Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Wednesday, November 20, 2013

Pengharapan Hidup Yang Kekal (1 Tesalonika 4:13-18)

Bacaan Firman Tuhan: 1 Tesalonika 4:13-18
Pengharapan jemaat mula-mula akan kedatangan kristus yang akan segera tiba membuat mereka tegar dan kuat di dalam iman yang walaupun menghadapi berbagai penganiayaan dan tekanan. Namun demikian mereka mempertanyakan tentang saudara-saudara mereka yang telah meninggal sementara kedatangan Kristus juga belum kunjung tiba. Paulus memberi jawab atas pertanyaan tersebut bahwa orang yang meninggal akan bersama dengan Tuhan karena ketika Kristus datang dengan kemuliaanNya maka orang yang masih hidup akan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah meninggal untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Tuhan.

Disini Paulus mencoba memberikan pemahaman kepada jemaat agar iman dan pengharapan mereka tetap teguh. Sebab gereja mula-mula masih memiliki pemahaman akan parousia akan tiba ketika tubuh mereka masih hidup. Namun kita juga harus melihat pemahaman itu adalah dalam bentuk pengharapan jemaat dan bukan suatu kepastian. Sehingga Paulus memberikan nasehat bagaimana jemaat saling memberikan penghiburan melalui pemahaman yang disampaikan oleh Paulus agar mereka tidak menganggap bahwa saudara-saudara mereka yang terlebih dahulu meninggal kurang beruntung karena tidak lagi hidup saat parousia tiba.
Pada ujung tahun gerejawi akan selalu memperingati orang-orang yang sudah meninggal, hal ini bukanlah membuka kembali kesedihan namun mengarahkan kembali pengharapan kita akan  iman kepada Tuhan Yesus, yang mana kita memiliki pengharapan yang kuat akan Yesus yang telah bangkit dan telah menahlukkan kuasa maut. Pengharapan yang kita miliki bukanlah pengharapan yang kosong dan sia-sia tanpa dasar. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan bahkan mengenai kematian, namun demikian kita memiliki keyakinan yang pasti bahwa Tuhan akan mengangkat kita dan hidup bersama-sama dengan Dia.
Siapa yang mampu untuk menaklukkan kematian? Baik kaya, miskin tua, muda dan anak-anak tak’ mampu menghindari kematian. Manusia akan berupaya dengan segala upaya menghindari kematian mulai dari hal-hal wajar sampai hal-hal yang aneh mulai dari pola hidup sehat, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai pergi ke dukun namun ujungnya akan menghadapi kematian. Kematian adalah bahagian dari hukuman Tuhan akibat dosa (Kej. 2:17; 3:19). Rasul Paulus menuliskan “Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dossa” (Roma 5:12) dan “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23). Orang Kristen tidak ada bedanya dengan orang yang tidak percaya kepada Kristus bahwa hidup dalam daging akan berakhir pada kematian, namun yang membedakan orang Kristen dengan manusia yang lainnya bahwa sengat dari kematian itu telah dipatahkan oleh Kristus (1 Kor. 15:55-57), maka perjalanan hidup orang percaya tidak menuju kepada kematian namun kepada kehidupan. Inilah pengharapan yang kita miliki dalam Kristus bahwa kedatanganNya akan membawa kehidupan bagi orang yang percaya kepadaNya.
Melalui peringatan orang-orang yang telah terlebih dahulu meninggal menjadi peringatan kepada kita yang masih hidup, bahwa sampai pada saatnya kita akan melalui kematian daging, mau sampai kapan kita mampu mempertahankan hidup di dunia ini? 100 tahun? Atau lebih? Maka tidak usah berlelah mencari kehidupan daging kepada kuasa-kuasa dunia maupun paranormal toh’ pada ujungnya kita akan mati juga, lebih sial lagi hilang hidup secara daging hilang pula janji kehidupan dari Tuhan.
Adalah sungguh sangat bijak jika kita hidup di dunia ini dengan penuh rasa syukur kepada Allah dengan membawa pengharapan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus dalam setiap liku-liku perjalanan hidup ini
Selamat menyambut Advent
Bacaan Firman Tuhan: 1 Tesalonika 4:13-18
Pengharapan jemaat mula-mula akan kedatangan kristus yang akan segera tiba membuat mereka tegar dan kuat di dalam iman yang walaupun menghadapi berbagai penganiayaan dan tekanan. Namun demikian mereka mempertanyakan tentang saudara-saudara mereka yang telah meninggal sementara kedatangan Kristus juga belum kunjung tiba. Paulus memberi jawab atas pertanyaan tersebut bahwa orang yang meninggal akan bersama dengan Tuhan karena ketika Kristus datang dengan kemuliaanNya maka orang yang masih hidup akan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah meninggal untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Tuhan.

