Bacaan Firman Tuhan: 1 Petrus 1:17-23
Tidak ada barang sesuatu apapun yang fana dapat membayar
penyelamatan Kristus. Hanya karena pengorbananNya di kayu salib dan darahNya
yang kudus tercurah sehingga kita boleh menerima pengharapan dan keselamatan
yang sejati.
Jika Tuhan Yesus telah mematahkan kuasa kematian, maka dengan
apakah boleh lagi kita membayar keselamatanNya? Allah yang kudus mau
menyerahkan hidupNya untuk menanggung dosa dan kejahatan manusia adalah
semuanya karena kasihNya kepada umat ciptaanNya.
Tuhan menjadikan kita ciptaan yang baru melalui iman kepada
Kristus (2 Kor. 5:17) dengan “benih yang tidak fana”. Benih itu dalam hati kita
untuk dapat lahir baru, kita menjadi ciptaan baru untuk memasuki “keluarga
Allah”. Sehingga kita menjadi "se-darah" di dalam Kristus. Inilah aku dalam ciptaan baru, bahwa:
Aku bukan manusia biasa tetapi manusia luar biasa
Memang benar kita adalah manusia yang
luar biasa, sebab kita adalah anak-anak Allah (Yoh. 1:12-13; Roma 8:14). Kita adalah
anak-anak Allah yang menjadikan segala sesuatu dan yang berkuasa penuh atas kehidupan,
padaNyalah kemuliaan dan kehormatan. Sehingga bagaimanapun hinanya saya
dihadapan orang-orang yang tidak mengenal Allah, sesungguhnya merekalah yang
hina, sebab aku adalah orang yang begitu berharga di hadapan Allah, sebab aku
adalah anak Allah. Maka jangan sia-siakan hidup mencari kemuliaan yang fana, sebab
tanpa kita mencari telah di anugerahkan kemuliaanNya bagi kita melalui DarahNya
yang kudus. Patutlah kita mengsyukuri bahwa Allah telah mengangkat kita menjadi orang-orang yang luar biasa, dalam motivasi Mario Teguh mengatakan kita adalah "Orang-orang Super", jika dalam istilah pertanian biasa di katakan "bibit unggul" dan Paulus mengatakan bahwa kita adalah "manusia Allah". Sesungguhnya melalui darah Kritus kita adalah orang-orang yang sungguh luar biasa.
Bukan hanya aku saja “manusia luar biasa” tetapi juga saudaraku
Bukan hanya aku saja “manusia luar biasa” tetapi juga saudaraku
Orang-orang yang ditebus Kristus
bukan lagi seperti “Sikap Kain terhadap Habel” ; “Esau dan Yakub” atau “seperti
perlakuan saudara-saudara Yusuf” yang hidupnya dikuasai kebencian, persaingan
dan kecemburuan. Kita adalah sama-sama orang yang telah menerima kemuliaan
Allah yang dituntun untuk hidup dalam kasih persaudaraan. Tidak ada “yang
terbesar” diantara kita sebab kita adalah sama orang-orang yang telah diangkat
dari kehinaan dan menerima kemuliaanNya melalui darah Kristus. Sehingga kita harus menjaga persaudaraan di dalam Kristus.
Aku adalah anak yang “takut” kepada Bapa
Jika kita mengaku bahwa Allah adalah
Bapa kita, maka selayaknya kita menghormatiNya dan taat akan ajaran dan
perintahNya. Pengorbanan orangtua kepada anak-anaknya tidak lain adalah karena
kasihnya dan kasih orangtua tidak akan dapat dibayar dengan barang sesuatu
apapun selain melihat anak-anaknya mencapai kesuksesan dan hidup dengan baik.
Maka haruslah kita juga sadari sebagai orang Kristen bahwa hidup kita hanya
tergantung pada Kasih Allah Bapa kita, sehingga tidak ada apapun yang boleh
kita berikan ganti darah Kristus selain takut akan Tuhan dalam hidup kita.
Aku tahu bahwa kasihNya yang besar itu bukan untuk dipermainkan
Jika kita mengatakan bahwa Allah adalah Bapa kita, dan mengatakan bahwa "aku adalah anak Allah", maka kita harus mempertanggungjawabkannya. KuasaNya yang besar telah
menyelamatkan aku, namun aku juga tahu bahwa hanya Dia-lah yang akan menjadi
hakim atas segala perbuatan manusia. Maka janganlah terlena akan kasih dan
kebaikan Tuhan sampai-sampai kita lupa akan murka Tuhan, sebab kasihNya yang
diberikan kepada kita justru agar kita masuk dalam pola hidup yang baru yaitu
pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya (Ef. 2:10). Maka status
yang kita miliki sebagai anak-anak Allah selayaknya diperlihatkan melalui
perbuatan dan tindakan. Sehingga janganlah kita malah sebaliknya membuat Allah terhina karena perbuatan kita yang tidak baik.
Aku tahu bahwa Allah ada dalam diriku
Dari mana saya tahu Allah ada dalam
aku? Sebab aku hidup selalu menurut perintahNya (1 Yoh. 3:24). Dengan demikian dunia
dapat melihat kemuliaan Allah ada dalam diri kita, maka apapun yang kita
lakukan dan perbuat adalah untuk kemuliaan Tuhan (Yoh. 17: 24-26; 1 Kor. 10:31).
