Bacaan
Firman Tuhan: Kolose 1: 11-20
“Dan
dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung
segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita
kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.”
Melalui doa Paulus ingin
mengajak kita saat ini menyadari bahwa kita memiliki Allah yang begitu
mengasihi kita yaitu Yesus Kristus. Dengan kasihNya itu “Melayakkan kita untuk mendapat bagian
dalam kerajaanNya sebagai orang-orang kudus”. Dia “melayakkan –
melepaskan – memindahkan – menebus – mengampuni”, bahwa Allah di dalam Yesus
Kristus berbuat untuk keselamatan kita. Itulah Allah yang kita imani dan yang
kita kenal.
Maka dari itu, dengan
pengenalan seperti itu kita diarahkan untuk dapat memahami apapun kondisi
kehidupan yang sedang kita hadapi dan apapun yang akan terjadi, kita pasti akan
menanggungnya dengan “Tekun, Sabar,
bersyukur dan bersukacita” (ay.11-12). Bahwa sukacita seorang Kristen itu
adalah sukacita di dalam setiap keadaan. Iman akan semakin kuat dan bertumbuh
ketika kita mengandalkan iman atas setiap situasi hidup yang kita lalui.
“Tekun, Sabar, bersyukur dan
bersukacita” harus nyata bagi kita dalam menjalani kehidupan ini. Sebab tidak
ada alasan untuk tidak berbuat seperti itu karena iman kita kepada Allah yang
memberi jaminan atas keselamatan kita. Maka apapun kondisi dan situasi yang
kita hadapi ke-empat hal di atas akan
tetap bergelora dalam kehidupan kita. Sebagaimana Mazmur 46: 3 mengatakan “Sebab
itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung
goncang di dalam laut”.
Dalam nas kita ini, Paulus
menerangkan bagi kita untuk mengenal Allah yang kita imani melalui Yesus
Kristus. Dia adalah Allah yang menciptakan kita dan yang menjadikan segala
sesuatunya. Kita (manusia) yang diciptakan oleh Allah adalah menurut gambar dan
rupaNya (Kej. 1:26), dan kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan manusia
melalui Yesus Kristus memperlihatkan bagaimana Allah itu menyatakan diriNya
dalam rupa manusia. Supaya melalui Yesus manusia dapat melihat bagaimana kuasa
atas kehidupan ini ada dalam Yesus Kristus Tuhan kita, bahwa seluruh kepenuhan
Allah ada di dalam Dia. Melalui Yesus Kristus kita dapat melihat dan mengimani
kuasa atas kehidupan ada padaNya, bahwa Dia adalah yang sulung, yang pertama
bangkit dari antara orang mati.
Maka disini Paulus
mendefenisikan hubungan kita dengan Allah adalah hubungan yang organik, yaitu
Kristus adalah kepala dan kita tubuhNya. Menandakan hubungan yang begitu erat
yang ‘tak terpisahkan. Sebagaimana Paulus menuliskannya di Roma 8: 35 “Sebab
aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun
pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau
kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk
lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita”. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari Tuhan,
sekalipun itu maut sebab dengan kesatuan kita dengan Kristus, sebagaimana Kristus
bangkit dari antara orang mati demikian juga kita akan dibangkitkanNya dari
kematian.
Sehingga nas ini mengarahkan
kita bahwa selama kita masih hidup dalam dunia ini, tetaplah untuk:
“Tekun” di atas dasar iman yang
telah terbangun dalam diri kita, walau apapun yang akan terjadi ‘tak akan
memisahkan kita dari Tuhan. “Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi
Tuhan Allahmu” (Yosua 23:11).
“Sabar”
menahan diri tidak gegabah, tetap menguasai diri dalam terang Firman Tuhan,
sebab akan tiba waktunya kita menerima buah dari kesabaran kita. “Orang
yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi
orang yang merebut kota” (Amsal 16: 32)
“Bersyukur” atas
apapun yang ada dalam hidup kita, sebab bersyukur akan membuat kita mampu
melewati hal yang sukar, bersyukur akan membuat kita senantiasa memandang Allah
dan menjauh dari ketakutan, sebagaimana Paulus mengatakan: “Mengucap syukurlah dalam segala
hal” ( 1 Tes. 5: 18).
“Bersukacita” adalah
sikap kita merespon atas apapun yang terjadi, sebab sukacita tidak datang dari
perasaan atau pikiran kita tetapi sukacita adalah sinar dari iman yang
menyinari hidup kita. “Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan,
sekali lagi kukatakan: bersukacitalah” (Filipi 4:4)
Demikianlah kita mempertahankan dan menjaga
pemberiaan Allah yang berharga yaitu keselamatan dari kuasa dosa, sehingga pada
saatnya kita dilayakkan dalam kerajaanNya.
No comments :
Post a Comment