Disini Paulus mencoba memberikan pemahaman kepada jemaat agar iman dan pengharapan mereka tetap teguh. Sebab gereja mula-mula masih memiliki pemahaman akan parousia akan tiba ketika tubuh mereka masih hidup. Namun kita juga harus melihat pemahaman itu adalah dalam bentuk pengharapan jemaat dan bukan suatu kepastian. Sehingga Paulus memberikan nasehat bagaimana jemaat saling memberikan penghiburan melalui pemahaman yang disampaikan oleh Paulus agar mereka tidak menganggap bahwa saudara-saudara mereka yang terlebih dahulu meninggal kurang beruntung karena tidak lagi hidup saat parousia tiba.
Pada ujung tahun gerejawi akan selalu memperingati orang-orang yang sudah meninggal, hal ini bukanlah membuka kembali kesedihan namun mengarahkan kembali pengharapan kita akan  iman kepada Tuhan Yesus, yang mana kita memiliki pengharapan yang kuat akan Yesus yang telah bangkit dan telah menahlukkan kuasa maut. Pengharapan yang kita miliki bukanlah pengharapan yang kosong dan sia-sia tanpa dasar. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan bahkan mengenai kematian, namun demikian kita memiliki keyakinan yang pasti bahwa Tuhan akan mengangkat kita dan hidup bersama-sama dengan Dia.
Siapa yang mampu untuk menaklukkan kematian? Baik kaya, miskin tua, muda dan anak-anak tak’ mampu menghindari kematian. Manusia akan berupaya dengan segala upaya menghindari kematian mulai dari hal-hal wajar sampai hal-hal yang aneh mulai dari pola hidup sehat, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai pergi ke dukun namun ujungnya akan menghadapi kematian. Kematian adalah bahagian dari hukuman Tuhan akibat dosa (Kej. 2:17; 3:19). Rasul Paulus menuliskan “Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dossa” (Roma 5:12) dan “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23). Orang Kristen tidak ada bedanya dengan orang yang tidak percaya kepada Kristus bahwa hidup dalam daging akan berakhir pada kematian, namun yang membedakan orang Kristen dengan manusia yang lainnya bahwa sengat dari kematian itu telah dipatahkan oleh Kristus (1 Kor. 15:55-57), maka perjalanan hidup orang percaya tidak menuju kepada kematian namun kepada kehidupan. Inilah pengharapan yang kita miliki dalam Kristus bahwa kedatanganNya akan membawa kehidupan bagi orang yang percaya kepadaNya.
Melalui peringatan orang-orang yang telah terlebih dahulu meninggal menjadi peringatan kepada kita yang masih hidup, bahwa sampai pada saatnya kita akan melalui kematian daging, mau sampai kapan kita mampu mempertahankan hidup di dunia ini? 100 tahun? Atau lebih? Maka tidak usah berlelah mencari kehidupan daging kepada kuasa-kuasa dunia maupun paranormal toh’ pada ujungnya kita akan mati juga, lebih sial lagi hilang hidup secara daging hilang pula janji kehidupan dari Tuhan.
Adalah sungguh sangat bijak jika kita hidup di dunia ini dengan penuh rasa syukur kepada Allah dengan membawa pengharapan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus dalam setiap liku-liku perjalanan hidup ini
Selamat menyambut Advent

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Pengharapan Hidup Yang Kekal (1 Tesalonika 4:13-18)

Bacaan Firman Tuhan: 1 Tesalonika 4:13-18
Pengharapan jemaat mula-mula akan kedatangan kristus yang akan segera tiba membuat mereka tegar dan kuat di dalam iman yang walaupun menghadapi berbagai penganiayaan dan tekanan. Namun demikian mereka mempertanyakan tentang saudara-saudara mereka yang telah meninggal sementara kedatangan Kristus juga belum kunjung tiba. Paulus memberi jawab atas pertanyaan tersebut bahwa orang yang meninggal akan bersama dengan Tuhan karena ketika Kristus datang dengan kemuliaanNya maka orang yang masih hidup akan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah meninggal untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Tuhan.

