Bacaan Firman Tuhan: Ibrani 2: 5-12
“Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan” – Ibrani 2: 10
Keadaan manusia saat ini sangatlah berbeda dengan rencana
Tuhan semula ketika menciptakan manusia. Kita dapat melihat saat ini bagaimana
manusia hidup saling bermusuhan, bersaing, membunuh dan pastinya kita tidak
begitu saja menaruh percaya kepada orang yang pertama kali kita kenal.
Dalam nas ini kita diberitahukan bagaimana manusia itu pada
mulanya begitu sangat mulia dari ciptaan Tuhan lainnya. Penulis kitab Ibrani
yang mengutip Mazmur 8:4-6 bahwa manusia itu dibuat sedikit lebih rendah dari
malaikat-malaikat (ay. 7) dan segala ciptaan Tuhan untuk usahakan oleh manusia
sebagaimana yang tertulis dalam Kejadian 1:28.
Dalam nas ini diperlihatkan pada kita tentang siapa
sesungguhnya manusia itu, yang begtu mulia diantara ciptaan Tuhan yang lainnya.
Namun kenyataannya berbeda, justru manusia itu yang dikalahkan oleh dunia ini,
bahkan manusia itu telah menyembah binatang, pohon dan benda-benda ciptaan
Tuhan yang lainnya.
Padahal manusia itu dicipta menurut rupa dan gambar Allah, supaya
manusia itu berkuasa atas seluruh ciptaan Tuhan. Allah melihat bahwa manusia
yang menghadapi berbagai macam penderitaan dan tersesat yang tidak menyadari
dirinya dihadapan Allah. Konsekuensi yang harus diterima oleh manusia yang
telah jauh dari Tuhan.
Itulah mengapa Allah menjadi manusia, bahwa Ia telah
menyatakan diri “sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat” menjadi sama
seperti manusia. Tidak ada lagi yang dapat menjadi penolong bagi manusia untuk
keluar dari kesusahan dan penderitaannya. Ia harus menjadi manusia untuk menyatakan
jalan keselamatan kepada manusia.
Pada kita juga dinyatakan bahwa mengapa Tuhan juga harus
menderita dan mati di kayu salib. Karena pertolongan Tuhan itu bukan hanya
kata-kata dan janji saja, tetapi Tuhan di dalam nama Yesus Kristus turut mengambil
bagian dalam penderitaan dan kesengsaraan manusia.
Maka jelaslah bahwa sesungguhnya, sejak awal manusia dan alam
semesta dijadikan oleh Tuhan, bahwa manusia itu dicipta bukanlah supaya
menderita tetapi supaya hidup dalam kebahagiaan serta memberi segala ciptaan
Tuhan untuk diusahakan dan seluruh ciptaan itu tahluk atasnya.
Tuhan Yesus adalah karya nyata kasih Allah yang besar kepada
manusia. Tuhan mau menolong dan mengangkat manusia itu dari kesengsaraannya dan
mengembalikan keadaan manusia sebagaimana awalnya manusia itu diciptakan (ayat
10). Karena kasihNya, sampai Ia tidak malu untuk disebut sebagai “Saudara” bagi
kita manusia. Tuhan telah menjadi Saudara kita, bahwa Tuhan itu dekat dan ada
bersama-sama dengan kita.
Sebagai orang yang percaya kepada Kristus selayaknya kita
menyadari bahwa sebelum kita menderita, Tuhan sudah terlebih dahulu mengalami
penderitaan kita. Supaya Tuhan menolong kita untuk keluar dari penderitaan
bersama-sama dengan Tuhan. Kita hanya perlu untuk membuka diri menerima anugerah
Tuhan Yesus untuk disempurnakan sebagaimana rencana Tuhan sejak mula atas
kehidupan manusia.
Bacaan Firman Tuhan: Ibrani 2: 5-12
“Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan” – Ibrani 2: 10
Keadaan manusia saat ini sangatlah berbeda dengan rencana
Tuhan semula ketika menciptakan manusia. Kita dapat melihat saat ini bagaimana
manusia hidup saling bermusuhan, bersaing, membunuh dan pastinya kita tidak
begitu saja menaruh percaya kepada orang yang pertama kali kita kenal.
Dalam nas ini kita diberitahukan bagaimana manusia itu pada
mulanya begitu sangat mulia dari ciptaan Tuhan lainnya. Penulis kitab Ibrani
yang mengutip Mazmur 8:4-6 bahwa manusia itu dibuat sedikit lebih rendah dari
malaikat-malaikat (ay. 7) dan segala ciptaan Tuhan untuk usahakan oleh manusia
sebagaimana yang tertulis dalam Kejadian 1:28.
Dalam nas ini diperlihatkan pada kita tentang siapa
sesungguhnya manusia itu, yang begtu mulia diantara ciptaan Tuhan yang lainnya.
Namun kenyataannya berbeda, justru manusia itu yang dikalahkan oleh dunia ini,
bahkan manusia itu telah menyembah binatang, pohon dan benda-benda ciptaan
Tuhan yang lainnya.
Padahal manusia itu dicipta menurut rupa dan gambar Allah, supaya
manusia itu berkuasa atas seluruh ciptaan Tuhan. Allah melihat bahwa manusia
yang menghadapi berbagai macam penderitaan dan tersesat yang tidak menyadari
dirinya dihadapan Allah. Konsekuensi yang harus diterima oleh manusia yang
telah jauh dari Tuhan.
Itulah mengapa Allah menjadi manusia, bahwa Ia telah
menyatakan diri “sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat” menjadi sama
seperti manusia. Tidak ada lagi yang dapat menjadi penolong bagi manusia untuk
keluar dari kesusahan dan penderitaannya. Ia harus menjadi manusia untuk menyatakan
jalan keselamatan kepada manusia.
Pada kita juga dinyatakan bahwa mengapa Tuhan juga harus
menderita dan mati di kayu salib. Karena pertolongan Tuhan itu bukan hanya
kata-kata dan janji saja, tetapi Tuhan di dalam nama Yesus Kristus turut mengambil
bagian dalam penderitaan dan kesengsaraan manusia.
Maka jelaslah bahwa sesungguhnya, sejak awal manusia dan alam
semesta dijadikan oleh Tuhan, bahwa manusia itu dicipta bukanlah supaya
menderita tetapi supaya hidup dalam kebahagiaan serta memberi segala ciptaan
Tuhan untuk diusahakan dan seluruh ciptaan itu tahluk atasnya.
Tuhan Yesus adalah karya nyata kasih Allah yang besar kepada
manusia. Tuhan mau menolong dan mengangkat manusia itu dari kesengsaraannya dan
mengembalikan keadaan manusia sebagaimana awalnya manusia itu diciptakan (ayat
10). Karena kasihNya, sampai Ia tidak malu untuk disebut sebagai “Saudara” bagi
kita manusia. Tuhan telah menjadi Saudara kita, bahwa Tuhan itu dekat dan ada
bersama-sama dengan kita.
Sebagai orang yang percaya kepada Kristus selayaknya kita
menyadari bahwa sebelum kita menderita, Tuhan sudah terlebih dahulu mengalami
penderitaan kita. Supaya Tuhan menolong kita untuk keluar dari penderitaan
bersama-sama dengan Tuhan. Kita hanya perlu untuk membuka diri menerima anugerah
Tuhan Yesus untuk disempurnakan sebagaimana rencana Tuhan sejak mula atas
kehidupan manusia.
No comments :
Post a Comment