Bacaan Firman Tuhan: Lukas 12: 13-21
Dalam nas ini Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh, hal ini disampaikannya menjadi pengajaran kepada pendengarNya ketika seorang dari antara mereka yang memohon kepada Yesus untuk menyelesaikan perkara warisan yaitu supaya saudaranya mau untuk membagi harta warisan.
Tentu ini adalah permhonan yang
keliru dan salah alamat datang kepada Yesus. Sebab dia datang memohon kepada
Yesus adalah untuk mengumpulkan baginya harta duniawi, dan Tuhan Yesus hendak
memberikan kepadanya pemahaman yang benar tentang keinginannya akan harta
duniawi itu. Sebab Yesus datang bukan supaya manusia mengumpulkan baginya harta
duniawi yang pada saatnya akan ditinggalkannya namun supaya setiap orang
menjadi pewaris kerajaan sorga, yaitu mengumpulkan harta di sorga yang tidak
akan termakan ngengat.
Selanjutnya Yesus mengatakan “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan”.
Seorang terkaya di dunia yaitu Jhon D. Rockefeller pernah di tanya oleh
reporter televisi “how much is enough?” jika kita sederhanakan pertanyaannya
itu “seberapa banyak lagi uang atau harta yang kau butuhkan?” karena dia sudah
menjadi orang terkaya di dunia saat itu, dan dia berkata “just a lillte bit
more” (“sedikit lagi”). Walaupun seseorang sudah memiliki banyak harta
kekayaan, tetap saja tidak ada kata cukup,
Ketamakan yaitu kerakusan yang selalu
ingin memperoleh sebanyak-banyaknya, yang menggantungkan kesenangan, kepuasan
dan kebahagiaannya pada segala hal yang ada d dunia ini. Maka Tuhan Yesus ingatkan
“berjaga-jaga dan waspadalah” sebab hidup kita bukan bergantung pada materi
yang ada di dunia tetapi Allah pemberi dan pencipta kehidupan. Justru ketamakan
akan menjadi akar untuk menumbuhkan banyak lagi berbagai macam dosa dalam hidup
kita.
Dan lihatlah, ketamakan akan
melahirkan banyak lagi dosa, ketamakan akan melahirkan permusuhan, iri hati,
sakit hati, dendam. Ketamakan akan membuat seseorang itu sombong, tinggi hati.
Seperti yang tertulis di dalam 1 Timotuis 6: 10 “Karena akar segala kejahatan ialah cinta
uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka.”
Dalam nas ini Tuhan Yesus memberikan
perumpamaan tentang ketamakan itu seperti seorang yang yang merasa senang dan aman
karena memiliki lumbung yang besar untuk menyimpan kekayaannya, namun
kesenangannya itu tidak bertahan lama sebab malam itu juga Tuhan mengambil
jiwanya.
Tidak ada yang salah dengan harta
yang ada di dunia ini, Tuhan menyediakan kebutuhan hidup umat ciptaanNya tidak
terbatas, sebab Tuhan menciptakan segala sesuatu dalam dunia dimana kita
tinggal ini sungguh amat baik, namun ketika harta duniawi dilihat menjadi
alasan supaya bisa bahagia, aman dalam hidupnya maka disitulah letak
kesalahannya.
Tuhan yang menyediakan kebutuhan
hidup kita, hidup kita bergantung pada pemeliharaan Tuhan, tetapi orang tamak akan
mengganungkan hidup dan kesenangannya pada materi yang dikumpulkannya. Semakin
banyak yang di dapatkannya maka hidupnya akan semakin senang dan aman.
Tentang perumpamaan itu Tuhan Yesus
katakan: “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta
bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah”.
Disinilah kata kunci yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus, yaitu
“mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri” dan “tidak kaya di hadapan Allah”.
Yesus tidak mengajarkan pada kita
bahwa harta itu tidak perlu dalam hidup kita, tapi bagaimana kita dalam hal
menggunakan harta dengan benar, sehingga kita kaya di hadapan Allah. Orang
tamak akan mengumpulkan dan menyimpan harta bagi dirinya sendiri, sebab harta
adalah menjadi jaminan hidupnya, jika dia membagikan harta yang ada padanya
maka berkurang pula jaminan hidupnya.
Dalam khotbah Yesus di bukit, Tuhan
Yesus telah mengajarkan tentang hal mengumpulkan harta (Matius 6: 19-24):
1. Ada Dua jenis harta: yaitu harta di bumi yang bisa hilang dan harta di sorga yang tidak bisa
hilang
2. Ada Dua jenis mata: yaitu sebagaiamana pemahaman yang umum diketahui pada masa Yesus “mata
yang tidak sehat” adalah orang yang pelit dan iri sedangkan “Mata yang sehat”
adalah orang yang bermurah hati. Orang yang dapat bermurah hati dengan hartanya
akan menerangi hidupnya, sebaliknya orang yang pelit itu akan menggelapkan
hidupnya.
3. Ada Dua jenis tuan: “kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon”. Sebab tanpa
disadari mamon itu bisa menjadi tuhan bagi seseorang. Tak perduli dia banyak
atau sedikit harta (kaya maupun miskin) sama-sama dapat mengabdi kepada mamon
karena menganggap bahwa dengan memiliki uang atau harta kita bisa mendapatkan
apapun yang kita inginkan. Kepada siapa kita mempercayakan hidup, apakah pada
uang atau Tuhan.
Dari ketika hal yang
disampaikan Tuhan Yesus ini, mungkin kita sudah bisa mengerti, apa maksud
Tuhan, bahwa bukan artinya kita tidak membutuhkan uang atau harta, namun
bagaimana kita memahami posisi atau keberadaan uang itu dalam kehidupan kita. Apapun
yang ada dalam dunia ini adalah ciptaan Tuhan, bersumber dari Dia. Tuhan
menyediakan kebutuhan hidup kita umat ciptaanNya, apapun yang ada di dunia ini
termasuk harta benda adalah untuk kebaikan ciptaanNya. Harta dan kekayaan
adalah alat dan bukan tujuan hidup, sebab kita hidup bukan untuk mencari uang
atau harta tetapi Kerajaan Allah (Matius 6:33).
Saran saya, biarkan dan
serahkan hati kita di kuasai oleh Allah, apapun rencana dan harapan hidup kita
serahkanlah semuanya kepada Tuhan, jangan pernah kita mengkhawatirkan akan hari
esok, sebab Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan akan hari esok. Tetapi
biarlah hatimu dikuasai Tuhan menjadi orang yang bermurah hati, memberikan
hidup dan apapun yang ada pada kita menjadi kemuliaan Tuhan. Dengan mau untuk
berbagi dan bermurah hati kita bukan sedang mengurangi persediaan kita untuk
masa depan, sebab yang menjamin masa depan kita adalah Tuhan bukan mamon.
Tetapi dengan kemurahan hati kita, termulialah Tuhan dalam hidup kita.
No comments :
Post a Comment