Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Tuesday, March 18, 2014

Hidup Dalam Anugerah Allah Yang Menyelamatkan (Mazmur 95: 1-11)


Mazmur 95 merupakan mazmur puji-pujian dan juga undangan untuk beribadah kepada Tuhan. Mazmur ini masuk juga kedalam kumpulan mazmur 90-106 yang memberikan penekanan pada ibadah umat Allah untuk menyampaikan pujian syukur dalam bait Allah. Mazmur 95 ini menjadi panggilan beribadah dan persiapan untuk memasuki bait Allah yang memberikan suatu pengajaran agar tidak melakukan kesalahan seperti yang dilakukan nenek moyang mereka.
Seruan ibadah yang disampaikan dalam mazmur ini sungguh sangat jelas menerangkan alasan mengapa umat harus bersorak-sorai dan menyembah sujud kepada Allah karena keselamatan hanya pada Dia yang menciptakan segala sesuatu dan menggembalakan umat kepunyaanNya dengan segala perlindunganNya. Dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya jalan keselamatan itu hanya pada Allah.

Bagaimana respon kita akan jalan keselamatan yang telah diperlihatkan Allah pada kita?
Dalam Mazmur ini diingatkan pada kita bagaimana sikap ataupun respon nenek moyang umat Israel ketika dipadang gurun terhadap keselamatan dan perlindungan Tuhan pada mereka. Allah telah memperlihatkan kasihnya dengan segala perbuatannya yang ajaib namun tetap saja umat itu mengeraskan hatinya sehingga tidak dapat melihat dan mengenal jalan keselamatan Tuhan.

Jika kita kembali melihat apa yang terjadi di Masa dan di Meriba (Kel. 17:1-7) bahwa umat Israel telah mencobai Tuhan dengan mengatakan “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”. Sungguh Allah sangat murka terhadap tindakan umat Allah yang tidak memiliki iman yang teguh. Sungut-sungut dan kekawatiran adalah bentuk ketidak percayaan kepada Tuhan, sementara mereka telah begitu jauh dalam perjalanannya Tuhan selalu memperlihatkan kuasaNya namun tetap saja tidak memiliki iman yang teguh kepada Tuhan.

Sehingga ibadah yang mereka lakukan itu adalah suatu anugerah Allah, sebab Tuhan memberikan kesempatan bagi umatNya bersukacita untuk merasakan keselamatan dari Tuhan dan apa yang telah terjadi pada nenek moyang mereka akan menjadi pelajaran dan peringatan bahwa iman yang teguh kepada Allah akan menyelamatkan mereka.

Apa respon kita akan keselamatan dari Allah? Jawabannya adalah “Janganlah keraskan hatimu”. Dalam surat Ibrani 3-4 yang juga mengulas mengenai mazmur 95:7-11 memberikan pengertian supaya “Waspada” supaya jangan ada dari kita yang tidak percaya sehingga kita ketinggalan untuk memasuki perhentianNya, sebab kepada kita juga telah diberitakan kabar kesukaan sama seperti mereka, namun firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman yang mendengarkannya. Sehingga dalam surat Ibrani ditegaskan kata “Pada hari ini” dalam arti bahwa kata “Hari ini” yaitu selama ada waktu atau selama masih diberi kesempatan, sebab kita tidak tahu kapan hari-hari hidup kita berakhir, namun yang pasti, selama Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk mendengar dan melihat jalan keselamatan Tuhan baiklah kita tidak mengeraskan hati akan FirmanNya namun sebaliknya semakin meneguhkan iman percaya kita. Itulah sebabnya dalam surat Ibrani ditekankan “Waspada” (Yun= phobeo) yang berarti “takut” bahwa kita menerima keselamatan Tuhan melalui FirmanNya dengan rasa takut yang membawa sikap dan tindakan untuk mendapatkannya dengan kesungguhan dari apa yang kita miliki agar tidak kehilangan kesempatan mendapatkan satu-satunya yang paling berharga.

Kita dapat belajar dari umat Israel dalam menanggapi karya keselamatan Allah, mereka tidak mampu merespon dan menghayati perbuatan Allah secara holistic ataupun menyeluruh, namun mereka hanya melihat perbuatan Allah hanya dari satu sisi saja yaitu melihat kondisi/situasi tanpa iman pada Allah bahwa mereka hidup dibawah kuasa janji keselamatan Tuhan. Sungut-sungut dan kekawatiran menjadi bahagian hidup yang tidak melihat hidup dengan iman. 

