Dalam nas ini diberitakan bahwa Nikodemus
yang adalah seorang Farisi, pemimpin orang-orang Yahudi (Sanhedrin) dan juga Ahli
Taurat (7:26,48,50; 3:10) sedang melakukan percakapan dengan Yesus. Hal menarik
yang dapat diperhatikan bahwa adanya percakapan Yesus dengan seorang tokoh Yudaisme
yang sangat berpengaruh.
Nikodemus menjumpai Yesus pada malam hari dapat dipahami adalah adanya unsur kebijaksanaan karena kekacauan mungkin bisa terjadi jika pertemuan ini diketahui oleh banyak orang karena status Nikodemus sebagai tokoh agama yang terpandng. Namun yang jelas motif Nikodemus untuk datang kepada Yesus tentunya bukanlah motif untuk melakukan konfrontasi seperti yang telah terjadi sebelumnya (2:18 dst.) namun adalah karena ia ingin mengenal Dia dengan baik.
Nikodemus menjumpai Yesus pada malam hari dapat dipahami adalah adanya unsur kebijaksanaan karena kekacauan mungkin bisa terjadi jika pertemuan ini diketahui oleh banyak orang karena status Nikodemus sebagai tokoh agama yang terpandng. Namun yang jelas motif Nikodemus untuk datang kepada Yesus tentunya bukanlah motif untuk melakukan konfrontasi seperti yang telah terjadi sebelumnya (2:18 dst.) namun adalah karena ia ingin mengenal Dia dengan baik.
Nikodemus : “Rabi, kami
tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah”
Yesus : “Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kejaraan
Allah”
Kedatangan Nikodemus kepada Yesus
untuk berbicara bukan dengan sebuah pertanyaan
tetapi dengan sebuah pernyataan
(“kami tahu”). Nikodemus berbicara dalam bentuk jamak untuk mengatakan apa yang
kelompok-kelompok tertentu percayai atau tidak percayai tentang Yesus (2:23).
Ia menyebut Yesus dengan “Guru yang diutus Allah” dan ia dapat mendasarkan
pandangannya ini sama seperti pandangan umum orang-orang Yahudi bahwa
mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus mengindikasikan bahwa Ia adalah seseorang
yang diutus Allah (9:31 dst.) dan Yesus merespon Nikodemus dengan “Amin-amin”
(LAI= "Sesungguhnya").
Hal menarik dapat diperhatikan
dari Nikodemus adalah keingintahuan yang mendalam akan pengenalan akan Firman
Tuhan. Walaupun sebenarnya dia sudah merupakan seorang ahli taurat dan
merupakan seorang dari pemimpin agama namun keingintahuan begitu besar dalam
dirinya, tidak puas akan apa yang telah diketahui. Nikodemus memperhatikan
fenomena yang terjadi dikalangan orang Yahudi dari pekerjaan yang dilakukan
oleh Yesus yang mengindikasikan bahwa Yesus adalah yang diutus Allah (9:31
dst.). Inilah yang membawanya keinginan untuk berjumpa dengan Yesus dengan
mengusung alasan untuk membuka pembicaraan kepada Yesus dengan kata “kami tahu”.
Patut untuk di tiru sikap Nikodemus yang positif yang mau terbuka untuk mempelajari dan menanggapi sesuatu yang baru untuk
diketahui dan dipahami.
Nikodemus : “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan,
kalau ia sudah tua?”
Yesus : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan dari air dan
Roh (ayat 2= “kembali”), ia tidak dapat masuk ke dalam Kejaraan Allah”
Dilahirkan kembali = dilahirkan
dengan air dan Roh
Sepertinya satu kalimat yang
disampaikan oleh Yesus mengenai Kerajaan Allah bahwa “Jika seorang tidak dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” membuat Nikodemus terguncang
atas pemahaman yang dipahami selama ini dan terlihat dari jawabnya atas
pernyataan Tuhan Yesus “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan,
kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan
dilahirkan lagi?”. Nikodemus memberikan tanggapan kemustahilan akan apa
yang telah Yesus katakanan, sebab ia menanggapi dan mengartikannya “masuk
kembali ke dalam rahim ibunya” sementara yang Yesus maksudkan adalah seperti
yang terlihat pada ayat 5 dan 8 yaitu suatu kelahiran “dari air dan Roh” dan
itu adalah “dari Allah” (1:12-13). Memang perbuatan Allah adalah mustahil jika hanya
ditanggapi dengan logika manusia. Kita akan mengatakan “bagaimana mungkin?”
tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk. 1: 37).
