Yohannes 15: 1-8 Pokok Anggur yang Benar
Yesus mengidentifikasi diriNya
dengan gambaran “Pokok anggur yang benar”. Secara umum kita dapat melihat bahwa
Yesus ingin memperlihatkan diriNya adalah pokok anggur sebagai sumber kehidupan
bagi “rating-rantingnya” dan mustahil ranting akan berbuah jika tidak melekat
pada batang pohon itu, karena ranting itu akan kering karena tidak menyatu
dengan pokoknya. Maka pokok anggur memperlihatkan sumber kehidupan yang akan
menghasilkan buah, dan lebih tegas lagi dinyatakan Tuhan Yesus bahwa
hanya
Dialah Pokok anggur “yang benar” bahwa tiada sumber kehidupan yang lain selain
melekat kepada Dia sebagai “Pokok anggur yang benar”.
Maka jangan ada penyesalan jika
ranting-ranting yang kering itu pada akhirnya akan dibakar sebab Allah dengan
kasihNya memberikan kehidupan kepada manusia melalui kehadiran Yesus sebagai
Juruselamat. Yesus mempertegas kehadiranNya di dunia “Akulah pokok anggur yang
benar dan Bapa-Kulah pengusahanya”. Pemeliharaan
khusus yang Bapa berikan kepada pokok anggur sebagai penanam dan pengurus kebun
anggur membuat Yesus sebagai “Pokok anggur yang benar”, sebab Dia adalah yang
diutus oleh Allah dari sorga. Maka janganlah ada yang mengatakan suatu saat
nanti bahwa Allah itu kejam dengan penghukumanNya sebab kita sendirilah yang
mendatangkan hukuman atas diri kita karena Allah adalah kasih.
Dengan “Pokok anggur” itu, Allah “menanam”
umat yang menjadi milikNya di dunia. Bahwa ranting-ranting itu adalah ranting
yang banyak dan panjang yang melekat dengan pohonnya. Pokok anggur yang ditanam
oleh Allah itu adalah komunitas umat yang besar dan sebagai persekutuan hidup
yang terus menerus menyucikan dan membersihkan (bdk. 14:23 dst).
“Tinggalah....” adalah panggilan
hidup Allah kepada manusia. Makna kata “tinggal” bukanlah sekedar hanya sekedar
menyatakan keberadaan lokasi secara fisik namun “tinggal” dalam konsep yang
aktif yaitu pertumbuhan yang terdorong oleh Firman dan RohNya, sebab jika tidak
demikian maka hanya akan menghasilkan pertumbuhan yang liar dan yang tidak
menghasilkan buah, ay. 2 jelas dikatakan “setiap
ranting padaKu yang tidak berbuah dipotongNya, dan setiap ranting yang berbuah
dibersihkanNya”. Sehingga ranting yang liar yang tidak menghasilkan buah
akan dipotong dan akan menjadi ranting yang kering yang siap untuk dibakar. Itulah
sebabnya di ay. 7 Yesus jelas menyatakan “Kamu
tinggal di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di dalam kamu”, bahwa tidak hanya
sekedar tinggal namun Firman Tuhan harus menuntun kepada pertumbuhan yang
menghasilkan buah.
Contoh sederhananya dapat kita gambarkan: bahwa ketika kita datang bersekutu dan beribadah adalah sebagai tanda bahwa kita "tinggal" dalam Kristus, namun ketika kita selesai ataupun meninggalkan Gereja atau tempat ibadah maka "Firman" itu juga harus tinggal didalam diri kita dan itulah yang nantinya yang akan menghasilkan buah. Jika hanya sekedar tinggal saja maka yang terjadi hanyalah menjadi ranting-ranting liar yang tidak berguna yang akan di kerat.
Contoh sederhananya dapat kita gambarkan: bahwa ketika kita datang bersekutu dan beribadah adalah sebagai tanda bahwa kita "tinggal" dalam Kristus, namun ketika kita selesai ataupun meninggalkan Gereja atau tempat ibadah maka "Firman" itu juga harus tinggal didalam diri kita dan itulah yang nantinya yang akan menghasilkan buah. Jika hanya sekedar tinggal saja maka yang terjadi hanyalah menjadi ranting-ranting liar yang tidak berguna yang akan di kerat.
Maka jelaslah pengajaran Tuhan
Yesus ini kepada setiap orang yang tinggal di dalam Kristus dengan pertumbuhan
yang baik dan menghasilkan buah maka Allah akan bertindak dalam hidupnya: “Ranting yang berbuah dibersihkanNya supaya
lebih banyak berbuah” bahwa ada pemeliharaan Tuhan atas hidupnya untuk
semakin lebih menghasilkan buah yang lebih banyak lagi. Sehingga janji Tuhan
ay.7 “Mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya” pasti akan nyata sebab yang diminta
tidak lain adalah untuk semakin menghasilkan buah ditengah kehidupannya.
