Renungan kita kali ini merupakan
bagian dari pemberitaan Tuhan Yesus mengenai akhir zaman (pasal 24-25).
Sebelumnya Tuhan Yesus telah mengingatkan agar senantiasa waspada sebab Anak
Manusia datang pada saat yang tidak di duga. Baik melalui perumpamaan maupun
nasehat dan kewaspadaan akan mesias-mesias palsu yang menyesatkan.
Dalam renungan kita saat ini mengarahkan pandangan kita ketika Anak Manusia itu datang dalam kemulianNya untuk melaksanakan penghakiman terakhir, semua bangsa akan dikumpulkan dan akan dilakukan pemisahan kesebelah kiri dan kananNya. Ada beberapa hal
yang boleh kita ambil makna dari pemberitaan Tuhan Yesus ini untuk kita renungkan bersama:
Dalam renungan kita saat ini mengarahkan pandangan kita ketika Anak Manusia itu datang dalam kemulianNya untuk melaksanakan penghakiman terakhir, semua bangsa akan dikumpulkan dan akan dilakukan pemisahan kesebelah kiri dan kananNya. Ada beberapa hal
yang boleh kita ambil makna dari pemberitaan Tuhan Yesus ini untuk kita renungkan bersama:
- “Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (ay. 34). Kerajaan Allah dan hidup yang kekal itu adalah bahagian rencana penciptaan Allah sejak awal. Sehingga hal bukanlah sesuatu rencana Allah yang baru, namun Tuhan Yesus memberikan petunjuk dan jalan kepada manusia untuk memasuki rencana Allah yang kekal itu. Siapapun tidak akan dapat lagi memasukinya jika hanya dengan usahanya sendiri tetapi besar kasih Allah kepada manusia agar dapat memasuki puncak rencana Allah yang kekal dan indah itu.
2. “Ia
akan menempatkan domba-domba di
sebelah kananNya dan kambing-kambing
di sebelah kiriNya” (ay. 33). Pada nats ini dapat kitaa baca bahwa ternyata
domba-domba itu dimasukkan dalam kerajaanNya sementara kambing-kambing
ditempatkan di siksaan yang kekal. Mengapa Tuhan Yesus menggambarkan pemisahan
yang dilakukanNya dalam penghakimanNya dengan “domba” dan “kambing”? secara
ilmiah dapat dilihat bahwa secara umum perbedaan kedua binatang ini dapat kita
lihat dari perilaku hidupnya. Kambing adalah binatang yang individualis yang pergi mencari makan sendiri-sendiri, sementara
domba adalah binatang yang memiliki insting yang besar untuk hidup bergerombol bersama kawanannya,
sehingga domba akan gelisah jika hidup sendiri. Dalam konteks nats ini yang
mana Tuhan Yesus menekankan solidaritas umat yang percaya terhadap sesamanya. Hal
ini cocok dengan domba yang memang dalam mempertahankan hidup cenderung untuk
bersama. Walaupun domba adalah binatang yang penakut jika dibandingkan dengan
kambing jika hidup sendiri, namun Tuhan Yesus menggunakan gambaran domba kepada
orang-orang yang berkenan di hadapanNya karena domba memiliki insting hidup
bergerombol dalam mempertahankan hidupnya, sehingga tidak ada yang
berkekurangan sebab mereka semua adalah satu dalam suatu kawanan domba.
3. Mari kita bandingkan jawaban dari orang yang
ditempatkan di sebelah kananNya dan yang di sebelah kiriNya:
Disebelah kananNya (ay.37)
“Maka orang-orang
benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau
lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?”
Disebelah kiriNya (ay.44)
“Lalu
merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau
lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau
dalam penjara dan kami tidak
melayani Engkau?”