Disini Paulus mencoba memberikan pemahaman kepada jemaat agar iman dan pengharapan mereka tetap teguh. Sebab gereja mula-mula masih memiliki pemahaman akan parousia akan tiba ketika tubuh mereka masih hidup. Namun kita juga harus melihat pemahaman itu adalah dalam bentuk pengharapan jemaat dan bukan suatu kepastian. Sehingga Paulus memberikan nasehat bagaimana jemaat saling memberikan penghiburan melalui pemahaman yang disampaikan oleh Paulus agar mereka tidak menganggap bahwa saudara-saudara mereka yang terlebih dahulu meninggal kurang beruntung karena tidak lagi hidup saat parousia tiba.
Pada ujung tahun gerejawi akan selalu memperingati orang-orang yang sudah meninggal, hal ini bukanlah membuka kembali kesedihan namun mengarahkan kembali pengharapan kita akan  iman kepada Tuhan Yesus, yang mana kita memiliki pengharapan yang kuat akan Yesus yang telah bangkit dan telah menahlukkan kuasa maut. Pengharapan yang kita miliki bukanlah pengharapan yang kosong dan sia-sia tanpa dasar. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan bahkan mengenai kematian, namun demikian kita memiliki keyakinan yang pasti bahwa Tuhan akan mengangkat kita dan hidup bersama-sama dengan Dia.
Siapa yang mampu untuk menaklukkan kematian? Baik kaya, miskin tua, muda dan anak-anak tak’ mampu menghindari kematian. Manusia akan berupaya dengan segala upaya menghindari kematian mulai dari hal-hal wajar sampai hal-hal yang aneh mulai dari pola hidup sehat, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai pergi ke dukun namun ujungnya akan menghadapi kematian. Kematian adalah bahagian dari hukuman Tuhan akibat dosa (Kej. 2:17; 3:19). Rasul Paulus menuliskan “Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dossa” (Roma 5:12) dan “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23). Orang Kristen tidak ada bedanya dengan orang yang tidak percaya kepada Kristus bahwa hidup dalam daging akan berakhir pada kematian, namun yang membedakan orang Kristen dengan manusia yang lainnya bahwa sengat dari kematian itu telah dipatahkan oleh Kristus (1 Kor. 15:55-57), maka perjalanan hidup orang percaya tidak menuju kepada kematian namun kepada kehidupan. Inilah pengharapan yang kita miliki dalam Kristus bahwa kedatanganNya akan membawa kehidupan bagi orang yang percaya kepadaNya.
Melalui peringatan orang-orang yang telah terlebih dahulu meninggal menjadi peringatan kepada kita yang masih hidup, bahwa sampai pada saatnya kita akan melalui kematian daging, mau sampai kapan kita mampu mempertahankan hidup di dunia ini? 100 tahun? Atau lebih? Maka tidak usah berlelah mencari kehidupan daging kepada kuasa-kuasa dunia maupun paranormal toh’ pada ujungnya kita akan mati juga, lebih sial lagi hilang hidup secara daging hilang pula janji kehidupan dari Tuhan.
Adalah sungguh sangat bijak jika kita hidup di dunia ini dengan penuh rasa syukur kepada Allah dengan membawa pengharapan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus dalam setiap liku-liku perjalanan hidup ini
Selamat menyambut Advent

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Akhir Zaman / Khotbah Minggu dengan judul Pengharapan Hidup Yang Kekal (1 Tesalonika 4:13-18) . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2013/11/1-tesalonika-413-18-pengharapan-hidup.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Pengharapan Hidup Yang Kekal (1 Tesalonika 4:13-18) "