Bacaan: Amsal 11: 3-7,11
Berani jujur hebat! Merupakan
jargon yang saat ini terus dikampanyekan sebagai wujud dukungan akan
pemberantasan korupsi di Indonesia sekaligus untuk mendidik generasi muda
menjadi generasi anti korupsi. Krisis kejujuran memang sedang melanda
Indonesia, dan merupakan salah satu biang kerok terjadinya krisis ekonomi dan
permasalahan sosial pada masyarakat saat ini.
Jika Negara lain dihiasi akan
berita mengenai peningkatan ekonomi, teknologi dan penanganan pemanasan global,
maka kita di Indonesia tidak habis-habisnya disuguhi berita tentang
penangkapan, penyelidikan, pengadilan dan diskusi mengenai korupsi. Ya! Itulah
saat ini yang terjadi disekitar kita: “Krisis kejujuran”.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kata “jujur” di artikan dengan: Lurus hati, tidak berbohong,
tidak curang (mengikuti aturan yang berlaku), tulus, iklas. Memang jika tidak
memiliki ketulusan keikhlasan dan pengabdian melakukan suatu pekerjaan maka
kebohongan dan kecurangan akan dapat terjadi untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dengan cara mudah.
Lantas apa yang disuarakan Firman
Tuhan mengenai kejujuran? Orang jujur itu: dipimpin ketulusannya, melepaskannya
dari maut, menjadi berkat bagi kota (ay.3-6, 11). Sebaliknya orang fasik yang
hidup dalam ketidakjujuran akan terperangkap oleh kecurangan dan hawa nafsunya
karena segala pengharapan dan harta yang dikumpulkannya menjadi tidak berharga
ketika dia akan menghadapi kematian.
Hasil yang dicapai dengan
ketidakjujuran tidak akan berguna ketika kita menghadapi kematian, karena cepat
atau lambat semua orang akan melaluinya. Namun sebaliknya orang yang jujur akan
diselamatkan oleh kebenaran dan ketulusannya sebab sengat maut telah dipatahkan
oleh Kristus (1 Kor. 15:55-57).
Lebih lanjut lagi kitab Amsal
menyatakan bahwa orang jujur itu akan menjadi berkat bagi kota, orang jujur itu
sungguh sangat diperlukan dalam mengembangkan kota, dan orang jujur itu akan
menghasilkan buah yang baik yang berguna bagi dunia.
Orang jujur akan hidup dengan kebenaran
Firman Tuhan dan penuh dengan ketulusan dalam segala aktifitasnya yang akan
mendatangkan keselamatan bagi jiwanya kelak, sementara orang yang tidak jujur
akan hidup oleh kelicikan dan hawa nafsu yang membawa jerat maut bagi hidupnya.
Bacaan: Amsal 11: 3-7,11
Berani jujur hebat! Merupakan
jargon yang saat ini terus dikampanyekan sebagai wujud dukungan akan
pemberantasan korupsi di Indonesia sekaligus untuk mendidik generasi muda
menjadi generasi anti korupsi. Krisis kejujuran memang sedang melanda
Indonesia, dan merupakan salah satu biang kerok terjadinya krisis ekonomi dan
permasalahan sosial pada masyarakat saat ini.
Jika Negara lain dihiasi akan
berita mengenai peningkatan ekonomi, teknologi dan penanganan pemanasan global,
maka kita di Indonesia tidak habis-habisnya disuguhi berita tentang
penangkapan, penyelidikan, pengadilan dan diskusi mengenai korupsi. Ya! Itulah
saat ini yang terjadi disekitar kita: “Krisis kejujuran”.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kata “jujur” di artikan dengan: Lurus hati, tidak berbohong,
tidak curang (mengikuti aturan yang berlaku), tulus, iklas. Memang jika tidak
memiliki ketulusan keikhlasan dan pengabdian melakukan suatu pekerjaan maka
kebohongan dan kecurangan akan dapat terjadi untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dengan cara mudah.
Lantas apa yang disuarakan Firman
Tuhan mengenai kejujuran? Orang jujur itu: dipimpin ketulusannya, melepaskannya
dari maut, menjadi berkat bagi kota (ay.3-6, 11). Sebaliknya orang fasik yang
hidup dalam ketidakjujuran akan terperangkap oleh kecurangan dan hawa nafsunya
karena segala pengharapan dan harta yang dikumpulkannya menjadi tidak berharga
ketika dia akan menghadapi kematian.
Hasil yang dicapai dengan
ketidakjujuran tidak akan berguna ketika kita menghadapi kematian, karena cepat
atau lambat semua orang akan melaluinya. Namun sebaliknya orang yang jujur akan
diselamatkan oleh kebenaran dan ketulusannya sebab sengat maut telah dipatahkan
oleh Kristus (1 Kor. 15:55-57).
Lebih lanjut lagi kitab Amsal
menyatakan bahwa orang jujur itu akan menjadi berkat bagi kota, orang jujur itu
sungguh sangat diperlukan dalam mengembangkan kota, dan orang jujur itu akan
menghasilkan buah yang baik yang berguna bagi dunia.
Orang jujur akan hidup dengan kebenaran
Firman Tuhan dan penuh dengan ketulusan dalam segala aktifitasnya yang akan
mendatangkan keselamatan bagi jiwanya kelak, sementara orang yang tidak jujur
akan hidup oleh kelicikan dan hawa nafsu yang membawa jerat maut bagi hidupnya.
No comments :
Post a Comment