Kepada kita telah dianugerahkan iman di dalam Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan dari Allah yang memampukan kita melihat realitas kehidupan ini akan janji keselamatan dari Tuhan. Dalam surat Roma 8: 32-39 dinyatakan akan keyakinan Iman kepada Kristus “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang?” Namun semuanya itu tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Dalam realitas kehidupan kita, baiklah kita jeli mendengar suara Tuhan dengan tetap mengandalkan iman.

Baiklah kita mensyukuri Anugerah Allah yang masih memberikan kita waktu kesempatan menyanyikan syukur pujian atas kebesaranNya dan tidak mensia-siakan FirmanNya. Baiklah kita mendengarkan seruanNya dengan Iman yang teguh karena itu adalah seruan keselamatan kita. Buka hati untuk suara Tuhan dan menjalani hidup berdasar pada seruan FirmanNya. Biarlah hidup yang kita jalani menjadi pujian syukur kepada Allah dan meninggalkan ibadah yang hanya rutinitas yang tidak berdampak, namun ibadah menjadi daya dorong yang kuat untuk melakukan Firman Tuhan.

Kita sikapi hidup dengan iman kepada Tuhan Yesus dan bukan dengan kekuatan manusia apalagi dengan sungut-sungut dan kekawatiran. Keselamatan kita adalah di dalam Nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Amin

Mazmur 95 merupakan mazmur puji-pujian dan juga undangan untuk beribadah kepada Tuhan. Mazmur ini masuk juga kedalam kumpulan mazmur 90-106 yang memberikan penekanan pada ibadah umat Allah untuk menyampaikan pujian syukur dalam bait Allah. Mazmur 95 ini menjadi panggilan beribadah dan persiapan untuk memasuki bait Allah yang memberikan suatu pengajaran agar tidak melakukan kesalahan seperti yang dilakukan nenek moyang mereka.
Seruan ibadah yang disampaikan dalam mazmur ini sungguh sangat jelas menerangkan alasan mengapa umat harus bersorak-sorai dan menyembah sujud kepada Allah karena keselamatan hanya pada Dia yang menciptakan segala sesuatu dan menggembalakan umat kepunyaanNya dengan segala perlindunganNya. Dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya jalan keselamatan itu hanya pada Allah.

Bagaimana respon kita akan jalan keselamatan yang telah diperlihatkan Allah pada kita?
Dalam Mazmur ini diingatkan pada kita bagaimana sikap ataupun respon nenek moyang umat Israel ketika dipadang gurun terhadap keselamatan dan perlindungan Tuhan pada mereka. Allah telah memperlihatkan kasihnya dengan segala perbuatannya yang ajaib namun tetap saja umat itu mengeraskan hatinya sehingga tidak dapat melihat dan mengenal jalan keselamatan Tuhan.

Jika kita kembali melihat apa yang terjadi di Masa dan di Meriba (Kel. 17:1-7) bahwa umat Israel telah mencobai Tuhan dengan mengatakan “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”. Sungguh Allah sangat murka terhadap tindakan umat Allah yang tidak memiliki iman yang teguh. Sungut-sungut dan kekawatiran adalah bentuk ketidak percayaan kepada Tuhan, sementara mereka telah begitu jauh dalam perjalanannya Tuhan selalu memperlihatkan kuasaNya namun tetap saja tidak memiliki iman yang teguh kepada Tuhan.

Sehingga ibadah yang mereka lakukan itu adalah suatu anugerah Allah, sebab Tuhan memberikan kesempatan bagi umatNya bersukacita untuk merasakan keselamatan dari Tuhan dan apa yang telah terjadi pada nenek moyang mereka akan menjadi pelajaran dan peringatan bahwa iman yang teguh kepada Allah akan menyelamatkan mereka.