Menurut Maxie Dunnan bahwa paling
sedikit ada tiga hal yang dimaksudkan dengan “tinggal di dalam Kristus” yaitu:
1. Menyadari kehadiranNya; 2. Menanggapi teguran dan ajakanNya; dan 3. Bernaung
dalam kedamaianNya. Untuk dapat menyadari kehadiranNya maka ada tiga hal yang
harus kita hidupi yaitu Doa, Firman dan
Ibadah. Dengan demikian setelah kita menghidupi Doa, Firman dan Ibadah kita
akan diarahkan untuk menanggapi teguran dan ajakan Tuhan dalam hidup kita maka
itulah yag akan membawa kita pada hidup yang penuh dengan kedamaian.
Galatia 2: 19-21 Hidup di Dalam Kristus
Allah telah memberikan kasih
karunia kepada kita yaitu dengan memberikan DiriNya disalibkan untuk menanggung
pelanggaran kita dan yang memberikan kasihNya dalam hidup kita (ay. 20). Kasih
karunia itu kita terima adalah melalui iman kepada Yesus Kristus. Orang yang
memiliki iman kepada Yesus Kristus tidak lagi hidup oleh dirinya sendiri, namun
Kristus telah hidup didalam kita. Ungkapan Paulus yang sangat terkenal
mengatakan “Karena bagiku hidup adalah Kristus..” (Flp. 1:21).
Dapatlah kita renungkan jika kita
katakan bahwa “aku memiliki iman kepada Yesus Kristus”, maka haruslah kita
pertanggungjawabkan pengakuan kita itu dengan yakin dan jujur menyatakan
“Kristus hidup di dalam aku”. Orang yang beriman kepada Yesus Kristus adalah
orang yang hidup di dalam Kristus. Apakah Kristus hidup di dalam hati, perbuatan,
pikiran, perasaan, ucapan/perkataan dan perilaku kita? Orang yang hidup di
dalam Kristus adalah orang yang seluruh ruang lingkup kehidupannya dikuasai
oleh Firman Tuhan. Dalam 2 Kor. 5:17 tertulis “Siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru telah datang”. Yang memiliki iman kepada
Yesus adalah ciptaan baru yang mana hidupnya telah dikuasai oleh Firman Tuhan,
sebab dia bukan lagi manusia lama yang dikuasai oleh keinginan duniawi yang
membawa kepada dosa namun telah menjadi manusia baru yang membawa kepada
keselamatan dan hidup yang kekal.
Namun kenyataan masih banyak
ungkapan dari orang-orang yang menamakan dirinya Kristen menyatakan: “seharusnya
memang demikian, namun apa boleh buat kita masih hidup dalam daging”. Meskipun
kita masih hidup di dalam “daging” secara jasmani, namun sesungguhnya Tuhan
telah memberikan kepada kita berkat rohani yaitu “iman” untuk mampu mengalahkan
kuasa duniawi. Dalam 1 Yoh 5:4 dikatakan “Sebab
semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia, dan inilah kemenangan yang
mengalahkan dunia: iman kita”. Sehingga tiada yang mustahil kita
mengalahkan semua kuasa duniawi dengan segala godaannya sebab telah
dianugerahkan kepada kita iman.
Sehingga pengendali total
kehidupan kita bukan lagi dunia ini namun Allah sendirilah yang bekerja
mendatangkan kebaikan bagi hidup kita. Tidak sedikit orang dalam hidupnya
dikendalikan oleh hawa nafsu, sakit hati, amarah, dendam, rasa takut, bimbang,
harta, kehormatan. Sikap-sikap seperti ini adalah sikap hidup orang yang tidak
hidup dalam Kristus, maka patutlah dipertanyakan apakah dia memiliki iman
kepada Tuhan Yesus. Hal-hal yang membuat kita dikendalikan oleh dunia akan
pasti menghampiri hidup kita didunia ini, namun dengan mengandalkan iman kepada
Tuhan Yesus hal-hal tersebut tidak akan pernah menjadi pengendali kehidupan
kita dan hal itu akan berlalu begitu saja sebab ada kekuatan Allah yang
bersemayam dalam hidup kita.
