Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, March 25, 2014

"Apakah Bapak Menderita Seperti Tuhan Yesus?"



Jika menghantar orang yang meninggal dari S.S Denki ke kuburan yang ada di tepi jalan mau ke Siantar selalu akan melewati Simpang Empat di Tanjung Balai.
Disitu sering ada berdiri "orang gila" (yang kurang waras) yang bernama Kiah. Dia selalu berdiri ditengah simpang layaknya seperti seorang Polisi yang mengatur lalu lintas. Terkadang dia akan berbicara dan memberikan komentar dan meniru tulisan-tulisan yang ada di Becak ataupun di Mobil misalnya “Apakah kau tidak gemuk, habis uang Negara kau makan” atau terkadang dikatakan “Kau orang Cina, tetapi lebih kaya dari orang Indonesia” dan lain-lainnya.
Mungkin dia sering memperhatikan Saya (Pdt. T.L. Sinaga) melintasi jalan itu ketika membawa orang meninggal ke kuburan.
Suatu kali, di depan kedai di Simpang Empat dia berbicara kepada Saya “Minta sebatang rokok pak” dan saya pun memberikannya. Kemudian dia menghisap rokok itu dan dia pun batuk dan langsung bertanya kepada saya “Apakah bapak menderita seperti Tuhan Yesus?”. Dan saya pun tertawa menjawabnya “Mudah-mudahan!”.
Namun setelah kami berpisah saya terus memikirkan arti pertanyaannya tadi. Mengapa dia dapat mengatakan seperti itu, sementara dia bukan Kristen dan kondisi dia yang kurang waras. Namun saya mengambil kesimpulan bahwa tidak boleh untuk menghina orang yang “kurang waras” dan sebagai seorang pendeta saya diingatkan bahwa orang “kurang waras” saja memperhatikan saya, terlebih Tuhan. Supaya hamba Tuhan jangan pernah mengeluh akan hidupnya.
-          Dikutip dari Catatan harian Pdt. T.L. Sinaga –
Percakapan tersebut mengingatkan kita ketika Rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama: “Rasul-rasul itu meninggalkan siding Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus” (Kis. 5: 41). Tidak ada alasan sebenarnya untuk kita mengeluhkan apapun yang kita hadapi, sebab didalam Iman kepada Kristus akan menimbulkan sukacita yang tidak akan dapat dinilai dengan apapun yang ada di dunia ini. Semoga kisah nyata di atas menguatkan kita semua untuk menjalani kehidupan kita di dunia ini dengan Iman yang kokoh.




Jika menghantar orang yang meninggal dari S.S Denki ke kuburan yang ada di tepi jalan mau ke Siantar selalu akan melewati Simpang Empat di Tanjung Balai.
Disitu sering ada berdiri "orang gila" (yang kurang waras) yang bernama Kiah. Dia selalu berdiri ditengah simpang layaknya seperti seorang Polisi yang mengatur lalu lintas. Terkadang dia akan berbicara dan memberikan komentar dan meniru tulisan-tulisan yang ada di Becak ataupun di Mobil misalnya “Apakah kau tidak gemuk, habis uang Negara kau makan” atau terkadang dikatakan “Kau orang Cina, tetapi lebih kaya dari orang Indonesia” dan lain-lainnya.
Mungkin dia sering memperhatikan Saya (Pdt. T.L. Sinaga) melintasi jalan itu ketika membawa orang meninggal ke kuburan.
Suatu kali, di depan kedai di Simpang Empat dia berbicara kepada Saya “Minta sebatang rokok pak” dan saya pun memberikannya. Kemudian dia menghisap rokok itu dan dia pun batuk dan langsung bertanya kepada saya “Apakah bapak menderita seperti Tuhan Yesus?”. Dan saya pun tertawa menjawabnya “Mudah-mudahan!”.
Namun setelah kami berpisah saya terus memikirkan arti pertanyaannya tadi. Mengapa dia dapat mengatakan seperti itu, sementara dia bukan Kristen dan kondisi dia yang kurang waras. Namun saya mengambil kesimpulan bahwa tidak boleh untuk menghina orang yang “kurang waras” dan sebagai seorang pendeta saya diingatkan bahwa orang “kurang waras” saja memperhatikan saya, terlebih Tuhan. Supaya hamba Tuhan jangan pernah mengeluh akan hidupnya.
-          Dikutip dari Catatan harian Pdt. T.L. Sinaga –
Percakapan tersebut mengingatkan kita ketika Rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama: “Rasul-rasul itu meninggalkan siding Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus” (Kis. 5: 41). Tidak ada alasan sebenarnya untuk kita mengeluhkan apapun yang kita hadapi, sebab didalam Iman kepada Kristus akan menimbulkan sukacita yang tidak akan dapat dinilai dengan apapun yang ada di dunia ini. Semoga kisah nyata di atas menguatkan kita semua untuk menjalani kehidupan kita di dunia ini dengan Iman yang kokoh.


