Pembahasan nas ini akan
kita mulai dari pertanyaan seorang muda yang kaya kepada Yesus (Mat.
19: 16-17) “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?” dan Yesus menjawab: “Hanya
Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau masuk ke dalam hidup turutilah
segala perintah Allah”.
Dari tanya jawab ini yang pertama harus
kita pahami bahwa hanya Allah sajalah yang baik, yang dapat kita
perbuat hanyalah menuruti segala perintah Allah. Sebab tidak ada
seorangpun yang mampu jika hanya dengan perbuatannya dapat selamat
dari dosa dan tidak ada yang dapat membalas kebaikan Tuhan yang
diperbuat oleh Yesus Kristus selain dari kita hidup dalam kebaikan
Tuhan dan menerima kebaikanNya.
Paulus menyatakan juga
bahwa tidak ada sesuatu dalam diri manusia itu yang baik (Rm.
7:19-20; bnd. Kej. 6:5; 8:21b), bahkan Hukum Taurat pun adalah baik
untuk dilakukan, namun dosa dapat mempergunakan yang baik
mendatangkan kematian (Rm. 7: 12-13). Sehingga tidak sesuatu yang
baik yang dapat kita lakukan, yang dapat kita lakukan adalah hidup di
dalam kebaikan itu, yaitu dengan menyerahkan diri pada kemurahan
Allah. Hanya dengan menaklukkan diri dibawah keselamatan Kristus
sajalah kita mengetahui dan melakukan yang baik. Penyerahan diri pada
Kristus adalah penyerahan diri pada kasihNya untuk dapat hidup
melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya
(Rm. 12:2; Ef. 2:10; Kol. 1:10).
Bersaksi dengan perbuatan
baik adalah untuk menguduskan Kristus melalui kehidupan kita, untuk
tidak takut dan gentar berbuat baik walau sekalipun kita harus
menderita karena berbuat baik. Seperti Kristus yang adalah benar
untuk orang-orang tidak benar. Sukacita dan kebahagiaan orang
Kristen adalah berbuat baik dalam kebenaran. Itulah kebahagiaan
kita ketika kita mampu untuk melakukan yang terbaik kepada orang
lain. Ini adalah jalan untuk memberitakan Injil Kristus kepada dunia,
Tuhan memakai kehidupan kita sebagai saluran kasih-Nya kepada dunia.
Sehingga perbuatan baik
itu sesungguhnya adalah kesaksian kita kepada dunia bahwa kita telah
menerima kebaikan Tuhan dan kebaikan Tuhan tidak lain adalah kasihNya
yang telah kita terima. Perbuatan baik adalah aksi dari kasih yang
telah kita terima. Jika Allah mengasihi kita justru karena dosa dan
pelanggaran kita, maka demikianlah kita yang telah menerima kasihNya
bahwa kita juga memberikan kasih kita kepada siapapun mau suka atau
tidak suka, sebab kasih adalah karakter hidup orang kristen.
Di dalam setiap tindakan tidak ada dendam, sakit hati, amarah, kebencian sebab kita sudah terlebih dahulu bersukacita karena kita dapat melakukan kebenaran Allah. Dalam hal ini kita dapat merenungkan tokoh-tokoh Alkitab seperti Yusuf terhadap saudara-saudaranya dan juga sikap Daud terhadap Saul yang memperlihatkan kemurahan Allah dalam kehidupannya.
Di dalam setiap tindakan tidak ada dendam, sakit hati, amarah, kebencian sebab kita sudah terlebih dahulu bersukacita karena kita dapat melakukan kebenaran Allah. Dalam hal ini kita dapat merenungkan tokoh-tokoh Alkitab seperti Yusuf terhadap saudara-saudaranya dan juga sikap Daud terhadap Saul yang memperlihatkan kemurahan Allah dalam kehidupannya.
Demikianlah dalam surat
Petrus ini mengingatkan jemaat yang walaupun hidup dalam tekanan hang
berat sebagai pengikut Kristus harus tetap mampu memperlihatkan
identitasnya sebagai orang kristen sejati, yaitu tetap melakukan aksi
kasih yaitu melalui perbuatan baik dengan tidak ragu dan gentar.
