Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, March 21, 2017

Keluaran 17: 1-7 | Masa dan Meriba



Bacaan Firman Tuhan: Keluaran 17: 1-7
Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Nas ini menjadi perenungan dan sekaligus pelajaran bagi kita dalam perjuangan kita dalam hidup ini. Jika saat ini di tanyakan pada kita, pernahkah kita seperti bangsa Israel yang bersungut-sungut ini? Sejatinya, yang permasalahan dalam nas ini bukanlah masalah sungut-sungut ini, namun yang hendak diperlihatkan pada kita saat ini adalah tiadanya iman mereka dalam menghadapi kesulitan. dengan jelas mereka mengatakan “Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak?”. Inilah yang menunjukkan ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan. Perjalanan yang mereka lalui adalah sesuai dengan titah Tuhan. Tuhanlah yang menuntun dan mengarahkan perjalanan mereka, namun mereka tetap harus mengatakan demkian.

Kita dapat melihat bagaimana ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan melalui apa yang sudah terjadi sebelumnya atas kehidupan mereka. Sampai dengan nas ini, mereka sudah 4 kali bersungut-sungut kepada Tuhan, yaitu: ketika mereka dikejar tentara Mesir, air pahit di Mara, meminta daging dan roti di padang gurun Sin, dan sampailah pada nas bacaan kita kali ini yang mana mereka bersungut-sungut karena ketiadaan air. Kejadian ini membuat Musa bertengkar dengan bangsa Israel.

Jika dalam satu kejadian mereka bersungut-sungut mungkin hal itu bisa diterima, namun jika hal itu terus berulang-ulang terjadi hingga empat kali, maka itu bukan lagi suatu kewajaran. Tidakkah seharusnya mereka dapat belajar dan memahami apa yang telah diperbuat Allah pada mereka di waktu sebelumnya? Namun justru mereka memperlihatkan dengan tegas ketidakpercayaan mereka. Maka ada beberapa hal yang dapat kita pelajari melalui nas ini:

1.      Hidup bersama Tuhan bukan berarti kita tidak lagi menghadapi pergumulan dan tantangan hidup. Namun kita akan mengatakan, bersama Tuhan apa yang tidak dapat kita lalui, apa yang tidak dapat kita hadapi, apa yang tidak dapat kita selesaikan. Sebab Tuhan ada bersama dengan kita. Demikianlah umat Israel dalam perjalanannya keluar dari Mesir, mereka berjalan sesuai dengan titah Tuhan, namun tidaklah artinya kesulitan itu tidak aka nada lagi.

2.     Kita juga diarahkan untuk tidak bersungut-sungut ketika persoalan hidup itu di depan kita. Jika kita boleh menoleh ke belakang melihat apa yang sudah terjadi, terlebih ketika kita menghadapi masalah dan pergumulan hidup. Kita ditanyakan, apakah kita dapat melalui semuanya itu? Jika kita dapat melalui kesulitan pada masa yang lalu, kenapa kita tidak bisa menghadapi kesulitan yang akan datang? Kita percaya bahwa Tuhan bekerja dan mengawal kehidupan orang percaya.
Ingatan yang seperti inilah yang tidak ada pada umat Israel dalam perjanannya, mereka dengan cepat lupa bagaimana tantangan dalam perjalanan mereka dapat dilalui berkat pertolongan Tuhan.

3.     Dan yang paling penting untuk kita pergumulkan melalui nas ini, bahwa ternyata umat Israel lebih mendengarkan suara perutnya daripada suara Tuhan. Inilah sebabnya mereka terus berulang-ulang bersungut-sungut. Sampai kapanpun kita akan menjadi umat yang bersungut-sungut jika dasar iman kita tidak jelas. Apakah iman kita itu berada di tepi jalan, di bebatuan, di semak berduri atau di tanah yang baik. Tanpa memahami dan mempercayai keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita, tentulah kita akan tetap menjadi umat yang cengeng yang tahu hanya menuntut.