No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

"Apakah Bapak Menderita Seperti Tuhan Yesus?"



Jika menghantar orang yang meninggal dari S.S Denki ke kuburan yang ada di tepi jalan mau ke Siantar selalu akan melewati Simpang Empat di Tanjung Balai.
Disitu sering ada berdiri "orang gila" (yang kurang waras) yang bernama Kiah. Dia selalu berdiri ditengah simpang layaknya seperti seorang Polisi yang mengatur lalu lintas. Terkadang dia akan berbicara dan memberikan komentar dan meniru tulisan-tulisan yang ada di Becak ataupun di Mobil misalnya “Apakah kau tidak gemuk, habis uang Negara kau makan” atau terkadang dikatakan “Kau orang Cina, tetapi lebih kaya dari orang Indonesia” dan lain-lainnya.
Mungkin dia sering memperhatikan Saya (Pdt. T.L. Sinaga) melintasi jalan itu ketika membawa orang meninggal ke kuburan.
Suatu kali, di depan kedai di Simpang Empat dia berbicara kepada Saya “Minta sebatang rokok pak” dan saya pun memberikannya. Kemudian dia menghisap rokok itu dan dia pun batuk dan langsung bertanya kepada saya “Apakah bapak menderita seperti Tuhan Yesus?”. Dan saya pun tertawa menjawabnya “Mudah-mudahan!”.
Namun setelah kami berpisah saya terus memikirkan arti pertanyaannya tadi. Mengapa dia dapat mengatakan seperti itu, sementara dia bukan Kristen dan kondisi dia yang kurang waras. Namun saya mengambil kesimpulan bahwa tidak boleh untuk menghina orang yang “kurang waras” dan sebagai seorang pendeta saya diingatkan bahwa orang “kurang waras” saja memperhatikan saya, terlebih Tuhan. Supaya hamba Tuhan jangan pernah mengeluh akan hidupnya.
-          Dikutip dari Catatan harian Pdt. T.L. Sinaga –
Percakapan tersebut mengingatkan kita ketika Rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama: “Rasul-rasul itu meninggalkan siding Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus” (Kis. 5: 41). Tidak ada alasan sebenarnya untuk kita mengeluhkan apapun yang kita hadapi, sebab didalam Iman kepada Kristus akan menimbulkan sukacita yang tidak akan dapat dinilai dengan apapun yang ada di dunia ini. Semoga kisah nyata di atas menguatkan kita semua untuk menjalani kehidupan kita di dunia ini dengan Iman yang kokoh.


Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Kisah Inspiratif / Mengikut Yesus / Renungan dengan judul "Apakah Bapak Menderita Seperti Tuhan Yesus?" . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2014/03/apakah-bapak-menderita-seperti-tuhan.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " "Apakah Bapak Menderita Seperti Tuhan Yesus?" "