Bacaan Firman Tuhan: 1 Petrus 1:17-23
Tidak ada barang sesuatu apapun yang fana dapat membayar
penyelamatan Kristus. Hanya karena pengorbananNya di kayu salib dan darahNya
yang kudus tercurah sehingga kita boleh menerima pengharapan dan keselamatan
yang sejati.
Jika Tuhan Yesus telah mematahkan kuasa kematian, maka dengan
apakah boleh lagi kita membayar keselamatanNya? Allah yang kudus mau
menyerahkan hidupNya untuk menanggung dosa dan kejahatan manusia adalah
semuanya karena kasihNya kepada umat ciptaanNya.
Tuhan menjadikan kita ciptaan yang baru melalui iman kepada
Kristus (2 Kor. 5:17) dengan “benih yang tidak fana”. Benih itu dalam hati kita
untuk dapat lahir baru, kita menjadi ciptaan baru untuk memasuki “keluarga
Allah”. Sehingga kita menjadi "se-darah" di dalam Kristus. Inilah aku dalam ciptaan baru, bahwa:
Aku bukan manusia biasa tetapi manusia luar biasa
Memang benar kita adalah manusia yang
luar biasa, sebab kita adalah anak-anak Allah (Yoh. 1:12-13; Roma 8:14). Kita adalah
anak-anak Allah yang menjadikan segala sesuatu dan yang berkuasa penuh atas kehidupan,
padaNyalah kemuliaan dan kehormatan. Sehingga bagaimanapun hinanya saya
dihadapan orang-orang yang tidak mengenal Allah, sesungguhnya merekalah yang
hina, sebab aku adalah orang yang begitu berharga di hadapan Allah, sebab aku
adalah anak Allah. Maka jangan sia-siakan hidup mencari kemuliaan yang fana, sebab
tanpa kita mencari telah di anugerahkan kemuliaanNya bagi kita melalui DarahNya
yang kudus. Patutlah kita mengsyukuri bahwa Allah telah mengangkat kita menjadi orang-orang yang luar biasa, dalam motivasi Mario Teguh mengatakan kita adalah "Orang-orang Super", jika dalam istilah pertanian biasa di katakan "bibit unggul" dan Paulus mengatakan bahwa kita adalah "manusia Allah". Sesungguhnya melalui darah Kritus kita adalah orang-orang yang sungguh luar biasa.
Bukan hanya aku saja “manusia luar biasa” tetapi juga saudaraku
Bukan hanya aku saja “manusia luar biasa” tetapi juga saudaraku
Orang-orang yang ditebus Kristus
bukan lagi seperti “Sikap Kain terhadap Habel” ; “Esau dan Yakub” atau “seperti
perlakuan saudara-saudara Yusuf” yang hidupnya dikuasai kebencian, persaingan
dan kecemburuan. Kita adalah sama-sama orang yang telah menerima kemuliaan
Allah yang dituntun untuk hidup dalam kasih persaudaraan. Tidak ada “yang
terbesar” diantara kita sebab kita adalah sama orang-orang yang telah diangkat
dari kehinaan dan menerima kemuliaanNya melalui darah Kristus. Sehingga kita harus menjaga persaudaraan di dalam Kristus.
Aku adalah anak yang “takut” kepada Bapa
Jika kita mengaku bahwa Allah adalah
Bapa kita, maka selayaknya kita menghormatiNya dan taat akan ajaran dan
perintahNya. Pengorbanan orangtua kepada anak-anaknya tidak lain adalah karena
kasihnya dan kasih orangtua tidak akan dapat dibayar dengan barang sesuatu
apapun selain melihat anak-anaknya mencapai kesuksesan dan hidup dengan baik.
Maka haruslah kita juga sadari sebagai orang Kristen bahwa hidup kita hanya
tergantung pada Kasih Allah Bapa kita, sehingga tidak ada apapun yang boleh
kita berikan ganti darah Kristus selain takut akan Tuhan dalam hidup kita.
Aku tahu bahwa kasihNya yang besar itu bukan untuk dipermainkan
Jika kita mengatakan bahwa Allah adalah Bapa kita, dan mengatakan bahwa "aku adalah anak Allah", maka kita harus mempertanggungjawabkannya. KuasaNya yang besar telah
menyelamatkan aku, namun aku juga tahu bahwa hanya Dia-lah yang akan menjadi
hakim atas segala perbuatan manusia. Maka janganlah terlena akan kasih dan
kebaikan Tuhan sampai-sampai kita lupa akan murka Tuhan, sebab kasihNya yang
diberikan kepada kita justru agar kita masuk dalam pola hidup yang baru yaitu
pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya (Ef. 2:10). Maka status
yang kita miliki sebagai anak-anak Allah selayaknya diperlihatkan melalui
perbuatan dan tindakan. Sehingga janganlah kita malah sebaliknya membuat Allah terhina karena perbuatan kita yang tidak baik.
Aku tahu bahwa Allah ada dalam diriku
Dari mana saya tahu Allah ada dalam
aku? Sebab aku hidup selalu menurut perintahNya (1 Yoh. 3:24). Dengan demikian dunia
dapat melihat kemuliaan Allah ada dalam diri kita, maka apapun yang kita
lakukan dan perbuat adalah untuk kemuliaan Tuhan (Yoh. 17: 24-26; 1 Kor. 10:31).
No comments :
Post a Comment