Bacaan Firman Tuhan: Keluaran 17: 1-7
Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Nas ini menjadi perenungan dan sekaligus pelajaran bagi kita dalam perjuangan kita dalam hidup ini. Jika saat ini di tanyakan pada kita, pernahkah kita seperti bangsa Israel yang bersungut-sungut ini? Sejatinya, yang permasalahan dalam nas ini bukanlah masalah sungut-sungut ini, namun yang hendak diperlihatkan pada kita saat ini adalah tiadanya iman mereka dalam menghadapi kesulitan. dengan jelas mereka mengatakan “Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak?”. Inilah yang menunjukkan ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan. Perjalanan yang mereka lalui adalah sesuai dengan titah Tuhan. Tuhanlah yang menuntun dan mengarahkan perjalanan mereka, namun mereka tetap harus mengatakan demkian.

Kita dapat melihat bagaimana ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan melalui apa yang sudah terjadi sebelumnya atas kehidupan mereka. Sampai dengan nas ini, mereka sudah 4 kali bersungut-sungut kepada Tuhan, yaitu: ketika mereka dikejar tentara Mesir, air pahit di Mara, meminta daging dan roti di padang gurun Sin, dan sampailah pada nas bacaan kita kali ini yang mana mereka bersungut-sungut karena ketiadaan air. Kejadian ini membuat Musa bertengkar dengan bangsa Israel.

Jika dalam satu kejadian mereka bersungut-sungut mungkin hal itu bisa diterima, namun jika hal itu terus berulang-ulang terjadi hingga empat kali, maka itu bukan lagi suatu kewajaran. Tidakkah seharusnya mereka dapat belajar dan memahami apa yang telah diperbuat Allah pada mereka di waktu sebelumnya? Namun justru mereka memperlihatkan dengan tegas ketidakpercayaan mereka. Maka ada beberapa hal yang dapat kita pelajari melalui nas ini:

1.      Hidup bersama Tuhan bukan berarti kita tidak lagi menghadapi pergumulan dan tantangan hidup. Namun kita akan mengatakan, bersama Tuhan apa yang tidak dapat kita lalui, apa yang tidak dapat kita hadapi, apa yang tidak dapat kita selesaikan. Sebab Tuhan ada bersama dengan kita. Demikianlah umat Israel dalam perjalanannya keluar dari Mesir, mereka berjalan sesuai dengan titah Tuhan, namun tidaklah artinya kesulitan itu tidak aka nada lagi.

2.     Kita juga diarahkan untuk tidak bersungut-sungut ketika persoalan hidup itu di depan kita. Jika kita boleh menoleh ke belakang melihat apa yang sudah terjadi, terlebih ketika kita menghadapi masalah dan pergumulan hidup. Kita ditanyakan, apakah kita dapat melalui semuanya itu? Jika kita dapat melalui kesulitan pada masa yang lalu, kenapa kita tidak bisa menghadapi kesulitan yang akan datang? Kita percaya bahwa Tuhan bekerja dan mengawal kehidupan orang percaya.
Ingatan yang seperti inilah yang tidak ada pada umat Israel dalam perjanannya, mereka dengan cepat lupa bagaimana tantangan dalam perjalanan mereka dapat dilalui berkat pertolongan Tuhan.

3.     Dan yang paling penting untuk kita pergumulkan melalui nas ini, bahwa ternyata umat Israel lebih mendengarkan suara perutnya daripada suara Tuhan. Inilah sebabnya mereka terus berulang-ulang bersungut-sungut. Sampai kapanpun kita akan menjadi umat yang bersungut-sungut jika dasar iman kita tidak jelas. Apakah iman kita itu berada di tepi jalan, di bebatuan, di semak berduri atau di tanah yang baik. Tanpa memahami dan mempercayai keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita, tentulah kita akan tetap menjadi umat yang cengeng yang tahu hanya menuntut.


