Bacaan Firman
Tuhan: Yeremia 26: 7-14
"Orang
ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini,
seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri." Tetapi Yeremia berkata
kepada segala pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: "Tuhanlah
yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah dan kota ini untuk
menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. Oleh sebab itu,
perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN,
Allahmu, sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu.
Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang
baik dan benar di matamu.
Para
imam, nabi dan seluruh rakyat yang mendengar firman Tuhan yang disampaikan oleh
Yeremia menjadi marah. Mereka tidak terima akan nubuat tentang penghukuman yang
akan terjadi di negeri mereka. Karena kemarahan mereka, Yeremia di bawa ke
depan istana raja agar di hukum mati.
Dari
apa yang terjadi dalam nas ini hendak mengingatkan kita agar waspada pada sikap
seperti yang ditunjukkan oleh umat Israel terhadap Firman Tuhan; mereka diingatkan supaya bertobat, namun tidak
didengarkan; diberitakan penghukuman karena kejahatannya, tetap juga tidak
didengarkan. Sehingga tidak jelas
apa maunya mereka, keinginannya supaya diberkati, namun tidak mau bertobat dari
kejahatannya. Tentu Tuhan tidak menginginkan diriNya dipermainkan.
Hal
ini sama seperti orang yang ingin kaya tetapi tidak mau kerja; ingin pintar
tetapi tidak mau belajar; ingin sehat tetapi tidak menjaga kesehatan, ingin
diberkati tetapi tidak mau mendengarkan firman Tuhan. Itulah sebabnya firman
Tuhan mengingatkan “yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya” (Lukas 11: 28)
Mengapa
Tuhan menyampaikan firmanNya, jika bukan karena berguna bagi umatNya.
Sebagaimana dikatakan di 2 Timoteus 3: 16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.
Itulah
sebabnya di Alkitab kita temukan begitu sering menekankan tentang keseriusan
umat untuk mendengarkan firman Tuhan. Seperti; “Dengarkanlah, hai orang Israel..”
(Ul. 6:4); “domba-dombaKu mendengarkan suaraKu” (Yoh. 10:27); “Pasanglah
teliga untuk pengajaranku..”(Mzm. 78:1); “Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar..” (Mat. 11:15).
Kemudian
juga Tuhan Yesus dalam menekankan kesungguhan umat untuk menghidupi firman
Tuhan, juga dinyatakan dengan perumpamaan. Bahwa firman Tuhan itu seperti
benih, dan kita seperti tempat benih itu ditaburkan. Ada orang yang
mendengarkan firman Tuhan itu seperti benih yang jatuh di tanah yang baik, ada
yang jatuh di jalan, semak duri dan dibebatuan.
Yesus
juga menekankan tentang pentingnya firman Tuhan ketika mengatakan bahwa “manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan
Tuhan” (Lukas 4:4; Ulangan 8:3). Bahwa firman Tuhan itu begitu berharga
dalam kehidupan manusia. Bahwa firman Tuhan itu adalah kabar baik dari segala
kabar yang pernah dan yang akan didengar; peringatan yang penting dari segala
peringatan yang ada; nasehat yang paling berharga dari segala nasehat yang
pernah ada; pengetahuan yang paling dalam dari segala pengetahuan yang ada.
Setiap
firman yang kita dengar dan lakukan tidak akan pernah sia-sia, sebagaimana
dikatakan oleh Tuhan di Yesaya 55: 11 “Demikianlah firman-Ku yang keluar dari
mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia…”. Bahwa firman
Tuhan bekerja dan berkarya dalam hidup ini, dan akan berbuah diwaktunya. Maka,
hendaklah kita memberikan diri kita digembalakan oleh firman Tuhan, yang
menuntun kita pada jalan kebenaran.
No comments :
Post a Comment