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
(Galatia 5:22-24)
Pembahasan nas ini akan
kita mulai dari pertanyaan seorang muda yang kaya kepada Yesus (Mat.
19: 16-17) “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?” dan Yesus menjawab: “Hanya
Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau masuk ke dalam hidup turutilah
segala perintah Allah”.
Dari tanya jawab ini yang pertama harus
kita pahami bahwa hanya Allah sajalah yang baik, yang dapat kita
perbuat hanyalah menuruti segala perintah Allah. Sebab tidak ada
seorangpun yang mampu jika hanya dengan perbuatannya dapat selamat
dari dosa dan tidak ada yang dapat membalas kebaikan Tuhan yang
diperbuat oleh Yesus Kristus selain dari kita hidup dalam kebaikan
Tuhan dan menerima kebaikanNya.
Paulus menyatakan juga
bahwa tidak ada sesuatu dalam diri manusia itu yang baik (Rm.
7:19-20; bnd. Kej. 6:5; 8:21b), bahkan Hukum Taurat pun adalah baik
untuk dilakukan, namun dosa dapat mempergunakan yang baik
mendatangkan kematian (Rm. 7: 12-13). Sehingga tidak sesuatu yang
baik yang dapat kita lakukan, yang dapat kita lakukan adalah hidup di
dalam kebaikan itu, yaitu dengan menyerahkan diri pada kemurahan
Allah. Hanya dengan menaklukkan diri dibawah keselamatan Kristus
sajalah kita mengetahui dan melakukan yang baik. Penyerahan diri pada
Kristus adalah penyerahan diri pada kasihNya untuk dapat hidup
melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya
(Rm. 12:2; Ef. 2:10; Kol. 1:10).
Bersaksi dengan perbuatan
baik adalah untuk menguduskan Kristus melalui kehidupan kita, untuk
tidak takut dan gentar berbuat baik walau sekalipun kita harus
menderita karena berbuat baik. Seperti Kristus yang adalah benar
untuk orang-orang tidak benar. Sukacita dan kebahagiaan orang
Kristen adalah berbuat baik dalam kebenaran. Itulah kebahagiaan
kita ketika kita mampu untuk melakukan yang terbaik kepada orang
lain. Ini adalah jalan untuk memberitakan Injil Kristus kepada dunia,
Tuhan memakai kehidupan kita sebagai saluran kasih-Nya kepada dunia.
Sehingga perbuatan baik
itu sesungguhnya adalah kesaksian kita kepada dunia bahwa kita telah
menerima kebaikan Tuhan dan kebaikan Tuhan tidak lain adalah kasihNya
yang telah kita terima. Perbuatan baik adalah aksi dari kasih yang
telah kita terima. Jika Allah mengasihi kita justru karena dosa dan
pelanggaran kita, maka demikianlah kita yang telah menerima kasihNya
bahwa kita juga memberikan kasih kita kepada siapapun mau suka atau
tidak suka, sebab kasih adalah karakter hidup orang kristen.
Di dalam setiap tindakan tidak ada dendam, sakit hati, amarah, kebencian sebab kita sudah terlebih dahulu bersukacita karena kita dapat melakukan kebenaran Allah. Dalam hal ini kita dapat merenungkan tokoh-tokoh Alkitab seperti Yusuf terhadap saudara-saudaranya dan juga sikap Daud terhadap Saul yang memperlihatkan kemurahan Allah dalam kehidupannya.
Di dalam setiap tindakan tidak ada dendam, sakit hati, amarah, kebencian sebab kita sudah terlebih dahulu bersukacita karena kita dapat melakukan kebenaran Allah. Dalam hal ini kita dapat merenungkan tokoh-tokoh Alkitab seperti Yusuf terhadap saudara-saudaranya dan juga sikap Daud terhadap Saul yang memperlihatkan kemurahan Allah dalam kehidupannya.
Demikianlah dalam surat
Petrus ini mengingatkan jemaat yang walaupun hidup dalam tekanan hang
berat sebagai pengikut Kristus harus tetap mampu memperlihatkan
identitasnya sebagai orang kristen sejati, yaitu tetap melakukan aksi
kasih yaitu melalui perbuatan baik dengan tidak ragu dan gentar.
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
(Galatia 5:22-24)
No comments :
Post a Comment