Yohanes 4: 31-42; Matius 7: 15-23; Menuai Untuk Kemuliaan Allah
Dalam perjalanan Tuhan Yesus
bersama murid-muridNya ke Galilea dengan melintasi daerah Samaria dan
sesampainya di sebuah kota di Samaria yaitu Sikhar. Keletihan dalam perjalanan
Yesus berhenti di sebuah sumur yaitu Sumur Yakub, sementara murid-murid Tuhan
Yesus pergi ke kota untuk membeli makakanan. Disinilah terjadi percakapan
antara Yesus dengan perempuan Samaria.
Dalam percakapan itu dapat kita baca
bahwa perempuan Samaria itu menjadi percaya kepada Yesus dan mengucapkan
pengakuan yang begitu indah yaitu “...Sebab kami sendiri telah mendengar Dia
dan kami tahu, Dialah benar-benar Juruselamat Dunia” (ay. 42). Dari kesaksian
perempuan Samaria itu banyak juga dari orang-orang yang Samaria yang menjadi
percaya kepada Tuhan Yesus.
Karena begitu hausnya mereka mendengarkan
pengajaran Tuhan Yesus, mereka meminta untuk tinggal dua hari lagi di situ.
Dalam perjumpaan Tuhan Yesus
dengan perempuan Samaria itu, ada hal yang sangat menarik yang dapat kita
pelajari bahwa Yesus-lah sumber kebenaran dan hidup yang sejati dan hal ini
juga menjadi pelajaran berharga kepada murid-muridNya sebagai bekal untuk
mereka nantinya dalam melanjutkan misi pemberitaan Injil. Dalam pembicaraan
itu, Tuhan Yesus menekankan mengenai Air Hidup yaitu air yang senantiasa
memancar yang membuat orang tidak akan pernah haus sampai kepada hidup yang
kekal. Makanan yang tidak kamu kenal yaitu yang melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Pada pembacaan renungan bagi kita
kali ini adalah mengenai “Pada-Ku ada Makanan yang tidak kamu kenal”. Pernyataan
Tuhan Yesus mengundang pertanyaan dari mereka apakah ada seseorang yang telah
membawa makanan kepadaNya untuk dimakan. Namun dalam hal ini Yesus menggunakan
konteks yang terjadi saat itu untuk menyatakan pengajaranNya sama seperti
percakapanNya dengan perempuan Samaria tadi. Dari keletihan mereka pada
perjalanan yang panjang seharusnyalah mereka akan makan, namun ternyata ada
pengajaran Tuhan Yesus yang menunjukkan bahwa ada makanan yang lebih penting
dari makanan jasmani yaitu makanan rohani yakni untuk melakukan kehendak Allah
dan menyelesaikan pekerjaanNya. Hal ini menjadi sangat relevan melihat antusias
dari orang-orang Samaria yang datang kepada Yesus untuk mendengar pengajaranNya
melalui berita dan ajakan perempuan Samaria tadi. Bahwa akan tiba saatnya untuk
menuai karena begitu banyak hasil yang akan di tuai, maka mereka di utus oleh
Tuhan Yesus untuk menuai dengan bekerja keras dan itu lebih penting daripada
mementingkan hidup mereka dalam hal mencari makanan jasmani.
Saudara yang terkasih, jika
memperhatikan pemberitaan ini secara umum dalam Yohanes 4 ini, kita akan di
ingatkan bahwa sama seperti makanan dan minuman yang tidak dapat terpisahkan
satu dengan yang lain, maka Air Hidup dan makanan rohani itu adalah dua hal
yang tidak terpisahkan dalam hubungan kita dengan Allah. Kita hidup di dunia
ini adalah bekerja untuk Tuhan, bahwa hidup kita adalah hanya untuk Tuhan. Kita
tidak akan mampu menuai ataupun melakukan pekerjaan Tuhan tanpa air hidup yang
terpancar di dalam hidup kita. Air Hidup itulah yang akan memberikan kehidupan
dan kekuatan.
