Bacaan
Firman Tuhan: Yeremia 20: 7-13
Sebab setiap kali aku
berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman!
Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku,
sepanjang hari. Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia
dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku
ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam
tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Dapat
dibilang dilemma kehidupan sedang di alami oleh Yeremia dalam nas ini. Dia melaksanakan
tugas panggilan Tuhan, namun yang dia dapatkan adalah cela dan cemooh. Sebaliknya,
dia hendak berhenti dari tugas panggilannya, namun dalam hatinya ada api yang
menyala-nyala yang terkurung dalam tulang-tulangnya.
Namun
demikian, walaupun Yeremia memperlihatkan keluh kesahnya bukan artinya dia
hendak memperlihatkan keputusasaan, justru sebaliknya yang diperlihatkan adalah
keyakinan pada Tuhan. Keyakinan yang dimaksud, bahwa walau bagaimanapun
penderitaan itu dan bagaimanapun sikap Yeremia menyikapi masalah itu bahwa
Tuhan tidak pernah untuk meninggalkannya. Tuhan tetap menyertainya seperti
pahlawan yang gagah (ay. 11) dan dia akan tetap memuji Tuhan (ay.13).
Seperti
yang dialami oleh Yeremia ini, kita pun pada suatu saat tertentu bisa mengalami
suatu kondisi terberat dari segala situasi yang sudah pernah kita alami
sebelumnya. Sehingga bisa muncul Tanya dalam hati tentang kuasa penyertaan
Tuhan, mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam situasi sulit yang kita hadapi. Apakah
Tuhan melihat, memperhatikan dan akan menolong kita pada situasi yang berat
itu?
Namun,
firman Tuhan ingin meneguhkan kita. bahwa justru saat-saat seperti inilah kita
berada pada suatu puncak tertinggi yang menjadi penentu kekokohan kita dalam
menjalani hidup selanjutnya. Apakah kita ingin hidup bersama Tuhan selamanya,
atau kita mau hidup bersama kemauan daging kita. Apakah kita benar-benar yakin pada
peran Tuhan dalam hidup kita atau tidak.
Melalui
pengalaman hidup Yeremia dalam menghadapi pergumulannya kita mau melihat bahwa
Yeremia yang sudah sejak dari kandungan telah dipilih oleh Tuhan menjadi
seorang nabi tetap akan melalui masa-masa sulit dalam hidupnya. Maka sama
halnya dengan kita. Walaupun kita telah memiliki keyakinan dan ketekunan hidup
bersama Tuhan bukan artinya kita begitu saja lepas dari segala macam
pergumulan. Siapapun orangnya, bagaimanapun kekayaan, kehormatan dan
derajatnya, tetap pada suatu saat dalam hidupnya akan menghadapi pergumulan
bahkan menghadapi pergumulan terberat.
Namun
demikian, bukan artinya Tuhan tidak berbuat atas hidup kita. Dari apa yang
dihadapi oleh Yeremia dalam nas ini bahwa dalam dirinya ada Tuhan seperti api
yang menyala-nyala. Maksudnya disitu, bisa saja kita tidak melihat bagaimana
Tuhan bekerja dan berbuat dalam hidup kita, namun kenyataan yang tidak dapat
kita pungkiri bahwa Tuhan ada dalam diri kita yang memberikan peneguhan,
menguatkan dan member hikmat untuk menghadapi berbagai macam kehidupan yang
kita lalui.
Jika
saat ini kita menghadapi tekanan hidup yang berat, bukan artinya selamanya kita
akan hidup dalam masa sulit itu, bahwa aka nada juga masa dimana kita lepas
dari tekanan hidup itu. Badai pasti berlalu.
Namun
yang terpenting dan yang utama dari nas ini untuk kita pergumulkan, sebagaimana
Tuhan Yesus katakana di Matius 10: 32-33 bahwa “orang yang mengakui Aku, Aku
juga akan mengakuinya; Siapa menyangkal Aku; Aku juga akan menyangkalnya”.
Jika kita mengakui kuasa dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita, maka
yakinlah bahwa Tuhan juga pasti akan menyatakan kuasaNya atas kehidupan kita.
Tetaplah
kerjakan, jalankan kehidupan kita sebagaimana kita terpanggil menjadi anak-anak
Tuhan walaupun sedang menghadapi tekanan hidup yang berat. Tetaplah kita
menghidupi firman Tuhan, yang lainnya serahkan pada Tuhan. Mana yang menjadi tugas
panggilan kita, itulah yang harus kita lakukan. Mana yang menjadi bahagian
tugas dan pekerjaan Tuhan pasti akan dikerjakan olehNya, segala rencanaNya
pasti akan digenapiNya.
1 comment :
Percaya,Tuhan pasti menolong umatnya
Post a Comment