Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Friday, April 25, 2014

Tuhan Allah Sumber Sukacita Abadi (Mazmur 16:1-11)


Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 16
Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku

Dalam setiap perayaan Paskah akan selalu bergema nyanyian “Kristus bangkit soraklah…Haleluya”. Itu adalah nyanyian sukacita kita orang Kristen, kita memperlihatkan bagaimana sukacita kita mengimani Tuhan yang hidup. Namun demikian, setelah nyanyian itu bergema kita akan kembali pada kehidupan sehari-hari. 

Ada banyak hal yang mungkin sedang kita jalani, melanjutkan pergumulan, sakit penyakit dan masalah yang belum selesai. Pertanyaannya: “Apakah nyanyian sukacita tadi bergema sampai kepada kehidupan kita sehari-hari?” – “apakah sukacita itu kita bawa sampai ke dalam hidup kita yang terdalam?”

Maka, yang hendak diajarkan Firman Tuhan bagi kita saat ini adalah bagaimana menempatkan iman dalam realita kehidupan yang sedang kita hadapi. Bagaimana sukacita kita yang ber-Tuhan itu berdampak pada sikap kita menghadapi kehidupan ini. Maka Firman Tuhan ingin mengatakan pada kita saat ini bahwa kita harus tetap bersukacita menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini.

Itulah sebabnya jika di dalam kitab Pengkhotbah 11: 4 kita di ajar “Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa yang senantiasa melihat awan tidak akan menuai”. Artinya disitu, bahwa kita bukanlah “orang beriman yang bergantung pada cuaca”, kita hidup dalam Tuhan bukan melihat situasi.

Sebab, bisa saja kita menjadi orang yang dekat dengan Tuhan hanya ketika menghadapi pergumulan, atau bahkan sebaliknya hanya ketika kita mendapatkan berkat. Namun kebalikannya juga, bisa kita menjadi jauh dari Tuhan karena pergumulan yang berat atau sebaliknya karena kita mendapatkan kebahagiaan sampai lupa kepada Tuhan.

Maka, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini bisa membuat iman kita mati, tetapi sebaliknya dapat membuat iman kita semakin kuat dan bertumbuh. Rasul Petrus di 1 Petrus 1: 3-9 “Bergembiralah akan hal itu….maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu”. Maka Rasul Petrus mengingatkan kita, walau apapun yang sedang kita hadapi, tetaplah kita untuk mengasihi Tuhan, tetap bersukacita melakukan kehendak Tuhan, sebab suka dan duka akan dipakai oleh Tuhan untuk kebaikan kita.

Sehingga ketika kita menghadapi pergumulan tidak lagi kita katakana “Dimanakah Tuhan?” – “Mengapa Tuhan membiarkan hidupku seperti ini!”. Tetapi sebaliknya katakanlah sebagaimana pemazmur mengatakan “Jagalah aku ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung” (ay.1). Jika kita mau sederhanakan ayat ini kita akan katakana “Jika aku harus menghadapi ini, jagalah aku ya Allah, Engkau harus tetap ada di kananku dan berada di depanku”.

Iman kepada Tuhan adalah harta kita yang paling berharga. Hanya iman yang dapat membuat kita bersukacita dalam segala hal. Sekalipun kita harus berhadapan dengan pergumulan yang berat, tetap kita dapat bersukacita, sebab kita mengetahui bahwa Tuhan ada bersama dengan kita. Iman yang membuat hati tetap bersukacita, jiwa yang bersorak-sorai dan tubuh yang diam dengan tentram (ay.9).  

Kita dapat melihat betapa indahnya ayat 8 yang mengatakan “Aku senantiasa memandang kepada Tuhan”. Artinya disitu: ketika sukacita datang kita memandang Tuhan dan ketika dukacita datang kita tetap memandang Tuhan. Bahwa kebaikan hanya berasal dari Tuhan, tidak dari yang lain. Bahwa tidak ada keadaan yang terbaik kita rasakan di luar Tuhan. Hidup susah dan senang bersama Tuhan adalah kenikmatan tertinggi. Sukacita dan kehidupan adalah warisan yang kekal bagi orang beriman.

Doa:
Kuatkan dan sentuh selalu hatiku ya Tuhan untuk selalu mengandalkanMu dalam kehidupanku, sehingga apapun yang boleh aku terima dan rasakan semuanya tidak membuat aku kecewa dan sedih, namun tetap mengucap syukur. Jangan biarkan sukacitaMu berlalu daripadaku. Amin

2 comments :

Unknown said...

Suka cita kita hanya bisa kita dapatkan kalau kita bersahabat dengan Tuhan,walapun kita banyak harta,kuasa,didunia ini, tetapi semua itu hanya sementara,tetapi kalau kita selalu bersama Tuhan,kita akan dibenarkan.

Unknown said...

