Bacaan
Firman Tuhan: Kolose 2: 6-15
“Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah
diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”
Berbagai bentuk dan cara
penyesatan akan selalu ada di tengah-tengah kehidupan kekristenan kita. Sehingga
Paulus mengingatkan kita untuk berjaga-jaga. Sebagaimana peringatan ini
disampaikan kepada jemaat yang ada di Kolose.
Paulus dalam suratnya kepada
jemaat di Kolose menyatakan bahwa ada beberapa bentuk penyesatan yang timbul
untuk mengaburkan kebenaran Firman Tuhan. Yaitu dengan menambahkan pikiran-pikiran
dan budaya manusia di dalam melaksanakan Firman Tuhan, mulai dari filsafat,
ilmu perbintangan, tentang sunat dan juga peraturan tentang pantangan sesuatu
makanan. Jelas bahwa ini adalah cara-cara penyesatan jemaat Tuhan, yang
menambahkan pikiran dan budaya manusia kepada Firman Tuhan.
Sampai pada jaman saat ini kita
juga harus tetap berjaga-jaga, untuk tidak terikut dalam praktek penyesatan
yang mungkin ada. Sebab, kita selamat hanya karena Firman Tuhan, Anugerah dan
Iman.
Rasul Paulus menuliskan dalam
ayat 6, jika kita telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan kita, maka
hendaklah kita juga hidup TETAP di dalam Dia. Artinya, tidak ada landasan dan
dasar iman kita yang lain selain yang kita percayai. TETAP artinya tidak
berpindah, dimana pohon itu awalnya di tanam, tetaplah pohon itu tetap tumbuh
berkembang dan berbuah di tempat di mana awalnya pohon itu di tanam.
Dilanjutkan di ayat 7 dikatakan
supaya iman kita kepada Yesus Kristus itu haruslah berakar, dibangun sehingga
menjadi teguh di dalam Kristus yang pada akhirnya menghasilkan buah yang
melimpah yaitu dengan syukur.
Di dalam menyambut Firman Tuhan
dalam kehidupan kita dapat digambarkan dengan pertumbuhan dari pohon, yaitu
terjadinya pertumbuhan “dua arah” yaitu “Berakar
didalam Dia” dan “Dibangun diatas Dia”. Maka ada
petumbuhan ke bawah dan ada pertumbuhan ke atas.
Sekali lagi, bahwa pertumbuhan
itu harus seimbang ke atas dan ke bawah. Supaya pertumbuhan itu di atas
kelihatannya ranting dan daunnya lebat, namun uratnya pendek, jika badai datang
menerpa pohon itu, maka pohon itu akan tumbang. Kelihatannya seseorang itu
taat, aktif di gereja namun ketika datang pergumulan hidup seketika itu juga
dia rebah ‘tak berdaya bahkan mungkin dia akan lari dari imannya kepada Yesus
Kristus.
Jangan pula kita kita seperti “Kristen bongsai”, uratnya yang panjang
bahkan umurnya yang sudah tua, tetapi pertumbuhannya ke atas kerdil. Hal ini
ingin mengingatkan kita bagaimana seseorang itu bisa dikatakan sudah lama
menjadi Kristen, tetapi dari dahulu hingga saat ini tidak ada kemajuan imannya.
Seharusnya ia telah menjadi tokoh rohani yang menjadi panutan, minimal dalam
keluarganya. Tetapi itu pun tidak bisa dilakukannya, justru tiruan yang buruk
yang dipertontonkannya.
Jika kita sudah bertumbuh tetap
di dalam Yesus Kristus, kita berakar dan di bangun di atas Dia maka kita akan
menjadi Kristen yang teguh menghadapi kehidupan ini. Keteguhan kita bukan
dengan mengikuti penyesat-penyesat yang ingin menambah-nambahkan aturan
keagamaan yang bukan di firmankan oleh Tuhan.
Selanjutnya adalah buah dari
pertumbuhan itu, yaitu hidup yang dipenuhi dengan syukur. Hidup yang bersyukur
adalah tanda pertumbuhan dan buah dari iman kita kepada Yesus Kristus. Hidup yang
dipenuhi dengan syukur memiliki makna yang luas, ada semangat hidup, ada
keteguhan dalam pergumulan, ada ketulusan dan kerelaan dalam menyatakan
kehendak Tuhan dan tetap berpengharapan. Bersyukurlah dalam segala hal.
No comments :
Post a Comment