Sampai saat ini masih banyak yang
tidak mempercayai bahwa penyaliban Kristus adalah perbuatan Allah yang
menyelamatkan, dan hal itu adalah suatu kebodohan. Namun jika kita dapat
merenungkan lebih jauh terhadap sikap yang diperlihatkan sebahagian orang-orang
yang telah mempercayai Kristus ternyata
lebih dari suatu kebodohan lebih
tepatnya dapat dikatakan telah mengolok-olokkan ataupun mempermalukan Tuhan
Yesus di dunia. Bagaimana tidak jika ada yang dengan berani menegaskan diri
sebagai Kristen namun sikap kasih dan pengampunan tidak pernah diperlihatkan,
bahkan mungkin ada orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan lebih memiliki
kasih kepada sesamanya manusia.
Jika setiap tahun gereja
memperingati pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib sebagai tanda kasih dan
pengampunan dari Allah, namun setiap tahun peringatan jumat agung berlalu begitu
saja karena tetap tidak ada perubahan sikap dan tindakan. Yang dapat saya katakana
bahwa ternyata hal seperti ini terjadi ketika Jumat Agung diperingati hanya
sekedar peringatan akan sejarah yang berlalu tanpa mengambil hikmat dibalik
kisah tersebut. Yesus hanya diperingati dalam konteks sejarah masa lalu yang menjadikan
Salib Kristus hanya sebuah aksesoris dan sebuah kisah yang sadis, sehingga kita
hanya menempatkan diri sebagai penonton padahal Tuhan melakukannya agar manusia
dapat melihat bagaimana penderitaan yang dirasakan manusia akibat dari dosa. Tidak
heran jika hingga saat ini salah satu
kenyataan kuasa dosa yang menguasai manusia adalah kesenangannya melihat
penderitaan yang dibencinya. Sehingga tidak heran juga jika akhirnya banyak
orang Kristen yang terbuai dalam suatu cerita atau film ketika musuh akhirnya
dikalahkan oleh bintang film dengan pembalasan dendam.
Salib telah menjadi kebodohan
bagi orang-orang yang menolak Kasih dan pengampunan Tuhan Yesus, dan hal ini
kiranya tidak menjadikan seruan kasih dan pengampunan menjadi hal bodoh untuk
dilakukan juga, karena jika demikian halnya maka kita adalah bahagian dari orang-orang
yang mengolok-olok Tuhan Yesus.
Dua sikap yang kontras dapat
terlihat ketika Yesus telah disalibkan. Yang pertama adalah orang-orang yang
mengejek dan seorang penjahat yang tersalib bersama Yesus yang menanggapi
perbuatan Yesus adalah dari segi penyelamatan fisik. Mereka hanya berorientasi
pada penyelamatan fisik, namun yang sikap yang kedua adalah seorang lagi
penjahat yang tersalib di sisi Tuhan Yesus bahwa dia akhirnya mendapatkan
sesuatu yang begitu berharga dari Allah sebab ia telah menerima kehidupan
bersama Allah di Firdaus, sebab dia melihat perbuatan Tuhan Yesus dengan hati
yang dalam akan akibat yang telah dia rasakan atas perbuatan dosanya dan juga
melihat apa yang dilakukan Yesus jauh melebihi penyelamatan fisik tetapi
penyelamatan untuk kehidupan yang sesungguhnya.
Apa hikmat yang boleh kita ambil
melalui peringatan pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus?
Peneguhan
Iman
Kita memang
sudah mempercayai pengampunan dosa yang dianugerahkan Allah dalam hidup kita
melalui kematian Tuhan Yesus di kayu salib, dan memperingati adalah sarana untuk
semakin meneguhkan dan menghayati iman kita kepada Tuhan Yesus, bagaimana kasih
Allah yang agung telah diperlihatkan kepada kita, bahwa pengasihan dan
pertolongan Tuhan bukan kata-kata kosong tetapi sungguh semua.
Salib
Kristus adalah “Cermin”
Pengorbanan dan
kematian Tuhan Yesus adalah bukti kasih Allah kepada umatNya dan juga seruan
pertobatan untuk menerima kasihNya yang besar itu. Sehingga peringatan yang
kita lakukan adalah juga untuk melihat diri kita sudah sejauh mana sikap dan
perbuatan kita mencerminkan kasih dan pengampunan dari Kristus untuk menerima
anugerahNya. Bagaimana kita mau menyadari kekurangan kita dihadapan salib
Kristus?
Salib
Kristus adalah “Motivasi Hidup”
Jika Allah mau
mengorbankan diriNya melalui Yesus Kristus karena keberdosaan manusia, maka
terlebih kita yang telah percaya kasih Allah pasti akan berkelimpahan dalam
hidup kita. Sehingga peringatan yang kita lakukan adalah memotivasi kita untuk
semakin bersemangat menjalani kehidupan ini terlebih lagi semangat memberitakan
kasih Allah ditengah-tengah kehidupan kita.
Kematian Tuhan Yesus di kayu salib bukanlah
tentang ritual tetapi adalah tentang pembaharuan hidup.
Apakah salib
kristus telah memperbaharui hidup kita?
