Bacaan Firman Tuhan: Yosua 1: 6-9
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,
sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan
dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. Hanya,
kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati
sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku
Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke
manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini,
tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati
sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian
perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah
Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan
tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau
pergi."
Menggantikan
Musa memimpin bangsa yang besar tentu bukan hal yang mudah. Apalagi dia akan
memimpin umat Israel berhadapan dengan bangsa-bangsa untuk menduduki tanah yang
akan diberikan Tuhan. Namun, Tuhan mempersiapkan dan mempelengkapi Yosua agar
mendapatkan kemenangan. Tuhan mempersiapkan Yosua untuk berangkat memimpin umat
Israel menuju Tanah Perjanjian dengan satu kalimat “kuatkan dan teguhkanlah hatimu”.
Hati yang Kuat dan teguh itu tidak
kecut dan tawar hati (ay.9). Yosua berangkat menjalankan
perintah Tuhan itu harus benar-benar siap tanpa rasa takut, cemas,gentar dan
patah hati. Yosua harus siap dengan keberanian yang penuh, tanpa ada keraguan
sedikit pun untuk melangkahkan kakinya.
Apa dasar keberaniannya (kuat dan
teguh)? Tidak lain adalah janji Tuhan yang berkata “sebab
TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi”. Keberanian,
kekuatan dan keteguhan hatinya menghadapi yang ada dihadapannya adalah
penyertaan Tuhan. Tiap langkahnya Tuhan senantiasa menyertai. Tuhan tetap turut
serta bersamanya, sehingga ketika alasan untuk kita berani adalah mengimani
penyertaan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita.
Namun,
Tuhan juga ingatkan bahwa keberaniannya itu harus disertai dengan kehati-hatian,
jangan keberanian yang berlebihan menjadikan kita mati konyol. Orang yang
berani itu tidak selamanya untuk terus maju, tetapi ada saatnya untuk berhenti,
berjalan berlahan atau bahkan mundur untuk mendapatkan momentum untuk melewati
rintangan.
Dengan apa kita berhati-hati?
Bertindak sesuai dengan hukum Tuhan, tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan,
merenungkan taurat Tuhan siang dan malam. Berhati-hati itu bukan takut, tetapi
mengatur strategi untuk menang. Apapun yang ada di depan kita harus di analisa
dan dipelajari dengan baik, supaya kita berfikir sebelum bertindak.
Apapun
yang terjadi jangan gunakan emosi dan perasaan, hal ini hanya akan membuat kita
semakin jatuh. Maka pelajarilah langkah-langkah kehati-hatian yang diajarkan
oleh Tuhan:
-
Baiklah kita melihat apa yang akan kita
kerjakan, apakah sesuai dengan perintah Tuhan,
-
Ketika kita bertindak perhatikanlah
langkah kita untuk tidak menyimpang dari firman Tuhan ,
-
Dan setelah bertindak lakukan evaluasi,
renungkan dan timbanglah apakah ini yang kita perbuat berkenan dengan firman
Tuhan. Jika sudah mengucap syukurlah, jika ternyata kita menyimpang, meminta
ampunlah kepada Tuhan.
Jika
kehati-hatian ini kita lakukan dengan sungguh-sungguh, maka kita seperti yang
dikatakan oleh Tuhan “perjalananmu akan berhasil
dan engkau akan beruntung”.
Sebagaimana
perintah Tuhan kepada Yosua untuk memimpin umat Israel untuk sampai ke tanah
yang dijanjikan oleh Tuhan dibutuhkan hati yang kuat dan teguh, demikian halnya
dengan kita, bahwa untuk menghadapi segala sesuatu dibutuhkan hati yang kuat
dan teguh atau keberanian, namun tentunya bukan keberanian yang konyol.
Dalam
hidup ini, layaknya kita seperti umat Israel yang menuju perhentian mereka
yaitu tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Demikian halnya dengan kita, kita
menghadapi berbagai macam situasi dalam kehidupan ini, kita melalui semuanya
hingga kita sampai pada tempat perhentian yang baka, yang dipersiapkan Tuhan
bagi orang yang beriman kepadaNya.
Untuk
dapat meraih kemenangan demi kemenangan dalam setiap perjalanan hidup kita
harus ada kekuatan dan keteguhan hati di dalam iman kepada Tuhan Yesus. Sekalipun
banyak tantangan dan pergumulan, Tuhan Yesus mengajar kita “kuatkanlah hatimu, Aku telah
mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33). Ya, Tuhan Yesus telah mengalahkan
dunia ini supaya kita tidak dikalahkan oleh nafsu, tipu daya, kesusahan dunia
ini. Dalam 1 Yohanes 5: 4 dikatakan “sebab
semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan
inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita”. Tetaplah beriman
kepada Tuhan, maka kemenangan selalu ada dipihak kita, “Jika Allah di pihak kita, siapakah
yang akan melawan kita?” (Roma 8:31).
No comments :
Post a Comment