Amin

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Tuhan Allah Sumber Sukacita Abadi (Mazmur 16:1-11)


Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 16
Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku

Dalam setiap perayaan Paskah akan selalu bergema nyanyian “Kristus bangkit soraklah…Haleluya”. Itu adalah nyanyian sukacita kita orang Kristen, kita memperlihatkan bagaimana sukacita kita mengimani Tuhan yang hidup. Namun demikian, setelah nyanyian itu bergema kita akan kembali pada kehidupan sehari-hari. 

Ada banyak hal yang mungkin sedang kita jalani, melanjutkan pergumulan, sakit penyakit dan masalah yang belum selesai. Pertanyaannya: “Apakah nyanyian sukacita tadi bergema sampai kepada kehidupan kita sehari-hari?” – “apakah sukacita itu kita bawa sampai ke dalam hidup kita yang terdalam?”

Maka, yang hendak diajarkan Firman Tuhan bagi kita saat ini adalah bagaimana menempatkan iman dalam realita kehidupan yang sedang kita hadapi. Bagaimana sukacita kita yang ber-Tuhan itu berdampak pada sikap kita menghadapi kehidupan ini. Maka Firman Tuhan ingin mengatakan pada kita saat ini bahwa kita harus tetap bersukacita menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini.

Itulah sebabnya jika di dalam kitab Pengkhotbah 11: 4 kita di ajar “Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa yang senantiasa melihat awan tidak akan menuai”. Artinya disitu, bahwa kita bukanlah “orang beriman yang bergantung pada cuaca”, kita hidup dalam Tuhan bukan melihat situasi.

Sebab, bisa saja kita menjadi orang yang dekat dengan Tuhan hanya ketika menghadapi pergumulan, atau bahkan sebaliknya hanya ketika kita mendapatkan berkat. Namun kebalikannya juga, bisa kita menjadi jauh dari Tuhan karena pergumulan yang berat atau sebaliknya karena kita mendapatkan kebahagiaan sampai lupa kepada Tuhan.

Maka, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini bisa membuat iman kita mati, tetapi sebaliknya dapat membuat iman kita semakin kuat dan bertumbuh. Rasul Petrus di 1 Petrus 1: 3-9 “Bergembiralah akan hal itu….maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu”. Maka Rasul Petrus mengingatkan kita, walau apapun yang sedang kita hadapi, tetaplah kita untuk mengasihi Tuhan, tetap bersukacita melakukan kehendak Tuhan, sebab suka dan duka akan dipakai oleh Tuhan untuk kebaikan kita.

Sehingga ketika kita menghadapi pergumulan tidak lagi kita katakana “Dimanakah Tuhan?” – “Mengapa Tuhan membiarkan hidupku seperti ini!”. Tetapi sebaliknya katakanlah sebagaimana pemazmur mengatakan “Jagalah aku ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung” (ay.1). Jika kita mau sederhanakan ayat ini kita akan katakana “Jika aku harus menghadapi ini, jagalah aku ya Allah, Engkau harus tetap ada di kananku dan berada di depanku”.

Iman kepada Tuhan adalah harta kita yang paling berharga. Hanya iman yang dapat membuat kita bersukacita dalam segala hal. Sekalipun kita harus berhadapan dengan pergumulan yang berat, tetap kita dapat bersukacita, sebab kita mengetahui bahwa Tuhan ada bersama dengan kita. Iman yang membuat hati tetap bersukacita, jiwa yang bersorak-sorai dan tubuh yang diam dengan tentram (ay.9).  

Kita dapat melihat betapa indahnya ayat 8 yang mengatakan “Aku senantiasa memandang kepada Tuhan”. Artinya disitu: ketika sukacita datang kita memandang Tuhan dan ketika dukacita datang kita tetap memandang Tuhan. Bahwa kebaikan hanya berasal dari Tuhan, tidak dari yang lain. Bahwa tidak ada keadaan yang terbaik kita rasakan di luar Tuhan. Hidup susah dan senang bersama Tuhan adalah kenikmatan tertinggi. Sukacita dan kehidupan adalah warisan yang kekal bagi orang beriman.

Doa:
Kuatkan dan sentuh selalu hatiku ya Tuhan untuk selalu mengandalkanMu dalam kehidupanku, sehingga apapun yang boleh aku terima dan rasakan semuanya tidak membuat aku kecewa dan sedih, namun tetap mengucap syukur. Jangan biarkan sukacitaMu berlalu daripadaku. Amin

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Epistel / Khotbah Minggu / Renungan dengan judul Tuhan Allah Sumber Sukacita Abadi (Mazmur 16:1-11) . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2014/04/tuhan-allah-sumber-sukacita-abadi.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

2 komentar untuk " Tuhan Allah Sumber Sukacita Abadi (Mazmur 16:1-11) "

Unknown said...

Suka cita kita hanya bisa kita dapatkan kalau kita bersahabat dengan Tuhan,walapun kita banyak harta,kuasa,didunia ini, tetapi semua itu hanya sementara,tetapi kalau kita selalu bersama Tuhan,kita akan dibenarkan.

Unknown said...

Amin