Apa respon kita akan keselamatan dari Allah? Jawabannya adalah “Janganlah keraskan hatimu”. Dalam surat Ibrani 3-4 yang juga mengulas mengenai mazmur 95:7-11 memberikan pengertian supaya “Waspada” supaya jangan ada dari kita yang tidak percaya sehingga kita ketinggalan untuk memasuki perhentianNya, sebab kepada kita juga telah diberitakan kabar kesukaan sama seperti mereka, namun firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman yang mendengarkannya. Sehingga dalam surat Ibrani ditegaskan kata “Pada hari ini” dalam arti bahwa kata “Hari ini” yaitu selama ada waktu atau selama masih diberi kesempatan, sebab kita tidak tahu kapan hari-hari hidup kita berakhir, namun yang pasti, selama Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk mendengar dan melihat jalan keselamatan Tuhan baiklah kita tidak mengeraskan hati akan FirmanNya namun sebaliknya semakin meneguhkan iman percaya kita. Itulah sebabnya dalam surat Ibrani ditekankan “Waspada” (Yun= phobeo) yang berarti “takut” bahwa kita menerima keselamatan Tuhan melalui FirmanNya dengan rasa takut yang membawa sikap dan tindakan untuk mendapatkannya dengan kesungguhan dari apa yang kita miliki agar tidak kehilangan kesempatan mendapatkan satu-satunya yang paling berharga.

Kita dapat belajar dari umat Israel dalam menanggapi karya keselamatan Allah, mereka tidak mampu merespon dan menghayati perbuatan Allah secara holistic ataupun menyeluruh, namun mereka hanya melihat perbuatan Allah hanya dari satu sisi saja yaitu melihat kondisi/situasi tanpa iman pada Allah bahwa mereka hidup dibawah kuasa janji keselamatan Tuhan. Sungut-sungut dan kekawatiran menjadi bahagian hidup yang tidak melihat hidup dengan iman. 

Kepada kita telah dianugerahkan iman di dalam Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan dari Allah yang memampukan kita melihat realitas kehidupan ini akan janji keselamatan dari Tuhan. Dalam surat Roma 8: 32-39 dinyatakan akan keyakinan Iman kepada Kristus “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang?” Namun semuanya itu tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Dalam realitas kehidupan kita, baiklah kita jeli mendengar suara Tuhan dengan tetap mengandalkan iman.

Baiklah kita mensyukuri Anugerah Allah yang masih memberikan kita waktu kesempatan menyanyikan syukur pujian atas kebesaranNya dan tidak mensia-siakan FirmanNya. Baiklah kita mendengarkan seruanNya dengan Iman yang teguh karena itu adalah seruan keselamatan kita. Buka hati untuk suara Tuhan dan menjalani hidup berdasar pada seruan FirmanNya. Biarlah hidup yang kita jalani menjadi pujian syukur kepada Allah dan meninggalkan ibadah yang hanya rutinitas yang tidak berdampak, namun ibadah menjadi daya dorong yang kuat untuk melakukan Firman Tuhan.

Kita sikapi hidup dengan iman kepada Tuhan Yesus dan bukan dengan kekuatan manusia apalagi dengan sungut-sungut dan kekawatiran. Keselamatan kita adalah di dalam Nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Amin

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Hidup Dalam Anugerah Allah Yang Menyelamatkan (Mazmur 95: 1-11)


Mazmur 95 merupakan mazmur puji-pujian dan juga undangan untuk beribadah kepada Tuhan. Mazmur ini masuk juga kedalam kumpulan mazmur 90-106 yang memberikan penekanan pada ibadah umat Allah untuk menyampaikan pujian syukur dalam bait Allah. Mazmur 95 ini menjadi panggilan beribadah dan persiapan untuk memasuki bait Allah yang memberikan suatu pengajaran agar tidak melakukan kesalahan seperti yang dilakukan nenek moyang mereka.
Seruan ibadah yang disampaikan dalam mazmur ini sungguh sangat jelas menerangkan alasan mengapa umat harus bersorak-sorai dan menyembah sujud kepada Allah karena keselamatan hanya pada Dia yang menciptakan segala sesuatu dan menggembalakan umat kepunyaanNya dengan segala perlindunganNya. Dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya jalan keselamatan itu hanya pada Allah.

Bagaimana respon kita akan jalan keselamatan yang telah diperlihatkan Allah pada kita?
Dalam Mazmur ini diingatkan pada kita bagaimana sikap ataupun respon nenek moyang umat Israel ketika dipadang gurun terhadap keselamatan dan perlindungan Tuhan pada mereka. Allah telah memperlihatkan kasihnya dengan segala perbuatannya yang ajaib namun tetap saja umat itu mengeraskan hatinya sehingga tidak dapat melihat dan mengenal jalan keselamatan Tuhan.

