Bacaan
Firman Tuhan: Roma 6: 1-11
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi
jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan
Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang
mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya
adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan
kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu
memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah
dalam Kristus Yesus.
Kita
telah satu dengan kematian dan juga kebangkitan kristus. Dari kuasa dosa kita
telah dilepaskan, sebab kita telah turut dalam kematian Kristus, manusia lama
kita yang telah mati. Dengan kebangkitan Kristus, kita turut hidup juga dengan
Dia yaitu hidup yang baru.
Hidup
baru yang tidak lagi menjadi hamba dosa, melainkan hidup bagi Allah. Inilah diri
kita saat ini. Paulus menegaskan pada kita bagaimana seharusnya kita memangdang
diri kita “mati bagi dosa, hidup bagi
Allah” (ayat 11). Sehingga yang kita lakukan adalah berjuang melawan dosa
bukan lagi hidup di dalam dosa.
Namun
kenyataan sering terbalik, yang ada justru “mati bagi Allah, hidup bagi dosa”. Kuasa
dari luar diri kita respon, sementara kuasa Allah yang ada dalam diri kita
tidak direspon. Kuasa Kristus telah melepaskan kita dari kuasa dosa, namun daya
pikat dosa sering menaklukkan kita untuk diperhamba oleh dosa.
Nas
ini ingin memberi peringatan kepada kita, walaupun kita telah memasuki
kehidupan yang baru, kemerdekaan dari kuasa dosa, namun bukan artinya kita begitu
saja bebas dari dosa atau mengatakan bahwa kasih karunia Tuhan itu besar akan
selalu ada pengampunan. Selalu akan ada saat dimana kita berhadapan dengan daya
pikat dosa, sekali kita berkompromi maka selanjutnya akan mengajukan pada kita
kemudahan-kemudahan untuk tetap berada pada kuasa dosa.
Kita
hendak diingatkan, sebagaimana Jeremia menghadapi dilema yang terjadi dalam
dirinya antara keinginan dagingnya dengan panggilannya sebagai nabi Allah,
dalam kondisi tersebut Yeremia mengatakan “Dalam hatiku ada sesuatu yang
seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku” (Yer.
20:9). Sekuat dan seindah apapun daya
tarik dunia ini untuk memikat kita diperhamba oleh dosa, namun dalam diri kita
ada telah tertanam kuasa yang jauh lebih besar, daya pikat yang jauh lebih
indah dari segala-galanya jika kita mau menyerahkan hidup kita kepada Tuhan,
jika kita mau melihat Tuhan.
Dalam
menjalani kehidupan ini, iman kita harus memberikan jawaban, bahwa tidak ada
keselamatan yang lain selain dari Yesus Kristus yang telah memberikan
keselamatanNya pada kita. Maka, tidak ada alasan lain untuk kita tidak
melakukan firman Tuhan (Kis. 4: 8-11, 20).
Seberat
apapun kondisi hidup yang kita hadapi, bagaimanapun pahitnya perlakuan orang
lain terhadap kita, senikmat apapun godaan ada di depan mata kita. Ingatlah,
bahwa semuanya itu adalah jebakan untuk membinasakan kita. Daya pikat Allah
jauh lebih besar, jauh lebih indah, jauh lebih nikmat yang akan membawa kita
pada kehidupan. “Siapa bilang dosa itu
nikmat?”
No comments :
Post a Comment