Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Wednesday, June 17, 2020

Imamat 25: 1-13 Tahun Sabat dan Tahun Yobel

Bacaan Firman Tuhan: Imamat 25: 1-13

Di kitab Imamat 25: 1-13 Tuhan berfirman kepada Musa, ketika umat Israel nantinya telah memasuki tanah yang dijanjikan oleh Tuhan untuk mereka tempati, maka tanah pemberian Tuhan itu harus mendapat perhentian.

Tanah yang mereka tempati, tanah yang mereka usahakan itu adalah pemberian Tuhan, tanah itu adalah anugerah Tuhan. Maka, jangan sampai umatNya melupakan segala kebaikan Tuhan pada mereka. Kehidupan mereka sebagai suatu bangsa yang berdaulat yang memiliki tanah untuk di diami dan juga mendapatkan hasil dari tanah yang mereka kelola semuanya adalah bersumber dari Tuhan. Tuhan tidak ingin umatNya menjadi umat yang lupa diri ketika nantinya mereka menikmati segala kebaikan dari tanah pemberian Tuhan itu.

Sehingga Tuhan menetapkan bahwa tanah yang mereka usahakan itu harus mendapat perhentian, ini adalah salah satu cara supaya umat Israel tidak lupa diri, bahwa tanah yang memberi mereka kehidupan dan kebahagiaan itu berasal dari Tuhan. Mereka tidak boleh semaunya sesuka hatinya dalam mengusahakan tanah pemberian Tuhan itu. Maka Tuhan menetapkan:

Tahun Sabat, yaitu perhentian pada tahun yang ke tujuh setelah melakukan pekerjaan dan mengusahakan tanah itu selama enam tahun, tanah itu harus diistirahatkan untuk diusahakan. Apa yang tumbuh sendiri di tanah itu selama tahun sabat adalah bagian dari orang-orang miskin. Kemudian,

Tahun Yobel, yaitu tahun yang ke-limapuluh, menguduskan tahun itu menjadi tahun pembebasan. Setelah tanah itu diusahakan selama 49 tahun, maka tahun ke-50 haruslah dikuduskan dengan tidak mengusahakannya dan juga menuainya. Tahun itu adalah tahun pembebasan, bahwa hak milik tanah harus dikembalikan kepada pemilik awalnya. Tahun Yobel ini adalah pemulihan dan pencegahan terhadap ketamakan orang yang serakah untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya dan semakin menyengsaakan orang yang miskin. Di tahun Yobel, sangkakala akan berbunyi sebagai tanda sukacita atas pemeliharaan Tuhan atas seluruh  umatNya.

Jika kita melihat ke belakang, ketika Tuhan memanggil Abraham untuk menjadikannya bangsa yang besar, dan juga menjadi berkat. Tuhan memanggil umat pilihanNya adalah supaya berkehidupan melalui kebaikan dan berkat Tuhan di tanah yang dijanjikanNya itu. Sehingga tanah pemberian Tuhan itu bukan untuk segelintir orang yang tamak, tetapi harus menjadi kebaikan bagi semua umatNya.

Sehingga melalui Tahun Sabat dan Tahun Yobel ini, Tuhan mau ingatkan bahwa Tuhan memberkati umatNya adalah supaya menjadi berkat juga bagi orang lain. Berkat Tuhan yang mereka terima harus dapat menjadi kebaikan bagi orang lain, jangan sampai berkat Tuhan itu menjadi di monopoli oleh segelintir orang yang tamak, jangan sampai berkat Tuhan diperalat menjadi alat penindasan bagi orang lain. Kesejahteraan hidup umatNya tidak bergantung pada banyaknya yang di kumpulkan, namun umatNya bergantung pada pemeliharaan Tuhan, segala kebaikan dalam hidup adalah bersumber dari anugerah berkat Tuhan.

Ditengah-tengah berkat yang kita terima dari Tuhan, sangkakala harus berbunyi, pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan harus kita perdengarkan. Kita hendak mengakui berkat yang telah kita terima dari Tuhan. Bagaimana bentuk pengakuan kita atas berkat Tuhan? Apa hanya dalam bentuk kata-kata atau nyanyian saja? Tidak, firman Tuhan berkata “maklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya”. Bahwa berkat yang kita terima dari Tuhan juga harus bisa menjadi berkat bagi orang lain. Tanda syukur kita atas segala berkat dan kebaikan Tuhan adalah bahwa kita juga harus bisa menjadi berkat bagi orang lain.

