Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid,
supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih
lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang
murid.
Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku,
dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan
mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak
mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu
karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang
berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku
berperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku!
Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku;
YESAYA 50:4-9a
Sebagai mahluk sosial, pastinya
kita pernah mengalami situasi hidup seperti yang dituliskan nabi Yesaya tersebut bahwa terkadang akan ada tekanan-tekanan dalam hidup yang akan kita
rasakan dari sekitar kita yang akan menguji ketaan pada Tuhan. Jika tidak dapat
dikontrol lagi maka hal inilah yang dapat mengakibatkan kemarahan, sakit hati,
dengki, caci-maki, dendam.
Nas ini adalah bahagian dari
nubuatan Mesias yang akan datang menyelamatkan umat Israel. Bahwa nubuatan ini
disampaikan ketika umat Israel hidup pada masa-masa pembuangan. Dalam nas ini
diberitakan bagaimana “Hamba Tuhan” itu tetap dapat mengontrol kehidupannya
yang walaupun hidup dalam tekanan yang berat nama dia tetap memiliki “Lidah
seorang murid”, “Mendengar sebagai seorang murid”, sehingga kesetiaannya
sebagai seorang murid ditengah-tengah tekanan yang berat membuat dia dilayakkan
menjadi orang benar di hadapan Allah. Lebih tegas lagi di nyatakan bahwa
sebenarnya adalah kesia-siaan melawan seorang Hamba Tuhan yang telah dibenarkan
oleh Allah, sebab Tuhanlah yang akan memberikan pertolongan, dan orang-orang
yang memberikan perlawanan itu sesungguhnya seperti pakaian yang using yang
akan dimakan ngengat.
Jika kita kembali kepada
konteksnya bahwa memang umat Israel sedang diteguhkan dalam penderitaanya,
bahwa Tuhan akan tampil memberikan pertolongan kepada mereka, Mesias akan
memikul semua penderitaan, penghinaan dan malu karena Kasih Allah yang besar
kepada umatNya yang berdosa itu.
Kita dapat melihat dalam kisah
pelayanan Tuhan Yesus bagaimana Ia tampil menjadi “Hamba Tuhan” yang setia
kepada BapaNya yang di sorga.
Memiliki Lidah seorang murid:
bahwa semua sabda yang keluar dari perkataanNya memberikan semangat baru keada
setiap orang yang mendengar dan sabda yang keluar dari perkataanNya itu menjadi
keselamatan manusia.
Memiliki Pendengaran seperti
seorang murid: bahwa kekuatan dalam pelayanan Tuhan Yesus adalah karena
kesetiaanNya kepada BapaNya yang di sorga, Dia berbuat dan bertindak selalu
mendengar tuntunan Tuhan.
Tuhan Yesus menjadi “Hamba Tuhan”
yang menderita memikul semua penderitaan dosa manusia, Ia taat ketika harus di
aniaya dan dipermalukan.
Sungguh melalui nas ini kita
dapat melihat bagaimana Tuhan Yesus telah memperlihatkan kepada kita bahwa
nubuatan yang dituliskan oleh nabi Yesaya bukan hanya kata-kata,
tulisan-tulisan ataupun pengharapan kosong. Semuanya itu telah digenapi oleh
Yesus Kristus Tuhan kita yang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia
yang percaya akan keampunan dosa yang dibawa olehNya.
Sebagai umat yang percaya kepada
Yesus patutlah kita mengsyukuri pertolongan dan penyelamatanNya dalam kehidupan
kita dari kuasa maut, bahwa karena penderitaan kita-lah Tuhan Yesus harus
menanggung semua penderitaan itu. Sehingga bagaimana juga kita diteguhkan
berbuat dalam kehidupan kita menerapkan hidup sebagai “Hamba Tuhan” yang setia.
Memiliki lidah dan pendengaran seperti seorang murid. Kita tetap setia dan taat
mendengar semua tuntunan Tuhan dalam hidup kita.
Sering kita dikalahkan sikap yang
tidak mau memaafkan ketika lidah dan pendengaran kita dikendalikan oleh
perasaan dan orientasi danging kita. Sehingga yang timbul hanyalah amarah,
sakit hati, dengki, caci maki. Sehingga tanpa kita sadari bahwa kita tidak lagi
menjadi orang-orang yang bebas mengendalikan diri, karena orang lainlah yang
sesungguhnya mengendalikan kita.
Sehingga ketaatan itu bukan hanya
hati dan perasaan namun panca indera juga harus dilatih dan diajar untuk dapat
taat kepada Tuhan. Berusahalah dan bergiatlah senantiasa menjadi murid-murid
Allah yang sejati, agar kita keselamatan Allah semakin nyata dalam hidup kita.
