Bacaan
Firman Tuhan: 2 Samuel 22: 21-31; Mazmur 18: 21-31
Karena
Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan
Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati
tembok. Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi
perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
Dalam perjalanan kehidupan
Daud, banyak hal yang telah terjadi dan yang di laluinya, ada suka dan duka.
Daud menuangkannya dalam sebuah syair lagu dan nas firman Tuhan buat kita saat
ini adalah bahagian dari nyanyiannya itu. Kita bisa belajar dari pengalaman
kehidupan Daud tentang bagaimana dia menjalani kehidupannya bersama kuasa
Tuhan.
Aturan dan janji Tuhan adalah
ibarat dua sisi uang koin yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Itulah
yang hendak di sampaikan pada kita saat ini. Sehingga Daud tidaklah hendak
memperlihatkan ataupun ingin meninggikan kesalehannya seperti orang Farisi (tetap mengikuti jalan Tuhan; segala
hukum-Nya aku perhatikan; aku berlaku tidak bercela; menjaga diri dari
kesalahan), tetapi maksud dari Daud adalah segala perbuatannya yang
mengikuti aturan Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Sebagaimana dikatakan di ayat
25 “Karena
itu Tuhan membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku
di depan mata-Nya”.
Setiap perbuatan akan
mendapatkan konsikuensi, akan selalu ada buah dari setiap perbuatan (ayat
25-28), tergantung yang diperbuatnya itu benar atau salah. Ada hukuman dan ada
pula janji berkat Tuhan, hal ini tidak akan pernah berlalu dari kehidupan
manusia.
Namun jika kita melihat dan
mendalami bagaimana perjalanan kehidupan Daud, kita akan menemukan bahwa apa
yang menjadi janji berkat Tuhan itu tidaklah dengan begitu saja tersaji di
hadapan Daud. Dia harus menempuh jalan yang sulit penuh dengan penderitaan dan
pergumulan, namun Daud diakhirnya dapat menyadari bagaimana peran serta Tuhan
yang begitu besar atas hidupnya.
Dikatakan di ayat 29-30 “Karena
Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan
Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati
tembok”. Jelas terlihat disini bahwa Daud harus menghadapi berbagai
tekanan hidup dan berusaha keluar dari penderitaannya. Namun hal yang menarik
dari kesaksiannya itu dikatakan “Engkaulah
pelitaku….dengan Allahku aku berani.” Hidup di dalam aturan Tuhan bukan
artinya kita terlepas dari berbagai pergumulan hidup, tetapi karena kita
menjalaninya bersama Tuhan semua pergumulan itu dapat kita lalui.
Daud memberikan kesaksian pada
kita tentang karakter Tuhan dengan teguh memegang janji-Nya. Apa yang menjadi
janji-Nya pasti akan terpenuhi. Dalam ayat 31 di tekankan bahwa “sabda Tuhan
itu murni”. Apa yang Dia katakan pasti akan digenapi-Nya. Ibarat emas yang
murni ataupun anggur yang murni, tanpa ada setetes pun kotoran atau campuran
lainnya masuk. Apa yang menjadi hak seorang yang hidup dalam aturan Tuhan pasti
akan diberikan oleh Tuhan tanpa ada sedikit pun yang kurang.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa
jalan-Nya sempurna. Tuhan bukan memberikan kepada kita janji-janji yang kosong
maupun memberi ‘sedikit’ dari janji-Nya. Tetapi apa yang patut di terima
seorang yang hidup dari percaya kepada Tuhan pasti akan diterimanya dengan
sempurna. Bahkan di dalam Efesus 3: 20 di katakan disitu “Dia dapat melakukan jauh lebih
banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan”. Maka setiap apapun
sikap dan tindakan yang akan kita lakukan dalam kehidupan ini akan menuai
buahnya masing-masing, apakah buah itu busuk atau manis tergantung pilihan
kita.
