Daniel 3: 13-18; Kis. 17: 22-28
Dalam sejarah gereja pada segala
abad kita dapat mengetahui bahwa begitu banyaknya tokoh-tokoh yang
memperlihatkan semangat penginjilan bahkan harus martir dalam pelayanannya. Dalam
hal ini kita sangat mengapresiasi bagaimana mereka mampu untuk mempertahankan
iman dan juga memiliki semangat yang kuat dalam kondisi dunia yang belum
mengenal Yesus dan juga di dalam penolakan kepada orang-orang yang percaya
ketika itu.
Pada pembahasan nats kita kali
ini dari Daniel 3: 13-18, bahwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego (SMA) dicampakkan
kedalam perapian yang menyala-nyala karena
tidak mau menyembah patung emas yang
di dirikan oleh Nebukadnezar. SMA memperlihatkan bagaimana iman mereka yang
teguh kepada Allah yang walaupun mereka diperhadapkan pada jalan kematian yang
begitu mengerikan dengan member jawab:
“jika Allah kami yang kami
puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang
menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku
mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan
menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Mereka memperlihatkan
bagaimana Iman mereka tidaklah dapat dipengaruhi dan di goyahakan melalui
ancaman hukuman kematian bahwa baik hidup maupun mati mereka akan tetap setia
kepada Allah. Pada akhirnya dapat dilihat bahwa perbuatan Allah bekerja dalam
hidup SMA yang walaupun mereka telah dimasukkan dalam perapian yang
menyala-nyala namun mereka dapat selamat tanpa luka bakar dan cacat sedikit
pun, justru hukuman yang mereka jatuhkan pada SMA menjadi suatu kesaksian
kepada mereka bahwa Allah kita adalah Allah yang berkuasa atas langit dan bumi.
Bahwa ternyata kesusahan yang di alami oleh anak-anak Allah ditengah dunia ini
adalah menjadi ujian bagi iman yang kita miliki sudah sejauh mana kita mampu
mempertahankan iman dalam setiap kondisi kehidupan kita di dunia ini.
Jika kita
melihat konteks kehidupan kita saat ini mungkin jika kita membayangkan hal itu
sungguh sangat mengerikan dan tidak mungkin hal-hal seperti itu terjadi lagi
bahwa akan adanya pemaksaan dengan hukuman untuk menyembah dan mempercayai
suatu keyakinan tertentu sebab sudah ada yang namanya undang-undang kebebasan
beragama dan juga adanya undang-undang HAM (Hak Azasi Manusia). Namun, haruslah
kita sadari bahwa iblis yang begitu licik akan terus memakai setiap kondisi
yang ada di dunia ini merusak dan mengganggu perwujudan Kerajaan Allah di dunia
ini.
Sebab itu Tuhan Yesus menasehatkan kita “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!”. Ada banyak hal yang dapat menyesatkan iman kita mulai dari orang-orang yang mengatasnamakan Tuhan, peperangan, bencana alam, orang yang membenci nama Yesus, penyesatan karena kedurhakaan, kasih yang semakin dingin dan yang saling membenci (Mat. 24: 3-14).
Sebab itu Tuhan Yesus menasehatkan kita “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!”. Ada banyak hal yang dapat menyesatkan iman kita mulai dari orang-orang yang mengatasnamakan Tuhan, peperangan, bencana alam, orang yang membenci nama Yesus, penyesatan karena kedurhakaan, kasih yang semakin dingin dan yang saling membenci (Mat. 24: 3-14).
Pada jaman kita
saat ini ada banyak ilah-ilah yang memaksa kita untuk menyembahnya dan semakin
tergantung pada ilah-ilah itu dan bukan lagi pada kehendak dan kuasa Allah.
Uang, kuasa dan jabatan kemajuan tehnologi dan informasi adalah contoh dalam
dunia ini yang dapat memaksa kita untuk tunduk kepadanya dan meninggalkan dan
melupakan Allah.