Sampai saat ini masih banyak yang
tidak mempercayai bahwa penyaliban Kristus adalah perbuatan Allah yang
menyelamatkan, dan hal itu adalah suatu kebodohan. Namun jika kita dapat
merenungkan lebih jauh terhadap sikap yang diperlihatkan sebahagian orang-orang
yang telah mempercayai Kristus ternyata
lebih dari suatu kebodohan lebih
tepatnya dapat dikatakan telah mengolok-olokkan ataupun mempermalukan Tuhan
Yesus di dunia. Bagaimana tidak jika ada yang dengan berani menegaskan diri
sebagai Kristen namun sikap kasih dan pengampunan tidak pernah diperlihatkan,
bahkan mungkin ada orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan lebih memiliki
kasih kepada sesamanya manusia.
Jika setiap tahun gereja
memperingati pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib sebagai tanda kasih dan
pengampunan dari Allah, namun setiap tahun peringatan jumat agung berlalu begitu
saja karena tetap tidak ada perubahan sikap dan tindakan. Yang dapat saya katakana
bahwa ternyata hal seperti ini terjadi ketika Jumat Agung diperingati hanya
sekedar peringatan akan sejarah yang berlalu tanpa mengambil hikmat dibalik
kisah tersebut. Yesus hanya diperingati dalam konteks sejarah masa lalu yang menjadikan
Salib Kristus hanya sebuah aksesoris dan sebuah kisah yang sadis, sehingga kita
hanya menempatkan diri sebagai penonton padahal Tuhan melakukannya agar manusia
dapat melihat bagaimana penderitaan yang dirasakan manusia akibat dari dosa. Tidak
heran jika hingga saat ini salah satu
kenyataan kuasa dosa yang menguasai manusia adalah kesenangannya melihat
penderitaan yang dibencinya. Sehingga tidak heran juga jika akhirnya banyak
orang Kristen yang terbuai dalam suatu cerita atau film ketika musuh akhirnya
dikalahkan oleh bintang film dengan pembalasan dendam.
Salib telah menjadi kebodohan
bagi orang-orang yang menolak Kasih dan pengampunan Tuhan Yesus, dan hal ini
kiranya tidak menjadikan seruan kasih dan pengampunan menjadi hal bodoh untuk
dilakukan juga, karena jika demikian halnya maka kita adalah bahagian dari orang-orang
yang mengolok-olok Tuhan Yesus.
Dua sikap yang kontras dapat
terlihat ketika Yesus telah disalibkan. Yang pertama adalah orang-orang yang
mengejek dan seorang penjahat yang tersalib bersama Yesus yang menanggapi
perbuatan Yesus adalah dari segi penyelamatan fisik. Mereka hanya berorientasi
pada penyelamatan fisik, namun yang sikap yang kedua adalah seorang lagi
penjahat yang tersalib di sisi Tuhan Yesus bahwa dia akhirnya mendapatkan
sesuatu yang begitu berharga dari Allah sebab ia telah menerima kehidupan
bersama Allah di Firdaus, sebab dia melihat perbuatan Tuhan Yesus dengan hati
yang dalam akan akibat yang telah dia rasakan atas perbuatan dosanya dan juga
melihat apa yang dilakukan Yesus jauh melebihi penyelamatan fisik tetapi
penyelamatan untuk kehidupan yang sesungguhnya.
Apa hikmat yang boleh kita ambil
melalui peringatan pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus?
Peneguhan
Iman
Kita memang
sudah mempercayai pengampunan dosa yang dianugerahkan Allah dalam hidup kita
melalui kematian Tuhan Yesus di kayu salib, dan memperingati adalah sarana untuk
semakin meneguhkan dan menghayati iman kita kepada Tuhan Yesus, bagaimana kasih
Allah yang agung telah diperlihatkan kepada kita, bahwa pengasihan dan
pertolongan Tuhan bukan kata-kata kosong tetapi sungguh semua.
Salib
Kristus adalah “Cermin”
Pengorbanan dan
kematian Tuhan Yesus adalah bukti kasih Allah kepada umatNya dan juga seruan
pertobatan untuk menerima kasihNya yang besar itu. Sehingga peringatan yang
kita lakukan adalah juga untuk melihat diri kita sudah sejauh mana sikap dan
perbuatan kita mencerminkan kasih dan pengampunan dari Kristus untuk menerima
anugerahNya. Bagaimana kita mau menyadari kekurangan kita dihadapan salib
Kristus?
Salib
Kristus adalah “Motivasi Hidup”
Jika Allah mau
mengorbankan diriNya melalui Yesus Kristus karena keberdosaan manusia, maka
terlebih kita yang telah percaya kasih Allah pasti akan berkelimpahan dalam
hidup kita. Sehingga peringatan yang kita lakukan adalah memotivasi kita untuk
semakin bersemangat menjalani kehidupan ini terlebih lagi semangat memberitakan
kasih Allah ditengah-tengah kehidupan kita.
Kematian Tuhan Yesus di kayu salib bukanlah
tentang ritual tetapi adalah tentang pembaharuan hidup.
Apakah salib
kristus telah memperbaharui hidup kita?
No comments :
Post a Comment