Hidup sebagai orang Kristen di
tengah-tengah dunia ini adalah bekerja buat Tuhan. Yaitu pemberitaan Firman
Tuhan kepada semua orang. Sepanjang kita hidup maka selama itu kita akan menuai
dan akan menerima upahnya untuk hidup yang kekal (ay. 36). Namun kita juga
harus ingat bahwa pekerjaan menuai yang kita lakukan hanyalah karena kehendak
Tuhan dan bukan karena kehendak atau keinginan kita, apalagi jika pemberitaan
Injil yang kita lakukan adalah hanya sekedar untuk mencari keuntungan diri
sendiri atau hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani kita, maka sesungguhnya
Allah tidak akan memberikan upah apapun kepada kita selain daripada jawaban
Tuhan Yesus kepada kita: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dariKu, kamu
sekalian pembuatan kejahatan!” (Mat. 7: 23), sebab buakan semua orang yang
memanggil Tuhan akan masuk ke dalam kerajaan sorga, namun dia yang melakukan
kehendak Allah.
Panggilan untuk menuai adalah
kepada setiap orang yang telah percaya, kita semua mempunyai tugas pemberitaan
Injil untuk mengumpulkan buahnya untuk hidup yang kekal. Sudah sejauh mana
aktifitas kehidupan kita ini kita pakai untuk proses menuai? Jika kita makan
makanan jasmani tiga kali dalam sehari, apakah kita telah melakukan pekerjaan
menuai ataupun melakukan kehendak Bapa lebih dari itu? Biar apapun aktifitas
kehidupan kita sehari-hari itu kita gunakan semuanya menjadi pekerjaan menuai. Kita
melakukan pekerjaan kita sesuai dengan kehendak Bapa, sehingga pekerjaan yang
kita tekuni dalam keseharian kita jangan kita remehkan atau kita rendahkan
hanya sekedar dalam konteks mencari nafkah kehidupan sehari-hari namun harus
lebih dari itu, bahwa kita bekerja untuk Tuhan bekerja untuk memenuhi kehendak
Bapa yang di sorga. Dalam 1 Korintus 10: 31
Rasul Paulus menegaskan “Jika engkau makan atau jika engkau minum,
atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah”.
Yohanes 4: 31-42; Matius 7: 15-23; Menuai Untuk Kemuliaan Allah
Dalam perjalanan Tuhan Yesus
bersama murid-muridNya ke Galilea dengan melintasi daerah Samaria dan
sesampainya di sebuah kota di Samaria yaitu Sikhar. Keletihan dalam perjalanan
Yesus berhenti di sebuah sumur yaitu Sumur Yakub, sementara murid-murid Tuhan
Yesus pergi ke kota untuk membeli makakanan. Disinilah terjadi percakapan
antara Yesus dengan perempuan Samaria.
Dalam percakapan itu dapat kita baca
bahwa perempuan Samaria itu menjadi percaya kepada Yesus dan mengucapkan
pengakuan yang begitu indah yaitu “...Sebab kami sendiri telah mendengar Dia
dan kami tahu, Dialah benar-benar Juruselamat Dunia” (ay. 42). Dari kesaksian
perempuan Samaria itu banyak juga dari orang-orang yang Samaria yang menjadi
percaya kepada Tuhan Yesus.
Karena begitu hausnya mereka mendengarkan
pengajaran Tuhan Yesus, mereka meminta untuk tinggal dua hari lagi di situ.