Orang-orang yang telah berada
dalam Kristus tidak lagi terusik akan hal-hal yang sudah berlalu yaitu manusia
lama yaitu manusia yang hidup dalam bayang-bayang dosa dan maut sebab
sesungguhnya yang baru telah datang yaitu manusia baru dengan janji keselamatan
yang terarah kedepan dengan menghasilkan buah kehidupan yang baik
Yohannes 15: 1-8 Pokok Anggur yang Benar
Yesus mengidentifikasi diriNya
dengan gambaran “Pokok anggur yang benar”. Secara umum kita dapat melihat bahwa
Yesus ingin memperlihatkan diriNya adalah pokok anggur sebagai sumber kehidupan
bagi “rating-rantingnya” dan mustahil ranting akan berbuah jika tidak melekat
pada batang pohon itu, karena ranting itu akan kering karena tidak menyatu
dengan pokoknya. Maka pokok anggur memperlihatkan sumber kehidupan yang akan
menghasilkan buah, dan lebih tegas lagi dinyatakan Tuhan Yesus bahwa
hanya
Dialah Pokok anggur “yang benar” bahwa tiada sumber kehidupan yang lain selain
melekat kepada Dia sebagai “Pokok anggur yang benar”.
Maka jangan ada penyesalan jika
ranting-ranting yang kering itu pada akhirnya akan dibakar sebab Allah dengan
kasihNya memberikan kehidupan kepada manusia melalui kehadiran Yesus sebagai
Juruselamat. Yesus mempertegas kehadiranNya di dunia “Akulah pokok anggur yang
benar dan Bapa-Kulah pengusahanya”. Pemeliharaan
khusus yang Bapa berikan kepada pokok anggur sebagai penanam dan pengurus kebun
anggur membuat Yesus sebagai “Pokok anggur yang benar”, sebab Dia adalah yang
diutus oleh Allah dari sorga. Maka janganlah ada yang mengatakan suatu saat
nanti bahwa Allah itu kejam dengan penghukumanNya sebab kita sendirilah yang
mendatangkan hukuman atas diri kita karena Allah adalah kasih.
Dengan “Pokok anggur” itu, Allah “menanam”
umat yang menjadi milikNya di dunia. Bahwa ranting-ranting itu adalah ranting
yang banyak dan panjang yang melekat dengan pohonnya. Pokok anggur yang ditanam
oleh Allah itu adalah komunitas umat yang besar dan sebagai persekutuan hidup
yang terus menerus menyucikan dan membersihkan (bdk. 14:23 dst).
“Tinggalah....” adalah panggilan
hidup Allah kepada manusia. Makna kata “tinggal” bukanlah sekedar hanya sekedar
menyatakan keberadaan lokasi secara fisik namun “tinggal” dalam konsep yang
aktif yaitu pertumbuhan yang terdorong oleh Firman dan RohNya, sebab jika tidak
demikian maka hanya akan menghasilkan pertumbuhan yang liar dan yang tidak
menghasilkan buah, ay. 2 jelas dikatakan “setiap
ranting padaKu yang tidak berbuah dipotongNya, dan setiap ranting yang berbuah
dibersihkanNya”. Sehingga ranting yang liar yang tidak menghasilkan buah
akan dipotong dan akan menjadi ranting yang kering yang siap untuk dibakar. Itulah
sebabnya di ay. 7 Yesus jelas menyatakan “Kamu
tinggal di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di dalam kamu”, bahwa tidak hanya
sekedar tinggal namun Firman Tuhan harus menuntun kepada pertumbuhan yang
menghasilkan buah.
Contoh sederhananya dapat kita gambarkan: bahwa ketika kita datang bersekutu dan beribadah adalah sebagai tanda bahwa kita "tinggal" dalam Kristus, namun ketika kita selesai ataupun meninggalkan Gereja atau tempat ibadah maka "Firman" itu juga harus tinggal didalam diri kita dan itulah yang nantinya yang akan menghasilkan buah. Jika hanya sekedar tinggal saja maka yang terjadi hanyalah menjadi ranting-ranting liar yang tidak berguna yang akan di kerat.
Contoh sederhananya dapat kita gambarkan: bahwa ketika kita datang bersekutu dan beribadah adalah sebagai tanda bahwa kita "tinggal" dalam Kristus, namun ketika kita selesai ataupun meninggalkan Gereja atau tempat ibadah maka "Firman" itu juga harus tinggal didalam diri kita dan itulah yang nantinya yang akan menghasilkan buah. Jika hanya sekedar tinggal saja maka yang terjadi hanyalah menjadi ranting-ranting liar yang tidak berguna yang akan di kerat.
Maka jelaslah pengajaran Tuhan
Yesus ini kepada setiap orang yang tinggal di dalam Kristus dengan pertumbuhan
yang baik dan menghasilkan buah maka Allah akan bertindak dalam hidupnya: “Ranting yang berbuah dibersihkanNya supaya
lebih banyak berbuah” bahwa ada pemeliharaan Tuhan atas hidupnya untuk
semakin lebih menghasilkan buah yang lebih banyak lagi. Sehingga janji Tuhan
ay.7 “Mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya” pasti akan nyata sebab yang diminta
tidak lain adalah untuk semakin menghasilkan buah ditengah kehidupannya.
