Bacaan Firman Tuhan: Yeremia 8: 4-7
“…..burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN.” – Yeremia 8: 7
Sejauh burung terbang mengepakkan
sayapnya, tetapi ketika senja tiba maka burung pun akan kembali kesarang. Siapa
orang yang jatuh yang ‘tak ingin bangkit kembali?. Ada naluri yang alamiah bagi
ciptaan Tuhan termasuk manusia untuk mengenali situasi dan kondisi yang terbaik
baginya.
Secara alamiah manusiapun pastinya mengetahui kondisi fisiknya sedang
prima atau kurang sehat.
Sejak awal penciptaan Tuhan telah
menetapkan bahwa kondisi terbaik manusia adalah hidup dalam ketetapan dan
perintah Tuhan, dalam Ulangan 28: 1 dikatakan: “Jika engkau baik-baik
mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala
perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan
mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi “.
Kondisi terbaik manusia tidak
terlepas dari Firman yang keluar dari mulut Allah, sebab manusia dijadikan oleh
Firman yang keluar dari mulut Allah. Maka kehidupan manusia tidak terlepas dari
kesetiaan kepada Tuhan. Dalam Mazmur 119: 105 dikatakan: “Firman-Mu itu pelita bagi
kakiku dan terang bagi jalanku”.
Kecaman Tuhan datang atas umatNya yang
telah berpaling dari Tuhan bahkan menolak untuk kembali ke jalan Tuhan. Tidak ada
rasa bersalah bagi mereka melakukan kejahatan, mereka telah kehilangan naluri
sebagai umat Tuhan yang seharusnya menyadari bahwa jalan hidup yang mereka
jalani telah salah arah.
Tuhan hendak menyadarkan umat
Israel, bahwa mereka telah jatuh dan tersesat. Ada konsekuensi yang harus diterima
ketika hidup manusia tidak lagi diterangi oleh Firman Tuhan. Penghukuman yang
disuarakan kepada umat Israel adalah konsekuensi atas dosa yang telah mereka
lakukan. Penderitaan yang akan mereka terima akibat hati yang bebal menolak
uluran tangan Tuhan untuk membangunkan mereka untuk bangkit kembali.
Stop! Berhenti sejenak. Firman Allah
menyapa kita saat ini melihat kembali kondisi kehidupan yang sedang kita lalui
saat ini. Apakah kita sedang terjatuh atau telah tersesat salah arah. Tuhan menyuarakan
kepada kita untuk mau bangkit dan kembali kepada kondisi semula.
Sebagaimana yang Tuhan katakan bahwa
umat Israel tidak pernah mengatakan “Apakah yang telah kulakukan ini!”. Mereka
tidak pernah sadar dan mengakui bahwa apa yang telah mereka lakukan telah
menyalahi perintah Tuhan. Seperti yang ditulis oleh Paulus di 1 Tesalonika 5:21
“Ujilah
segala sesuatu dan peganglah yang baik”. Bahwa segala
sesuatu yang kita perbuat dalam kehidupan ini harus kita uji. Dengan demikian
dalam pengujian terhadap segala yang kita perbuat dalam hidup ini perlu
menyediakan waktu untuk saat teduh dan membutuhkan pengenalan yang baik akan
perintah Tuhan.
Tuhan yang telah menyatakan diriNya
melalui Yesus Kristus sebagai anugerah dan rahmat yang agung dari sorga
menyatakan kehidupan yang benar kepada kita. Menyuarakan kepada kita untuk bangkit
dari keterpurukan hidup dan berbalik arah kembali kepada kuasa Firman Tuhan. Kesempurnaan
hidup kita tergantung pada ketaatan kepada Tuhan bukan perlawanan pada kehendak
Tuhan.
Tuhan memahami dan melihat apa yang
terjadi dalam kehidupan kita. Dalam nas ini kita bisa melihat bagaimana kasih
Allah yang tulus mau mengangkat manusia yang menuju kesengsaraan akibat dosa. Namun
kenyataannya walaupun Firman Tuhan sering disuarakan dan diperdengarkan, masih banyak
diantara jemaat Tuhan yang sampai saat ini merasa nyaman bahkan merasa tidak
berdosa melakukan pekerjaan yang melanggar Firman Tuhan.
Sikap bebal dan pengerasan hati
terhadap sabda Tuhan sudah waktunya untuk dimusnahkan dan disingkirkan dalam
hidup ini, supaya anugerah Tuhan masuk memberi kehidupan bagi kita. Mulailah untuk
terbuka menerima tawaran keselamatan dari Tuhan. Dalam kesediaan menerima Tuhan
bersabda atas hidup kita akan membuat kita semakin dalam mengenal Tuhan
No comments :
Post a Comment