaliknya, semakin banyak menabur dengan Roh, maka ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu (Gal. 6:8).

Pada ayat 10 dikatakan Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu”. Kita ingat pengajaran Tuhan Yesus melalui perumpamaan tentang talenta (Matius 25: 14-30), ada hamba yang baik dan setia karena telah memperoleh laba dari talenta yang dipercayakan kepadanya. Sementara ada hamba yang jahat dan malas karena talenta yang dipercayakan padanya tidak menghasilkan apapun.

Apa yang ada pada kita sesungguhnya berasal dari Tuhan, dan Tuhan mau supaya apapun yang dipercayakan pada kita dapat kita pertanggungawabkan melalui buah dari pengenalan kita padaNya. Jika benih yang diberikan Tuhan itu tidak menghasilkan buah, maka bagaimana mungkin kita akan menikmati buah dari kebaikan Tuhan?  

Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (Ayat 7)
Adalah suatu sukacita yang besar jika kita memiliki kesempatan untuk memberi. Niat memberi itu datangnya dari ketaatan kita pada perintah Tuhan, bukan karena paksaan atau sebaliknya memberi dengan harapan orang lain akan melihat dan memuji kita. Pengharapan kita kepada Tuhan dalam hal memberi bukan berharap tuaian dalam daging, tetapi tuaian hidup sorgawi. 



Kita menuai lebih daripada yang kita tabur (Ayat 8)
Di ayat 8 dikatakan “supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Jika kita memberi dengan tulus dan sukacita, maka Tuhan juga akan memberkati kita, sehingga ketulusan kita untuk tetap memberi tidak akan pernah berhenti, sebab Tuhan yang akan menyediakan keperluan kita untuk memberi. Sesungguhnya Tuhan akan senantiasa mencukupkan kita agar senantiasa dapat memberi.

Berkelimpahan ucapan syukur kepada Allah (Ayat 9-15)
Syukur kepada Tuhan jika Tuhan masih memberikan kesempatan untuk kita memberi. Banyak orang enggan bahkan menolak untuk memberi atau membantu, sebab prinsip hitung-hitungan duniawi telah melekat dalam dirinya.

Jika memberi, maka akan ada yang berkurang dari dia; jika menerima, maka akan ada yang bertambah padanya. Padahal, tidak demikian konsep dalam iman Kristen. Jika kita memberi, sebenarnya kita hendak bersaksi bahwa Tuhan memberkati kita; sebaliknya jika kita menerima, kita hendak bersaksi bahwa Tuhan memelihara hidup kita. Baik yang memberi maupun yang menerima adalah sama-sama diberkati oleh Tuhan; yang memberi dan menerima sama-sama bersyukur dan memuji nama Tuhan. Disinilah ucapan syukur yang melimpah kepada Allah.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Epistel / Mengucap Syukur / Persekutuan / Persembahan dengan judul 2 Korintus 9: 6-15 Memberi dengan penuh syukur . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2018/10/2-korintus-9-6-15-memberi-dengan-penuh.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown -

Belum ada komentar untuk " 2 Korintus 9: 6-15 Memberi dengan penuh syukur "