Kemudian, melalui Tahun Sabat dan Tahun Yobel ini, kita juga melihat  bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, ada waktunya kita untuk bekerja dan juga memetik hasil kerja kita, namun juga ada waktunya kita untuk beristirahat dari segala pekerjaan kita, Tuhan menetapkan “perhentian” – “sabat bagi Tuhan”, tidak hanya manusia itu yang beristirahat, tetapi juga tanah yang diusahakan itu membutuhkan istirahat.

Tuhan menciptakan segala sesuatu yang sungguh amat baik itu di dalamnya sudah termasuk beristirahat. Maka ketika perhentian atau beristirahat itu diambil, maka akan berdampak tidak baik, karena istirahat itu sudah menjadi bahagian dari roda kehidupan. Oleh karena itu Tuhan telah menetapkan waktu dan musim agar kehidupan itu berjalan dengan baik.

Mustahil manusia bisa hidup dengan baik tanpa istirahat, demikian juga dengan tanah yang diusahakan oleh manusia butuh istirahat. Kita harus memahami konteks dari nas ini tentang tanah yang membutuhkan istirahat. Bahwa tanah itu diberikan Tuhan untuk diusahakan bukan untuk memuaskan ketamakan manusia, dan tanah itu juga perlu istirahat yang hanya untuk memenuhi kebutuhan kita saja, namun juga harus dapat memenuhi kebutuhan orang lain yang membutuhkan, tanah itu harus juga kita berikan untuk dipakai Tuhan sesuai dengan firmanNya.

Artinya, apapun yang menjadi profesi dan pekerjaan kita, dan melalui itu kita memperoleh kebutuhan hidup kita, ingatlah bahwa Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya menuai bagi diri kita sendiri saja, tetapi orang lain juga bisa dapat turut merasakan tuaian kita.    

Sumber dari segala kebaikan hidup kita itu adalah berkat Tuhan bukan kekuatan kita. Jangan sampai kita menggantungkan hidup pada materi yang bisa kita kumpulkan di dunia ini. Kita ingat perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang kaya yang bodoh yang menggantungkan kesenangannya hidupnya pada materi yang dikumpulkannya. Tetapi ingatlah juga dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di Yohanes 6: 27 “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Kunjungi juga Channel Sukacitamu id:


No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Imamat 25: 1-13 Tahun Sabat dan Tahun Yobel

Bacaan Firman Tuhan: Imamat 25: 1-13

Di kitab Imamat 25: 1-13 Tuhan berfirman kepada Musa, ketika umat Israel nantinya telah memasuki tanah yang dijanjikan oleh Tuhan untuk mereka tempati, maka tanah pemberian Tuhan itu harus mendapat perhentian.

Tanah yang mereka tempati, tanah yang mereka usahakan itu adalah pemberian Tuhan, tanah itu adalah anugerah Tuhan. Maka, jangan sampai umatNya melupakan segala kebaikan Tuhan pada mereka. Kehidupan mereka sebagai suatu bangsa yang berdaulat yang memiliki tanah untuk di diami dan juga mendapatkan hasil dari tanah yang mereka kelola semuanya adalah bersumber dari Tuhan. Tuhan tidak ingin umatNya menjadi umat yang lupa diri ketika nantinya mereka menikmati segala kebaikan dari tanah pemberian Tuhan itu.

Sehingga Tuhan menetapkan bahwa tanah yang mereka usahakan itu harus mendapat perhentian, ini adalah salah satu cara supaya umat Israel tidak lupa diri, bahwa tanah yang memberi mereka kehidupan dan kebahagiaan itu berasal dari Tuhan. Mereka tidak boleh semaunya sesuka hatinya dalam mengusahakan tanah pemberian Tuhan itu. Maka Tuhan menetapkan:

Tahun Sabat, yaitu perhentian pada tahun yang ke tujuh setelah melakukan pekerjaan dan mengusahakan tanah itu selama enam tahun, tanah itu harus diistirahatkan untuk diusahakan. Apa yang tumbuh sendiri di tanah itu selama tahun sabat adalah bagian dari orang-orang miskin. Kemudian,

Tahun Yobel, yaitu tahun yang ke-limapuluh, menguduskan tahun itu menjadi tahun pembebasan. Setelah tanah itu diusahakan selama 49 tahun, maka tahun ke-50 haruslah dikuduskan dengan tidak mengusahakannya dan juga menuainya. Tahun itu adalah tahun pembebasan, bahwa hak milik tanah harus dikembalikan kepada pemilik awalnya. Tahun Yobel ini adalah pemulihan dan pencegahan terhadap ketamakan orang yang serakah untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya dan semakin menyengsaakan orang yang miskin. Di tahun Yobel, sangkakala akan berbunyi sebagai tanda sukacita atas pemeliharaan Tuhan atas seluruh  umatNya.

