Bacaan Firman
Tuhan: Mazmur 51: 1-10
“Bersihkanlah aku seluruhnya
dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!”
Dapat dikatakan bahwa dosa
adalah bencana terbesar yang pernah ada dalam kehidupan di dunia ini. Mulai dari
manusia pertama hingga saat ini perbuatan dosa masih saja terjadi. Dapat diibaratkan
seperti virus yang mematikan yang merusak kehidupan manusia. Sebagaimana
tertulis dalam Roma 6: 23 “upah dosa ialah maut”.
Sebenarnya sudah ada vaksin
yang dapat mematikan kuasa dosa itu dalam diri manusia yaitu Yesus Kristus. Tetapi
tidak semua manusia mau untuk lepas dari ikatan dosa, yang bisa kita lihat kenyataan
dalam kehidupan ini.
Dalam nas firman Tuhan bagi
kita saat ini, yaitu dari doa pengakuan dosa Daud ingin memperlihatkan pada
kita sikap yang diperlihatkan oleh Daud ketika ia berdosa. Dia tunduk dan
menyesal setelah menerima peringatan dari Tuhan melalui nabi Natan.
Rencana busuk yang dilakukannya
atas dasar keinginannya memiliki istri Uria yaitu Betsyeba. Akhirnya Daud
mengatur keadaan supaya Uria mati dalam peperangan. Di mata manusia apa yang
dilakukan oleh Daud mungkin tidak terlihat, tetapi Daud tidak bisa
menyembunyikan dosanya dihadapan Tuhan.
Maka sekecil apapun dosa yang
kita perbuat tidak bisa lepas dari pengetahuan Tuhan, sebab dosa adalah
pemberontakan dan perlawanan terhadap Tuhan. Maka ada beberapa hal yang bisa
kita renungkan melalui nas ini:
1.
Dosa
adalah beban
Seharusnya manusia itu sadar, tidak melakukan
dosa saja hidup itu sudah terasa berat apalagi jika kita berbuat dosa, akan
tambah beratnya hidup.
Kelihatannya dosa itu enak, seakan dapat
memberikan jalan pintas dan dapat memuaskan ego kita. Itulah sebabnya Daud
mengatakan di ayat 7 “dalam dosa aku dikandung ibuku”
artinya bibit dosa itu telah ada sejak kita masih dalam kandungan. Maka jika
kita memberikan peluang bagi dosa itu berkembang dan merambat dalam diri kita,
maka secara berlahan dosa akan merusak kehidupan kita. Maka pikiran, perasaan
dan perbuatan kita secara berlahan akan semakin dibebani.
2.
Pengakuan
dosa
Dalam nas ini kita dapat melihat bagaimana
kesungguhan dari Daud untuk keluar dari belenggu dosa itu. Daud ingin agar
Tuhan mengampuninya sehingga ia kembali pulih dan sembuh dari kuasa dosa itu. Daud
merasakan derita yang begitu hebat, seakan tulang-tulangnya diremukkan, tidak
ada sukacita dan kegirangan (ay. 10).
Jika kita melihat kondisi dalam kehidupan saat ini, sudah
banyak manusia yang tidak perduli lagi peringatan akan bahaya dosa, apa itu
dosa atau tidak sudah tidak perduli lagi, yang penting senang, dia dapat apa
yang diinginkannya. Bahkan ada pula yang tidak lagi mengakui bahwa dirinya
bersalah. Mengapa itu terjadi? Sebab sikap refleks akan dosa sudah mati. Merasa
diri benar, hanya dapat melihat dosa kesalahan orang lain.
Pilihan hanya ada dua, mau
diarahkan oleh Tuhan atau dikuasai dosa. Berkat atau kutuk, tetapi yang pasti
tidak ada kebaikan dihasilkan dari dosa.
No comments :
Post a Comment