Bacaan
Firman Tuhan: Mazmur 150
“Biarlah
segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Memuji Tuhan adalah bahagian
dari kehidupan manusia yang tidak dapat terpisahkan. Itulah sebabnya dalam
Mazmur ini di ungkapkan “Biarlah segala yang bernafas memuji
TUHAN!”. Sepanjang kehidupan kita, memuji keagungan Tuhan tidak akan
pernah berhenti.
Kehidupan yang kita jalani
adalah seperti mengikuti irama lagu, ada saatnya terdengar suara yang datar,
terkadang lambat laun semakin tinggi dan kadang semakin rendah, terkadang lagi
ada hentakan keras dan ada pula yang tiba-tiba lembut. Semuanya itu terpadu dan
menciptakan nada yang indah.
Jika kita boleh mengikuti irama
kehidupan kita hingga saat ini, tentulah kita pasti akan merasakan hal yang
demikian. Terkadang kita menjalani kehidupan yang biasa saja, tiba-tiba bisa
muncul masalah yang semakin lama semakin memuncak, namun di lain kesempatan
kita juga merasakan masalah itu semakin hari semakin reda dan dapat teratasi.
Tiba-tiba kita dapat merasakan sukacita dan bisa juga tiba-tiba kita merasakan
dukacita. Itu adalah irama kehidupan yang sedang kita jalani, tetapi jika kita
mau menerima itu semua adalah bahagian dari kehidupan maka kita akan
menikmatinya layaknya menikmati lagu kesukaan.
Pemazmur disini mengungkakan
bahwa Tuhan layak untuk dipuji atas kebesaran dan keperkasaanNya. Banyak yang
sudah dilalui umat Israel, begitu panjang perjalanan kehidupan yang mereka
lalui hingga sampai akhirnya mereka keluar dari pembuangan. Merenungkan semua
yang telah terjadi tidak ada alasan untuk tidak memuji Tuhan.
Kasih setia Tuhan yang besar
terhadap umat ciptaanNya patutlah dipuji, walaupun terkadang umatNya itu
meragukan kuasaNya dan bersungut-sungut bahkan melupakan Tuhan, tetapi Tuhan
setia terhadap perjanjian kekalNya. Sampai pada akhirnya penyataan kasihNya
yang terbesar diperlihatkan dengan mengorbankan DiriNya untuk keselamatan
manusia.
Lantas bagaimana memuji Tuhan? Pemazmur mengungkapkan
dalam syairnya: Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, gambus dan kecapi, rebana dan
tari-tarian, dengan permainan kecapi dan seruling, dengan ceracap yang
berdenting, dengan ceracap yang berdentang!. Memuji Tuhan digambarkan
disini adalah penuh dengan sukacita menyambut segala perbuatan Tuhan yang
besar.
Namun, tidak semua orang dapat
memainkan alat musik dan tidak semua juga orang memiliki suara yang indah untuk
bernyanyi, akan tetapi memainkan alat musik dan bernyanyi bukanlah satu-satunya
cara untuk memuji Tuhan.
Memuji Tuhan tidak terbatas
oleh alat, keadaan, tempat dan waktu. Sukacita kita untuk memuliakan Tuhan
tidak dapat dibatasi oleh apapun. Nada pujian yang teridah bagi Tuhan adalah
kehidupan kita sendiri. Saya akan memuji Tuhan dengan akal pikiranku, melalui
pekerjaan dan jabatan, sikap dan perilaku.
Biarlah segala yang bernafas
memuji TUHAN! Sebagaimana ciptaan Tuhan yang lainnya juga turut memuji
kebesaran Tuhan melalui rencana Tuhan atasnya. Tidak ada dari segala ciptaan
Tuhan yang lainnya hidup tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Demikianlah manusia
itu juga layaklah memuji Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagaimana rencana
Tuhan atas kehidupan kita.
Bacaan
Firman Tuhan: Mazmur 150
“Biarlah
segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Memuji Tuhan adalah bahagian
dari kehidupan manusia yang tidak dapat terpisahkan. Itulah sebabnya dalam
Mazmur ini di ungkapkan “Biarlah segala yang bernafas memuji
TUHAN!”. Sepanjang kehidupan kita, memuji keagungan Tuhan tidak akan
pernah berhenti.
Kehidupan yang kita jalani
adalah seperti mengikuti irama lagu, ada saatnya terdengar suara yang datar,
terkadang lambat laun semakin tinggi dan kadang semakin rendah, terkadang lagi
ada hentakan keras dan ada pula yang tiba-tiba lembut. Semuanya itu terpadu dan
menciptakan nada yang indah.
Jika kita boleh mengikuti irama
kehidupan kita hingga saat ini, tentulah kita pasti akan merasakan hal yang
demikian. Terkadang kita menjalani kehidupan yang biasa saja, tiba-tiba bisa
muncul masalah yang semakin lama semakin memuncak, namun di lain kesempatan
kita juga merasakan masalah itu semakin hari semakin reda dan dapat teratasi.
Tiba-tiba kita dapat merasakan sukacita dan bisa juga tiba-tiba kita merasakan
dukacita. Itu adalah irama kehidupan yang sedang kita jalani, tetapi jika kita
mau menerima itu semua adalah bahagian dari kehidupan maka kita akan
menikmatinya layaknya menikmati lagu kesukaan.
Pemazmur disini mengungkakan
bahwa Tuhan layak untuk dipuji atas kebesaran dan keperkasaanNya. Banyak yang
sudah dilalui umat Israel, begitu panjang perjalanan kehidupan yang mereka
lalui hingga sampai akhirnya mereka keluar dari pembuangan. Merenungkan semua
yang telah terjadi tidak ada alasan untuk tidak memuji Tuhan.
Kasih setia Tuhan yang besar
terhadap umat ciptaanNya patutlah dipuji, walaupun terkadang umatNya itu
meragukan kuasaNya dan bersungut-sungut bahkan melupakan Tuhan, tetapi Tuhan
setia terhadap perjanjian kekalNya. Sampai pada akhirnya penyataan kasihNya
yang terbesar diperlihatkan dengan mengorbankan DiriNya untuk keselamatan
manusia.
Lantas bagaimana memuji Tuhan? Pemazmur mengungkapkan
dalam syairnya: Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, gambus dan kecapi, rebana dan
tari-tarian, dengan permainan kecapi dan seruling, dengan ceracap yang
berdenting, dengan ceracap yang berdentang!. Memuji Tuhan digambarkan
disini adalah penuh dengan sukacita menyambut segala perbuatan Tuhan yang
besar.
Namun, tidak semua orang dapat
memainkan alat musik dan tidak semua juga orang memiliki suara yang indah untuk
bernyanyi, akan tetapi memainkan alat musik dan bernyanyi bukanlah satu-satunya
cara untuk memuji Tuhan.
Memuji Tuhan tidak terbatas
oleh alat, keadaan, tempat dan waktu. Sukacita kita untuk memuliakan Tuhan
tidak dapat dibatasi oleh apapun. Nada pujian yang teridah bagi Tuhan adalah
kehidupan kita sendiri. Saya akan memuji Tuhan dengan akal pikiranku, melalui
pekerjaan dan jabatan, sikap dan perilaku.
Biarlah segala yang bernafas
memuji TUHAN! Sebagaimana ciptaan Tuhan yang lainnya juga turut memuji
kebesaran Tuhan melalui rencana Tuhan atasnya. Tidak ada dari segala ciptaan
Tuhan yang lainnya hidup tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Demikianlah manusia
itu juga layaklah memuji Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagaimana rencana
Tuhan atas kehidupan kita.
No comments :
Post a Comment