Dengan membaca
dua bahagian dari nats ini mungkin kita sudah mengetahui perbedaan sikap kedua
kelompok orang tersebut. Bahwa sesungguhnya iman yang murni kepada Allah akan
melakukan kasih dalam kehidupannya tanpa dia harus menghitung atau
memperhatikan kepada siapa dia berbuat kasih. Kasih itu keluar dari iman yang
murni mengalir secara alami. Sementara yang disebelah kiriNya dapat kita lihat
bahwa orang tersebut memperlihatkan kesombongannya dan tidak berterima akan
keputusan Raja yang menghakimi yang mau menyatakan bahwa dia telah banyak
berbuat kepada Allah. Maka tepatlah jika dinyatakkan “Imanmulah yang menyelamatkanmu”.
4.“Mari,
hai kamu yang diberkati oleh BapaKu”.
Pertanyaannya: “siapa yang diberkati oleh Bapa yang disorga?” Bukankah saya
merasakan nafas kehidupan, memiliki rumah, pekerjaan, anak, harta, memiliki
kendaraan roda dua, roda empat dan lain sebagainya adalah berkat Tuhan? Ternyata
ada berkat yang lebih indah dan lebih besar dari segala berkat yang masih boleh
kita rasakan saat ini yaitu berkat yang kekal yang akan kita rasakan sampai
selama-lamanya. Dan lebih sangat disayangkan jika ternyata berkat yang
diberikan oleh Allah kepada kita saat ini tidak dapat kita pergunakan dengan
baik untuk mendapatkan berkat yang kekal itu. Maka dapatlah kita renungkan siapakah sebenarnya yang diberkati oleh Tuhan?
Hal ini dapat kita bandingan pada ayat-ayat sebelumnya mengenai perumpamaan
Tuhan Yesus tentang talenta.
Dalam Lukas 4: 21 Tuhan Yesus
menyatakan: “Pada hari ini genaplah nas
ini sewaktu kamu mendengarnya” yaitu untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan kepada
orang miskin, memberitakan pembebasan kepada yang tertawan, penglihatan kepada
yang buta, membebaskan yang tertindas. Tuhan Yesus telah memperlihatkan
kasihNya yang besar bagi kita semua. ini adalah berita keselamatan yang akan
diberitakan dan dilakukan oleh orang-orang percaya, sebab kita adalah saksi
keselamatan yang telah di bawa oleh Tuhan Yesus. Belas kasih Allah kepada kita
yang hina karena dosa telah diperlihatkanNya dan Ia menghendaki kita juga yang
telah dilepaskanNya dari keadaan yang hina dapat memperlihatkan belas kasih
kepada orang yang hina yang ada disekitar kita sebagai bukti penyelamatan Allah
atas hidup kita dari kehidupan yang hina, “sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang
paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.
Kasih sesungguhnya bukanlah sikap
yang harus atau tidak untuk dilakukan, namun hakikatnya kasih adalah perilaku dasar atau naluri alamiah dari iman. Sehingga
orang yang memiliki iman kepada Allah yang adalah kasih tidak akan melihat siapa
yang di kasihinya ataupun menghitung-hitung kasih yang dilakukannya, namun kasih itu adalah watak, perilaku
dasar ataupun insting untuk dilakukan dalam kehidupannya. Tuhan Yesus telah
memperlihatkan kepada kita bagaimana penghakiman yang akan dilakukanNya, bahwa
pemisahan yang akan dilakukanNya tidak jauh dari penilaian akan iman yang
berbuahkan kasih, sebab itulah perilaku asar dari orang-orang percaya. Walaupun
kambing dan domba memiliki banyak persamaan, namun tetaplah perilaku hidup
mereka berbeda.
Melakukan belas kasih kepada sesame
terlebih kepada orang yang hina bukanlah masalah ada atau tidaknya sesuatu
padanya untuk di beri, namun lebih kepada niat dan keinginan untuk bertindak
dan melakukan kasih. Sebab ada yang kaya mau berbagi namun ada juga yang tidak
demikian juga halnya orang yang berkekurangan bahwa ada orang dalam
keterbatasannya namun kasihnya tidak terbatas kepada oang lain. Sekali lagi
kita dapat membandingkannya dengan perumpamaan Tuhan Yesus tentang talenta.