Jika kita kembali melihat apa yang terjadi di Masa dan di Meriba (Kel. 17:1-7) bahwa umat Israel telah mencobai Tuhan dengan mengatakan “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”. Sungguh Allah sangat murka terhadap tindakan umat Allah yang tidak memiliki iman yang teguh. Sungut-sungut dan kekawatiran adalah bentuk ketidak percayaan kepada Tuhan, sementara mereka telah begitu jauh dalam perjalanannya Tuhan selalu memperlihatkan kuasaNya namun tetap saja tidak memiliki iman yang teguh kepada Tuhan.

Sehingga ibadah yang mereka lakukan itu adalah suatu anugerah Allah, sebab Tuhan memberikan kesempatan bagi umatNya bersukacita untuk merasakan keselamatan dari Tuhan dan apa yang telah terjadi pada nenek moyang mereka akan menjadi pelajaran dan peringatan bahwa iman yang teguh kepada Allah akan menyelamatkan mereka.

Apa respon kita akan keselamatan dari Allah? Jawabannya adalah “Janganlah keraskan hatimu”. Dalam surat Ibrani 3-4 yang juga mengulas mengenai mazmur 95:7-11 memberikan pengertian supaya “Waspada” supaya jangan ada dari kita yang tidak percaya sehingga kita ketinggalan untuk memasuki perhentianNya, sebab kepada kita juga telah diberitakan kabar kesukaan sama seperti mereka, namun firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman yang mendengarkannya. Sehingga dalam surat Ibrani ditegaskan kata “Pada hari ini” dalam arti bahwa kata “Hari ini” yaitu selama ada waktu atau selama masih diberi kesempatan, sebab kita tidak tahu kapan hari-hari hidup kita berakhir, namun yang pasti, selama Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk mendengar dan melihat jalan keselamatan Tuhan baiklah kita tidak mengeraskan hati akan FirmanNya namun sebaliknya semakin meneguhkan iman percaya kita. Itulah sebabnya dalam surat Ibrani ditekankan “Waspada” (Yun= phobeo) yang berarti “takut” bahwa kita menerima keselamatan Tuhan melalui FirmanNya dengan rasa takut yang membawa sikap dan tindakan untuk mendapatkannya dengan kesungguhan dari apa yang kita miliki agar tidak kehilangan kesempatan mendapatkan satu-satunya yang paling berharga.

Kita dapat belajar dari umat Israel dalam menanggapi karya keselamatan Allah, mereka tidak mampu merespon dan menghayati perbuatan Allah secara holistic ataupun menyeluruh, namun mereka hanya melihat perbuatan Allah hanya dari satu sisi saja yaitu melihat kondisi/situasi tanpa iman pada Allah bahwa mereka hidup dibawah kuasa janji keselamatan Tuhan. Sungut-sungut dan kekawatiran menjadi bahagian hidup yang tidak melihat hidup dengan iman. 

Kepada kita telah dianugerahkan iman di dalam Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan dari Allah yang memampukan kita melihat realitas kehidupan ini akan janji keselamatan dari Tuhan. Dalam surat Roma 8: 32-39 dinyatakan akan keyakinan Iman kepada Kristus “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang?” Namun semuanya itu tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Dalam realitas kehidupan kita, baiklah kita jeli mendengar suara Tuhan dengan tetap mengandalkan iman.

Baiklah kita mensyukuri Anugerah Allah yang masih memberikan kita waktu kesempatan menyanyikan syukur pujian atas kebesaranNya dan tidak mensia-siakan FirmanNya. Baiklah kita mendengarkan seruanNya dengan Iman yang teguh karena itu adalah seruan keselamatan kita. Buka hati untuk suara Tuhan dan menjalani hidup berdasar pada seruan FirmanNya. Biarlah hidup yang kita jalani menjadi pujian syukur kepada Allah dan meninggalkan ibadah yang hanya rutinitas yang tidak berdampak, namun ibadah menjadi daya dorong yang kuat untuk melakukan Firman Tuhan.

Kita sikapi hidup dengan iman kepada Tuhan Yesus dan bukan dengan kekuatan manusia apalagi dengan sungut-sungut dan kekawatiran. Keselamatan kita adalah di dalam Nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Amin

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Firman Allah / Khotbah Minggu dengan judul Hidup Dalam Anugerah Allah Yang Menyelamatkan (Mazmur 95: 1-11) . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2014/03/mazmur-95-1-11-hidup-dalam-anugerah.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Hidup Dalam Anugerah Allah Yang Menyelamatkan (Mazmur 95: 1-11) "