Menanggapi pertanyaan Nikodemus,
Yesus kembali memberikan pernyataan untuk menjelaskan pernyataanNya tentang
kelahiran kembali bahwa untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah harus
dilahirkan dari “air dan Roh”. Pemahaman
akan “air” dalam hal “lahir kembali” dalam seluruh rangkaian percakapan Yesus
dengan Nikodemus memang tidak lagi disinggung kecuali masalah kuasa “Roh”,
namun demikian pemahaman akan “air dan Roh” dapat merujuk kepada Baptisan jika kita pahami dalam konteks “memasuki
Kerajaan Allah” dan juga jika memperhatikan
nas yang ada setelah percakapan Yesus dengan Nikodemus yaitu tentang
Baptisan Yohanes (3: 22 dst.). Baptisan
adalah untuk melepaskan yang lama dan Roh sebagai pencipta dan karunia hidup yang
baru. “air dan Roh” juga dapat merujuk kepada pembaharuan rohani yang tersirat
pada Yehezkiel 36: 25-27 yaitu air yang menjernihkan dan Roh yang baru untuk
hati yang keras.
Hidup baru dalam Kristus tidak
terlepas dari Iman percaya akan salib Kristus, percaya akan pengampunan dosa
melalui Yesus Kristus yaitu dengan pertobatan, maka baptisan adalah jalan untuk
memasukinya yaitu penyucian hidup yang lama kepada hidup yang bersih didalam
Kristus. Kemudian “Roh” adalah kuasa Allah untuk memampukan kita untuk hidup
dan memahami maksud dan rencana Allah.
Selanjutnya Yesus memberikan penjelasan
tentang “Dilahirkan dari air dan Roh”, yaitu dengan mengkontraskan perbandingan
yaitu yang “dilahirkan dari daging” dan yang “dilahirkan dari Roh” dan kemudian
dijelaskan bagaimana Roh itu bekerja dengan memberikan gambaran “angin” yang
merujuk pada “Roh” bahwa angin bertiup kemana ia mau, bebas dan berkuasa yang
tidak dapat ditelusuri pergerakannya.
Nikodemus : “Bagaimanakah
mungkin hal itu terjadi?”
Yesus : “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal”
Kemungkinan untuk dilahirkan kembali hanya terjadi adalah karena kasih
Allah.
Untuk dapat melihat dan masuk ke
dalam Kerajaan Allah adalah percaya akan keselamatan dari Allah yang telah
turun dari sorga yaitu Yesus Kristus. Pertanyaan Nikodemus (“bagaimanakah
mungkin hal itu terjadi?”) membawa percakapan selanjutnya yang berfokus pada
Kristus sebegai kebenaran sejati yang turun dari sorga. Rahasia wahyu Allah
dalam Kristus terdapat di dalam
inkarnasi Firman sebagai pemberian Anak-Nya yang tunggal merupakan dasar bagi
kedatangan Kerajaan Allah dan kuasa oleh Anak Manusia.
Lebih rinci lagi Yesus menyatakan
mengenai peninggian Anak Manusia berdasarkan referensi kisah di Bil. 21:8 dst.
Dimana Musa meninggikan ular di padang gurun. Yesus memberikan arti “peninggian
Anak Manusia” dengan arti ganda
seperti yang tertulis dalam Matius 16:21 dan Lukas 9:22 bahwa Anak Manusia akan dinaikkan di kayu salib
adalah jalan peninggian Anak Manusia. Sebagaimana memandang ular merupakan
sarana kuasa Allah untuk penyelamatan dari kuasa kematian, maka Yesus sebagai
Anak Manusia dalam penderitaan dan kematianNya
di kayu salib juga adalah untuk membawa keselamatan dari Allah.
