Jika menghantar orang yang
meninggal dari S.S Denki ke kuburan yang ada di tepi jalan mau ke Siantar
selalu akan melewati Simpang Empat di Tanjung Balai.
Disitu sering ada berdiri
"orang gila" (yang kurang waras) yang bernama Kiah. Dia selalu
berdiri ditengah simpang layaknya seperti seorang Polisi yang mengatur lalu
lintas. Terkadang dia akan berbicara dan memberikan komentar dan meniru
tulisan-tulisan yang ada di Becak ataupun di Mobil misalnya “Apakah kau tidak gemuk, habis uang Negara
kau makan” atau terkadang dikatakan “Kau
orang Cina, tetapi lebih kaya dari orang Indonesia” dan lain-lainnya.
Mungkin dia sering memperhatikan
Saya (Pdt. T.L. Sinaga) melintasi jalan itu ketika membawa orang meninggal ke
kuburan.
Suatu kali, di depan kedai di
Simpang Empat dia berbicara kepada Saya “Minta sebatang rokok pak” dan saya pun
memberikannya. Kemudian dia menghisap rokok itu dan dia pun batuk dan langsung
bertanya kepada saya “Apakah bapak menderita seperti Tuhan Yesus?”.
Dan saya pun tertawa menjawabnya “Mudah-mudahan!”.
Namun setelah kami berpisah saya
terus memikirkan arti pertanyaannya tadi. Mengapa dia dapat mengatakan seperti
itu, sementara dia bukan Kristen dan kondisi dia yang kurang waras. Namun saya
mengambil kesimpulan bahwa tidak boleh untuk menghina orang yang “kurang waras”
dan sebagai seorang pendeta saya diingatkan bahwa orang “kurang waras” saja
memperhatikan saya, terlebih Tuhan. Supaya hamba Tuhan jangan pernah mengeluh
akan hidupnya.
-
Dikutip dari Catatan harian Pdt. T.L. Sinaga –
Percakapan tersebut mengingatkan
kita ketika Rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama: “Rasul-rasul itu meninggalkan
siding Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak
menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus” (Kis. 5: 41). Tidak ada
alasan sebenarnya untuk kita mengeluhkan apapun yang kita hadapi, sebab didalam
Iman kepada Kristus akan menimbulkan sukacita yang tidak akan dapat dinilai
dengan apapun yang ada di dunia ini. Semoga kisah nyata di atas menguatkan kita
semua untuk menjalani kehidupan kita di dunia ini dengan Iman yang kokoh.
Jika menghantar orang yang
meninggal dari S.S Denki ke kuburan yang ada di tepi jalan mau ke Siantar
selalu akan melewati Simpang Empat di Tanjung Balai.
Disitu sering ada berdiri
"orang gila" (yang kurang waras) yang bernama Kiah. Dia selalu
berdiri ditengah simpang layaknya seperti seorang Polisi yang mengatur lalu
lintas. Terkadang dia akan berbicara dan memberikan komentar dan meniru
tulisan-tulisan yang ada di Becak ataupun di Mobil misalnya “Apakah kau tidak gemuk, habis uang Negara
kau makan” atau terkadang dikatakan “Kau
orang Cina, tetapi lebih kaya dari orang Indonesia” dan lain-lainnya.
Mungkin dia sering memperhatikan
Saya (Pdt. T.L. Sinaga) melintasi jalan itu ketika membawa orang meninggal ke
kuburan.
Suatu kali, di depan kedai di
Simpang Empat dia berbicara kepada Saya “Minta sebatang rokok pak” dan saya pun
memberikannya. Kemudian dia menghisap rokok itu dan dia pun batuk dan langsung
bertanya kepada saya “Apakah bapak menderita seperti Tuhan Yesus?”.
Dan saya pun tertawa menjawabnya “Mudah-mudahan!”.
Namun setelah kami berpisah saya
terus memikirkan arti pertanyaannya tadi. Mengapa dia dapat mengatakan seperti
itu, sementara dia bukan Kristen dan kondisi dia yang kurang waras. Namun saya
mengambil kesimpulan bahwa tidak boleh untuk menghina orang yang “kurang waras”
dan sebagai seorang pendeta saya diingatkan bahwa orang “kurang waras” saja
memperhatikan saya, terlebih Tuhan. Supaya hamba Tuhan jangan pernah mengeluh
akan hidupnya.
-
Dikutip dari Catatan harian Pdt. T.L. Sinaga –
Percakapan tersebut mengingatkan
kita ketika Rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama: “Rasul-rasul itu meninggalkan
siding Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak
menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus” (Kis. 5: 41). Tidak ada
alasan sebenarnya untuk kita mengeluhkan apapun yang kita hadapi, sebab didalam
Iman kepada Kristus akan menimbulkan sukacita yang tidak akan dapat dinilai
dengan apapun yang ada di dunia ini. Semoga kisah nyata di atas menguatkan kita
semua untuk menjalani kehidupan kita di dunia ini dengan Iman yang kokoh.
No comments :
Post a Comment