Bacaan: Mazmur 116
Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
“Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu”
- ayat 1+7
Penggalan ayat mazmur diatas sangat
indah untuk direnungkan. Ditengah pergumulan hidup, terkadang kita sering lupa
untuk menenangkan jiwa karena hanya fokus pada persoalan yang terjadi.
Sesulit apapun
masalah yang boleh terjadi, hal pertama yang boleh di ajarkan kepada kita
adalah “tenang” dan mempercayakan hidup pada kebaikan Tuhan - “Aku percaya,
sekalipun aku berkata: Aku ini sangat tertindas” (ay.10).
Kebaikan Tuhan yang boleh disyukuri adalah
bahwa Ia mau mendengar permohonan kita, kita tidak mengetahui bagaimana dan
kapan pertolongan Tuhan akan terjadi, namun kesediaan Tuhan mendengar seruan
kita adalah sesuatu yang patut kita syukuri.
Jika kita melihat sekilas
bagaimana hubungan bangsa Israel dengan Allah, dalam keadaan tertentu Allah mau
mendengar doa dan permohonan mereka, bahkan tanpa meminta Allah bertindak
menyelamatkan mereka. Dalam di sisi lain ada saat umat Israel hidup dalam
kesusahannya namun Allah “enggan” mendengar doa dan korban syukur mereka, bahwa
Tuhan jijik akan ibadah yang mereka panjantakan pada Tuhan. Sehingga kita dapat
melihat mengapa Allah menyendengkan telingaNya kepada pemazmur yang bermohon itu
adalah karena ia mengasihi Tuhan (ay. 1).
Tuhan itu baik pada orang yang
mengasihiNya. Bukan artinya Tuhan butuh kasih manusia, justru kasihNya yang
besar telah diberikanNya pada kita melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu
salib. Namun Tuhan sangat mengasihi orang-orang yang mengharapkan
pengasihanNya, mempercayai bahwa hanya kasihNya sajalah yang dapat menyelamatkan
kita, itulah sebabnya pemazmur menyatakan “semua manusia pembohong” (ay.11)
dalam arti bahwa tiada keselamatan yang lain selain dari Tuhan saja.
Kita adalah orang munafik bagi
diri sendiri ketika kita meminta pengasihan Tuhan, sementara kita tidak
mengasihiNya. Melalui nats bacaan kita saat ini ingin mengajar kita bagaimana
kasih setia Tuhan itu adalah untuk selamanya bagi orang-orang yang selalu hidup
dalam kasih Tuhan. Kita mendapatkan pengasihan Tuhan adalah karena kita hidup
dalam kasih Tuhan.
Mengasihi berarti memiliki
kedekatan yang dalam seperti kasih seorang ibu dengan anak yang dilahirkannya. Mau
mencurahkan seluruh hidup untuk yang dikasihinya. Demikian kasih kita kepada
Tuhan, pengorbanan Tuhan di kayu salib sudah sepatutnya disyukuri dan hayati
untuk semakin dalam kasih kita pada Tuhan. Mengasihi Tuhan berarti FirmanNya
adalah benar dan harus ditaati. Selama kita mengasihi Tuhan dengan segenap
akal, budi dan pikiran kita, maka selama itu pulalah kasih setia Tuhan tidak
berkesudahan dalam hidup kita.
Doa:
Biarlah pengorbananMu di kayu
salib ya Tuhan dapat ‘ku hayati sepanjang hidupku, sehingga apapun yang boleh
terjadi dalam hidupku, Tuhan yang akan menuntun dan menyelamatkan jiwaku. Amin
Bacaan: Mazmur 116
Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
“Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu”
- ayat 1+7
Penggalan ayat mazmur diatas sangat
indah untuk direnungkan. Ditengah pergumulan hidup, terkadang kita sering lupa
untuk menenangkan jiwa karena hanya fokus pada persoalan yang terjadi.
Sesulit apapun
masalah yang boleh terjadi, hal pertama yang boleh di ajarkan kepada kita
adalah “tenang” dan mempercayakan hidup pada kebaikan Tuhan - “Aku percaya,
sekalipun aku berkata: Aku ini sangat tertindas” (ay.10).
Kebaikan Tuhan yang boleh disyukuri adalah
bahwa Ia mau mendengar permohonan kita, kita tidak mengetahui bagaimana dan
kapan pertolongan Tuhan akan terjadi, namun kesediaan Tuhan mendengar seruan
kita adalah sesuatu yang patut kita syukuri.
Jika kita melihat sekilas
bagaimana hubungan bangsa Israel dengan Allah, dalam keadaan tertentu Allah mau
mendengar doa dan permohonan mereka, bahkan tanpa meminta Allah bertindak
menyelamatkan mereka. Dalam di sisi lain ada saat umat Israel hidup dalam
kesusahannya namun Allah “enggan” mendengar doa dan korban syukur mereka, bahwa
Tuhan jijik akan ibadah yang mereka panjantakan pada Tuhan. Sehingga kita dapat
melihat mengapa Allah menyendengkan telingaNya kepada pemazmur yang bermohon itu
adalah karena ia mengasihi Tuhan (ay. 1).
Tuhan itu baik pada orang yang
mengasihiNya. Bukan artinya Tuhan butuh kasih manusia, justru kasihNya yang
besar telah diberikanNya pada kita melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu
salib. Namun Tuhan sangat mengasihi orang-orang yang mengharapkan
pengasihanNya, mempercayai bahwa hanya kasihNya sajalah yang dapat menyelamatkan
kita, itulah sebabnya pemazmur menyatakan “semua manusia pembohong” (ay.11)
dalam arti bahwa tiada keselamatan yang lain selain dari Tuhan saja.
Kita adalah orang munafik bagi
diri sendiri ketika kita meminta pengasihan Tuhan, sementara kita tidak
mengasihiNya. Melalui nats bacaan kita saat ini ingin mengajar kita bagaimana
kasih setia Tuhan itu adalah untuk selamanya bagi orang-orang yang selalu hidup
dalam kasih Tuhan. Kita mendapatkan pengasihan Tuhan adalah karena kita hidup
dalam kasih Tuhan.
Mengasihi berarti memiliki
kedekatan yang dalam seperti kasih seorang ibu dengan anak yang dilahirkannya. Mau
mencurahkan seluruh hidup untuk yang dikasihinya. Demikian kasih kita kepada
Tuhan, pengorbanan Tuhan di kayu salib sudah sepatutnya disyukuri dan hayati
untuk semakin dalam kasih kita pada Tuhan. Mengasihi Tuhan berarti FirmanNya
adalah benar dan harus ditaati. Selama kita mengasihi Tuhan dengan segenap
akal, budi dan pikiran kita, maka selama itu pulalah kasih setia Tuhan tidak
berkesudahan dalam hidup kita.
Doa:
Biarlah pengorbananMu di kayu
salib ya Tuhan dapat ‘ku hayati sepanjang hidupku, sehingga apapun yang boleh
terjadi dalam hidupku, Tuhan yang akan menuntun dan menyelamatkan jiwaku. Amin
No comments :
Post a Comment