Bacaan
Firman Tuhan: 2 Samuel 22: 21-31; Mazmur 18: 21-31
Karena
Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan
Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati
tembok. Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi
perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
Dalam perjalanan kehidupan
Daud, banyak hal yang telah terjadi dan yang di laluinya, ada suka dan duka.
Daud menuangkannya dalam sebuah syair lagu dan nas firman Tuhan buat kita saat
ini adalah bahagian dari nyanyiannya itu. Kita bisa belajar dari pengalaman
kehidupan Daud tentang bagaimana dia menjalani kehidupannya bersama kuasa
Tuhan.
Aturan dan janji Tuhan adalah
ibarat dua sisi uang koin yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Itulah
yang hendak di sampaikan pada kita saat ini. Sehingga Daud tidaklah hendak
memperlihatkan ataupun ingin meninggikan kesalehannya seperti orang Farisi (tetap mengikuti jalan Tuhan; segala
hukum-Nya aku perhatikan; aku berlaku tidak bercela; menjaga diri dari
kesalahan), tetapi maksud dari Daud adalah segala perbuatannya yang
mengikuti aturan Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Sebagaimana dikatakan di ayat
25 “Karena
itu Tuhan membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku
di depan mata-Nya”.
Setiap perbuatan akan
mendapatkan konsikuensi, akan selalu ada buah dari setiap perbuatan (ayat
25-28), tergantung yang diperbuatnya itu benar atau salah. Ada hukuman dan ada
pula janji berkat Tuhan, hal ini tidak akan pernah berlalu dari kehidupan
manusia.
Namun jika kita melihat dan
mendalami bagaimana perjalanan kehidupan Daud, kita akan menemukan bahwa apa
yang menjadi janji berkat Tuhan itu tidaklah dengan begitu saja tersaji di
hadapan Daud. Dia harus menempuh jalan yang sulit penuh dengan penderitaan dan
pergumulan, namun Daud diakhirnya dapat menyadari bagaimana peran serta Tuhan
yang begitu besar atas hidupnya.
Dikatakan di ayat 29-30 “Karena
Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan
Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati
tembok”. Jelas terlihat disini bahwa Daud harus menghadapi berbagai
tekanan hidup dan berusaha keluar dari penderitaannya. Namun hal yang menarik
dari kesaksiannya itu dikatakan “Engkaulah
pelitaku….dengan Allahku aku berani.” Hidup di dalam aturan Tuhan bukan
artinya kita terlepas dari berbagai pergumulan hidup, tetapi karena kita
menjalaninya bersama Tuhan semua pergumulan itu dapat kita lalui.
Daud memberikan kesaksian pada
kita tentang karakter Tuhan dengan teguh memegang janji-Nya. Apa yang menjadi
janji-Nya pasti akan terpenuhi. Dalam ayat 31 di tekankan bahwa “sabda Tuhan
itu murni”. Apa yang Dia katakan pasti akan digenapi-Nya. Ibarat emas yang
murni ataupun anggur yang murni, tanpa ada setetes pun kotoran atau campuran
lainnya masuk. Apa yang menjadi hak seorang yang hidup dalam aturan Tuhan pasti
akan diberikan oleh Tuhan tanpa ada sedikit pun yang kurang.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa
jalan-Nya sempurna. Tuhan bukan memberikan kepada kita janji-janji yang kosong
maupun memberi ‘sedikit’ dari janji-Nya. Tetapi apa yang patut di terima
seorang yang hidup dari percaya kepada Tuhan pasti akan diterimanya dengan
sempurna. Bahkan di dalam Efesus 3: 20 di katakan disitu “Dia dapat melakukan jauh lebih
banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan”. Maka setiap apapun
sikap dan tindakan yang akan kita lakukan dalam kehidupan ini akan menuai
buahnya masing-masing, apakah buah itu busuk atau manis tergantung pilihan
kita.
No comments :
Post a Comment