Bacaan Firman Tuhan: Markus 4:35-41
Jika kita menyimak peristiwa angin ribut yang diredakan oleh Tuhan Yesus ini, maka ada beberapa pengajaran yang hendak disampaikan kepada kita:
1. Peristiwa
ini memperlihatkan kepada kita tentang siapa
Yesus itu, seperti yang dikatakan di ayat 41 "Siapa gerangan orang
ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?". Dalam peristiwa ini,
kemanusiaan Yesus diperlihatkan ketika Yesus sudah lelah dalam pelayananNya
sehingga Dia sampai tidur diburitan kapal. Tetapi kemudian Yesus juga
memperlihatkan kuasa ilahiNya yang dapat menenangkan badai yang dahsyat ketika
semua orang sudah sangat ketakutan akan binasa. Maka peristiwa angin ribut yang
diredakan oleh Yesus ini memberikan kepada kita penjelasan tentang pengakuan
iman kita tentang Yesus yang adalah Mesias, bahwa Dia adalah Tuhan yang datang
ke dalam dunia yang menjadi manusia.
Kita bisa
saja menyatakan pengakuan iman dengan kata-kata, tetapi pertanyaan yang perlu
kita renungkan adalah “apakah kita sudah benar-benar mengenal Yesus dalam hidup
kita?” atau kita masih seperti murid-murid, mereka ada bersama Yesus, tetapi
mereka takut akan binasa karena belum benar-benar mengenal Yesus sebagai Tuhan
dan juruselamat.
Seperti yang
dikatakan Yesus di ayat 40 "Mengapa
kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" takut berarti tanda
ketidakpercayaan, mengapa kita tidak percaya adalah karena kita kurang mengenal
Yesus dengan benar. Jika murid-muridNya benar-benar mengenal Yesus, secara
kemanusiaan mungkin saja mereka bisa takut, tetapi tidak menjadi takut yang
berlebihan yang membuat mereka panik akan binasa. Jika mereka mengenal Yesus
adalah Tuhan yang berkuasa atas alam semesta, mereka tentu percaya bahwa tidak
akan mungkin mereka binasa bersama dengan Yesus yang berkuasa atas alam
semesta.
Maka ini menjadi renungan bagi kita, tentang sejauh mana pengakuan iman kita tentang Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat yang benar-benar kita hidupi, yang memberi kita keyakinan bahwa sebesar apapun badai kehidupan, kita tidak akan membuat kita gentar dan takut, sebab kita mengimani Allah yang hidup, Allah yang berkuasa atas kehidupan ini.
2. Peristiwa ini
juga menjadi gambaran bagi kita, bahwa berjalan
bersama Yesus bukan artinya hidup tanpa masalah. Kita beriman kepada Tuhan
bukan supaya hidup kita aman, nyaman tanpa masalah, tetapi kita dikuatkan oleh
nas ini bahwa sebesar apapun badai kehidupan yang kita lalui, kita ada bersama
dengan Tuhan Yesus yang berkuasa atas masalah kita, dan Dia yang berkuasa
meredakan setiap badai kehidupan yang kita lalui.
3. Kita bisa
seperti murid-murid ini yang mempertanyakan
Tuhan dalam setiap masalah yang kita hadapi dengan menganggap bahwa Tuhan
tidak perduli (tidak berbuat, tidak bertindak) yang sedang terjadi pada kita.
Tetapi Tuhan Yesus menjawab dalam nas ini, bahwa bukan Tuhan yang tidak
perduli, tetapi kita yang tidak percaya kepadaNya. Jika kita mempertanyakan
kuasa Tuhan, itu artinya kita yang tidak percaya kepadaNya.
4. Kita melihat
tindakan murid-muridNya ini membangunkan Yesus dan berkata kepada Yesus sebagai
bentuk permohonan dan doa kepada Tuhan.
Jika kita menyimak peristiwa ini, taufan yang sangat dahsyat, ombak yang
mengombangambingkan kapal dan kapal yang sudah mulai penuh air, tetapi itu
semua tidak membuat Yesus terbangun. Tetapi yang dapat membangunkan Yesus
adalah suara jeritan murid-muridNya. Kita percaya Tuhan tidak pernah tertidur
atau tidak mengetahui apa yang sedang terjadi kepada kita, sebab Tuhan selalu
menjaga umatNya yang tidak pernah terlelap (Mzm 121:3-4), tetapi yang dilakukan
Yesus adalah menguji iman murid-muridNya supaya tahu untuk berseru dan memohon
kepadaNya. Supaya dalam setiap hal apapun yang terjadi kepada hidup kita, kita akan
selalu mengingat Tuhan dalam hidup kita. Kita ada bersama Tuhan yang mengatasi
segala hal yang melampaui akal dan pikiran kita.
No comments :
Post a Comment