Kita tidak dapat mengesampingkan
akal budi dan logika dalam hidup ini, namun bagaimanapun banyak hal-hal yang
tidak kita mengerti terlebih Firman Allah tidak akan dapat kita mengerti dan
lakukan jika hanya dengan logika. Namun kuasa Roh Kudus akan memampukan kita
untuk mengerti segala sesuatunya. Ada banyak orang yang akan stress menghadapi
tekanan hidup karena dihadapi hanya dengan akal budinya saja, tetapi dengan Roh
Allah seberat apapun tekanan hidup itu tidak akan pernah membuat kita hancur. Itulah
sebabnya dalam 1 Korintus 2: 10 dikatakan: “Sebab Roh Allah menyelidiki segala
sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah”.
Lahir kembali akan menjadikan
kita ciptaan Allah yang baru, hal itu hanya terjadi jika kuasa Roh Kudus
bekerja dalam diri kita untuk memampukan kita meninggalkan manusia lama. Kerajaan
Allah hanya akan menjadi bahagian dari orang-orang yang telah diperbaharui oleh
Allah. Sehingga iman percaya kita kepada Kristus bukanlah sifatnya verbal hanya
pada perkataan, namun menjadi pola hidup yang benar-benar diubah menjadi
ciptaan Allah yang baru. Kehidupan dibawah ruang lingkup kuasa Roh Kudus baik
dalam perkataan, pikiran dan perbuatan.
“Namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku”
Galatia 2: 20
Dalam nas ini diberitakan bahwa Nikodemus
yang adalah seorang Farisi, pemimpin orang-orang Yahudi (Sanhedrin) dan juga Ahli
Taurat (7:26,48,50; 3:10) sedang melakukan percakapan dengan Yesus. Hal menarik
yang dapat diperhatikan bahwa adanya percakapan Yesus dengan seorang tokoh Yudaisme
yang sangat berpengaruh.
Nikodemus menjumpai Yesus pada malam hari dapat dipahami adalah adanya unsur kebijaksanaan karena kekacauan mungkin bisa terjadi jika pertemuan ini diketahui oleh banyak orang karena status Nikodemus sebagai tokoh agama yang terpandng. Namun yang jelas motif Nikodemus untuk datang kepada Yesus tentunya bukanlah motif untuk melakukan konfrontasi seperti yang telah terjadi sebelumnya (2:18 dst.) namun adalah karena ia ingin mengenal Dia dengan baik.
Nikodemus menjumpai Yesus pada malam hari dapat dipahami adalah adanya unsur kebijaksanaan karena kekacauan mungkin bisa terjadi jika pertemuan ini diketahui oleh banyak orang karena status Nikodemus sebagai tokoh agama yang terpandng. Namun yang jelas motif Nikodemus untuk datang kepada Yesus tentunya bukanlah motif untuk melakukan konfrontasi seperti yang telah terjadi sebelumnya (2:18 dst.) namun adalah karena ia ingin mengenal Dia dengan baik.
Nikodemus : “Rabi, kami
tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah”
Yesus : “Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kejaraan
Allah”
Kedatangan Nikodemus kepada Yesus
untuk berbicara bukan dengan sebuah pertanyaan
tetapi dengan sebuah pernyataan
(“kami tahu”). Nikodemus berbicara dalam bentuk jamak untuk mengatakan apa yang
kelompok-kelompok tertentu percayai atau tidak percayai tentang Yesus (2:23).
Ia menyebut Yesus dengan “Guru yang diutus Allah” dan ia dapat mendasarkan
pandangannya ini sama seperti pandangan umum orang-orang Yahudi bahwa
mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus mengindikasikan bahwa Ia adalah seseorang
yang diutus Allah (9:31 dst.) dan Yesus merespon Nikodemus dengan “Amin-amin”
(LAI= "Sesungguhnya").