Renungan kita kali ini merupakan
bagian dari pemberitaan Tuhan Yesus mengenai akhir zaman (pasal 24-25).
Sebelumnya Tuhan Yesus telah mengingatkan agar senantiasa waspada sebab Anak
Manusia datang pada saat yang tidak di duga. Baik melalui perumpamaan maupun
nasehat dan kewaspadaan akan mesias-mesias palsu yang menyesatkan.
Dalam renungan kita saat ini mengarahkan pandangan kita ketika Anak Manusia itu datang dalam kemulianNya untuk melaksanakan penghakiman terakhir, semua bangsa akan dikumpulkan dan akan dilakukan pemisahan kesebelah kiri dan kananNya. Ada beberapa hal
yang boleh kita ambil makna dari pemberitaan Tuhan Yesus ini untuk kita renungkan bersama:
Dalam renungan kita saat ini mengarahkan pandangan kita ketika Anak Manusia itu datang dalam kemulianNya untuk melaksanakan penghakiman terakhir, semua bangsa akan dikumpulkan dan akan dilakukan pemisahan kesebelah kiri dan kananNya. Ada beberapa hal
yang boleh kita ambil makna dari pemberitaan Tuhan Yesus ini untuk kita renungkan bersama:
- “Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (ay. 34). Kerajaan Allah dan hidup yang kekal itu adalah bahagian rencana penciptaan Allah sejak awal. Sehingga hal bukanlah sesuatu rencana Allah yang baru, namun Tuhan Yesus memberikan petunjuk dan jalan kepada manusia untuk memasuki rencana Allah yang kekal itu. Siapapun tidak akan dapat lagi memasukinya jika hanya dengan usahanya sendiri tetapi besar kasih Allah kepada manusia agar dapat memasuki puncak rencana Allah yang kekal dan indah itu.
2. “Ia
akan menempatkan domba-domba di
sebelah kananNya dan kambing-kambing
di sebelah kiriNya” (ay. 33). Pada nats ini dapat kitaa baca bahwa ternyata
domba-domba itu dimasukkan dalam kerajaanNya sementara kambing-kambing
ditempatkan di siksaan yang kekal. Mengapa Tuhan Yesus menggambarkan pemisahan
yang dilakukanNya dalam penghakimanNya dengan “domba” dan “kambing”? secara
ilmiah dapat dilihat bahwa secara umum perbedaan kedua binatang ini dapat kita
lihat dari perilaku hidupnya. Kambing adalah binatang yang individualis yang pergi mencari makan sendiri-sendiri, sementara
domba adalah binatang yang memiliki insting yang besar untuk hidup bergerombol bersama kawanannya,
sehingga domba akan gelisah jika hidup sendiri. Dalam konteks nats ini yang
mana Tuhan Yesus menekankan solidaritas umat yang percaya terhadap sesamanya. Hal
ini cocok dengan domba yang memang dalam mempertahankan hidup cenderung untuk
bersama. Walaupun domba adalah binatang yang penakut jika dibandingkan dengan
kambing jika hidup sendiri, namun Tuhan Yesus menggunakan gambaran domba kepada
orang-orang yang berkenan di hadapanNya karena domba memiliki insting hidup
bergerombol dalam mempertahankan hidupnya, sehingga tidak ada yang
berkekurangan sebab mereka semua adalah satu dalam suatu kawanan domba.
3. Mari kita bandingkan jawaban dari orang yang
ditempatkan di sebelah kananNya dan yang di sebelah kiriNya:
Disebelah kananNya (ay.37)
“Maka orang-orang
benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau
lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?”
Disebelah kiriNya (ay.44)
“Lalu
merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau
lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau
dalam penjara dan kami tidak
melayani Engkau?”