Jika kita melihat ke belakang, ketika Tuhan memanggil Abraham untuk menjadikannya bangsa yang besar, dan juga menjadi berkat. Tuhan memanggil umat pilihanNya adalah supaya berkehidupan melalui kebaikan dan berkat Tuhan di tanah yang dijanjikanNya itu. Sehingga tanah pemberian Tuhan itu bukan untuk segelintir orang yang tamak, tetapi harus menjadi kebaikan bagi semua umatNya.

Sehingga melalui Tahun Sabat dan Tahun Yobel ini, Tuhan mau ingatkan bahwa Tuhan memberkati umatNya adalah supaya menjadi berkat juga bagi orang lain. Berkat Tuhan yang mereka terima harus dapat menjadi kebaikan bagi orang lain, jangan sampai berkat Tuhan itu menjadi di monopoli oleh segelintir orang yang tamak, jangan sampai berkat Tuhan diperalat menjadi alat penindasan bagi orang lain. Kesejahteraan hidup umatNya tidak bergantung pada banyaknya yang di kumpulkan, namun umatNya bergantung pada pemeliharaan Tuhan, segala kebaikan dalam hidup adalah bersumber dari anugerah berkat Tuhan.

Ditengah-tengah berkat yang kita terima dari Tuhan, sangkakala harus berbunyi, pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan harus kita perdengarkan. Kita hendak mengakui berkat yang telah kita terima dari Tuhan. Bagaimana bentuk pengakuan kita atas berkat Tuhan? Apa hanya dalam bentuk kata-kata atau nyanyian saja? Tidak, firman Tuhan berkata “maklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya”. Bahwa berkat yang kita terima dari Tuhan juga harus bisa menjadi berkat bagi orang lain. Tanda syukur kita atas segala berkat dan kebaikan Tuhan adalah bahwa kita juga harus bisa menjadi berkat bagi orang lain.

Kemudian, melalui Tahun Sabat dan Tahun Yobel ini, kita juga melihat  bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, ada waktunya kita untuk bekerja dan juga memetik hasil kerja kita, namun juga ada waktunya kita untuk beristirahat dari segala pekerjaan kita, Tuhan menetapkan “perhentian” – “sabat bagi Tuhan”, tidak hanya manusia itu yang beristirahat, tetapi juga tanah yang diusahakan itu membutuhkan istirahat.

Tuhan menciptakan segala sesuatu yang sungguh amat baik itu di dalamnya sudah termasuk beristirahat. Maka ketika perhentian atau beristirahat itu diambil, maka akan berdampak tidak baik, karena istirahat itu sudah menjadi bahagian dari roda kehidupan. Oleh karena itu Tuhan telah menetapkan waktu dan musim agar kehidupan itu berjalan dengan baik.

Mustahil manusia bisa hidup dengan baik tanpa istirahat, demikian juga dengan tanah yang diusahakan oleh manusia butuh istirahat. Kita harus memahami konteks dari nas ini tentang tanah yang membutuhkan istirahat. Bahwa tanah itu diberikan Tuhan untuk diusahakan bukan untuk memuaskan ketamakan manusia, dan tanah itu juga perlu istirahat yang hanya untuk memenuhi kebutuhan kita saja, namun juga harus dapat memenuhi kebutuhan orang lain yang membutuhkan, tanah itu harus juga kita berikan untuk dipakai Tuhan sesuai dengan firmanNya.

Artinya, apapun yang menjadi profesi dan pekerjaan kita, dan melalui itu kita memperoleh kebutuhan hidup kita, ingatlah bahwa Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya menuai bagi diri kita sendiri saja, tetapi orang lain juga bisa dapat turut merasakan tuaian kita.    

Sumber dari segala kebaikan hidup kita itu adalah berkat Tuhan bukan kekuatan kita. Jangan sampai kita menggantungkan hidup pada materi yang bisa kita kumpulkan di dunia ini. Kita ingat perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang kaya yang bodoh yang menggantungkan kesenangannya hidupnya pada materi yang dikumpulkannya. Tetapi ingatlah juga dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di Yohanes 6: 27 “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Kunjungi juga Channel Sukacitamu id:


Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Khotbah Minggu / Mengucap Syukur / Penyertaan Tuhan dengan judul Imamat 25: 1-13 Tahun Sabat dan Tahun Yobel . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2020/06/imamat-25-1-13-tahun-sabat-dan-tahun.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Imamat 25: 1-13 Tahun Sabat dan Tahun Yobel "