Hal menarik dapat diperhatikan
dari Nikodemus adalah keingintahuan yang mendalam akan pengenalan akan Firman
Tuhan. Walaupun sebenarnya dia sudah merupakan seorang ahli taurat dan
merupakan seorang dari pemimpin agama namun keingintahuan begitu besar dalam
dirinya, tidak puas akan apa yang telah diketahui. Nikodemus memperhatikan
fenomena yang terjadi dikalangan orang Yahudi dari pekerjaan yang dilakukan
oleh Yesus yang mengindikasikan bahwa Yesus adalah yang diutus Allah (9:31
dst.). Inilah yang membawanya keinginan untuk berjumpa dengan Yesus dengan
mengusung alasan untuk membuka pembicaraan kepada Yesus dengan kata “kami tahu”.
Patut untuk di tiru sikap Nikodemus yang positif yang mau terbuka untuk mempelajari dan menanggapi sesuatu yang baru untuk
diketahui dan dipahami.
Nikodemus : “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan,
kalau ia sudah tua?”
Yesus : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan dari air dan
Roh (ayat 2= “kembali”), ia tidak dapat masuk ke dalam Kejaraan Allah”
Dilahirkan kembali = dilahirkan
dengan air dan Roh
Sepertinya satu kalimat yang
disampaikan oleh Yesus mengenai Kerajaan Allah bahwa “Jika seorang tidak dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” membuat Nikodemus terguncang
atas pemahaman yang dipahami selama ini dan terlihat dari jawabnya atas
pernyataan Tuhan Yesus “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan,
kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan
dilahirkan lagi?”. Nikodemus memberikan tanggapan kemustahilan akan apa
yang telah Yesus katakanan, sebab ia menanggapi dan mengartikannya “masuk
kembali ke dalam rahim ibunya” sementara yang Yesus maksudkan adalah seperti
yang terlihat pada ayat 5 dan 8 yaitu suatu kelahiran “dari air dan Roh” dan
itu adalah “dari Allah” (1:12-13). Memang perbuatan Allah adalah mustahil jika hanya
ditanggapi dengan logika manusia. Kita akan mengatakan “bagaimana mungkin?”
tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk. 1: 37).
Menanggapi pertanyaan Nikodemus,
Yesus kembali memberikan pernyataan untuk menjelaskan pernyataanNya tentang
kelahiran kembali bahwa untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah harus
dilahirkan dari “air dan Roh”. Pemahaman
akan “air” dalam hal “lahir kembali” dalam seluruh rangkaian percakapan Yesus
dengan Nikodemus memang tidak lagi disinggung kecuali masalah kuasa “Roh”,
namun demikian pemahaman akan “air dan Roh” dapat merujuk kepada Baptisan jika kita pahami dalam konteks “memasuki
Kerajaan Allah” dan juga jika memperhatikan
nas yang ada setelah percakapan Yesus dengan Nikodemus yaitu tentang
Baptisan Yohanes (3: 22 dst.). Baptisan
adalah untuk melepaskan yang lama dan Roh sebagai pencipta dan karunia hidup yang
baru. “air dan Roh” juga dapat merujuk kepada pembaharuan rohani yang tersirat
pada Yehezkiel 36: 25-27 yaitu air yang menjernihkan dan Roh yang baru untuk
hati yang keras.
Hidup baru dalam Kristus tidak
terlepas dari Iman percaya akan salib Kristus, percaya akan pengampunan dosa
melalui Yesus Kristus yaitu dengan pertobatan, maka baptisan adalah jalan untuk
memasukinya yaitu penyucian hidup yang lama kepada hidup yang bersih didalam
Kristus. Kemudian “Roh” adalah kuasa Allah untuk memampukan kita untuk hidup
dan memahami maksud dan rencana Allah.
