Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Wednesday, June 24, 2020

Kolose 3: 18-21 Membangun Keluarga Kristen Yang Bahagia

Bacaan Firman Tuhan: Kolose 3: 18-21

Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Ecclesia Domestica atau gereja rumah tangga, atau dapat dikatakan bahwa keluarga adalah gereja kecil, persekutuan orang yang dikuduskan Tuhan tempat pertama setiap orang untuk belajar dan menghayati iman kepada Tuhan. Keluarga menjadi tempat setiap orang ditempah untuk dapat menghayati iman, kasih sayang, kedamaian, belas kasih, kelemahlembutan, kesabaran.

Demikian juga hal yang dapat kita lihat dari surat Paulus kepada jemaat di Kolose ini, tentang bagaimana kita sebagai umat yang telah dikuduskan oleh Tuhan yang telah mengenakan manusia baru dalam sikap dan perbuatan kita kepada sesama dan orang lain semuanya haruslah di awali dari lembaga yang terkecil yaitu keluarga. Penampakan umat yang dikuduskan oleh Tuhan Yesus akan dimulai dari orang yang terdekat yaitu keluarga.

Maka dalam keluarga kita di tempah untuk mengenal kasih dan pengampunan Tuhan. Di sinilah kita diajarkan oleh firman Tuhan bagaimana suami, istri dan anak sebagai keluarga yang dikuduskan oleh Tuhan.

Yang pertama: kepada ISTRI dikatakan: “tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan”. Jika dikatakan seorang istri tunduk kepada suami bukan artinya istri lebih rendah dari suami, tetapi justru disitulah kehormatan seorang istri, bahwa seorang istri dapat memperlihatkan dan juga pengajaran tentang sikap ketaatan kepada Tuhan, tidak hanya istri tetapi juga semua anggota keluarga mengetahui bagaimana kerendahan hati, bagaimana menghormati dan menghargai, “tunduk kepada suami” bukan artinya suami adalah raja atau penguasa yang harus ditakuti, namun tunduk disini bahwa seorang istri memperlihatkan sikap penghargaan yang penuh kasih, kelemahlembutan dan pengampunan, seorang istri yang memperlihatkan kerendahan hati sebagaimana yang diperlihatkan Kristus kepada kita. Sehingga melalui sikap seorang istri, maka semua orang dalam keluarga itu dapat mengenal dan belajar bagaimana Yesus yang merendahkan DiriNya bagi keselamatan manusia.

Yang kedua: kepada SUAMI dikatakan: “kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia”. Di Efesus 5: 25 dikatakan bahwa kasih seorang suami kepada istri adalah seperti kasih dan pengorbanan Kristus. Penghayatan seorang suami tentang kasih Tuhan Yesus akan nyata juga dalam sikapnya terhadap istrinya. Bagaimana seorang suami menghayati kasih pengorbanan Tuhan Yesus? Maka demikianlah suami berbuat kepada istri. Semua orang dalam keluarga dapat melihat melalui seorang suami atau bapa bagaimana hangatnya dan lembutnya kasih Tuhan. Bukan orang lain yang ada di luar rumah kita yang dapat mengajarkan dengan baik seperti apa itu kasih, tetapi justru itu di dapatkan dari sosok suami, bapa atau ayah

Maka, jika kita memahami ini, dapatlah kita melihat bahwa baik suami maupun istri memiliki tugas panggilan masing-masing dalam keluarga untuk menyatakan kehadiran Tuhan dan juga pengajaran Tuhan melalui sikap dan perbuatannya.  