No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Keluaran 17: 1-7 | Masa dan Meriba



Bacaan Firman Tuhan: Keluaran 17: 1-7
Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Nas ini menjadi perenungan dan sekaligus pelajaran bagi kita dalam perjuangan kita dalam hidup ini. Jika saat ini di tanyakan pada kita, pernahkah kita seperti bangsa Israel yang bersungut-sungut ini? Sejatinya, yang permasalahan dalam nas ini bukanlah masalah sungut-sungut ini, namun yang hendak diperlihatkan pada kita saat ini adalah tiadanya iman mereka dalam menghadapi kesulitan. dengan jelas mereka mengatakan “Adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak?”. Inilah yang menunjukkan ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan. Perjalanan yang mereka lalui adalah sesuai dengan titah Tuhan. Tuhanlah yang menuntun dan mengarahkan perjalanan mereka, namun mereka tetap harus mengatakan demkian.

Kita dapat melihat bagaimana ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan melalui apa yang sudah terjadi sebelumnya atas kehidupan mereka. Sampai dengan nas ini, mereka sudah 4 kali bersungut-sungut kepada Tuhan, yaitu: ketika mereka dikejar tentara Mesir, air pahit di Mara, meminta daging dan roti di padang gurun Sin, dan sampailah pada nas bacaan kita kali ini yang mana mereka bersungut-sungut karena ketiadaan air. Kejadian ini membuat Musa bertengkar dengan bangsa Israel.

Jika dalam satu kejadian mereka bersungut-sungut mungkin hal itu bisa diterima, namun jika hal itu terus berulang-ulang terjadi hingga empat kali, maka itu bukan lagi suatu kewajaran. Tidakkah seharusnya mereka dapat belajar dan memahami apa yang telah diperbuat Allah pada mereka di waktu sebelumnya? Namun justru mereka memperlihatkan dengan tegas ketidakpercayaan mereka. Maka ada beberapa hal yang dapat kita pelajari melalui nas ini:

1.      Hidup bersama Tuhan bukan berarti kita tidak lagi menghadapi pergumulan dan tantangan hidup. Namun kita akan mengatakan, bersama Tuhan apa yang tidak dapat kita lalui, apa yang tidak dapat kita hadapi, apa yang tidak dapat kita selesaikan. Sebab Tuhan ada bersama dengan kita. Demikianlah umat Israel dalam perjalanannya keluar dari Mesir, mereka berjalan sesuai dengan titah Tuhan, namun tidaklah artinya kesulitan itu tidak aka nada lagi.

2.     Kita juga diarahkan untuk tidak bersungut-sungut ketika persoalan hidup itu di depan kita. Jika kita boleh menoleh ke belakang melihat apa yang sudah terjadi, terlebih ketika kita menghadapi masalah dan pergumulan hidup. Kita ditanyakan, apakah kita dapat melalui semuanya itu? Jika kita dapat melalui kesulitan pada masa yang lalu, kenapa kita tidak bisa menghadapi kesulitan yang akan datang? Kita percaya bahwa Tuhan bekerja dan mengawal kehidupan orang percaya.
Ingatan yang seperti inilah yang tidak ada pada umat Israel dalam perjanannya, mereka dengan cepat lupa bagaimana tantangan dalam perjalanan mereka dapat dilalui berkat pertolongan Tuhan.

3.     Dan yang paling penting untuk kita pergumulkan melalui nas ini, bahwa ternyata umat Israel lebih mendengarkan suara perutnya daripada suara Tuhan. Inilah sebabnya mereka terus berulang-ulang bersungut-sungut. Sampai kapanpun kita akan menjadi umat yang bersungut-sungut jika dasar iman kita tidak jelas. Apakah iman kita itu berada di tepi jalan, di bebatuan, di semak berduri atau di tanah yang baik. Tanpa memahami dan mempercayai keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita, tentulah kita akan tetap menjadi umat yang cengeng yang tahu hanya menuntut.


Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Epistel / Iman / Mengucap Syukur dengan judul Keluaran 17: 1-7 | Masa dan Meriba . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2017/03/keluaran-17-1-7-masa-dan-meriba.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Keluaran 17: 1-7 | Masa dan Meriba "