Banyak kesenangan-kesenangan semu yang diperhadapkan pada kita di era globalisasi ini dan mulai meninggalkan kesenangan sejati yang disediakan oleh Allah bagi kita. Sehingga layak untuk dipertanyakan bagaimana orang Kristen hidup ditengah arus globalisasi saat ini? Karena tidak jarang lagi kita melihat ada banyak orang-orang Kristen yang telah beralih kepercayaan hanya karena uang kuasa dan jabatan bahkan sudah banyak generasi muda saat ini yang telah terjebak pada arus globalisasi itu sendiri yang membuat mereka durhaka kepada orangtuanya dan mulai mengabaikan persekutuan Kristen. Kita tidak dapat lari dari jaman yang kita jalani saat ini, namun kita dapat belajar dari kisah SMA yang mampu menjalani kehidupannya saat itu dengan tetap memiliki Iman dan pengharapan yang teguh kepada Allah.
Banyak kesenangan-kesenangan semu yang diperhadapkan pada kita di era globalisasi ini dan mulai meninggalkan kesenangan sejati yang disediakan oleh Allah bagi kita. Sehingga layak untuk dipertanyakan bagaimana orang Kristen hidup ditengah arus globalisasi saat ini? Karena tidak jarang lagi kita melihat ada banyak orang-orang Kristen yang telah beralih kepercayaan hanya karena uang kuasa dan jabatan bahkan sudah banyak generasi muda saat ini yang telah terjebak pada arus globalisasi itu sendiri yang membuat mereka durhaka kepada orangtuanya dan mulai mengabaikan persekutuan Kristen. Kita tidak dapat lari dari jaman yang kita jalani saat ini, namun kita dapat belajar dari kisah SMA yang mampu menjalani kehidupannya saat itu dengan tetap memiliki Iman dan pengharapan yang teguh kepada Allah.
Sehingga untuk
mengisi kewaspadaan kita adalah perlunya pengenalan
akan Allah dengan baik, sebab jika tidak demikian maka adalah hal yang
mudah untuk kita mengikuti ilah-ilah jaman sekarang ini, bagaimana kita
memiliki iman seperti yang tertulis dalam Roma
1: 16 “Sebab aku mempunyai keyakinan
yag kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan
orang yang percaya...” Kemudian kita juga perlu memperhatikan dan menguji segala sesuatu yang ada ditengah-tengah
kehidupan saat ini seperti yang tertulis di Efesus 5: 10 “Dan ujilah apa
yang berkenan kepada Tuhan”.
Daniel 3: 13-18; Kis. 17: 22-28
Dalam sejarah gereja pada segala
abad kita dapat mengetahui bahwa begitu banyaknya tokoh-tokoh yang
memperlihatkan semangat penginjilan bahkan harus martir dalam pelayanannya. Dalam
hal ini kita sangat mengapresiasi bagaimana mereka mampu untuk mempertahankan
iman dan juga memiliki semangat yang kuat dalam kondisi dunia yang belum
mengenal Yesus dan juga di dalam penolakan kepada orang-orang yang percaya
ketika itu.
Pada pembahasan nats kita kali
ini dari Daniel 3: 13-18, bahwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego (SMA) dicampakkan
kedalam perapian yang menyala-nyala karena
tidak mau menyembah patung emas yang
di dirikan oleh Nebukadnezar. SMA memperlihatkan bagaimana iman mereka yang
teguh kepada Allah yang walaupun mereka diperhadapkan pada jalan kematian yang
begitu mengerikan dengan member jawab:
“jika Allah kami yang kami
puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang
menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku
mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan
menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Mereka memperlihatkan
bagaimana Iman mereka tidaklah dapat dipengaruhi dan di goyahakan melalui
ancaman hukuman kematian bahwa baik hidup maupun mati mereka akan tetap setia
kepada Allah. Pada akhirnya dapat dilihat bahwa perbuatan Allah bekerja dalam
hidup SMA yang walaupun mereka telah dimasukkan dalam perapian yang
menyala-nyala namun mereka dapat selamat tanpa luka bakar dan cacat sedikit
pun, justru hukuman yang mereka jatuhkan pada SMA menjadi suatu kesaksian
kepada mereka bahwa Allah kita adalah Allah yang berkuasa atas langit dan bumi.
Bahwa ternyata kesusahan yang di alami oleh anak-anak Allah ditengah dunia ini
adalah menjadi ujian bagi iman yang kita miliki sudah sejauh mana kita mampu
mempertahankan iman dalam setiap kondisi kehidupan kita di dunia ini.