Menurut Maxie Dunnan bahwa paling
sedikit ada tiga hal yang dimaksudkan dengan “tinggal di dalam Kristus” yaitu:
1. Menyadari kehadiranNya; 2. Menanggapi teguran dan ajakanNya; dan 3. Bernaung
dalam kedamaianNya. Untuk dapat menyadari kehadiranNya maka ada tiga hal yang
harus kita hidupi yaitu Doa, Firman dan
Ibadah. Dengan demikian setelah kita menghidupi Doa, Firman dan Ibadah kita
akan diarahkan untuk menanggapi teguran dan ajakan Tuhan dalam hidup kita maka
itulah yag akan membawa kita pada hidup yang penuh dengan kedamaian.
Galatia 2: 19-21 Hidup di Dalam Kristus
Allah telah memberikan kasih
karunia kepada kita yaitu dengan memberikan DiriNya disalibkan untuk menanggung
pelanggaran kita dan yang memberikan kasihNya dalam hidup kita (ay. 20). Kasih
karunia itu kita terima adalah melalui iman kepada Yesus Kristus. Orang yang
memiliki iman kepada Yesus Kristus tidak lagi hidup oleh dirinya sendiri, namun
Kristus telah hidup didalam kita. Ungkapan Paulus yang sangat terkenal
mengatakan “Karena bagiku hidup adalah Kristus..” (Flp. 1:21).
Dapatlah kita renungkan jika kita
katakan bahwa “aku memiliki iman kepada Yesus Kristus”, maka haruslah kita
pertanggungjawabkan pengakuan kita itu dengan yakin dan jujur menyatakan
“Kristus hidup di dalam aku”. Orang yang beriman kepada Yesus Kristus adalah
orang yang hidup di dalam Kristus. Apakah Kristus hidup di dalam hati, perbuatan,
pikiran, perasaan, ucapan/perkataan dan perilaku kita? Orang yang hidup di
dalam Kristus adalah orang yang seluruh ruang lingkup kehidupannya dikuasai
oleh Firman Tuhan. Dalam 2 Kor. 5:17 tertulis “Siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru telah datang”. Yang memiliki iman kepada
Yesus adalah ciptaan baru yang mana hidupnya telah dikuasai oleh Firman Tuhan,
sebab dia bukan lagi manusia lama yang dikuasai oleh keinginan duniawi yang
membawa kepada dosa namun telah menjadi manusia baru yang membawa kepada
keselamatan dan hidup yang kekal.
Namun kenyataan masih banyak
ungkapan dari orang-orang yang menamakan dirinya Kristen menyatakan: “seharusnya
memang demikian, namun apa boleh buat kita masih hidup dalam daging”. Meskipun
kita masih hidup di dalam “daging” secara jasmani, namun sesungguhnya Tuhan
telah memberikan kepada kita berkat rohani yaitu “iman” untuk mampu mengalahkan
kuasa duniawi. Dalam 1 Yoh 5:4 dikatakan “Sebab
semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia, dan inilah kemenangan yang
mengalahkan dunia: iman kita”. Sehingga tiada yang mustahil kita
mengalahkan semua kuasa duniawi dengan segala godaannya sebab telah
dianugerahkan kepada kita iman.
Sehingga pengendali total
kehidupan kita bukan lagi dunia ini namun Allah sendirilah yang bekerja
mendatangkan kebaikan bagi hidup kita. Tidak sedikit orang dalam hidupnya
dikendalikan oleh hawa nafsu, sakit hati, amarah, dendam, rasa takut, bimbang,
harta, kehormatan. Sikap-sikap seperti ini adalah sikap hidup orang yang tidak
hidup dalam Kristus, maka patutlah dipertanyakan apakah dia memiliki iman
kepada Tuhan Yesus. Hal-hal yang membuat kita dikendalikan oleh dunia akan
pasti menghampiri hidup kita didunia ini, namun dengan mengandalkan iman kepada
Tuhan Yesus hal-hal tersebut tidak akan pernah menjadi pengendali kehidupan
kita dan hal itu akan berlalu begitu saja sebab ada kekuatan Allah yang
bersemayam dalam hidup kita.
Orang-orang yang telah berada
dalam Kristus tidak lagi terusik akan hal-hal yang sudah berlalu yaitu manusia
lama yaitu manusia yang hidup dalam bayang-bayang dosa dan maut sebab
sesungguhnya yang baru telah datang yaitu manusia baru dengan janji keselamatan
yang terarah kedepan dengan menghasilkan buah kehidupan yang baik
No comments :
Post a Comment