Selanjutnya Yesus memberikan penjelasan
tentang “Dilahirkan dari air dan Roh”, yaitu dengan mengkontraskan perbandingan
yaitu yang “dilahirkan dari daging” dan yang “dilahirkan dari Roh” dan kemudian
dijelaskan bagaimana Roh itu bekerja dengan memberikan gambaran “angin” yang
merujuk pada “Roh” bahwa angin bertiup kemana ia mau, bebas dan berkuasa yang
tidak dapat ditelusuri pergerakannya.
Nikodemus : “Bagaimanakah
mungkin hal itu terjadi?”
Yesus : “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal”
Kemungkinan untuk dilahirkan kembali hanya terjadi adalah karena kasih
Allah.
Untuk dapat melihat dan masuk ke
dalam Kerajaan Allah adalah percaya akan keselamatan dari Allah yang telah
turun dari sorga yaitu Yesus Kristus. Pertanyaan Nikodemus (“bagaimanakah
mungkin hal itu terjadi?”) membawa percakapan selanjutnya yang berfokus pada
Kristus sebegai kebenaran sejati yang turun dari sorga. Rahasia wahyu Allah
dalam Kristus terdapat di dalam
inkarnasi Firman sebagai pemberian Anak-Nya yang tunggal merupakan dasar bagi
kedatangan Kerajaan Allah dan kuasa oleh Anak Manusia.
Lebih rinci lagi Yesus menyatakan
mengenai peninggian Anak Manusia berdasarkan referensi kisah di Bil. 21:8 dst.
Dimana Musa meninggikan ular di padang gurun. Yesus memberikan arti “peninggian
Anak Manusia” dengan arti ganda
seperti yang tertulis dalam Matius 16:21 dan Lukas 9:22 bahwa Anak Manusia akan dinaikkan di kayu salib
adalah jalan peninggian Anak Manusia. Sebagaimana memandang ular merupakan
sarana kuasa Allah untuk penyelamatan dari kuasa kematian, maka Yesus sebagai
Anak Manusia dalam penderitaan dan kematianNya
di kayu salib juga adalah untuk membawa keselamatan dari Allah.
Kita tidak dapat mengesampingkan
akal budi dan logika dalam hidup ini, namun bagaimanapun banyak hal-hal yang
tidak kita mengerti terlebih Firman Allah tidak akan dapat kita mengerti dan
lakukan jika hanya dengan logika. Namun kuasa Roh Kudus akan memampukan kita
untuk mengerti segala sesuatunya. Ada banyak orang yang akan stress menghadapi
tekanan hidup karena dihadapi hanya dengan akal budinya saja, tetapi dengan Roh
Allah seberat apapun tekanan hidup itu tidak akan pernah membuat kita hancur. Itulah
sebabnya dalam 1 Korintus 2: 10 dikatakan: “Sebab Roh Allah menyelidiki segala
sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah”.
Lahir kembali akan menjadikan
kita ciptaan Allah yang baru, hal itu hanya terjadi jika kuasa Roh Kudus
bekerja dalam diri kita untuk memampukan kita meninggalkan manusia lama. Kerajaan
Allah hanya akan menjadi bahagian dari orang-orang yang telah diperbaharui oleh
Allah. Sehingga iman percaya kita kepada Kristus bukanlah sifatnya verbal hanya
pada perkataan, namun menjadi pola hidup yang benar-benar diubah menjadi
ciptaan Allah yang baru. Kehidupan dibawah ruang lingkup kuasa Roh Kudus baik
dalam perkataan, pikiran dan perbuatan.
“Namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku”
Galatia 2: 20
4 comments :
Sangat membantu dalam memahami perikop ini. Terima kasih. God bless👼
Kiranya kuasa Roh Kudus yang selalu member hikmat dan pengetahuan bagiku agar semakin bertumbuh iman dan pemahaman ku tentang Firman Tuhan.amin
Apa yg menjadi pokok pembicaraan antara Tuhan Yesus dan Nikodemus
Terima kasih firman Tuhan yang sangat indah.
Post a Comment