Jika kita
melihat konteks kehidupan kita saat ini mungkin jika kita membayangkan hal itu
sungguh sangat mengerikan dan tidak mungkin hal-hal seperti itu terjadi lagi
bahwa akan adanya pemaksaan dengan hukuman untuk menyembah dan mempercayai
suatu keyakinan tertentu sebab sudah ada yang namanya undang-undang kebebasan
beragama dan juga adanya undang-undang HAM (Hak Azasi Manusia). Namun, haruslah
kita sadari bahwa iblis yang begitu licik akan terus memakai setiap kondisi
yang ada di dunia ini merusak dan mengganggu perwujudan Kerajaan Allah di dunia
ini.
Sebab itu Tuhan Yesus menasehatkan kita “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!”. Ada banyak hal yang dapat menyesatkan iman kita mulai dari orang-orang yang mengatasnamakan Tuhan, peperangan, bencana alam, orang yang membenci nama Yesus, penyesatan karena kedurhakaan, kasih yang semakin dingin dan yang saling membenci (Mat. 24: 3-14).
Sebab itu Tuhan Yesus menasehatkan kita “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!”. Ada banyak hal yang dapat menyesatkan iman kita mulai dari orang-orang yang mengatasnamakan Tuhan, peperangan, bencana alam, orang yang membenci nama Yesus, penyesatan karena kedurhakaan, kasih yang semakin dingin dan yang saling membenci (Mat. 24: 3-14).
Pada jaman kita
saat ini ada banyak ilah-ilah yang memaksa kita untuk menyembahnya dan semakin
tergantung pada ilah-ilah itu dan bukan lagi pada kehendak dan kuasa Allah.
Uang, kuasa dan jabatan kemajuan tehnologi dan informasi adalah contoh dalam
dunia ini yang dapat memaksa kita untuk tunduk kepadanya dan meninggalkan dan
melupakan Allah.
Banyak kesenangan-kesenangan semu yang diperhadapkan pada kita di era globalisasi ini dan mulai meninggalkan kesenangan sejati yang disediakan oleh Allah bagi kita. Sehingga layak untuk dipertanyakan bagaimana orang Kristen hidup ditengah arus globalisasi saat ini? Karena tidak jarang lagi kita melihat ada banyak orang-orang Kristen yang telah beralih kepercayaan hanya karena uang kuasa dan jabatan bahkan sudah banyak generasi muda saat ini yang telah terjebak pada arus globalisasi itu sendiri yang membuat mereka durhaka kepada orangtuanya dan mulai mengabaikan persekutuan Kristen. Kita tidak dapat lari dari jaman yang kita jalani saat ini, namun kita dapat belajar dari kisah SMA yang mampu menjalani kehidupannya saat itu dengan tetap memiliki Iman dan pengharapan yang teguh kepada Allah.
Banyak kesenangan-kesenangan semu yang diperhadapkan pada kita di era globalisasi ini dan mulai meninggalkan kesenangan sejati yang disediakan oleh Allah bagi kita. Sehingga layak untuk dipertanyakan bagaimana orang Kristen hidup ditengah arus globalisasi saat ini? Karena tidak jarang lagi kita melihat ada banyak orang-orang Kristen yang telah beralih kepercayaan hanya karena uang kuasa dan jabatan bahkan sudah banyak generasi muda saat ini yang telah terjebak pada arus globalisasi itu sendiri yang membuat mereka durhaka kepada orangtuanya dan mulai mengabaikan persekutuan Kristen. Kita tidak dapat lari dari jaman yang kita jalani saat ini, namun kita dapat belajar dari kisah SMA yang mampu menjalani kehidupannya saat itu dengan tetap memiliki Iman dan pengharapan yang teguh kepada Allah.
Sehingga untuk
mengisi kewaspadaan kita adalah perlunya pengenalan
akan Allah dengan baik, sebab jika tidak demikian maka adalah hal yang
mudah untuk kita mengikuti ilah-ilah jaman sekarang ini, bagaimana kita
memiliki iman seperti yang tertulis dalam Roma
1: 16 “Sebab aku mempunyai keyakinan
yag kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan
orang yang percaya...” Kemudian kita juga perlu memperhatikan dan menguji segala sesuatu yang ada ditengah-tengah
kehidupan saat ini seperti yang tertulis di Efesus 5: 10 “Dan ujilah apa
yang berkenan kepada Tuhan”.
No comments :
Post a Comment