Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 58: 9b-14; Lukas 13:10-17
Dalam konteks nats ini dapat
dilihat bahwa nubuat akan kedatangan Mesias dalam hal penghiburan kepada umat
akan segera dihadirkan. Keselamatan itu hanya bagi umat yang mau meninggalkan
kemunafikan dan bagi umat yang menjalankan ibadah yang benar. Praktek peribadahan
yang mereka lakukan telah merusak kekudusan ibadah itu sendiri, mereka
melakukan puasa namun sambil berbantah dan berkelahi dan menghina hukum sabat
dengan melakukan urusan pada hari itu sehingga menghilangkan makna ibadah dan
puasa yang sesungguhnya.
Dalam Lukas 13:10-17 Tuhan Yesus telah menentang kekakuan pelaksanaan hari sabat namun sabat itu adalah menghormati kekudusan Tuhan dengan melakukan kehendak Tuhan dengan melakukan pelepasan. Martin Luther mengatakan bahwa Firman Tuhan adalah harta yang menguduskan segala sesuatu, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan baik perkataan maupun perbuatan yang di dasarkan pada Firman Allah adalah hal kudus di hadapan Allah.
Dalam Lukas 13:10-17 Tuhan Yesus telah menentang kekakuan pelaksanaan hari sabat namun sabat itu adalah menghormati kekudusan Tuhan dengan melakukan kehendak Tuhan dengan melakukan pelepasan. Martin Luther mengatakan bahwa Firman Tuhan adalah harta yang menguduskan segala sesuatu, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan baik perkataan maupun perbuatan yang di dasarkan pada Firman Allah adalah hal kudus di hadapan Allah.
Jika umat Israel ketika itu
bertanya: “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga?”
“Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?” (Yes.
58: 3). Bahwa ternyata ada yang salah dengan ibadah puasa yang mereka lakukan.
Mereka melakukan ibadah jauh melihat ke atas sampai mereka melupakan keadaan yang
ada disekitarnya, dia tidak mampu melihat kehadiran Allah ada disekitarnya.
Konsep spritualitas yang hanya fokus akan ‘aku’ dan Allah dan melupakan sesama
akan semakin menjauhkan diri kita dari kasih karunia Allah.
Berita keselamatan yang
disampaikan Allah melalui nats ini mengarahkan kembali umat Allah untuk
memasuki ibadah yang benar-benar memiliki semangat kasih yang utuh dan jika
tidak demikian maka itu adalah kemunafikan. Munafik dalam hal ini adalah
ketidak jujuran dihadapan Allah. Adalah tindakan yang bodoh jika ada orang
Kristen yang mau mencoba bermain-main dengan bersandiwara kepada Tuhan dengan
harapan dapat menyelamatkan hidupnya, sementara dia sedang berhadapan dengan
Allah yang Maha mengetahui.
Bagaimana mungkin berkat
penyertaan Allah bekerja dalam hidup kita jika kita sendiri tidak jujur di
hadapan Allah. Dalam nats kita dikatakan “Apabila
engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk
orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar
apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati”. Ibadah selayaknya semakin
membawa kita mengenal Allah melalui FirmanNya yang kita pergumulkan dan
pelajari untuk dapat dilaksanakan dalam kehidupan dan bukan menonjolkan citra
diri yang membawa pada kesombongan rohani.
Adalah hal wajar jika umat Israel
mempertanyakan mengapa Tuhan tidak mengindahkan dan memperhatikan ibadah yang
mereka lakukan, sebab sampai kapanpun mereka tidak akan mendapat tuntunan Tuhan
dalam hidup mereka sebab motivasi ibadah dan perilaku yang mereka lakukan
hakikatnya jauh dari ibadah sesungguhnya yang di inginkan oleh Tuhan.
Ibadah yang kita laksanakan bukanlah untuk menambah pahala ataupun poin namun semakin kita sering memasuki ibadah kepada Tuhan kita akan semakin diperbaharui di dalam FirmanNya untuk memampukan kita menjadi anak Allah di tengah-tengah dunia ini yang walaupun kita berjalan di tanah yang kering namun tuntunan Tuhan selalu memperbaharui kekuatan kita menjalani hidup. Kehadiran hidup kita ditengah-tengah dunia ini seperti taman yang baik yang memberika kesejukan dan keindahan dan juga seperti mata air yang tidak berkesudahan. Tuntunan Tuhan akan nyata dalam hidup ketika kita senantiasa memperbaharui hidup dengan FirmanNya.
Ibadah yang kita laksanakan bukanlah untuk menambah pahala ataupun poin namun semakin kita sering memasuki ibadah kepada Tuhan kita akan semakin diperbaharui di dalam FirmanNya untuk memampukan kita menjadi anak Allah di tengah-tengah dunia ini yang walaupun kita berjalan di tanah yang kering namun tuntunan Tuhan selalu memperbaharui kekuatan kita menjalani hidup. Kehadiran hidup kita ditengah-tengah dunia ini seperti taman yang baik yang memberika kesejukan dan keindahan dan juga seperti mata air yang tidak berkesudahan. Tuntunan Tuhan akan nyata dalam hidup ketika kita senantiasa memperbaharui hidup dengan FirmanNya.
No comments :
Post a Comment