Yang ketiga: kepada ANAK  “taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.” Ketaatan seorang anak yang dimaksud disitu bahwa seorang anak yang memiliki hati yang mau di ajar, mau menerima hikmat dan didikan. Sebagaimana yang tertulis di Amsal 19: 20 “Dengarkanlah nasehat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan”. Ketaatan anak kepada orangtua menjadi indah di dalam Tuhan, karena disitulah terkandung janji Tuhan kepada setiap anak untuk memperoleh masa depannya. Keluarga menjadi sekolah yang pertama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dari keluarga seorang anak mendapatkan hal-hal yang mendasar tentang kehidupannya di masa yang akan datang dan salah satunya adalah pengenalan akan iman kepada Tuhan. Pengajaran, kebiasaan, sikap yang ditunjukkan oleh orangtuanya menjadi bahan ajar bagi anaknya dalam pembentukan karakternya. Maka diingatkan juga supaya orangtua tidak mengajar terlampau keras atau dengan mengajar anaknya bukan dengan kekerasan yang justru hal ini membuat anak menolak atau anti pengajaran. Orangtua dalam pengajarannya kepada anak-anaknya dibutuhkan kesabaran yang tanpa lelah tetap mengisi kehidupan anak dengan hal yang berkenan kepada Tuhan.

Melalui orangtuanya, seorang anak akan mengenal kasih, pengampunan, iman dan pengharapan. Pengajaran orangtua tidak selalu dengan kata-kata, tetapi juga perbuatan, contoh tiruan yang baik.

Kerendahan hati yang saling menghormati, saling mengasihi dan ketaatan ini menjadi kesatuan dalam hidup keluarga kristen. Ini adalah berkat rohani dari Tuhan yang dimiliki oleh keluarga kristen. Relasi suami istri dan anak diikkat dalam ikatan yang kudus, yaitu di dalam Tuhan.

Ini adalah dasar, pondasi yang seharusnya di miliki oleh keluarga kristen untuk seterusnya melangkah jauh keluar dalam hubungannya dengan orang lain. Dan ini juga dasar dan pondasi yang awal dalam menyikapi tantangan dan godaan dari luar yang dapat merusak kebahagiaan dan kedamaian dalam keluarga.


No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Kolose 3: 18-21 Membangun Keluarga Kristen Yang Bahagia

Bacaan Firman Tuhan: Kolose 3: 18-21

Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Ecclesia Domestica atau gereja rumah tangga, atau dapat dikatakan bahwa keluarga adalah gereja kecil, persekutuan orang yang dikuduskan Tuhan tempat pertama setiap orang untuk belajar dan menghayati iman kepada Tuhan. Keluarga menjadi tempat setiap orang ditempah untuk dapat menghayati iman, kasih sayang, kedamaian, belas kasih, kelemahlembutan, kesabaran.

Demikian juga hal yang dapat kita lihat dari surat Paulus kepada jemaat di Kolose ini, tentang bagaimana kita sebagai umat yang telah dikuduskan oleh Tuhan yang telah mengenakan manusia baru dalam sikap dan perbuatan kita kepada sesama dan orang lain semuanya haruslah di awali dari lembaga yang terkecil yaitu keluarga. Penampakan umat yang dikuduskan oleh Tuhan Yesus akan dimulai dari orang yang terdekat yaitu keluarga.

Maka dalam keluarga kita di tempah untuk mengenal kasih dan pengampunan Tuhan. Di sinilah kita diajarkan oleh firman Tuhan bagaimana suami, istri dan anak sebagai keluarga yang dikuduskan oleh Tuhan.

Yang pertama: kepada ISTRI dikatakan: “tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan”. Jika dikatakan seorang istri tunduk kepada suami bukan artinya istri lebih rendah dari suami, tetapi justru disitulah kehormatan seorang istri, bahwa seorang istri dapat memperlihatkan dan juga pengajaran tentang sikap ketaatan kepada Tuhan, tidak hanya istri tetapi juga semua anggota keluarga mengetahui bagaimana kerendahan hati, bagaimana menghormati dan menghargai, “tunduk kepada suami” bukan artinya suami adalah raja atau penguasa yang harus ditakuti, namun tunduk disini bahwa seorang istri memperlihatkan sikap penghargaan yang penuh kasih, kelemahlembutan dan pengampunan, seorang istri yang memperlihatkan kerendahan hati sebagaimana yang diperlihatkan Kristus kepada kita. Sehingga melalui sikap seorang istri, maka semua orang dalam keluarga itu dapat mengenal dan belajar bagaimana Yesus yang merendahkan DiriNya bagi keselamatan manusia.

