Bacaan
Firman Tuhan: Keluaran 19: 2-8a
Jadi sekarang, jika kamu
sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka
kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab
Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan
bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang
Israel."
Dari berbagai barang
kepunyaan yang kita miliki, mungkin ada satu atau dua di antaranya yang menjadi
barang kesayangan yang bagi kita ‘tak ternilai harganya. Mungkin dengan alasan
tertentu di balik sejarah barang itu ada di tangan kita, menjadikannya sangat
berharga yang menjadi bahagian dari kepunyaan kita yang berharga untuk tetap
dijaga dan dirawat. Kurang lebih seperti itulah kita memahami apa yang Tuhan
sampaikan “maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala
bangsa”.
Pemilihan Israel menjadi
bangsaNya yang kudus bukan karena kelebihan yang mereka miliki dari bangsa
lain, tetapi itu adalah karena kedaulatan dan anugerah Allah semata (Ulangan 7:
7-8). Israel menjadi umat Allah menjadi penyataan juga bagi kita saat ini,
bagaimana kita hidup sebagai umat Allah dan bagaimana Allah berbuat dan
berkarya atas umat milik kepunyaanNya.
Anugerah yang diterima
bangsa Israel itu telah nyata dalam kehidupan kita, melalui kasih Allah yang
besar melalui Yesus Kristus kita telah menjadi bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah (1 Ptr. 2:9). Kita menjadi
harta kepemilikan Allah yang berharga semata-mata hanyalah anugerahNya, bukan
karena kelebihan dan kebaikan kita.
Sama seperti contoh di
atas tadi, mengapa kita memiliki suatu benda atau barang yang sangat kita
sayangi, tentu tidak lepas dari alasan historis kepemilikan barang atau benda
itu. Demikian pula kita menjadi “Harta kesayangan Allah” tentu ada sesuatu hal
untuk menjadikan kita berharga dan disayangi oleh Allah. Dikatakan dalam nas
ini, yang menjadikan kita harta kesayanganNya adalah “jika kamu sungguh-sungguh
mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku”.
Tidak hanya sebagai “Harta
kesayangan Allah” saja, tetapi kita juga bagiNya adalah “Kerajaan Imam” dan “bangsa
yang kudus”. Imam adalah perantara Allah dengan umat-Nya, melalui imam Firman
Allah dinyatakan kepada umatNya. Sehingga umat Allah dalam perannya sebagai
imam menekankan peran sebagai wakil Allah/penyampai firman Allah kepada
bangsa-bangsa lain. Tentang dan seperti apa Allah itu nyatalah dalam hidup
umatNya.
Kemudian sebagai “bangsa
yang kudus”. Bahwa umat-Nya jelas memiliki karakter yang berbeda dari
bangsa-bangsa yang lain, karena umatNya adalah milik dari Allah pencipta dan
yang diajar oleh Allah pemilik segala sesuatu. Maka sebagai umat pilihan Allah
kita menunjukkan kualitas dalam diri kita, sehingga layak dilihat sebagai umat
Pilihan, sebagai “Harta Kesayangan
Allah”- “Kerajaan imam” – “bangsa yang kudus”. Inilah yang membuat kita
berbeda, yaitu sebagai umat yang ditebus dan diselamatkan, bangsa yang menjadi
penampakan kehadiran Allah dalam dunia ini.
Sehingga dari perjanjian
Sinai ini, kita akan menemukan unsur
anugerah dan pengutusan. Keselamatan yang diberikan Tuhan bagi mereka untuk
keluar dari Mesir semata-mata hanyalah inisiatif dari kuasa Allah yang jauh di
luar harapan dan kekuatan mereka. Dan tidak hanya anugerah namun mereka
menerima misi dari Tuhan untuk menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Dengan
demikian, mereka menjadi bangsa yang berbeda dari bangsa-bangsa lain.
Kehidupan
mereka diwarnai oleh bimbingan dan perintah Tuhan semesta alam. Mereka menjadi
umat Allah yang bersaksi tentang kuasa dan kekuatan Allah.
Jika anugerah itu telah
kita terima, maka kita harus hidup dalam anugerah itu sebagaimana tanggapan
bangsa Israel atas apa yang telah dan akan diperbuat oleh Tuhan “Segala
yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan”. Sehingga iman kita kepada
Tuhan tidak pasif, tetapi sebaliknya menjadi umat yang berbeda yaitu umat yang
bersekutu dengan firman Allah. Menjadi pelaku firman Tuhan adalah tanggapan
iman kita kepada Allah yang telah menyelamatkan. Maka kita bukan orang yang
hidup menurut kekuatan manusia, tetapi kita hidup di bawah anugerah Tuhan. Firman
Tuhan mengandung kuasa dan kekuatan yang akan membawa kita menjadi umat yang
diberkati untuk sampai pada tujuan akhir kehidupan, yaitu kehidupan yang kekal.
No comments :
Post a Comment