Dalam perjumpaan Tuhan Yesus
dengan perempuan Samaria itu, ada hal yang sangat menarik yang dapat kita
pelajari bahwa Yesus-lah sumber kebenaran dan hidup yang sejati dan hal ini
juga menjadi pelajaran berharga kepada murid-muridNya sebagai bekal untuk
mereka nantinya dalam melanjutkan misi pemberitaan Injil. Dalam pembicaraan
itu, Tuhan Yesus menekankan mengenai Air Hidup yaitu air yang senantiasa
memancar yang membuat orang tidak akan pernah haus sampai kepada hidup yang
kekal. Makanan yang tidak kamu kenal yaitu yang melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Pada pembacaan renungan bagi kita
kali ini adalah mengenai “Pada-Ku ada Makanan yang tidak kamu kenal”. Pernyataan
Tuhan Yesus mengundang pertanyaan dari mereka apakah ada seseorang yang telah
membawa makanan kepadaNya untuk dimakan. Namun dalam hal ini Yesus menggunakan
konteks yang terjadi saat itu untuk menyatakan pengajaranNya sama seperti
percakapanNya dengan perempuan Samaria tadi. Dari keletihan mereka pada
perjalanan yang panjang seharusnyalah mereka akan makan, namun ternyata ada
pengajaran Tuhan Yesus yang menunjukkan bahwa ada makanan yang lebih penting
dari makanan jasmani yaitu makanan rohani yakni untuk melakukan kehendak Allah
dan menyelesaikan pekerjaanNya. Hal ini menjadi sangat relevan melihat antusias
dari orang-orang Samaria yang datang kepada Yesus untuk mendengar pengajaranNya
melalui berita dan ajakan perempuan Samaria tadi. Bahwa akan tiba saatnya untuk
menuai karena begitu banyak hasil yang akan di tuai, maka mereka di utus oleh
Tuhan Yesus untuk menuai dengan bekerja keras dan itu lebih penting daripada
mementingkan hidup mereka dalam hal mencari makanan jasmani.
Saudara yang terkasih, jika
memperhatikan pemberitaan ini secara umum dalam Yohanes 4 ini, kita akan di
ingatkan bahwa sama seperti makanan dan minuman yang tidak dapat terpisahkan
satu dengan yang lain, maka Air Hidup dan makanan rohani itu adalah dua hal
yang tidak terpisahkan dalam hubungan kita dengan Allah. Kita hidup di dunia
ini adalah bekerja untuk Tuhan, bahwa hidup kita adalah hanya untuk Tuhan. Kita
tidak akan mampu menuai ataupun melakukan pekerjaan Tuhan tanpa air hidup yang
terpancar di dalam hidup kita. Air Hidup itulah yang akan memberikan kehidupan
dan kekuatan.
Hidup sebagai orang Kristen di
tengah-tengah dunia ini adalah bekerja buat Tuhan. Yaitu pemberitaan Firman
Tuhan kepada semua orang. Sepanjang kita hidup maka selama itu kita akan menuai
dan akan menerima upahnya untuk hidup yang kekal (ay. 36). Namun kita juga
harus ingat bahwa pekerjaan menuai yang kita lakukan hanyalah karena kehendak
Tuhan dan bukan karena kehendak atau keinginan kita, apalagi jika pemberitaan
Injil yang kita lakukan adalah hanya sekedar untuk mencari keuntungan diri
sendiri atau hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani kita, maka sesungguhnya
Allah tidak akan memberikan upah apapun kepada kita selain daripada jawaban
Tuhan Yesus kepada kita: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dariKu, kamu
sekalian pembuatan kejahatan!” (Mat. 7: 23), sebab buakan semua orang yang
memanggil Tuhan akan masuk ke dalam kerajaan sorga, namun dia yang melakukan
kehendak Allah.
Panggilan untuk menuai adalah
kepada setiap orang yang telah percaya, kita semua mempunyai tugas pemberitaan
Injil untuk mengumpulkan buahnya untuk hidup yang kekal. Sudah sejauh mana
aktifitas kehidupan kita ini kita pakai untuk proses menuai? Jika kita makan
makanan jasmani tiga kali dalam sehari, apakah kita telah melakukan pekerjaan
menuai ataupun melakukan kehendak Bapa lebih dari itu? Biar apapun aktifitas
kehidupan kita sehari-hari itu kita gunakan semuanya menjadi pekerjaan menuai. Kita
melakukan pekerjaan kita sesuai dengan kehendak Bapa, sehingga pekerjaan yang
kita tekuni dalam keseharian kita jangan kita remehkan atau kita rendahkan
hanya sekedar dalam konteks mencari nafkah kehidupan sehari-hari namun harus
lebih dari itu, bahwa kita bekerja untuk Tuhan bekerja untuk memenuhi kehendak
Bapa yang di sorga. Dalam 1 Korintus 10: 31
Rasul Paulus menegaskan “Jika engkau makan atau jika engkau minum,
atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah”.
No comments :
Post a Comment