Dengan membaca
dua bahagian dari nats ini mungkin kita sudah mengetahui perbedaan sikap kedua
kelompok orang tersebut. Bahwa sesungguhnya iman yang murni kepada Allah akan
melakukan kasih dalam kehidupannya tanpa dia harus menghitung atau
memperhatikan kepada siapa dia berbuat kasih. Kasih itu keluar dari iman yang
murni mengalir secara alami. Sementara yang disebelah kiriNya dapat kita lihat
bahwa orang tersebut memperlihatkan kesombongannya dan tidak berterima akan
keputusan Raja yang menghakimi yang mau menyatakan bahwa dia telah banyak
berbuat kepada Allah. Maka tepatlah jika dinyatakkan “Imanmulah yang menyelamatkanmu”.
4.“Mari,
hai kamu yang diberkati oleh BapaKu”.
Pertanyaannya: “siapa yang diberkati oleh Bapa yang disorga?” Bukankah saya
merasakan nafas kehidupan, memiliki rumah, pekerjaan, anak, harta, memiliki
kendaraan roda dua, roda empat dan lain sebagainya adalah berkat Tuhan? Ternyata
ada berkat yang lebih indah dan lebih besar dari segala berkat yang masih boleh
kita rasakan saat ini yaitu berkat yang kekal yang akan kita rasakan sampai
selama-lamanya. Dan lebih sangat disayangkan jika ternyata berkat yang
diberikan oleh Allah kepada kita saat ini tidak dapat kita pergunakan dengan
baik untuk mendapatkan berkat yang kekal itu. Maka dapatlah kita renungkan siapakah sebenarnya yang diberkati oleh Tuhan?
Hal ini dapat kita bandingan pada ayat-ayat sebelumnya mengenai perumpamaan
Tuhan Yesus tentang talenta.
Dalam Lukas 4: 21 Tuhan Yesus
menyatakan: “Pada hari ini genaplah nas
ini sewaktu kamu mendengarnya” yaitu untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan kepada
orang miskin, memberitakan pembebasan kepada yang tertawan, penglihatan kepada
yang buta, membebaskan yang tertindas. Tuhan Yesus telah memperlihatkan
kasihNya yang besar bagi kita semua. ini adalah berita keselamatan yang akan
diberitakan dan dilakukan oleh orang-orang percaya, sebab kita adalah saksi
keselamatan yang telah di bawa oleh Tuhan Yesus. Belas kasih Allah kepada kita
yang hina karena dosa telah diperlihatkanNya dan Ia menghendaki kita juga yang
telah dilepaskanNya dari keadaan yang hina dapat memperlihatkan belas kasih
kepada orang yang hina yang ada disekitar kita sebagai bukti penyelamatan Allah
atas hidup kita dari kehidupan yang hina, “sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang
paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.
Kasih sesungguhnya bukanlah sikap
yang harus atau tidak untuk dilakukan, namun hakikatnya kasih adalah perilaku dasar atau naluri alamiah dari iman. Sehingga
orang yang memiliki iman kepada Allah yang adalah kasih tidak akan melihat siapa
yang di kasihinya ataupun menghitung-hitung kasih yang dilakukannya, namun kasih itu adalah watak, perilaku
dasar ataupun insting untuk dilakukan dalam kehidupannya. Tuhan Yesus telah
memperlihatkan kepada kita bagaimana penghakiman yang akan dilakukanNya, bahwa
pemisahan yang akan dilakukanNya tidak jauh dari penilaian akan iman yang
berbuahkan kasih, sebab itulah perilaku asar dari orang-orang percaya. Walaupun
kambing dan domba memiliki banyak persamaan, namun tetaplah perilaku hidup
mereka berbeda.
Melakukan belas kasih kepada sesame
terlebih kepada orang yang hina bukanlah masalah ada atau tidaknya sesuatu
padanya untuk di beri, namun lebih kepada niat dan keinginan untuk bertindak
dan melakukan kasih. Sebab ada yang kaya mau berbagi namun ada juga yang tidak
demikian juga halnya orang yang berkekurangan bahwa ada orang dalam
keterbatasannya namun kasihnya tidak terbatas kepada oang lain. Sekali lagi
kita dapat membandingkannya dengan perumpamaan Tuhan Yesus tentang talenta.
No comments :
Post a Comment