Yang kedua: kepada SUAMI dikatakan: “kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia”. Di Efesus 5: 25 dikatakan bahwa kasih seorang suami kepada istri adalah seperti kasih dan pengorbanan Kristus. Penghayatan seorang suami tentang kasih Tuhan Yesus akan nyata juga dalam sikapnya terhadap istrinya. Bagaimana seorang suami menghayati kasih pengorbanan Tuhan Yesus? Maka demikianlah suami berbuat kepada istri. Semua orang dalam keluarga dapat melihat melalui seorang suami atau bapa bagaimana hangatnya dan lembutnya kasih Tuhan. Bukan orang lain yang ada di luar rumah kita yang dapat mengajarkan dengan baik seperti apa itu kasih, tetapi justru itu di dapatkan dari sosok suami, bapa atau ayah

Maka, jika kita memahami ini, dapatlah kita melihat bahwa baik suami maupun istri memiliki tugas panggilan masing-masing dalam keluarga untuk menyatakan kehadiran Tuhan dan juga pengajaran Tuhan melalui sikap dan perbuatannya.  

Yang ketiga: kepada ANAK  “taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.” Ketaatan seorang anak yang dimaksud disitu bahwa seorang anak yang memiliki hati yang mau di ajar, mau menerima hikmat dan didikan. Sebagaimana yang tertulis di Amsal 19: 20 “Dengarkanlah nasehat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan”. Ketaatan anak kepada orangtua menjadi indah di dalam Tuhan, karena disitulah terkandung janji Tuhan kepada setiap anak untuk memperoleh masa depannya. Keluarga menjadi sekolah yang pertama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dari keluarga seorang anak mendapatkan hal-hal yang mendasar tentang kehidupannya di masa yang akan datang dan salah satunya adalah pengenalan akan iman kepada Tuhan. Pengajaran, kebiasaan, sikap yang ditunjukkan oleh orangtuanya menjadi bahan ajar bagi anaknya dalam pembentukan karakternya. Maka diingatkan juga supaya orangtua tidak mengajar terlampau keras atau dengan mengajar anaknya bukan dengan kekerasan yang justru hal ini membuat anak menolak atau anti pengajaran. Orangtua dalam pengajarannya kepada anak-anaknya dibutuhkan kesabaran yang tanpa lelah tetap mengisi kehidupan anak dengan hal yang berkenan kepada Tuhan.

Melalui orangtuanya, seorang anak akan mengenal kasih, pengampunan, iman dan pengharapan. Pengajaran orangtua tidak selalu dengan kata-kata, tetapi juga perbuatan, contoh tiruan yang baik.

Kerendahan hati yang saling menghormati, saling mengasihi dan ketaatan ini menjadi kesatuan dalam hidup keluarga kristen. Ini adalah berkat rohani dari Tuhan yang dimiliki oleh keluarga kristen. Relasi suami istri dan anak diikkat dalam ikatan yang kudus, yaitu di dalam Tuhan.

Ini adalah dasar, pondasi yang seharusnya di miliki oleh keluarga kristen untuk seterusnya melangkah jauh keluar dalam hubungannya dengan orang lain. Dan ini juga dasar dan pondasi yang awal dalam menyikapi tantangan dan godaan dari luar yang dapat merusak kebahagiaan dan kedamaian dalam keluarga.


Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Kasih / Keluarga Kristen / Khotbah Minggu dengan judul Kolose 3: 18-21 Membangun Keluarga Kristen Yang Bahagia . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2020/06/kolose-3-18-21-membangun-keluarga.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Kolose 3: 18-21 Membangun Keluarga Kristen Yang Bahagia "