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid,
supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih
lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang
murid.
Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku,
dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan
mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak
mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu
karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang
berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku
berperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku!
Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku;
YESAYA 50:4-9a
Sebagai mahluk sosial, pastinya
kita pernah mengalami situasi hidup seperti yang dituliskan nabi Yesaya tersebut bahwa terkadang akan ada tekanan-tekanan dalam hidup yang akan kita
rasakan dari sekitar kita yang akan menguji ketaan pada Tuhan. Jika tidak dapat
dikontrol lagi maka hal inilah yang dapat mengakibatkan kemarahan, sakit hati,
dengki, caci-maki, dendam.
Nas ini adalah bahagian dari
nubuatan Mesias yang akan datang menyelamatkan umat Israel. Bahwa nubuatan ini
disampaikan ketika umat Israel hidup pada masa-masa pembuangan. Dalam nas ini
diberitakan bagaimana “Hamba Tuhan” itu tetap dapat mengontrol kehidupannya
yang walaupun hidup dalam tekanan yang berat nama dia tetap memiliki “Lidah
seorang murid”, “Mendengar sebagai seorang murid”, sehingga kesetiaannya
sebagai seorang murid ditengah-tengah tekanan yang berat membuat dia dilayakkan
menjadi orang benar di hadapan Allah. Lebih tegas lagi di nyatakan bahwa
sebenarnya adalah kesia-siaan melawan seorang Hamba Tuhan yang telah dibenarkan
oleh Allah, sebab Tuhanlah yang akan memberikan pertolongan, dan orang-orang
yang memberikan perlawanan itu sesungguhnya seperti pakaian yang using yang
akan dimakan ngengat.
Jika kita kembali kepada
konteksnya bahwa memang umat Israel sedang diteguhkan dalam penderitaanya,
bahwa Tuhan akan tampil memberikan pertolongan kepada mereka, Mesias akan
memikul semua penderitaan, penghinaan dan malu karena Kasih Allah yang besar
kepada umatNya yang berdosa itu.
Kita dapat melihat dalam kisah
pelayanan Tuhan Yesus bagaimana Ia tampil menjadi “Hamba Tuhan” yang setia
kepada BapaNya yang di sorga.
Memiliki Lidah seorang murid:
bahwa semua sabda yang keluar dari perkataanNya memberikan semangat baru keada
setiap orang yang mendengar dan sabda yang keluar dari perkataanNya itu menjadi
keselamatan manusia.
Memiliki Pendengaran seperti
seorang murid: bahwa kekuatan dalam pelayanan Tuhan Yesus adalah karena
kesetiaanNya kepada BapaNya yang di sorga, Dia berbuat dan bertindak selalu
mendengar tuntunan Tuhan.
Tuhan Yesus menjadi “Hamba Tuhan”
yang menderita memikul semua penderitaan dosa manusia, Ia taat ketika harus di
aniaya dan dipermalukan.
Sungguh melalui nas ini kita
dapat melihat bagaimana Tuhan Yesus telah memperlihatkan kepada kita bahwa
nubuatan yang dituliskan oleh nabi Yesaya bukan hanya kata-kata,
tulisan-tulisan ataupun pengharapan kosong. Semuanya itu telah digenapi oleh
Yesus Kristus Tuhan kita yang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia
yang percaya akan keampunan dosa yang dibawa olehNya.
Sebagai umat yang percaya kepada
Yesus patutlah kita mengsyukuri pertolongan dan penyelamatanNya dalam kehidupan
kita dari kuasa maut, bahwa karena penderitaan kita-lah Tuhan Yesus harus
menanggung semua penderitaan itu. Sehingga bagaimana juga kita diteguhkan
berbuat dalam kehidupan kita menerapkan hidup sebagai “Hamba Tuhan” yang setia.
Memiliki lidah dan pendengaran seperti seorang murid. Kita tetap setia dan taat
mendengar semua tuntunan Tuhan dalam hidup kita.
Sering kita dikalahkan sikap yang
tidak mau memaafkan ketika lidah dan pendengaran kita dikendalikan oleh
perasaan dan orientasi danging kita. Sehingga yang timbul hanyalah amarah,
sakit hati, dengki, caci maki. Sehingga tanpa kita sadari bahwa kita tidak lagi
menjadi orang-orang yang bebas mengendalikan diri, karena orang lainlah yang
sesungguhnya mengendalikan kita.
Sehingga ketaatan itu bukan hanya
hati dan perasaan namun panca indera juga harus dilatih dan diajar untuk dapat
taat kepada Tuhan. Berusahalah dan bergiatlah senantiasa menjadi murid-murid
Allah yang sejati, agar kita keselamatan Allah semakin nyata dalam hidup kita.
No comments :
Post a Comment