Bacaan
Firman Tuhan: Yesaya 1: 10- 18
Bacaan
Pendukung: Lukas 19: 1-10
Marilah,
baiklah kita berperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti
kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti
kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Tuhan angkat bicara “Marilah,
baiklah kita berperkara!”. “oops..!
apa yang sedang terjadi?” Bahkan mereka sudah disamakan dengan manusia
Sodon dan Gumora. Sepertinya Tuhan sedang marah besar. Tentu ada penyebabnya.
Selidik punya selidik, ternyata
ada yang salah tentang perilaku mereka di bait Allah dengan kenyataan kehidupan
mereka. Begitu tingginya kesenjangan antara praktek ibadah dengan kenyataan
hidup yang mereka jalankan. Sungguh tidak ‘nyambung “jauh panggang dari api”, terjadi kesenjangan “bagai bumi dan langit”.
Perlakuan mereka datang ke bait
Allah layaknya seperti membayar premi asuransi dengan perlindungan total. Selama
bait Allah ada diantara kita, selama persembahan yang terbaik diberikan dan
menjalankan ritual keagamaan, maka semuanya akan baik-baik saja kita akan
mendapatkan keselamatan. Demikianlah anggapan mereka tentang Tuhan.
Ternyata, mereka datang ke bait Allah hanya bermodalkan “kebiasaan”,
hanya sekedar memperpanjang masa asuransi. Padahal sesungguhnya yang terjadi
adalah mereka datang dan pergi ke bait Allah tanpa membawa apa-apa dan tidak
pergi dari bait Allah tanpa membawa sesuatu yang berguna bagi hidup mereka. Yang
mereka bawa datang ke bait Allah tidak lain hanyalah tubuhnya dan persembahan
yang tidak berguna itu, tetapi tidak membawa dirinya.
Yang Tuhan inginkan bukan
korban persembahan yang terbaik itu, tetapi dirinya yang penuh dosa itu untuk
diampuni supaya mereka pulang dari bait Allah juga dapat pulang membawa
pembaharuan dalam hidupnya. Tetapi itulah yang terjadi, bagaimana mereka datang, seperti itu jugalah mereka pulang, tidak ada
yang berubah.
Apakah Tuhan sebodoh yang
mereka pikirkan? Sehingga mereka dapat mempermainkan Tuhan? Apakah Tuhan tidak
mengetahui apa yang mereka perbuat? Kejahatan dan ketidakadilan yang mereka
perbuat. Kedatangan mereka ke bait Allah tidak lain hanya mengotori bait Allah
dan membuat Tuhan semakin murka atas sikap mereka.
Maka Tuhan ingin berperkara
dengan mereka di depan pengadilan. Maka dapat dipastikan bahwa mereka sudah
kalah telak. Sebab dikatakan dosanya sudah seperti warna Kirmizi dan kain
kesumba yang tidak dapat luntur. Maka seharusnya tidak ada lagi jalan selain
dari hukuman dijatuhkan atas mereka.
Namun, Tuhan ingin berperkara bukan
untuk melakukan penghukuman jika mereka mau “membersihkan diri”; “Berhenti berbuat
jahat”; “belajar berbuat baik” dan
mau datang untuk dikuduskan Tuhan. Walaupun kelihatannya Tuhan sedang
marah, tetapi yang Tuhan mau lakukan adalah supaya mereka dapat tampil
dihadapan Tuhan tanpa ada sesuatu yang ditutupi dan mengakui segala dosanya.
Yang Tuhan perlihatkan adalah
kasihNya, yang dapat mengubah kehidupan kita menjadi baik, mengubah kehidupan
yang “merah” karena dosa menjadi “Putih” bersinar seperti salju dan hangat
seperti bulu domba.
Jika kita sudah dapat memahami
nas ini, maka patutlah kita merenungkan:
1.
Jika kita datang ke gereja, maka apakah kita
hanya bermodalkan “kebiasaan” dan “rutinitas”? Apakah kita datang dan pergi
dari Gereja tanpa ada yang mau di ubah dan tanpa ada yang akan berubah? Yang mau
kita bawa ke hadapan Tuhan adalah diri kita, yaitu diri yang terbuka dan mau
untuk di ubah Tuhan.
2.
Dosa akan memisahkan kita dari Tuhan, sekalipun
kita datang kehadapanNya di dalam doa dan ibadah.
3.
Sebesar apapun dosa kita, namun karena kasihNya
yang besar Dia tetap memanggil kita untuk mau diubah dan disucikan.
No comments :
Post a Comment